cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
PENGARUH TUMPAHAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN OLI TERHADAP KINERJA CAMPURAN LATASTON-WC DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARSHALL Fuad Hasan Kurniawan
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkerasan jalan adalah bagian dari jalur lalu lintas yang merupakan penampang struktur dalam kedudukan yang paling sentral dalam suatu badan jalan. Keawetan suatu perkerasan jalan berhubungan dengan ketahanan permukaan perkerasan yang dapat dipengaruhi oleh ketidaksengajaan akibat tumpahan produk minyak bumi khususnya bensin, solar, dan oli yang diangkut oleh kendaraan, sehingga dapat mengurangi umur rencana dan masa pelayanan jalan. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dibuat suatu cara untuk mendeteksi kenyataan yang ada dengan menumpahkan produk minyak bumi khususnya bensin, solar, dan oli terhadap Lataston-WC. Dalam merencanakan pembuatan model perkerasan, harus dilakukan beberapa pengujian material dan campuran. Adapun jumlah benda uji yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu 15 benda uji campuran normal dengan nilai KAR (Pb) untuk menentukan nilai KAO dan 24 benda uji campuran normal dengan nilai KAO untuk dilakukan perendaman bahan bakar minyak dan oli dengan variasi durasi rendaman, yaitu 1 menit, 3 menit, dan 5 menit. Kemudian dilakukan pendiaman selama 1 jam dan dilakukan marshall test. Setelah didapat hasil marshall test, kemudian dianalisa dan diambil kesimpulan. Dari hasil perhitungan dan pengujian laboratorium sebelumnya didapat kadar aspal optimum yaitu sebesar 6,7%, selanjutnya dibuat benda uji dan dilakukan perendaman ke dalam bahan bakar minyak dan oli. Untuk benda uji campuran normal, nilai stabilitasnya mencapai 1951,87 kg sedangkan untuk benda uji yang direndam terutama dengan durasi 5 menit terhadap oli baru nilai stabilitasnya menjadi 511,56 kg. Dapat disimpulkan bahwa lamanya durasi perendaman juga berpengaruh terhadap penurunan nilai stabilitas.   Kata Kunci : Perkerasan, Lataston-WC, Marshall Test, Bahan Bakar, Kadar Aspal  
Analisa Desain Struktur dan Pondasi Menara Pemancar Tipe "Self Supporting Tower" di Kota Palembang Sheilla Fadila
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Perkembangan teknologi dan komunikasi di Indonesia memacu peningkatan pembangunan menara pemancar di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mendesain struktur atas dan pondasi menara pemancar tipe “self supporting tower” di kota Palembang. Menara dirancang untuk dibangun di kota Palembang, sehingga perencanaan beban angin dan data tanah diambil dari salah satu lokasi di kota Palembang. Menara didesain setinggi 72 meter, dengan tipe profil baja yang digunakan yaitu Circular Hollow Section, dan Equal Angles. Beban angin dirancang untuk probabilitas 0,02 atau periode ulang 50 tahunan dengan sudut datang arah angin 00, 600, dan 900. Pondasi yang dipilih untuk menara pemancar ini adalah pondasi bored pile diameter tiang 500 mm dan kedalaman 14 meter, sedangkan pile cap yang digunakan adalah pile cap dengan 2 tiang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecepatan angin periode ulang 50 tahun di kota Palembang lebih kecil daripada yang disyaratkan oleh EIA/TIA-222-F-1996, dan perencanaan pondasi harus dikontrol terhadap gaya uplift oleh yang diakibatkan oleh menara pemancar.
Analisis Perencanaan Penerapan Area Traffic Control System di Kota Pangkal Pinang ronal merza Saputra
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan kota dan pergerakan manusia mengalami perkembangan yang sangat pesat ditunjukkan dengan populasi penduduk yang bertambah, penghasilan yang meningkat dan tenaga kerja yang bertambah. Hal ini mengakibatkan permintaan akan transportasi umum dan perpindahan transportasi meningkat sehingga dibutuhkan solusi untuk memenuhi kondisi lalu lintas yang aman dan tertib diberikan solusi. Salah satu solusi untuk meningkatkan pelayanan sistem transportasi yaitu menggunakan ATCS dalam sebuah Sistem Transportasi Cerdas Intelligent Transport System. Perencanaan pengaturan fase dan waktu siklus optimum ditujukan untuk menaikkan kapasitas persimpangan dan sedapat mungkin menghindari terjadinya konflik lalu lintas.Setelah dilakukan survei pada 7 simpang yang ada di kota pangkal pinang diperoleh 2 simpang yang memiliki volume paling besar yaitu simpang Timah dan simpang Mitro. Survei dilakukan dengan cara manual, dengan mengambil data volume lalu lintas, arus jenuh, panjang antrian, dan data geometri lokasi simpang. Dari hasil Perhitungan maka dapat disimpulkan terjadi koordinasi antara lengan sudirman 1 dan sudiman 2 pada simpang Timah,dan koordinasi antara lengan Sudirman 2 dan Sudirman 3 pada simpang Mitro. Dari hasil perhitungan tundaan simpang Timah sebesar 20,51 det/smp Simpang Mitro sebesar 24,36 det/smp. Sehingga termasuk dalam kategori tingkat pelayanan C dengan keterangan sedang. Kata Kunci: Simpang, Lalu Lintas, Sistem Transportasi.
PENGARUH SUBSITUSI RESIDIUM CATALYTIC CRACKING DAN KAPUR TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH PADA TANAH EKSPANSIF DESY YAHRA SIREGAR
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah ekspansif memiliki sifat khusus yaitu memiliki potensi kembang susut yang cukup tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengatasi perilaku tanah yang kurang menguntungkan tersebut dengan metode stabilisasi tanah. Penelitian ini menggunakan stabilisasi kimia dengan memanfaatkan kapur dan RCC yang merupakan limbah dari proses perekahan minyak bumi yang dilakukan oleh PT. Pertamina Plaju kota Palembang. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui  pengaruh subsitusi Residium Catalytic Cracking (RCC) dan kapur terhadap nilai kuat geser tanah ekspansif melalui uji Triaxial UU.Sampel tanah ekspansif yang distabilisasi diambil  dari daerah Tanjung Api-api Km.27 kota Palembang. Bahan stabilisasi akan di subsitusikan ketanah ekspansif dengan Variasi komposisi RCC dan kapur masing-masing adalah 0%, 2%, 4%, dan 6% dari berat tanah dengan masa perawatan 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Hasil  pengujian tanah asli menunjukan bahwa tanah tersebut merupakan tanah lempung ekspansif. Sedangkan hasil uji Triaxial  tanah campuran RCC dan kapur, variasi campuran RCC dan kapur tersebut meningkatkan nilai kohesi, nilai sudut geser, nilai kuat geser tanah jika dibandingkan dengan kondisi tanah asli dan tanpa campuran. Nilai kuat geser maksimum terjadi pada variasi 4%  RCC dan 6% kapur dengan masa perawatan 0 hari, yaitu 2,426 kg/cm2. Kata kunci : Stabilisasi Tanah, RCC, Kapur, Kuat Geser Tanah,  Uji Triaxial
kajian eksperimental penggunaan limbah biji karet sebagai pengganti agregat kasar pada campuran beton ringan kombinasi pasir tulung selapan dan conplast wp421 Evi Heriyani
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan pembuatan beton untuk material konstruksi ringan skruktural dengan bahan baku berbasis : biji karet dari limbah perkebunan biji karet, pasir tulung selapan, semen, air, dan bahan tambahan zat addiktif. Variasi komposisi persentase penggunaan biji karet antara lain  : 25%, 50%, 75% (dalam % volume) sedangkan waktu pengeringan yaitu 7 hari, 21 hari dan 28 hari. Parameter pengujian yang dibuat dalam bentuk kubus. Penggunaan bahan tambahan zat addiktif untuk beton diperlukan untuk meningkatan performa beton. Salah satu bahan adiktif yang mampu meningkatkan performa beton yaitu conplast wp421. Parameter pengujian beton biji karet ini yaitu perbandingan kuat tekan beton normal dengan kuat tekan beton biji karet, kuat tekan beton normal dengan kuat tekan biji karet ditambah bahan adiktif conplast wp421 dan kuat tekan beton biji karet dengan kuat tekan mortar.
ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN PERKUATAN ANYAMAN BAMBU DAN GRID BAMBU DENGAN BANTUAN PROGRAM PLAXIS Medio Agustian Nusantara
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai metode perbaikan tanah dewasa ini telah banyak dikembangkan, salah satunya dengan perkuatan tanah sebagai alternative pemecahan masalah terhadap penurunan dan daya dukung tanah yang rendah, namun banyak yang menggunkan bahan dari geosintetik yang dari segi biaya tentu lebih tinggi. Salah satu alternatif yang diberikan pada pemodelan ini yaitu grid bambu dan anyaman bambu sebagai pengganti geosintetik untuk bahan perkuatan pondasi dangkal pada tanah lempung. Tujuan dari pemodelan ini untuk mengetahui nilai daya dukung tanah dan BCR dengan perkuatan grid bambu dan anyaman bambu.   Pemodelan pondasi dangkal dilakukan dengan menggunakan bantuan program Plaxis versi 8.2. Parameter yang diteliti adalah pengaruh variasi jarak dan jumlah lapis perkuatan dengan menggunakan lebar perkuatan yang sama terhadap nilai daya dukung tanah dengan melihat dari grafik hubungan penurunan dan beban hasil output program Plaxis.   Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan jumlah 3 lapis perkuatan pada variasi jarak perkuatan dari dasar pondasi 0,25 B memberikan daya dukung tanah tertinggi yaitu sebesar 409,537 kPa. Dari pemodelan ini dapat diketahui bahwa semakin dekat jarak perkuatan dari dasar pondasi maka daya dukung tanah juga akan semakin besar.   Kata kunci : Tanah Lempung, anyaman-grid bambu, daya dukung tanah, Plaxis.  
Penggunaan Terpal dan Grid Bambu sebagai Alternatif Perbaikan Tanah terhadap Penurunan Pondasi Dangkal pada Tanah Gambut Faskal Ramli
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik perbaikan tanah yang umum dilakukan pada tanah gambut adalah perbaikan secara fisik, yaitu dengan menggunakan material geosintetik. Geosintetik yang sering digunakan adalah geotextile. Pada penelitian ini geotextile yang digunakan diganti dengan penggunaan terpal dan grid bambu yang diharapkan dapat menjadi alternatif material perkuatan untuk meningkatkan daya dukung tanah gambut yang digunakan sebagai tanah dasar dari pondasi dangkal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan daya dukung variasi jarak dari dasar pondasi ke perkuatan (0,25B; 0,5B; 1B) dan variasi lebar perkuatan (2B, 3B, 4B) dengan nilai daya dukung tanpa perkuatan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pengujian dalam skala laboratorium. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan membandingkan nilai daya dukung tanah tanpa perkuatan dengan menggunakan perkuatan yang dinyatakan dengan Bearing Capacity Ratio (BCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi kedalaman terpal dan grid bambu terhadap dasar pondasi tidak selalu menunjukkan kenaikan daya dukung yang lebih besar, namun variasi pertambahan lebar perkuatan selalu menunjukkan kenaikan pada daya dukung tanah. Pada variasi jarak dari perkuatan ke pondasi, peningkatan yang paling maksimal ditunjukkan pada kedalaman 0,5B dengan lebar perkuatan sebesar 4B dengan qultimit sebesar 20,44 kPa. Nilai BCR terbesar terdapat pada variasi jarak perkuatan dari dasar pondasi 0,5B dan lebar perkuatan 4B dengan nilai 3,78 dan persen peningkatan 277,8%.   Kata kunci : BCR, terpal, grid bambu, tanah gambut
Analisis Hidrolika Bangunan Krib Permeabel Pada Saluran Tanah (Uji Model Laboratorium) Ayu Marlina Humairah
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu bangunan pengamanan belokan saluran atau sungai pada umumnya yaitu bangunan krib. Bangunan krib Permebael berfungsi sebagai pengarah arus air, mengurangi kecepatan dan mengurangi gerusan di dinding saluran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan dasar saluran, elevasi dasar saluran (morpologi) dan gerusan di hulu krib akibat pemasangan krib permeabel pada belokan saluran tanah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika Universitas Sriwijaya, penelitian ini merupakan uji model hidrolika, saluran berbentuk trapesium dengan sudut tikungan 90˚, terdapat 5 buah krib permeabel pada tikungan dan air tidak bersedimen (clear water). Pengamatan dilakukan dengan debit 63,32 Lt/menit, 3 variasi sudut pemasangan krib permeabel 45˚, 90˚ dan 135˚ ke arah hulu aliran selama 1 jam, 2,5 jam dan 4 jam setiap variasi sudutnya. Hasil penelitian menunjukan, kecepatan pada awal tikungan sampai akhir tikungan semakin berkurang dan perubahan yang terjadi hanya pada dasar saluran. Perubahan dasar saluran (Bt/Bo) maksimum untuk sudut pemasangan krib permeabel 45˚, 90˚ dan 135˚sebesar 1,376 cm, 1,346 cm dan 1,452 cm. Kedalaman gerusan (ds/y) maksimum untuk sudut pemasangan krib permeabel 45˚, 90˚ dan 135˚sebesar 1,05 cm, 0,95 cm dan 1,17 cm. Sehingga sudut pemasangan krib permeabel krib 90˚ lebih baik karena perubahan dasar salurannya (Bt/Bo) lebih kecil yaitu 1,346 cm (1,346 kali dari saluran awal) dan koefisien determinasi (R2) hampir mendekati 1 yaitu 0,9384 serta kedalaman gerusannya (ds/y) juga lebih kecil yaitu 0,95 cm dan koefisien determinasi (R2) hampir mendekati 1 yaitu 0,8317 dibandingkan dengan sudut pemasangan krib permeabel 45˚ dan 135˚. Kata Kunci : Krib Permeabel, Kecepatan, Lebar Dasar Saluran, Kedalaman Gerusan   Abstract One of the structures to protect river bank erosion is groyne. Groyne can serve and control water flow, reducing flow velocity and scour of river bank. The purposes of this study is to analyze the changes in the river bed elevation (morphology) and the depth of scour in the upstream groyne caused by the permeable groyne installed at the river meanders. The experiment was conducted at Fluid Mechanics and Hydraulics Laboratory, Sriwijaya University. The study tested the hydraulics models, a trapezoidal channel, meanders angle of 90˚, five permeable groynes at meanders, and  the water flowing in the channels was clear water. The observations were carried out with a flow rate was 63,32 Lt / min, three variations of  permeable groynes angle were 45˚, 90˚ and 135˚ to the upstream within 1 hour, 2,5 hours and 4 hours for each angle variations . The results of this study showed that the flow velocity of meanders was decreasing to the end of the meanders, and the changes of channel only occurred at the riverbed. Maximum riverbed changes (Bt / Bo) for permeable groyne angle of 45˚, 90˚ and 135 ˚ were 1,376 cm, 1,346 cm dan 1,452 cm. The maximum depth of scour (ds/y) for permeable groyne angle of 45˚, 90˚ and 135˚ were 1,05 cm, 0,95 cm dan 1,17 cm. Thus, permeable groyne with angle of  90 proved to be the best with the smallest riverbed changes (Bt /Bo) was 1,346 cm and the coefficient of determination (R2) was 0,9384, and also the smallest scour depth (ds/y) was 0,95 cm and the coefficient of determination (R2) was 0,8317 compared to other groyne permeable angles.   Keywords: Permeable Groyne, Flow Rate, Riverbed Changes, Depth Scours
STUDI EKSPERIMENTAL PENAMBAHAN ZAT ADITIF ANTI STRIPPING PADA KINERJA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-WC) Muhammad Aminsyah
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapis Aspal Beton adalah lapisan paling atas konstruksi perkerasan jalan yang langsung bersentuhan dengan beban roda kendaraan dan pengaruh cuaca. Salah satu jenis lapis beton aspal tersebut adalah Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC). Aspal  berfungsi sebagai perekat agregat dalam campuran aspal beton sangat penting dipertahankan karakteristiknya. Dalam masa pelayanannya, campuran akan mudah mengalami stripping atau pengelupasan aspal dari agregat. Untuk mempertahankan dan meningkatkan sifat aspal tersebut salah satunya dengan menggunakan bahan tambah/aditif anti stripping. Bahan aditif tersebut adalah Fatty Amido Polyamine  yaitu senyawa yang mengandung gugus kimia hydrocarbon dan amina.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan Fatty Amido Polyamine sebanyak 0,3%  dari berat aspal mempunyai nilai Stabilitas, Flow, angka pori dan nilai Marshall Quotient  paling mendekati nilai campuran standar. Aditif  juga meningkatkan durabilitas dengan nilai yang cukup signifikan, yang ditunjukkan oleh nilai stabilitas sisa yang lebih tinggi 3,5 % dari campuran standar.Kata kunci : Anti Stripping, Fatty Amido Polyamine,  Aspal Beton (AC-WC)
Kajian Kuat Tekan Mortar Menggunakan Pasir Sungai dan Pasir Apung dengan Bahan Tambah Fly Ash dan Conplast dengan Perawatan (curing) Dian Yunita Simanullang
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian ini telah dibahas tentang penggunaan pasir sungai dan pasir apung sebagai pengganti agregat halus serta pengaruh penambahan 20%, 30%, 40%, dan 50% fly ash dan 1% conplast dalam mortar dengan perawatan (curing) terhadap kuat tekan dan berat jenis, dengan variasi perbandingan 1:2 dan 1:4 antara semen dengan pasir. Tahapan-tahapan dalam penelitian ini meliputi studi literatur, persiapan material, pengujian material, pembuatan benda uji, pengujian benda uji dan analisa hasil. Hasil penelitian menunjukkkan mortar pasir sungai 1:2 untuk penambahan 20% fly ash dan 1% conplast menghasilkan kuat tekan 62,34 kg/cm2, persentase perubahan kuat tekan dari mortar normal mencapai 24,9% dengan berat isi 2,271 ton/m3. Mortar pasir apung 1:2 penambahan 50% fly ash dan 1% conplast mencapai kuat tekan 18,18 kg/cm2,persentase perubahan kuat tekan dari mortar normal 25,03% dengan berat isi 1,566 ton/m3. Selisih kuat tekan antara mortar pasir apung dan mortar pasir sungai 70,84%. Mortar pasir sungai 1:4  untuk penambahan 50% fly ash dan 1% conplast mencapai kuat tekan 30,8 kg/cm2 , persentase perubahan kuat tekan dari mortar normal mencapai 15,61% dengan berat isi 2,2136 ton/m3, untuk mortar pasir apung 1:4 penambahan 20% fly ash dan 1% conplast mencapai kuat tekan 12,42 kg/cm2 dengan berat jenis 1,5094 ton/m3 persentase perubahan kuat tekan dari mortar normal mencapai 5,7%. Selisih kuat tekan antara mortar pasir apung dan mortar pasir sungai 59,68%. Kata kunci : Pasir sungai, Pasir apung, Fly Ash, Conplast, Kuat tekan, Berat isi.

Page 8 of 11 | Total Record : 104