cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Teknika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
Penerapan Arsitektur Agent Matcher Untuk Penelusuran Judul Tesis Yang Mirip Aditya Prapanca,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud menelusuri judul tesis yang mirip, dengan batasan maksimal 256 karakter. Arsitektur yang digunakan adalah agent matcher dengan pembobotan dari kata-kata yang mirip, posisi dan urutan kata-kata yang dicari. Masing-masing pembobotan memiliki parameter yang berbeda-beda, dimana bobot ditentukan oleh peneliti berdasarkan pengalaman. Dua buah obyek dikatakan mempunyai tingkat kesamaan yang tinggi, yang ditandai dengan nilai distance yang mendekati nol.Hasil dari penelitian ini adalah daftar judul tesis yang mirip (dengan yang dicari) dengan tiga pembobotan yang sesuai dalam penetapan bobotnya. This study intended to explore more similar thesis title, with a maximum of 256 characters limit. Architecture used is weighting agent from the matcher with words like, position and order of the words searched. Each has a parameter weighting different, where the weight is determined by the researchers based on experience. Two objects said to have a high level of similarity, which is marked with a distance value close to zero. The results of this research thesis is a list of similar titles with three weighting in determining the appropriate weight.
Pemanfaatan Teknik Voice Activity Detection Untuk Mengamati Prosentase Pendudukan Sinyal Wicara Pada Saluran Telephon Rena Widyaningtyas, ; Mike Yuliana, ; Tri Budi Santoso, ; Titon Dutono,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan sebuah pengamatan nilai prosentase pendudukan sinyal wicara pada saluran telephon. Kondisi voice ditandai sebagai suatu kondisi di mana terdapat sinyal wicara yang terdeteksi oleh sistem. Kondisi silent dapat diartikan sebagai sebuah kondisi di mana tidak ada sinyal wicara yang menduduki sistem. Penentuan kapan kondisi voice atau silent dapat dilakukan dengan teknik voice activity detection (VAD). Sinyal wicara yang melalui jalur telephon disampel dan disusun dalam bentuk frame. Proses penghitungan energi pada setiap frame untuk penentuan kondisi voice atau silent dengan memanfaatkan short term energy (STE) dengan level standar dari ambang pendengaran. Hasil penghitungan ini dikombinasikan dengan proses pitch detection untuk menentukan kondisi voice atau bukan (silent). Berapa besar prosentase nilai voice dari total waktu yang digunakan akan menentukan prosentase pendudukan sinyal wicara pada saluran telephon. Hasil akhir dari penelitian ini berupa prosentase kondisi voice atau bukan voice (silent). Dari hasil ini dapat diketahui karakteristik penggunaan sinyal wicara pada saluran telephon kurang lebih 35.06% untuk pembicara perempuan dan 26,6% untuk pembicara laki-laki. Dengan  demikian akan memungkinkan prosentase saluran tanpa ada sinyal wicara bisa digunakan untuk keperluan transmisi data yang lain. This paper described an observation of the percentage of speech signal occupation on the telephone line. The voice signal was signed by the condition where the speech signals detected by the system. The silent condition was defined by the condition where the speech signals did not detected by the system. The decision when the voice or silent was happened can do by using voice activity detection (VAD) technique. Speech signal through telephone line was sampled and framed. Short term energy (STE) computation based on standard energy threshold of hearing, for each frame for make a decision when the voice or silent happened. The total value of voice compare the total duration of occupation the talking time is used as the percentage of voice occupation on the telephone line.   The result of the experiment indicated that the characteristics of speech occupation in the telephone line did not more than 35.06% for female speaker and 26.60% for male speaker. Based on this real condition of the telephone line, we can see there were opportunities for other utilization, especially for data transmission.  
Mekanisme Sistem Kendali Pengiriman Produksi Menggunakan PLC Noveri Lysbetti M,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan membangun proses pengiriman produksi ke gudang penyimpanan sementara dari proses produksi secara otomatis. Di mana hal ini dilakukan dalam rangka mendapatkan peningkatkan efisiensi. Prinsip kerja alat adalah saat catu daya diaktifkan maka PLC aktif. Saat motor hidup sehingga conveyor aktif dan mulai mengirimkan kotak yang ada di atas conveyor. Dalam proses pengiriman kotak, sensor membaca kotak yang dikirim dan mengirimkan hasil pembacaan ke counter sehingga counter mulai mencacah kotak yang dikirim. Hasil dari penghitungan kotak ini dikirim ke seven segment display. kemudian kotak diangkat dan dipindahkan ke kotak yang lebih besar. Proses ini berlangsung terus menerus sampai kotak besar diisi oleh 20 kotak kecil. Kemudian timer aktif selama 10 detik. Hal ini mengakibatkan motor berhenti yang berarti conveyor juga berhenti. Saat yang sama, sensor, counter, seven segment display juga berhenti bekerja. Setelah timer aktif selama 10 detik, motor akan hidup kembali. Hal ini mengakibatkan conveyor bekerja kembali, demikian juga sensor, counter, seven segment display. Sistem kembali bekerja seperti semula dan hal ini akan berulang-ulang. Sistem berhenti bekerja jika catu daya diputus. Dari uji simulasi yang dilakukan maka terlihat bahwa proses  dapat  bekerja seperti yang diharapkan. This study aims to build the production delivery process to the temporary storage of automatic production process. This is done in order to get the improvement of efficiency. Working principle device is the power supply when the PLC is switched on. When the motor so that the conveyor active life and began sending boxes at the top conveyor. In the process of shipping boxes, sensor read the post box and send the result to the counter readings that counter started chopping box sent. The result of the calculation box is sent to the seven segment display and then the box was lifted and moved to a bigger box. This process continues until a large box filled with 20 small boxes. Then the timer is active for 10 seconds. This has resulted in significant motor Conveyor off and also stopped. At the same time, sensors, counters, seven segment displays also stopped working. After the timer on for 10 seconds, the motor will live again. This resulted in conveyor working again, as well as sensors, counters, seven segment displays. System returned to work as before and this will be repeated. The system stops working if the power supply is disconnected. From the simulation tests carried out so that the process can be seen working as expected.
Mutu Bahan Bakar Premium: Studi Kasus Di Surabaya A. Grummy Wailanduw,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah kendaraan bermotor yang berada di jalan-jalan Surabaya masih didominasi oleh kendaraan berbahan bakar bensin, dan sebagian besar kendaraan tersebut menggunakan bensin premium. Nilai oktan (ON), kandungan Pb dan S merupakan parameter dari kualitas bensin termasuk bensin premium, karena mereka merupakan salah satu faktor penentu terhadap kinerja mesin dan kandungan emisi gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai oktan (ON), kandungan timbal (Pb) dan belerang (S) dari bensin premium pada SPBU yang ada di wilayah Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada SPBU-SPBU yang berada di Surabaya. Menggunakan teknik area cluster random sampling diambil 20 SPBU dari 90 SPBU yang beroperasi. Wilayah Surabaya dibagi menjadi Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, dan Surabaya Barat. Kemudian dari masing-masing wilayah diambil SPBU Pertamina yang sudah tersertifikasi (Pasti Pas) dan yang belum tersertifikasi (umum) secara random. Sampel bensin premium dari masing-masing SPBU ini diujikan pada lembaga pengujian yang sudah tersertifikasi, yaitu Diklat Migas Cepu dan Sucofindo Jakarta. Hasil penelitian secara umum menunjukkan: bilangan oktan berkisar dari 88,0 – 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 3 ppm, kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0182 % wt, dan ini masih berada pada nilai batas yang dikeluarkan oleh Pertamina. Berdasarkan klasifikasi SPBU menunjukkan: pada SPBU yang tersertifikasi, bilangan oktan berkisar dari 88,0 – 88,8, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 3 ppm, kandungan belerang (S) rata-rata di bawah 0,0150% wt.  Sedangkan pada SPBU yang belum tersertifikasi, bilangan oktan berkisar dari 88,0 - 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 2 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0182% wt. Selanjutnya berdasarkan wilayah SPBU menunjukkan: Surabaya Pusat, bilangan oktan berkisar dari 88,8 - 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 1 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0156% wt; Surabaya Utara, bilangan oktan berkisar dari 88,0 – 88,5, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 0,81 ppm  , dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150% wt; Surabaya Selatan, bilangan oktan berkisar dari 88,3 – 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 2 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0157% wt; Surabaya Timur, bilangan oktan berkisar dari 88,0 – 88,2, kandungan timbal (Pb) berkisar dari di bawah 0,599 – 2 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150% wt; Surabaya Barat, bilangan oktan berkisar dari 88,6 – 89, kandungan timbal (Pb) berkisar dari 0,79 – 3 ppm, dan kandungan belerang (S) berkisar dari di bawah 0,0150 – 0,0182% wt.  Motor vehicles and motor cycles passed in street in Surabaya city used a gasoline as fuel, and most of them used a premium fuel. A parameter of quality of premium fuel were octane number (ON), lead and sulphur content. These parameter would effect to performance of engine and emission of motor vehicle. The objective of this research was to know octane number, lead and sulphur content of premium fuel in public gas stations in Surabaya city.Using area cluster random sampling technique was chosen public gas stations. From 90 public gas stations in Surabaya city were taken 20 public gas stations, and all of them separate in Center, North, South, East, and West of Surabaya. And then, sample of premium fuel from those public gas stations were analysed in Migas Cepu and Sucofindo Jakarta.In generally, result of this research showed that octane number start from 88,0 - 89,  lead content start from below 0,599 - 3 ppm, and sulphur content start from below 0,0150 - 0,0182% wt, and all values were in standard limitation from Pertamina. According to classification of the public gas stations, a certified public gas stations showed that octane number start from 88,0 – 88,8, lead content start from below 0,599 - 3 ppm, and sulphur content average below 0,0150% wt. While uncertified public gas stations showed that octane number start from 88,0 – 89, lead content start from below 0,599 - 2 ppm, and sulphur content start from below 0,0150 - 0,0182% wt. According to area of public gas stations, showed that in Center of Surabaya octane number start from 88,8 - 89, lead content (Pb) start from below 0,599 – 1 ppm, and sulphur content (S) start from below 0,0150 – 0,0156% wt; North of Surabaya, octane number start from 88,0 – 88,5, lead content (Pb) start from below 0,599 – 0,81 ppm  , and sulphur content (S) average below 0,0150% wt; South of Surabaya, octane number start from 88,3 – 89, lead content (Pb) start from below 0,599 – 2 ppm, and sulphur content (S) start from below 0,0150 – 0,0157% wt; East of Surabaya, octane number start from 88,0 – 88,2, lead content (Pb) start from below 0,599 – 2 ppm, and sulphur content (S) average below 0,0150% wt; West of Surabaya, octane number start from 88,6 – 89, lead content (Pb) start from below 0,79 – 3 ppm, and sulphur content (S) start from below 0,0150 – 0,0182% wt.
Pengaruh Perlakuan Panas Pada Proses Pengelasan Terhadap Kekerasan Baja Stainless Steel 316, 316L, Dan 309S Arya Mahendra Sakti,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stainlees Steel 316L, 309S dan 316 yang mengalami proses perlakuan panas  pada temperatur 5000C – 6000C akan mengakibatkan kekerasan suatu material berubah. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa karbida khrom yang terbentuk pada batas butir.Pada penelitian ini akan dipelajari sejauh mana pengaruh temperatur dan waktu penahanan (holding time) terhadap pembentukan presipitasi karbida pada Stainlees Steel 316L, 309S dan 316. Pada proses ini data yang diperoleh adalah kekerasan material pada daerah butir dan batas butir dengan menggunakan alat uji kekerasan.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur pemanasan dan holding time, maka semakin tinggi kekerasan benda kerja. Kekerasan suatu benda kerja dipengaruhi oleh semakin besar jumlah kandungan karbon dan proses presipitasi yang terbentuk. Stainless Steel 316L, 309S and 316 which the heat treatment process on temperature 500oC - 600oC will be changing the material hardness. This matter caused existence of carbide chrome compound which formed at grain boundary.This research will be learned how far influence of temperature and  holding time to form precipitation carbide of Stainless Steel 316L, 309S and 316. The data process obtained are material hardness on grain area and grain boundary that using the hardness test.The research result indicate that increase of temperature and holding time, hence increase of hardness work piece. Hardness of work piece influenced by greater of carbon contain and the process of formed precipitation.
Karakteristik Alam Zeolit Di Jawa Timur Muhaji,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar geologi telah ditemukan beberapa tempat yang mengandung zeolit di daerah Jawa Timur tetapi masih sedikit yang meneliti tentang kandungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe mineral zeolit dan kualitasnya (kandungan isi) meliputi: silika (SiO2), oksida besi (FeO3), titan oksid (TiO2), aluminium oksid (Al2O3), kalsium oksid (CaO), magnesium oksid (MgO), natrium oksid (Na2O),  kalium oksid (K2O), uap air (H2O), dan porositi zeolit di pantai selatan Jawa Timur.Lokasi penelitian ini dilakukan daerah pantai selatan Jawa Timur yang secara geografis terdiri dari pegunungan batu. Sampel penelitian diambil dari empat daerah: Malang, Blitar, Ponorogo, dan Pacitan. Parameter yang diteliti adalah tipe zeolit dan kandungan isi silika (SiO2), oksida besi (FeO3), titan oksid (TiO2), aluminium oksid (Al2O3), kalsium oksid (CaO), magnesium oksid (MgO), natrium oksid (Na2O), kalium oksid (K2O), uap air (H2O), dan porositi. Tempat pengujian di laboratorium Departemen Penelitian dan Pengembangan Industri. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan dari keempat daerah pegunungan memiliki cadangan zeolit, Malang ± 100.000 m3, Blitar ± 360.000 m3, Ponorogo ± 318.892 m3 and Pacitan  ± 1.725.000 m3 . Tipe zeolit adalah tipe Mordenit dengan rumus kimia setiap bagian satuan Na8 (Al8Si40O96). 24H2O dan Klinoptilolit dengan rumus kimia tiap bagian Na4K4 (Al8Si40O96), 24H2O. Komposisi kimia yang terbesar dari zeolit mineral adalah Silika (Tired Si02) 73,76 - 78,17%, kedua adalah aluminium oksid (Al2O3) 12,45 - 15,69%, dan lainnya adalah oksida besi  (Fe2O3), oksida kalsium  (CaO), magnesium oksid (MgO), titan oksid ( TiO2), natrium oksid      (Na2O), kalium oksid (K2O) dan uap air (H2O), and porositi. Kadar mulai dari 185,45 - 218,28 meg / 100. According to investigation all geology expert have been found by some location  mine zeolite mineral which there are in East Java region and  still little once which have been checked by its ability. Intention of this research is to know, zeolite mineral type, quality of (chemical content) that is: silica (SiO2), oxide iron (Fe2O3), oxide titan (TiO2), oxide aluminium (Al2O3), oxide calcium (CaO), oxide magnesium (MgO), oxide natrium (Na2O), oxide calium (K2O), aqueous vapour (H2O), and zeolite porosity in East Java south shore.This research location is shore area of East Java south, geographically this area represent mountain which containing many kinds of- kinds of rock. Research sampel taken by four sub-province that is: Malang, Blitar, Ponorogo and of Pacitan. Parameter the measured is zeolite mineral type, obstetrical of silica (SiO2), oxide iron (Fe2O3), oxide titan (TiO2), oxide aluminium (Al2O3), oxide calcium (CaO), oxide magnesia (MgO), oxide natrium (Na2O), oxide calium (K2O), aqueous vapour (H2O), and porosity. Laboratory test in Hall Research and Development Of Industry of Surabaya. Analyse to result of laboratory test by descriptive.Result indicate that there  four sub-province in East Java part of south having the amount of reserve mine zeolite rock is unlucky sub-province  ± 100.000 m3, Blitar ± 360.000 m3, Ponorogo ± 318.892 m3 and Pacitan  ± 1.725.000 m3 .its mineral zeolite type of Mordenit with chemical formula of cell unit of Na8 (Al8Si40O96). 24H2O and Klinoptilolit with chemical formula cell unit Na4K4 (Al8Si40O96), 24H2O. Obstetrical chemical composition biggest zeolite mineral is Silica (Tired Si02) 73,76 - 78,17%, secondly is  aluminium oxide (Al2O3) 12,45 - 15,69%, and the other is iron oxide ( Fe2O3), oxide  calcium  (CaO), oxide magnesium (MgO), oxide tintan (TiO2), oxide natrium ( Na2O), oxide kalium ( K2O) and aqueous vapour ( H2O), and porosity. Degree start from 185,45 - 218,28 meg / 100.
Pembangunan Permukiman Bagi Rakyat Di Perkotaan Yang Berwawasan Lingkungan Nurmi Frida Dorintan B.p.,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian pemikiran dalam tulisan ini bertujuan  untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam rangka memecahkan masalah terhadap perubahan penggunaan tanah dan perubahan lingkungan akibat pembangunan permukiman di wilayah perkotaan. Hasil kajian pemikiran menunjukkan bahwa perlu diciptakan pembangunan permukiman bagi rakyat di kota besar yang berwawasan lingkungan, antara lain: Pertama, merencanakan strategi pembangunan permukiman rakyat di perkotaan yang berwawasan lingkungan, dengan memperhatikan hal-hal berikut: a) kebijaksanaan lingkungan hidup, b) perencanaan penataan lingkungan permukiman c) pembangunan kota sebagai wilayah permukiman rakyat; Kedua, berupaya mewujudkan permukiman rakyat yang berwawasan lingkungan, dapat dilakukan antara lain: a) pemantapan sikap-nilai masyarakat terhadap permukiman, b) penataan dan perbaikan permukiman yang ditangani oleh semua pihak, c) permukiman yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah, d) memperhatikan aspek kesehatan masyarakat di permukiman perkotaan. The purpose of this idea study is to know effort able to be done in order to solving problem to change of usage of land and change of environment effect of development of community in citizen region.Result of this idea study indicate that require to be created development of setlement to people in metropolis which with vision of environment, for example is: First, planning strategy development of setlement of people in urban which with environment orientation, by paying attention things following: a) environment  policy;  b) planning of settlement environment;  c) development of town as region setlement of people; Second, coping to realize setlement of people which with environment orientation, can be done, for example: a) stabilization of society value and attitude to setlement, b) settlement and repair of setlement handled by all side, c) reached setlement to society  have middle and low production, d) pay attention aspect health of society in setlement of urban.
Kajian Tingkat Keasaman Air Hujan Di Kota Surabaya Titiek Winanti, ; Indiah Kustini,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air hujan adalah sumber air utama dalam hidup dan untuk kehidupan. Hujan terjadi karena terjadinya penguapan semua unsur H2O di atas permukaan bumi baik yang yang berbentuk air maupun bersarang dalam pepohonan, bangunan, melayang di trophosphere  dan stratosphere. Dalam proses membubungnya uap air ke angkasa  untuk kemudian berkondensasi terbuka kesempatan bergabungnya  polutan yang dikeluarkan oleh kegiatan manusia seperti transportasi, industri, domestic, kegiatan pantai, pertambangan, sampah, dan lain-lain. Kejadian seperti itulah yang membuat air hujan tidak prima lagi.Penelitian ini bertujuan mengkaji  pH (keasaman)   air hujan  kaitannya dengan kegiatan masyarakat kota Surabaya yang didominasi oleh transportasi, industri, kegiatan pantai, kepadatan penduduk yang banyak mengeluarkan, Sulfur,  CO dan CO2. Hipotesis yang diajukan di lokasi yang disebutkan tadi air hujannya akan lebih asam (pH < 5,6) dari pada lokasi yang sebaliknya.Pengambilan sample air hujan dilakukan dua kali yaitu saat hujan sedang deras-derasnya dan saat hujan akan berakhir. Variabel yang diukur adalah: warna, rasa, bau (sebagai indicator air bersih) dan pH.Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak semua hipotesis yang diajukan diterima, Sebagai contoh di daerah padat penduduk yang diduga air hujannya asam ternyata bagus. Di daerah yang jauh dari kegiatan masyarakat diduga air hujan  bersifat netral ternyata asam. Namun semuanya memenuhi syarat sebagai air bersih karena tak berasa, tak berbau dan tak berwarna.  Karena setelah polutan membubung ke angkasa terbawa arus angin masuk dalam sirkulasi regional. Hal ini semakin memperkuat pernyataan para peneliti terdahulu bahwa hujan asam itu terjadi di tempat yang jauh dari sumber penyebabnya. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk peta. Dapat digunakan bagi masyarakat yang ingin langsung memanfaatkannya atau meggolah air hujan untuk suatu kepentingan misalnya bahan baku kondensor pabrik, atau bahan baku industri minuman. Rain water is a main water resources to life. Rain was happen when evaporation process from surface water and plants. In this process inable polutant material fusion into evaporate, its influenced by people activity like industrial, transpotation, waste/garbage, tourism area.  Evaporate will increase until the condensation limit and than fall as the rain.  Because polutant intrusion to rainwater make the rainwater not fresh.The aim of this research to study of pH or acid concentrasion in rainwater related with people activities in Surabaya city. There activities potencial make impact polutant like sulfure, carbonmonoxide, carbondioxide and so on. This research construct hypotesis “ When the place contaminited by polutant the rainwater is acid”Rain water sample was taken  twice, first in the hard rain periode and the second in the end rain periode. Variables in this research are colour, taste, smell, and acid (pH). This researh found that the place with full actvities uncertain acid, but many place   found normal water (not colour, not taste, not smell, and not acid). This research found to strength previous researchers that acid rainwater happen so far from polutant resources. Rainwateracid condition in Surabaya show in map.
Pengaruh Limbah Batu Bara (Abu Terbang) Sebagai Bahan Campuran Dalam Pembuatan Batako Karyoto, ; Ahmad Zainuri,
Teknika Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abu terbang (Fly ash) berasal dari proses pembakaran batu bara yang terbawa ke atas dan tertampung pada alat pengumpul, sedangkan abu dasar berasal dari proses pembakaran abu bara yang jatuh dan terkumpul diatas tungku pembakaran (Furnance). Ciri-ciri abu terbang itu berwarna coklat dan hitam, butirannya sangat halus. Di Indonesia abu terbang muncul dari PLTU Paiton (Jawa Timur), PLTU Suralaya (Banten) dan PLTU Bukit Tinggi (Sumatera). Untuk PLTU Paiton pada tahun 1996 menghasilkan abu terbang sebesar 1 juta ton per tahun. Pada tahun 2000 menghasilkan abu terbang sebanyak 1,66 juta ton, lima tahun selanjutnya  diperkirakan akan mencapai 2 juta ton. Abu terbang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah komponen bangunan yang menggunakan semen, oleh karena itu perlu upaya pemanfaatan abu terbang, yang dalam penelitian ini dimanfaatkan sebagai bahan campuran pada pembuatan batako, guna meningkatkan mutu batako.Penelitian abu terbang (Fly ash) ini mengunakan benda uji batako dengan perbandingan berat komposisi 1PC:5PS (sebagai kontrol) dan dengan variasi penambahan abu terbang sebesar 5 %, 10 %, 15 %, dan 20 % dari berat semen yang dipakai. Setiap komposisi dibuat 10 buah benda uji  dan pengujian dilakukan setelah benda uji berumur 28 hari dalam kondisi terawat.Dari komposisi Batako 1 sampai 4 masuk mutu HB 50 (sudah memenuhi syarat  untuk kontruksi), sedangkan pada komposisi ke 5 masuk mutu HB 30 (sebagai pasangan dinding pengisi). Jumlah abu terbang yang ideal untuk menjadi bahan pengikat menyempurnakan reaksi pada komposisi batako adalah sebesar 10%. Fly ash are impact from tilery process which brought upward and accomodated at equipment , while elementary ash are impact from combustion process of falling embers ash and collected to combustion stove , its color are black and brown, its prilled is very smooth. In Indonesia fly ash are waste from PLTU Paiton (East Java), PLTU SURALAYA (Banten) and PLTU Bukit Tinggi (Sumatra). For PLTU PAITON in the year 1996 yielding fly ash equal to 1 million tons per year. In the year 2000 yielding fly ash 1,66 million tons, while in the five year estimated will reach 2 million tons.Fly ash can be exploited as component of adding building component using cement, for the reason need to strive fly ash exploiting, which in this research exploited as component of mixture at making concrete block (batako), to increase quality of batako.Fly ash research (Fly ash) applied specimen batako with comparison of composition weight 1PC:5PS (as control) and addition of fly ash equal to 5 %, 10 %, 15 %, and 20 % from cement weight used. Every composition consisted of 10 fruit of specimen and examination is done after specimen through treatment and age 28 days.From composition Batako 1 until 4 admission quality of HB 50 (have been up to standard for construction), while at composition to 5 admission quality of HB 30 (as wall couple only). Number of ideal fly ashs to be fixative makes perfect reaction at composition batako is equal to 10%.
Studi Simulasi Penjadwalan Jangka Pendek Pembangkit Termal Di Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Dengan Menggunakan Metode Unit Commitment Gatot Widodo,
Teknika Vol 10, No 1 (2009)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paper ini mengajukan sebuah metode unit commitment untuk menyelesaikan masalah penjadwalan  jangka pendek pembangkit termal di Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dilakukan secara simulasi.  Dalam sistem tenaga kondisi beban minimum adalah kondisi dimana supply melebihi demand, didalam industri dikenal sebagai periode beban minimum. Pada prosedur unit commitment, penjadwalan awal unit-unit yang disediakan untuk menanggung beban pada periode studi dilakukan dengan economic dispatch berprosedur iterasi lambda. Kemudian dilakukan dengan Dynamic Programming berdasarkan kriteria ekonomis untuk memproleh penjadwalan unit-unit pembangkit termal yang  feasibleSimulasi yang dilakukan dengan metode  unit commitment menghasilkan kombinasi penjadwalan pada kondisi beban  relatif feasible, dan juga menghasilkan analisis komputasi biaya operasional relatif feasible. This paper proposed a method of unit commitment to resolve the problem of short-term scheduling of thermal power generation in Java-Bali (PJB) are performed in simulation. In power systems, the minimum load condition is a condition where supply exceeds demand, in the industry known as the minimum load period. In the unit commitment procedure, the initial scheduling units are provided to bear the expense in the period of economic studies were conducted with dispatch berprosedur lambda iteration. Then carried out by Dynamic Programming based on economic criteria to fare scheduling thermal generating units is feasible.Simulations performed by the method of producing a combination unit commitment scheduling in load conditions are relatively feasible, and also produces computational analysis of operational costs are relatively feasible.

Page 6 of 11 | Total Record : 104