cover
Contact Name
Haris Murwadi
Contact Email
editor.j@ubl.ac.id
Phone
+6281977948802
Journal Mail Official
editor.j@ubl.ac.id
Editorial Address
Universitas Bandar Lampung Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.26 Labuhanratu Bandar Lampung 35142 Indonesia
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Arsitektur
Core Subject : Social, Engineering,
arsitektur dan lingkungan binaan, serta bidang ilmu lain yang sangat erat kaitannya seperti perencanaan kota dan daerah, desain interior, perancangan lansekap, dan sebagainya.
Articles 133 Documents
Study on Architectural Characteristic and Natural Environment Control System of Japanese Traditional House: Case Study Traditional Houses in Kitakyushu City, Japan Dian Sekartaji; Bart Dewancker
JURNAL ARSITEKTUR Vol 3, No 2 (2013): Juni
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1997.928 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v3i2.31

Abstract

Abstract — Japanese traditional housing, in its approach to harmony with natural surroundings and environment has formed as unique shape and philosophy which become Japan National property. In the other hand Japan traditional house recently becomes not popular in Japan while Japanese contemporary house has technology method for controlling its environment. However high technology needs more energy to consume and this causes the other problem of environment. This study of traditional houses, located in Kitakyushu City, aims to investigate the architectural characteristic of Japanese traditional house such as structure, plan, material, and natural environment control system. In the beginning, two traditional houses have been selected as target of study; those are Takasaki Old Residence and Shimizu Old Residence in Yahata Nishi Ward. The first section is devoted to the analysis of basic form and structure in three traditional houses. In the following section, the study examines methods used to control the architectural environment in Japanese traditional house which we can call natural environment control system. In conclusion, a preliminary outline of the architectural characteristic and natural environment control system analysis are given. Moreover, the result of this study can be expected become inspiration for recent house construction.
The Impact of Urban Sprawl on Air Quality: A Case Study of Hua-Takae Community, Latkrabang District, Bangkok, Thailand Tanaphoom Wongbumru
JURNAL ARSITEKTUR Vol 4, No 1 (2013): Desember
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.066 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v4i1.456

Abstract

Abstract — The purpose of this study is to investigate the impacts of urban sprawl in the Latkrabang District which directly affects to Hua-Takae Community. Effects of sprawl development were examined to understanding sprawl condition in the district. Calculating a sprawl condition in the district is equal to 33.5 of 100 that shown a low degree of sprawl. Nevertheless, Hua-Takae community are expected to be affected by urbanization and trends of growing population from various sprawl development factors including airport, industrial estates, educational center, and motorway. Lack of public transportation provision in the community by using automobile dependency that resulting air quality. The air pollution analysis based on traffic volume and population growth was found that the major sources were passenger car and pick-up and the major pollutants were CO and PM. The vehicle emissions of mobile sources in 2005, 2010, and 2015, are also found that higher emission standards. The emissions from mobile sources, therefore, it needs to be addressed the related policy for improving air quality of community in future.
Akulturasi Budaya Pada Masyarakat Muslim Desa Pegayaman Buleleng Bali L. Edhi Prasetya
JURNAL ARSITEKTUR Vol 2, No 2 (2012): Juni
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.623 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v2i2.305

Abstract

Desa Pegayaman di Kecamatan Sukasada, Buleleng, Singaraja, Bali, adalah sebuah desa muslim di Bali. Desa dengan penduduk ± 5000 jiwa, 90% dari mereka adalah muslim, hidup dalam harmoni di kalangan penduduk Hindu. Akulturasi Islam-Hindu terjadi dilihat dari beberapa aspek, terutama dalam arsitektur, yang berbeda dari bangunan pada umumnya di Bali, integrasi unsur-unsur Hindu-Muslim dipertahankan sampai saat ini di Desa Pegayaman. Berbeda dengan umumnya desa-desa di Bali masih berlandaskan falsafah tradisional Hindu, poros agama, poros bumi, dll. Pola desa di Pegayaman tampak seperti sebuah labirin, pola yang memiliki karakteristik persimpangan dari gang ke jalur, sebagai strategi perang untuk melakukan gerilya dan sebagai bagian untuk mempertahankan kerajaan. Desa Pegayaman dipengaruhi oleh budaya Bugis, Jawa dan Bali, ditunjukkan oleh aspek-aspek arsitektur seperti atap, pintu, pilar, dan jendela. Mayoritas muslim di Pegayaman memberikan karakteristik unik yang berbeda dari bangunan umum Bali yang kuat dipengaruhi filosofi Hindu. Dengan demikian orang-orang Pegayaman menerapkan pemikiran yang lebih rasional untuk mendapatkan ukuran elemen bangunan, struktur bangunan dan konstruksi.
Identifikasi Respon Pengunjung mengenai Keberadaan Desa Wisata Taman Purbakala Pugungraharjo Lampung Dadang Hartabela; Yuni Masito
JURNAL ARSITEKTUR Vol 9, No 2 (2019): Juli
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.279 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v9i2.1258

Abstract

Indonesia memiliki banyak tempat tujuan wisata mulai dari wisata alam, bahari, sejarah, kuliner, maupun yang lainnya. Salah satunya adalah Desa Wisata Taman Purbakala Pugungraharjo. Lokasinya berada di kabupaten Lampung Timur yang berlokasi di Kecamatan Sekampung Udik, Provinsi Lampung. Menurunnya jumlah pengunjung Desa Wisata Taman Purbakala Pugungraharjo dalam berapa tahun terakhir menjadi permasalahan yang menarik untuk diteliti. Sehingga perlu diketahui bagaimana Respon pengunjung terhadap kenyamanan, kepuasan dan pengetahuannya agar dapat diminati kembali oleh para pengunjung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan metode kuantitatif- deskriptif dengan bantuan software berbasis olah data excel kemudian dideskripsikan ke dalam kalimat- kalimat penjelas. Faktor- faktor yang dianalisis terbagi menjadi tiga, yaitu tingkat kenyamanan, tingkat kepuasan, dan tingkat pengetahuan pengunjung. Tingkat kenyamanan terdiri dari kenyamanan visual, aroma, suara, dan penghawaan. Sedangkan tingkat kepuasan terdiri dari kondisi infrastruktur, transportasi, keterjangkauan lokasi, fasilitas Desa Wisata, dan nilai manfaatnya bagi masyarakat. Untuk tingkat pengetahuan dilihat dari pengetahuan pengunjung dan sumber informasi yang didapatkannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Wisata Taman Purbakala Pugungraharjo ini masih cukup diminati oleh wisatawan, namun masih perlu banyak peningkatan dan perbaikan. Terutama dalam hal infrastrktur atau sarana prasarana yang disediakan. Untuk penelitian selanjutnya, perlu diketahui lebih dalam mengenai harapan masyarakat setempat dan pengunjung untuk pengembangan Desa Wisata ini. Sehingga hasil temuan dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata Taman Purbakala Pugungraharjo sebagai Desa Wisata favorit sepanjang masa dan ramah terhadap lingkungan.
Kajian Desain Sirkulasi Ruang Dalam Sebagai Sarana Evakuasi Pada Bangunan Pasar Baru Trade Centre Bandung Shirley Wahadamaputera; Theresia Pynkyawati; Rarasati Intan Widuri; Linda Lidwina
JURNAL ARSITEKTUR Vol 2, No 1 (2011): Desember
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.667 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v2i1.296

Abstract

Alih fungsi hingga renovasi bangunan mewarnai maraknya pembangunan pusat perbelanjaan di kota wisata belanja Bandung. Pasar Baru, sebuah pasar tradisional tertua di Bandung. yang pada mulanya dibangun horizontal diubah menjadi pasar vertikal modern. Beragamnya komoditi jualan, tersebarnya gerai masakan diantara komoditi kering menjadikan bangunan ini rawan bahaya kebakaran, sehinggapengguna harus secepatnya meninggalkan bangunan. Kenyataannya sirkulasi ruang dalam pasar yang digunakan sehari hari adalah sirkulasi yang digunakan juga sebagai sirkulasi evakuasi, sehingga sirkulasi dan tatanan zona dalam sebuah pasar perlu dipersiapkan dengan baik sejak tahap awal perencanaan. Guna mendapatkan wawasan penataan sirkulasi dan zona pasar yang baik, perlu dilakukan kajian terhadapdesain pasar. Pasarbaru Trade Centre menjadi objek studi kasus yang menarik untuk dikaji karena dibangun secara vertikal. Kajian dengan metoda analisis deskriptif terhadap data lapangan yang diperoleh dan literatur terkait, menunjukan bahwa desain sirkulasi ruang dalam pasar sehari-hari harus juga dapat digunakan sebagai jalur evakuasi kebakaran yang aman .Bandung known as a shopping city builds many malls in recent years. Old buidings were renovated or even more refunctioned to a shop or factory outlets. One of its popular old building was the Pasar Baru. An old traditional horizontal market place change into a modern vertical market. Food retails placedamong a various combustible commodity could be a point where a fire ignites. People in a shopping activities should be evacuated out of the building immediately through its corridors. Therefore circulation schemes as a path of travel and zonning inside the building should be carefully designed even from theearly stage of design concept . A study on Pasarbaru Trade Centre using descriptive analysis was developed to get an over view about planning a circulation schemes on a vertical modern market building that will serve as a reference to those engaged on building design. Since most of the building contains combustable commodity on each floor, passage way of egress should be safe to run through .
GREEN ISLAMIC BOARDING SCHOOL RANGKASBITUNG PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN PENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE DI RANGKASBITUNG Jamaludin JAMALUDIN; Fritz Akhmad Nuzir; Diana Lisa
JURNAL ARSITEKTUR Vol 8, No 1 (2017): Desember
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/jaubl.v8i1.990

Abstract

-
Perencanaan dan Desain Lanskap Embung Mekar Sari Kabupaten Tulang Bawang Barat berbasis budaya Lampung Eduwin Eko Franjaya
JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2020): Juli
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.216 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v10i2.1438

Abstract

Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) merupakan kabupaten baru pengembangan dari Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten ini diresmikan pada tahun 2008. Dengan status kabupaten baru, Tulang Bawang Barat perlu melakukan penataan ruang dan wilayahnya agar dapat mendukung sosial perekonomian daerah. Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 2 tahun 2012 tentang tata ruang, salah satu yang dikembangkan adalah kawasan wisata, baik wisata buatan, alam maupun budaya. Keberadaan beberapa embung yang ada di daerah ini turut menjadi fokus pengembangan obyek wisata. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang Site Plan dan desain kawasan wisata Embung Mekar Sari Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan mengambil ciri budaya Provinsi Lampung. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan perencanaan dan perancangan arsitektur lanskap. Hasil dari penelitian ini berupa gambar rancangan Site Plan kawasan Wisata embung secara umum, 3D desain dan Video Animasi kawasan wisata Embung Mekar Sari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Kebijakan Transportasi Kota Bandar Lampung Ilham Malik
JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.534 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v1i1.287

Abstract

Perbaikan transportasi Kota Bandar Lampung dapat dilakukan dengan memilih dua jalur perbaikan yaitu jalur penanganan volume lalu lintas dan kapasitas jalan. Perbaikan volume berarti mendorong pengembangan angkutan umum, sementara perbaikan kapasitas berarti pembangunan dan pelabaran jalan. Opsi yang paling realistis bagi Bandar Lampung adalah pengembangan angkutan umum. Selain karena keterbatasan anggaran untuk menaikkan kapasitas jalan, juga karena opsi ini akan bersifat berkelanjutan.
Kajian Konsep Adaptive Reuse Sebagai Alternatif Aplikasi Konsep Konservasi Handri Saputra; Ari Widyati Purwantiasning
JURNAL ARSITEKTUR Vol 4, No 1 (2013): Desember
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.114 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v4i1.461

Abstract

Everything that has been unused it a place, area or building that are old and in poor condition and not well maintained will cause a scene will destroy to anyone who looked. This condition can occur because of the place or the building no longer has a function and benefits. Not care and indifference is usually the major factor that makes a place or an abandoned building. Actually, if anyone can be smarter and more careful in looking at these conditions, there is a lot of potential in a place or old building was abandoned and not maintained. One step that can be done is to recreate such a place or a building that is not used again become a place, building or something with a new function that can bring many benefits and advantages both from an economic, cultural and social. This step is commonly known as Adaptive Reuse. Adaptive reuse or reuse of the most frequently just supposed with a conservation concept. The meaning itself is the preservation or protection. In other words if these two concepts just supposed to create a change in the optimal function while protecting or maintaining the true shape of something you want to function better than the faced ( physical ) and the historical value of the place or building . However, in this implementation is sometimes controversial concept, because this concept is considered as an act of demolition of a place or a building that can make the loss of historical value. in other word the use of functions on the space of obstruction or lack of proper building is also often a problem that must be considered again.Segala sesuatu yang sudah tidak terpakai baik itu sebuah tempat, kawasan atau pun bangunan yang sudah berumur tua dan kondisinya rusak serta tidak terawat akan menimbulkan sebuah pemandangan yang menggagngu pada siapa saja yang melihat. Kondisi ini bisa terjadi karena tempat atau bangunan tersebut sudah tidak memiliki fungsi dan manfaat. Ketidak perdulian dan sikap acuh biasanya menjadi factor besar yang membuat sebuah tempat ataupun bangunan terbengkalai. Sebenarnya jika setiap orang dapat lebih pandai dan cermat lagi dalam melihat kondisi tersebut, banyak sekali potensi yang terdapat pada sebuah tempat atau bangunan tua yang terbengkalai dan tidak terawat itu. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah seperti memfungsikan kembali tempat ataupun bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi menjadi sebuah tempat, bangunan ataupun sesuatu dengan fungsi baru yang dapat mendatangkan banyak manfaat, dan keuntungan baik dari sudut ekonomi, budaya dan social. Langkah ini biasa dikenal dengan Adaptive Reuse. Adaptive Reuse atau penggunaan kembali pada  biasanya sering disandingkan dengan sebuah konsep konservasi. Arti konservasi itu sendiri adalah pelestarian atau perlindungan. Dengan kata lain jika kedua konsep ini disandingkan akan menciptakan sebuah perubahan fungsi yang optimal dengan tetap melindungi ataupun memelihara keaslihan dari sesuatu yang ingin difungsikan baik dari fasad ( fisik ) maupun nilai sejarah dari tempat atau bangunan tersebut. Namun dalam pelaksaannya konsep ini terkadang menimbulkan kontroversiSegala sesuatu yang sudah tidak terpakai baik itu sebuah tempat, kawasan atau pun bangunan yang sudah berumur tua dan kondisinya rusak serta tidak terawat akan menimbulkan sebuah pemandangan yang menggagngu pada siapa saja yang melihat. Kondisi ini bisa terjadi karena tempat atau bangunan tersebut sudah tidak memiliki fungsi dan manfaat. Ketidak perdulian dan sikap acuh biasanya menjadi factor besar yang membuat sebuah tempat ataupun bangunan terbengkalai. Sebenarnya jika setiap orang dapat lebih pandai dan cermat lagi dalam melihat kondisi tersebut, banyak sekali potensi yang terdapat pada sebuah tempat atau bangunan tua yang terbengkalai dan tidak terawat itu. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah seperti memfungsikan kembali tempat ataupun bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi menjadi sebuah tempat, bangunan ataupun sesuatu dengan fungsi baru yang dapat mendatangkan banyak manfaat, dan keuntungan baik dari sudut ekonomi, budaya dan social. Langkah ini biasa dikenal dengan Adaptive Reuse. Adaptive Reuse atau penggunaan kembali pada  biasanya sering disandingkan dengan sebuah konsep konservasi. Arti konservasi itu sendiri adalah pelestarian atau perlindungan. Dengan kata lain jika kedua konsep ini disandingkan akan menciptakan sebuah perubahan fungsi yang optimal dengan tetap melindungi ataupun memelihara keaslihan dari sesuatu yang ingin difungsikan baik dari fasad ( fisik ) maupun nilai sejarah dari tempat atau bangunan tersebut. Namun dalam pelaksaannya konsep ini terkadang menimbulkan kontroversi
Studi Evaluasi Pasca Huni Ditinjau dari Aspek Fungsional pada Bangunan Asrama Mahasiswa Putra (TB2) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Kustiani Kustiani; Ai Siti Munawaroh
JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.133 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v10i1.1335

Abstract

Keberadaan asrama bagi mahasiswa dalam suatu universitas merupakan salah satu sarana yang sangat pentingdifasilitasi oleh pihak universitas. Mahasiswa diberikan kemudahan untuk menunjang proses pembelajaran denganadanya sarana tempat tinggal yang sangat dekat dengan kegiatan perkuliahan dan tentunya tidak memerlukan biayaakomodasi yang tinggi ketika menggunakan sarana asrama universitas ini. Asrama Mahasiswa Institut TeknologiSumatera (ITERA) merupakan salah satu asrama percontohan yang baru berdiri sekitar 3 tahun lamanya. Sampaisejauh ini belum ada evaluasi mengenai dampak fisik dan psikis yang terjadi di asrama ini. Penelitian ini bertujuanuntuk mengevaluasi bangunan berdasarkan studi evaluasi pasca huni, ditinjau dari aspek fungsional. Metode yangdipakai dalam penelitian ini berupa metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh dengan cara penyebaran kuesionerkepada 116 orang mahasiswa yang ada di asrama tersebut. Data penunjang diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen dan beberapa penghuni asrama. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah peneliti dapatmengevaluasi bangunan asrama putra berdasarkan aspek fungsional guna meningkatkan kualitas sarana danprasarana yang ada.

Page 3 of 14 | Total Record : 133