cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL
  • JurnalIlmiahHubunganInternasiona
  • Website
ISSN : 26142562     EISSN : 24068748     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
JIHI can be a reference and literature source for academician in International Relations area as it consists of articles and research reports on International Relations Issues. Articles and research reports are written by academics who is the expert on its field like Security Studies, International Political Economy, Regime, International Organization, Gender and International Relations, Diplomacy, Media and International Relations, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 302 Documents
Bitcoin vis a vis NEO: Upaya Tiongkok menuju Penyeimbang Kekuatan Ekonomi Amerika Serikat dalam Kacamata Hegemoni dan Soft Balancing Ika Riswanti Putranti; Pungki Retnowati
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.516 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v15i2.3215.105-129

Abstract

AbstrakBitcoin merupakan salah satu cryptocurrency yang terkenal sejak 2013 diseluruh dunia dimana konsepnya adalah P2P atau terdesentralisasi antar server user dalam sebuah jaringan. Nilai tukat Bitcoin terus meningkat seiring permintaan dari seluruh dunia, termasuk Tiongkok sebagai salah satu negara dengan transaksi ekonomi terbesar di dunia. Lebih dari 50% transaksi Bitcoin dunia dilakukan melalui cryptomarket asal Tiongkok. Selain itu, Tiongkok juga menjadi negara dengan industri mining pool Bitcoin terbesar di dunia. Hal tersebut menjadikan Tiongkok sebagai negara dengan nilai perputaran Bitcoin terbesar di dunia. Besarnya arus perputaran Bitcoin di Tiongkok tampaknya menjadi ancaman tersendiri bagi Pemerintah Tiongkok sehingga pada September 2017, Pemerintah Tiongkok mengeluarkan kebijakan pelarangan transaksi ICO dan menutup BTCC yang merupakan salah satu cryptomarket Bitcoin terbesar di dunia. ICO dapat diartikan sebagai konsep investasi cryptocurrency dengan tujuan crowd funding. Sebulan setelah mengeluarkan larangan transaksi ICO, Pemerintah Tiongkok justru mengumumkan rencana Pemerintah Tiongkok untuk mengembangkan dunia blockchain (cryptocurrency) sendiri. Penelitian ini menjelaskan alasan kebijakan pemerintah Tiongkok terkait pelarangan ICO dan penutupan BTCC namun justru mengembangkan cryptocurrency sendiri menggunakan konsep hegemoni dan soft balancing dalam pendekatan realisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah Tiongkok yang melarang ICO dan penutupan BTCC merupakan langkah yang diambil dalam upaya Tiongkok untuk menyeimbangi Amerika Serikat sebagai negara berpengaruh di bidang ekonomi di dunia.Kata kunci: Bitcoin, Tiongkok, ICO, hegemoni, soft balancing
The Impacts of E-Commerce to Regional Integration in Southeast Asia Sukmawani Bela Pertiwi; Amalia Sustikarini; Paramitaningrum Paramitaningrum
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.457 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v15i2.3291.165-183

Abstract

ABSTRACTThis paper aims to examine the social impacts of e-commerce on regional integration in Southeast Asia. This paper argues that the existing literature takes for granted the positive relations between trade and regional integration; define narrowly regional integration in economic terms; and thus, focus mainly on economic impacts of e-commerce to regional integration in Southeast Asia. In contrast to this existing view, regional integration envisioned by ASEAN is not only economic but also social, emphasizing the development of a sense of belonging among regional members. In addition, the logics of the business sector, including e-commerce, may or may not be in line with the logics of ASEAN in imagining regional integration, and thus giving a possibility for the convergence or divergence of interests between the two. Applying constructivist approach on how imagination and transaction contribute to promoting region-ness among regional members, this paper finds that the imagination and transaction of e-commerce actors in the region has not had significant social impact to regional integration and may even develop risk of widening the gap among Southeast Asian countries as the imagination and transaction of many of the e-commerce actors in Southeast Asia are concentrated in the more developed parts of the region.Keywords: E-Commerce, Regional Integration, Southeast Asia, Constructivism
The Challenge of Indonesian Diplomacy Against Palm Oil Discrimination Windratmo Suwarno
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.154 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v15i2.3416.197-212

Abstract

ABSTRACTIndonesia will continue to face a discrimination of palm commodity in European Union in the next decade. The challenge the European black campaign against palm oil is not easy to overcome. Most of European people have a bad perception about palm oil. The issue of palm oil is not only about the forestation, but also it is influenced by bad perception on health and social impact. It is a time for Indonesian diplomacy to make a strategy to resolve this issue by improving public diplomacy through lobbying, corporate diplomacy and identification of stakeholders. Although in the European Parliament statement does not mention the elimination of palm oil, discrimination against palm oil will continue in the trilogy. Palm oil must face accusations from various interested parties such as NGOs and members of parliament who have relations with farmers in Europe. They have a strategy to phase out using palm oil for biofuels. The issue of palm oil is not only about a battle of the vegetable industry anymore, but it is more about politics to defend other vegetable oil in the market by disseminating any kind issues related to oil palm plantation. It must be deal with the total diplomacy taken by all stakeholders in Indonesia and in Europe.           Key words: oil palm, public diplomacy, biofuels, European Parliament
Diplomasi Publik Korea Selatan di Indonesia Melalui King Sejong Institute Center Indonesia Naomi Karina Hutagalung; Junita Budi Rachman; Akim Akim
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.59 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v15i2.3415.131-145

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengeksplorasi dan mengidentifikasi diplomasi publik Korea Selatan melalui King Sejong Institute Center Indonesia (KSIC). KSIC adalah institusi yang bergerak dibidang pendidikan bahasa dan budaya. Kehadirannya di Indonesia sebagai respon atas minat publik Indonesia yang gemar akan budaya Korea Selatan, khususnya budaya populer (Hallyu) yang mendorong keingintahuan mereka untuk lebih mengenal Korea Selatan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan eksploratif dalam mengidentifikasi data pelaksanaan diplomasi publik di lapangan dengan menggunakan kerangka konseptual dimensi strategis diplomasi publik, untuk mengidentifikasi keberadaan elemen-elemennya, yaitu: listening, advocacy, cultural diplomacy, exchange diplomacy dan international broadcasting. Validasi penelitian ini dengan metoda triangulasi: studi literatur dan wawancara terhadap narasumber signifikan dan khalayak peserta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KSIC Indonesia telah melaksanakan diplomasi publik dan menerapkan beberapa elemen-elemennya dalam kegiatan di setiap dimensi strategis. Walaupun demikian tidak semua elemen dapat dicakup dalam setiap dimensi pelaksanaannya. Melalui diplomasi publik yang dilaksanakan, KSIC Indonesia dalam waktu singkat telah dapat menarik perhatian masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jakarta di mana tempat KSIC Indonesia berada. Hasil identifikasi terhadap hierarki penerimaan publik Indonesia yang merupakan hasil dari diplomasi publik KSIC Indonesia menandai bahwa KSIC Indonesia telah melaksanakan tugasnya sebagai perwakilan resmi Negara Korea Selatan.Kata Kunci: Diplomasi Publik; Korea Selatan; King Sejong Institute Center Indonesia
Covid-19 Mengubah Lanskap Konflik Global (?) Mangadar Situmorang
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.138 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v0i0.3880.1-8

Abstract

-
Mengkaji Kemungkinan Dunia Pasca-Pagebluk 2020: Deglobalisasi dan Kembalinya Big State Adrianus Harsawaskita
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.018 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v0i0.3874.9-21

Abstract

Tulisan ini berupaya memahami kemungkinan dunia pasca-pagebluk. Untuk mengkajinya, tulisan terbagi dalam tiga bagian besar. Bagian pertama mengemukakan situasi dunia sebelum pagebluk yakni mengemukanya fenomena globalisasi, yang mengakibatkan peran negara memudar. Bagian kedua mengemukakan situasi dunia selama pagebluk yakni terkikisnya fenomena globalisasi secara umum. Bagian ketiga, melanjutkan bagian kedua, mengemukakan kembalinya peran negara dalam situasi selama dan sesudah pagebluk.
Lanskap Kerja Sama Pembangunan Internasional Pasca COVID-19 Yulius Purwadi Hermawan
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.655 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v0i0.3879.65-73

Abstract

Paper ini memaparkan dampak COVID-19 terhadap perwujudan SDGs dan menyusun rekayasa model-model kerja sama pembangunan internasional dalam upaya mewujudkan SDGs pasca COVID-19. Paper ini berargumen bahwa ketidakpastian politik dan resesi ekonomi yang muncul akibat COVID-19 memaksa negara-negara donor tradisional untuk mereview kembali anggaran belanja negara mereka dan review anggaran tersebut berdampak pada semakin sulitnya menutup gap pembiayaan implementasi Agenda 2030. Empat lanskap kerja sama pembangunan akan direka sebagai dampak dari COVID-19 di tahun 2030.
Implikasi Pandemi Covid-19 terhadap Hubungan Internasional: Menuju dunia Paska-Liberal Idil Syawfi
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.018 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v1i1.3864.23-29

Abstract

Tujuan dari tulisan ini adalah menelaah implikasi pandemic Covid-19 terhadap pola hubungan internasional. Hal ini tengah menjadi perdebatan diantara para pengkaji hubungan internasional, dimana terdapat pandangan yang optimis dan pesimis. Tulisan ini sendiri berargumen bahwa terjadi pergeseran pola hubungan internasional dari pola hubungan yang bersifat positif sum yang didasarkan kepada interdependensi, institusionalisme, multilateralisme, dan sistem demokrasi menjadi pola hubungan yang lebih mengarah kepada zero sum game dimana negara semakin memperkuat dirinya dan saling berkompetisi dengan negara lain.
Diplomacy and Covid-19: A Reflection Albert Triwibowo
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.888 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v0i0.3861.103-112

Abstract

During the pandemic of covid-19, it is interesting to see how diplomacy play its part as a method of communication, and whether it supports the creation of mutual understanding between states. This article tries to reflect what is happened in regard to diplomacy from the end of December 2019, when Chinese authorities confirmed a new virus to the WHO, until the middle of April 2020. In order to give a clearer picture, this article will look on how countries respond in dealing with the pandemic of covid-19. This article argues that countries’ responses so far reflect that diplomacy does not happen in a constructive manner as states are facing a new kind of challenge. As a result, diplomacy tend to have more nationalistic sentiment, and not respond as part of international society. For Indonesia, it would be important to play its role in regional context, as ASEAN would be an important regional organization to fight the pandemic. As part of international society, diplomacy should be used as a method of communication that based on values of goodwill, solidarity and humanity, especially to find mutual understanding in multilateral context. Diplomacy also should be used to communicate for exchange of goods, people, information, services, and best practices in order to fight global problems.
Responding to the COVID-19 Outbreak in Indonesia: Lessons from European Countries and South Korea Stanislaus Risadi Apresian
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.046 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v0i0.3868.53-57

Abstract

No Abstract - Opinion

Filter by Year

2012 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Edisi Spesial Gender Vol. 19 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 19 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2022: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Papua Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 2 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 1 (2014) Vol 10, No 1 (2014) Vol 9, No 2 (2013) Vol. 9 No. 2 (2013) Vol. 9 No. 1 (2013) Vol 9, No 1 (2013) Vol 8, No 2 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) More Issue