cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah HUBUNGAN INTERNASIONAL
  • JurnalIlmiahHubunganInternasiona
  • Website
ISSN : 26142562     EISSN : 24068748     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
JIHI can be a reference and literature source for academician in International Relations area as it consists of articles and research reports on International Relations Issues. Articles and research reports are written by academics who is the expert on its field like Security Studies, International Political Economy, Regime, International Organization, Gender and International Relations, Diplomacy, Media and International Relations, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 302 Documents
The Democratic Peace Theory and Its Problems Munafrizal Manan
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.054 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v10i2.1315.%p

Abstract

This essay discusses the democratic peace theory from the prespective of both its proponents and opponents. The puzzle of the democratic peace theory has long been debated methodologically and empirically. Both have a strong argument to support their views, however. This essay highlights the debate by focusing on three problems of the democratic peace theory. First, the differences of the definitions of democracy, war, and peace that demonstrates the lack of robustness in the democratic peace theory. Second, democracy by force has often failed to establish peace whether international or domestic peace and therefore the promotion of democarcy around the world have been seen as a justification of democratic intervention to other sovereign states. Third, the democratic peace theory does not always apply in new emerging democratic countries. As a result, it raises a question whether the democratic peace theory or an ideology.
Pemikir-Pemikir Marxis Dalam Hubungan Internasional M. Syaprin Zahidi
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 1 (2014)
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12161.524 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v10i1.1050.%p

Abstract

Abstract: Marxism is one of the perspectives in International Relations that's usually we use toexplain the economic international phenomena in the world. At this time, this paper aims to explainthe early development of marxism in international relations. This paper is begin which the explanationabout the opinion from two founding fathers from Marxism they are Karl Marx and Vladimir I. Lenninor usually we call Marxism- classic thinkers. At the last part this paper also continuing with the opinionfrom three key thinkers on Marxism which basic thinking from Marx and Lennin and they are PaulBaran, Andre Gunder Frank and Immanuel Wallerstein, also we call neo-marxian thinkers inInternational Relations.Key Words: International Relations, Marxism, Marxism-classic Thinkers, Neo-marxian Thinkers
Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular Sebagai Instrumen Peningkatan Peran Indonesia di Tingkat Global Stanislaus Risadi Apresian
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.082 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v12i2.2653.189-203

Abstract

Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) bukanlah isu baru bagi Indonesia. Sejak Konperensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tahun 1955 di Bandung, saat itulah Indonesia sudah memulai kebijakan kerjasama selatan-selatan. Hingga saat ini berarti sudah 60 tahun lebih Indonesia bergelut dengan kebijakan kerjasama selatan-selatan dan triangular ini. Meskipun demikian, masih ada banyak masalah dalam pengimplementasian kebijakan ini. Tidak semua orang Indonesia memahami isu KSST ini atau perlunya memberikan bantuan ke negara sedang berkembang yang lain sementara masih banyak permasalahan pembangunan di dalam negeri. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa mengapa Indonesia memberikan bantuan luar negeri melalui skema KSST. Selain itu tujuan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan dan tantangan Indonesia dalam mengimplementasikan KSST. Tulisan ini akan menggunakan pendekatan liberal-institusionalisme untuk memahami dan menganalisa isu KSST ini. Argumen utama dari tulisan ini adalah Indonesia dapat menciptakan mutual gain melalui skema KSST dan memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan kepentingan kolektif untuk meningkatkan kesejahteraan global.Kata kunci: Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), Bantuan Luar Negeri, Indonesia, Liberal-Institusionalisme, Kepentingan Kolektif
Dinamika Isu Laut Tiongkok Selatan: Analisis Sumber-Sumber Kebijakan Luar Negeri Tiongkok dalam Sengketa Arief Bakhtiar Darmawan
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.356 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v14i1.2786.13-35

Abstract

This article aims to observe the behaviour of China’s foreign policy in the conflict of South China Sea (SCS), by analyzing the internal factors and external factors that affect China’s foreign policy. China is one of the parties that take direct claim on the SCS. China’s claim is overlapping with other parties such as Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei. In defending its claims, China seeks to dominate both in the dispute area and in multilateral negotiations. In the dispute area, China seized the area, building land reclamation, and attacked other countries’ ships under various pretexts. In multilateral negotiations, China rejects the intervention of great power countries outside the region and maintains ambiguous and non-binding code of conduct. China also continues to increase its military power to press other countries. The author argues that the internal factors has greater influence on Chinese foreign policy decision and action in the SCS dispute than the external factors. Thus, it could triggers China to keep dominating the issue of SCS disputes.
Dampak Praktik Konglomerasi Media Terhadap Pencapaian Konsolidasi Demokrasi di Indonesia Anggia Valerisha
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.424 KB)

Abstract

Media massa sebagai pilar keempat dari demokrasi memiliki peranan penting dalam proses konosolidasi demokrasi. Namun, di Indonesia, peran media massa sebagai alat dalam menyediakan informasi yang terbuka, bebas, benar dan objektif dan membentuk opini masyarakat masih menghadapi tantangan-tantangan dari praktek konglomerassi media atau biasa disebut – “monopoli kepemilikkan media”. Semakin diperburuk dengan karakterisasi oleh pemilik media yang berpartisipasi dalam sektor politik bahkan sebagai pemimpin dari partai politik.Tulisan ini menjelaskan bagaimana praktik monopoli yang terjadi pada sektor media telah mempengaruhi proses demokratik di Negara ini khususnya terhadap pencapaian “Konsolidasi Demokrasi”. Melalui tinjauan literatur dan analisis media, atmosfer sosial politik Indonesia sekarang telah terbentuk menjadi “Era Media”. Media mengatur hal apa yang harus didiskusikan dan hal apa yng harus dihindari untuk didiskusikan oleh masyarakat. Media memiliki kekuatan dalam memilih pemimpin Negara, media telah mengeluarkan agenda para elit politik, menjadikan berita sebagai komoditas, dan mendapatkan keuntungan dari tindakan tersebut – memberikan pemilik media kemampuan untuk membeli pengaruh politik.
Growth of Democratisation in Latin America Along Socialist Lines Amit Mishra
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 8 No. 2 (2012)
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.448 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v8i2.543.%p

Abstract

Latin America is a highly volatile region. After it was exposed to the rigours of colonialism, it has experienced several doses of authoritarian rule before the process of democratisation gained momentum in the 1980s. This article analyses the tenor and quality of democratisation along socialist lines in three countries of Latin America. The paper tries to identify the positive aspects of socialist democracies in the volatile but resource-rich region and at the same time clearly highlights the shortcomings in the socialist experiments in Brazil, Chile and Urugay. All these countries are able to achieve the social democratic goal of high rates of economic growth while at the same time ensuring social justice. In all the three cases poverty fell significantly and income inequality also decreased. However the author also highlights that these neo-leftist regimes have been often repressive towards minority voices leading to a sense of alienation among a significant section of their population.Keywords : Latin America, socialist democrazy, Brazil, Uruguay, Chile, Democratisation, poverty alleviation, minority voices, authoritarism, repression, populist
Trade Controversy Amidst Tobacco Control Provisions: Dynamics on the Establishment of U.S Tobacco Control Act 2009 Puguh Toko Arisanto
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.006 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v13i2.2626.171-185

Abstract

AbstractThis article examines the dynamics­­­­­­­­ on the establishment of a health policy that U.S suddenly issued, so-called Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act (FSPTCA). Some provisions of this act having something to do with trade were assumed controversial policy due to two reasons. First, it banned the circulations of specific flavors in cigarettes but allowed menthol-containing tobacco products. Second, this act involved tobacco industry participation on Tobacco Products Scientific Advisory Committee (TPSAC). In short, this article addresses interest groups consisting of tobacco companies and civil society groups influencing U.S government to take action regarding ratification of World Health Organization Framework Convention on Tobacco Control (WHO FCTC). They both have contradicting interests and race against each other to influence government through varied means. I argue that this opposing domestic dynamics influences U.S government to issue FSPTCA that contained two controversies and adopted provisions of WHO FCTC as win-win solution. Keywords: tobacco control; interest groups; ratification; influence; win-win solution. AbstrakArtikel ini membahas mengenai dinamika pembentukan sebuah kebijakan atau undang-undang kesehatan Amerika, FSPTCA yang dikeluarkan secara mendadak. Beberapa ketentuan dari undang-undang ini berkaitan dengan perdagangan dan diasumsikan sebagai kebijakan yang kontroversial karena dua alasan. Pertama, undang-undang ini melarang peredaran rokok beraroma rasa namun mengizinkan produk tembakau yang mengandung mentol. Kedua, undang-undang ini melibatkan partisipasi industri tembakau dalam sebuah kelompok para penasehat ilmiah produk tembakau. Singkatnya, artikel ini merujuk pada kelompok kepentingan yaitu perusahaan-perusahaan rokok dan kelompok masyarakat sipil yang mempengaruhi pemerintah dalam meratifikasi konvensi kerangka kontrol tembakau dari WHO. Mereka memiliki kepentingan yang saling bertentangan dan saling berlomba untuk mempengaruhi pemerintah Amerika melalui berbagai macam cara. Akhirnya, penulis beragumen bahwa dinamika domestik yang saling bertentangan mempengaruhi pemerintah AS untuk mengeluarkan kebijakan FSPTCA yang memuat dua kontroversi dan mengadopsi ketentuan WHO FCTC dengan dua kontroversinya sebagai win-win solution.  Kata Kunci: kontrol tembakau; kelompok kepentingan; ratifikasi; mempengaruhi; win-win solution. 
Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Jokowi-JK Mangadar Situmorang
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.469 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v11i1.1442.%p

Abstract

Prinsip dasar kebijakan poltik luar negeri sebuah negara boleh saja berakar pada sejarah, ideologi, dan konstitusi politik. Namun pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh kepentingan, kepemimpinan, dan dinamika politik internal dan internasional tertentu. Tulisan ini mencoba mencermati faktor kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kaitannya dengan dua faktor lain di dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia beberapa tahun ke depan. Walau tampak agak prediktif, bahkan spekulatif, tulisan ini sepenuhnya deskriptif dengan mengandalkan argumentasi teoritis dan informasi yang tersedia. Subjektivitas penulis selanjutnya tidak bisa dihindarkan untuk sampai pada penegasan bahwa kebijakan politik luar negeri Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi berbeda dari pemerintahan sebelumnya. Di bawah pemerintahan Jokowi, Indonesia akan lebih berorientasi kedalam (inward-looking) yang antara lain disebabkan oleh tekanan politik domestik.
Keterkaitan Tipe Rezim dengan Pembangunan Ekonomi Suatu Negara Studi Kasus East Asian Miracles Cristine Natalia
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.947 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v10i2.1308.%p

Abstract

Sistem demokrasi liberal dan kapitalisme merupakan dua persyaratan penting, yang diterima secara global, untuk mengakomodasi terjadinya pembengunan ekonomi di negara-negara berkembang. Hal ini merupakan suatu pelajaran yang diambil dari negara-negara Barat yang maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan Eropa Barat. Bagaimanapun, wilayah Asia Timur/Tenggara menjadi unik bagi penulis karena ia mendapati adanya suatu anomali di dalam keterkaitan antara tipe rezim/pemerintahan yang diadopsi suatu negara dengan pembangunan ekonomi negara yang bersangkutan. Penulis menggunakan kasus Singapura, Korea Selatan, dan Jepang sebagai contoh dari anomali antara keterkaitan tipe rezim dengan pembangunan ekonomi yang terjadi di kawasan Asia Timur/Tenggara untuk mengkaji topik ini secara lebih mendalam. Dari studi kasus yang dipaparkan di dalam makalah, penulis menyimpulkan bahwa secara esensial, bukanlah bentuk atau tipe rezim yang diadopsi oleh suatu negara yang berpengaruh secara langsung terhadap pembangunan ekonomi, tetapi unit-unit kebijakan yang bersifat suportif bagi pembangunan (baik di dalam rezim otoriter atau liberal) yang diterapkan yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap pembangunan ekonomi negara bersangkutan.
Eurasianisme dan Kebijakan Luar Negeri Rusia Leonard F. Hutabarat
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional
Publisher : Parahyangan Center for International Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.144 KB) | DOI: 10.26593/jihi.v13i1.2671.17-30

Abstract

Russia’s engagement in Eurasian integration highlights the challenges that Russia faces in Asia. Russia need to re-establish political and economic influence in the region to maintain her eastward-focused integration drive, including building a southeastwards bridge to China and Asia Pacific. In this context, the cooperative nature of Russian policies is the conditio sine qua non for the establishment of the Eurasian Economic Union in 2015. This article examines Russia’s integration policy in relation to Central Asia and beyond, towards Asia as continent. Regional integration is very much a popular idea, with the potential for economic benefits and increased international influence. Significant steps have been taken towards the creation of the Eurasian Economic Union. However, to implement its regional initiatives and to become a more visible player in the regional multilateral institutions, Russia will have to overcome both the domestic and international limitations it faces. Russia’s current alienation from the West and its growing dependency on China may well finally push it into more actively finding better ways of fullfilling this mission.

Filter by Year

2012 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 20 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Edisi Spesial Gender Vol. 19 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 19 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 18 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2022: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Papua Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional 2020: Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 15 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 2 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 11 No. 1 (2015): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 10, No 1 (2014) Vol. 10 No. 1 (2014) Vol 9, No 2 (2013) Vol. 9 No. 2 (2013) Vol. 9 No. 1 (2013) Vol 9, No 1 (2013) Vol 8, No 2 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) More Issue