cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 427 Documents
EFEKTIFITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN KIHIANG ( Benth) DI PERSEMAIAN DAN LAPANGAN Irianto, Ragil S.B.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.864 KB)

Abstract

ABSTRACTAlbizia procera is a fast-growing species which have have benefits as its wood, bark and sap can be utilized. Thisstudy aimed to determine the effectiveness of for types Arbuscular Mycorrizal Fungi (AMF) namely Glomus sp. 1,Glomus sp. 2, Glomus sp. 3, and Gigaspora sp. on the growth of seedlings and young plants of A. procera. The resultsshowed that the inoculation of AMF Glomus sp. 1 significantly increased the height and diameter growth of threemonth seedlings by 66% and 32% respectively compared to control. Mycorrhizal dependency of AMF Glomus . sp 1,Glomus . Glomus . Gigaspora . among – . AMF Glomus sp. 2 and Glomus sp. 3 sp 2, sp 3, and sp range 11 33%increased significantly height and diameter growth of young plant in the field compared to control. ABSTRAKAlbizia procera adalah jenis tanaman cepat tumbuh yang mempunyai beberapa manfaat, karena kayu, kulit kayu dangetahnya dapat dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas empat jenis FungiMikoriza Arbuskular (FMA) yaitu sp. 1, sp. 2, sp. 3, dan sp. terhadap Glomus Glomus Glomus Gigasporapertumbuhan bibit tanaman kihiang umur 3 bulan di persemaian dan tanaman muda umur 6 bulan di lapangan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa inokulan FMA sp. 1 dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter Glomusbibit tanaman kihiang umur 3 bulan secara nyata sebesar 66% dan 32% dibandingkan dengan kontrol. Tingkatketergantungan bibit kihiang terhadap mikoriza sp. 1, sp. 2, sp. 3, dan sp. Glomus Glomus Glomus Gigasporaberkisar antara 11–33%. Inokulan FMA sp. 2 dan sp. 3 dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan Glomus Glomusdiameter tanaman muda kihiang secara nyata terhadap kontrol.
VARIASI PERTUMBUHAN BIBIT MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula) ASAL CABUTAN UNTUK PEMBANGUNAN TANAMAN PANGKAS dan Dedy Dwi Nur Cahyono, Mashudi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The study aims identify growth variation and sprouting ability of wild seedling from two populations with different condition for material of hedge orchard development. This experiment used completely randomized design with nested pattern. The research used 2 factors, i.e. population sources (Muara Wahau and Berau, East Kalimantan) and parent trees (20 parent trees from Muara Wahau and 14 parent trees from Berau). Parent trees factor was nested in the population sources. The result showed that population sources and parent trees significantly   affected   the parameters measured, i.e. height, stem diameter, number of branch, number of sprouts and length of sprouts. Muara Wahau population produced better average of height, stem diameter, number of branch, number of sprouts and length of sprouts. The best seedling for growth of height, stem diameter, number of branch, number of sprouts and lenght of sprouts were dominated by parent trees from Muara Wahau. ABSTRAKTulisan ini bertujuan untuk mengetahui variasi pertumbuhan dan daya pertunasan bibit meranti tembaga asal cabutan dari dua populasi dengan kondisi berbeda sebagai materi untuk pembuatan tanaman pangkas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang yang terdiri dari 2 faktor, yaitu asal populasi (Muara Wahau dan Berau, Kalimantan Timur) dan pohon induk (20 pohon induk dari Muara Wahau dan 14 pohon induk dari Berau). Dalam penelitian ini faktor pohon induk bersarang (nested) dalam faktor asal populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan asal populasi dan pohon induk berpengaruh sangat signifikan terhadap parameter  yang  diamati,  yaitu  tinggi,  diameter  batang,  jumlah  percabangan,  jumlah  tunas  dan  panjang  tunas. Populasi Muara Wahau menghasilkan rata-rata pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah percabangan, jumlah tunas dan panjang tunas lebih baik dari populasi Berau. Bibit-bibit terbaik dalam pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah percabangan, jumlah tunas dan panjang tunas didominasi oleh pohon induk dari populasi Muara Wahau.
MODEL RIAP TEGAKAN HUTAN ALAM PRODUKSI DI PULAU BURU - MALUKU dan Darwo, Lutfi Abdulah
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.867 KB)

Abstract

ABSTRACTDecisions  on  natural  forest  production  management  are  based  on  sustained  yield  principles  because  forest management focuses on sustainability of standing stock rather than sustainability of ecology and social aspects.   Diameter increment is an important factor for measuring income of management unit and understanding   field standing stock. This study aims to construct a model based on diameter class and  tree species group. The study uses a statistical model of permanent sampling plots data. The results show that current anual increament (CAI) is 1.3 cm yr  at 10–20 diameter class and 0.78 cm yr  for diameter class larger than 40 cm. CAI of commercial groups are higher than it of non-commercial groups. Meanwhile, CAI for Dipterocarpaceae and Myrtaceae families are higher than those for Burseraceae, Fagaceae, Guttiferae and Lauraceae families. The model for all tree species is CAI = 2.19e , and for each tree species group is different. ABSTRAKKajian riap pertumbuhan di hutan alam telah dilakukan dan masih berlangsung untuk memperoleh suatu model dugaan yang mampu menjelaskan pertumbuhan yang sebenarnya. Penggunaan metode penduga riap pertumbuhan masih  merupakan  alat  utama  pengambilan  keputusan  dalam  manajemen  hutan  alam  produksi.  Keputusan manajemen hutan alam produksi dewasa ini masih berada pada prinsip kelestarian hasil. Hal ini dikarenakan unit manajemen masih memandang kelestarian hutan dari keberadaan pohon dan keberlangsungan pemanenan setiap tahunnya. Kajian riap berdasarkan jenis dominan perlu dilakukan sebagai alat pengukur pendapatan perusahaan dan sekaligus  untuk  membantu  pemahaman  potensi  tegakan  tinggal.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menduga  riap pertumbuhan diameter berdasarkan kelas diameter dan kelompok jenis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membangun model statistik dari data PUP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAI 1,3 cm/tahun pada kelas diameter 10–20 dan 0,78 cm/tahun pada kelas diameter terbesar 40 cm ke atas. CAI kelompok jenis komersil lebih besar dibandingkan kelompok jenis non-komersil. Sementara itu, CAI famili Dipterocarpaceae dan Myrtaceae le- bih besar dibandingkan famili Burceraceae, Fagaceae, Guttiferae dan Lauraceae. Model penduga CAI untuk semua jenis di Pulau Buru adalah CAI = 2,19e . Untuk masing-masing kelompok jenis pohon memiliki bentuk persamaan yang berbeda. Namun demikian, model ini perlu dikaji lanjut di lapangan untuk menguji keterandalannya sebagai alat penduga pengaturan hasil.
PENGEMBANGAN METODE PENILAIAN KESEHATAN HUTAN RAKYAT SENGON ( (Miq.) Barneby & J.W. Grimes)
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.781 KB)

Abstract

ABSTRACTCriteria and indicators (C&I) of forest ecosystem health in Sustainable Forest Management (SFM) were developed for natural and plantation forests, while its implementation for community forest is not applied yet. The objective ofthis research was to develop a method for assessment of the health status of sengon ( (Miq.) Falcataria moluccanaBarneby & J.W. Grimes) community forests based on ecological indicators of forest ecosystem health. Study wasperformed using Forest Health Management (FHM) cluster-plot in monoculture sengon community forests atLampung Province. The results showed that the rate of forest health in sengon community forest could be assessedusing FHM method with priority indicators were productivity, site quality, and vitality. Method development forforest health assessment in sengon community forest can use weighted values and score value from each of thepriority indicator.ABSTRAKKriteria dan indikator, khususnya kesehatan hutan untuk Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) baru dikembangkan terhadap hutan alam dan hutan tanaman; sedangkan untuk hutan rakyat belum dikembangkan. Penelitian inibertujuan untuk mengembangkan metode penilaian kesehatan hutan rakyat sengon ( (Miq.) Falcataria moluccanaBarneby & J.W. Grimes) berbasis indikator-indikator ekologis kesehatan hutan. Studi kasus ini dilakukan padaklaster plot Forest Health Management (FHM) hutan rakyat monokultur sengon di Wilayah Provinsi Lampung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan hutan rakyat sengon dapat dinilai dengan menggunakan metode FHM dengan indikator prioritas adalah produktivitas, kualitas tapak, dan vitalitas. Dalam pengembanganmetode penilaian kesehatan hutan rakyat sengon dapat menggunakan nilai tertimbang dan nilai skor dari masingmasingindikatorprioritastersebut.
PERTUMBUHAN STEK JABON MERAH ( [Roxb.] Havil) Anthocephalus macrophyllus PADA BERBAGAI MEDIA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH Atok Subiakto, Danu Kurniawati Purwaka Putri
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.086 KB)

Abstract

ABSTRACTRed Jabon Roxb. Havil is one of alternative priority species for development of (Anthocephalus macrophyllus [ ] )timber plantations. Vegetative propagation technique is an alternative method to multiply these plants. This researchaimed to know, focused on the influence of media and growth regulators on the growth of cuttings. The research wasdesigned using completely randomized design CRD in a factorial with two factors. The first factor was cuttings ( )media i.e.sand, zeolit, mixture of coconut husk and rice husk charcoal 2:1,v/v and the mixture of coconut husk and ( )rice husk 2:1,v/v and the second factor was growth regulator i.e. Indole-3 Butyric Acid IBA 0 ppm, IBA 500 ppm, ( ); ( )IBA 750 ppm and IBA 1,500 ppm. All treatments were replicated three times and each replication consisted of 20cuttings. Cuttings materials reproduction of the shoots of six months old seedling. The results showed that red Jabonby cuttings from a young age mother plant can be done by using sand media without growth regulators. Zeolit mediawith 500 ppm of growth regulator, mixture of coconut husk and rice husk charcoal media with 750 ppm of growthregulator, and mixture of coconut husk and rice husk media with 1,500 ppm of growth regulator.ABSTRAKTanaman jabon merah ( (Roxb.) Havil) merupakan jenis alternatif yang diprioritaskan Anthocephalus macrophyllusdalam pembangunan hutan tanaman penghasil kayu. Teknik perbanyakan vegetatif merupakan salah satu alternatifuntuk memperbanyak jenis tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa media danpemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan stek jabon merah. Rancangan penelitian menggunakanRancangan Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama media stek terdiriatas 4 taraf yaitu media pasir, zeolit, campuran serbuk sabut kelapa + arang sekam padi (2:1,v/v), serbuk sabut kelapa+ sekam padi (2:1;v/v); dan faktor kedua zat pengatur tumbuh terdiri atas 4 taraf yaitu kontrol, 0 ppm,500 ppm, 750ppm, dan 1.500 ppm. Setiap perlakuan diulang 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 20 stek. Bahan stek yangdigunakan adalah bagian pucuk asal anakan umur enam bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untukperbanyakan tanaman jabon merah dengan bahan stek dari induk tanaman berumur muda dapat dilakukanmenggunakan media pasir tanpa diberi zat pengatur tumbuh, pada media dengan diberi zat pengatur tumbuh ziolit500 ppm, pada media serbuk sabut kelapa + arang sekam padi bisa diberi zat pengatur tumbuh 750 ppm, sedangkanpada media serbuk sabut kelapa + sekam padi diberi zat pengatur tumbuh 1.500 ppm.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DALAM PENINGKATAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN CIAMIS dan Tri Sulistyati Widyaningsih, Budiman Achmad, Dian Diniyati Eva Fauziyah
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.821 KB)

Abstract

ABSTRACTThe research aims to identify socio-economic conditions of the farmers influencing private forest development and to identify factors improving their socio-economic condition. The research was conducted on May to July 2010 in Ciomas, Kalijaya and Kertaharja Villages of Ciamis District. Data were collected by interviewing sixty selected respondents and also analysed using descriptive qualitative namely age, education, family size, resident stay, total income and land size. The result showed that farmers were dominated by moderate and old ages with education level of  equivalent to the first and second grades of  junior high school. Farmer’s incomes in Kalijaya and Kertaharja were  mostly  from  the  forests,  while  those  in  Ciomas  were  from  service  sectors.  Their  incomes  in  Ciomas  were unequally distributed, while those in Kalijaya and Kertaharja were moderates equality distributed. Education level inproved significantly economic conditions in Ciomas while the improved factors in Kertaharja and Kalijaya were education level and family size. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi petani yang mempengaruhi perkembangan hutan rakyat dan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2010 di Desa Ciomas, Kalijaya dan Kertaharja, Kabupaten Ciamis. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terhadap enam puluh responden yang dipilih secara sengaja, kemudian ditabulasikan dan dianalisa secara diskriptif kualitatif. Faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi petani terdiri atas umur,  pendidikan,  ukuran  keluarga,  status  kependudukan,  penghasilan  dan  kepemilikan  lahan.  Hasil  penelitian menunjukkan bahwa umur petani didominasi oleh umur produktif menengah dan tua (40 sampai dengan 59 tahun) dengan tingkat pendidikan setara kelas 1 sampai dengan 2 SMP. Pendapatan petani di Desa Kalijaya dan Desa Kertaharja mayoritas berasal dari usaha hutan rakyat, sementara itu pendapatan petani di Desa Ciomas mayoritas berasal dari sektor jasa. Pendapatan petani di Ciomas menyebar tidak merata, sedangkan di Kalijaya dan Kertaharja terdistribusi cukup merata. Faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi peningkatan kondisi sosial ekonomi petani di Ciomas adalah tingkat pendidikan, sedangkan di Kertaharja dan Kalijaya adalah tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga.
EFEKTIVITAS PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN TERUBUSAN KILEMO (Litsea cubeba L. Persoon) YANG DIPANGKAS Widyati, Enny
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.697 KB)

Abstract

ABSTRACTKilemo  is one of aromatic oil producer plants. The demand of that commodity supplied is still from natural forest by cutting kilemo trees to collect its bark. In consequence, population of kilemo leads to extinct, hence cultivation is crutial to conserve this species. Optimizing coppice productivity can be done by pruning and fertilizing. This study aimed  to  observe  the  effectiveness  of  fertilizer  trials  on  coppice  productivity  of  pruned  kilemo.  Manufactured granulated organic fertilizer produced, NPK (15:15:15), leaf fertilizer contained micronutrients, were applied into kilemo rhizosphere a month after pruning. Treatments were arranged in completely randomized design with 15 trees for its units in 3 replications. Numbers, length and biomass estimation, of new coppices were calculated for the duration of 15, 30, 60, 90 and 120 days after pruning. Result showed that organic ferlizer was the most effective in increasing soil N,P,K availability and improving coppice number, length and biomass of kilemo by 116%, 99% and 475%, respectively. ABSTRAKKilemo merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Bagian tanaman yang dapat diekstrak minyaknya adalah daun dan kulit kayunya. Kebutuhan pasar masih dipasok dari hutan alam dengan menebang pohon untuk diambil kulitnya. Oleh karena itu perlu peningkatan pasokan melalui budidaya. Peningkatan produksi daun dapat dilakukan melalui pemangkasan dan pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemupukan terhadap pertumbuhan terubusan tanaman kilemo yang dipangkas. Pupuk organik tergranulasi buatan pabrik, pupuk daun  mengandung  unsur-unsur  mikro,  NPK  (15:15:15)  dan  kontrol  diberikan  pada  tanaman  setelah  satu  bulan pemangkasan. Perlakuan diberikan dalam rancangan acak lengkap dengan jumlah unit perlakuan masing-masing 15 pohon  diulang  3  kali.  Untuk  mengetahui  respon  pemupukan  dilakukan  penghitungan  jumlah,  panjang  dan pendugaan total berat (produksi) terubusan terubusan pada hari ke-15, 30, 60, 90 dan 120 hari setelah pemangkasan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik merupakan perlakuan yang paling efektif dalam meningkatkan jumlah, panjang dan total berat (produksi) terubusan. Pupuk organik 500 g/batang dapat meningkatkan jumlah terubusan 116%, panjang terubusan 99% serta total berat (produksi) terubusan 475% dibanding kontrol.  Perlakuan ini  dapat  meningkatkan  ketersediaan  N,  P,  K  dan  P  total  dalam  tanah.  Ketersediaan  unsur-unsur  hara  tersebut berkaitan sangat erat dalam meningkatkan jumlah, panjang dan total berat (produksi) terubusan sampai tiga bulan setelah pemupukan.
HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI DENGAN PRODUKSI BUAH DAN BENIH SURIAN ( (A. Juss.) M. Roem.) DI HUTAN RAKYAT Cecep Kusmana, Agus A. Pramono Iskandar Z. Siregar , Endah R. Palupi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.737 KB)

Abstract

ABSTRACTOn-farm trees become important sources for forest tree seeds distribution. Therefore, it is necessary to understand the effects of different land management of on-farm trees on seed production. This study was aimed to determine thenutrient status of the soil and leaf on the various types of agroforestry in small holder forests in West Java, and theireffect 5 on seed production. The study was conducted in eight square plots (50 x 50 m) of different planting patterns.The nutrient contents of the soil, and leaf in three samples of each plot were analyzed. The number of panicles perplant, flowers per panicle, fruits per panicle, and seeds per fruit were counted from 4 trees of each plot. The resultsshowed that the P, K, Mg, and organic C concentration in leaves significantly varied among agroforestry patterns.Leaf N concentration was not significantly different among plots, and its availability was not a limiting factor for theseed production. Leaf Ca and Mg concentrations positively correlated with the number of panicles per plant. Ca positively affected the number of panicles per tree, while K negatively affected the number of fruits and P negativelyaffected the seed production. The highest yield of fruit and seed were recorded on surian monoculture plantation with intercropping or on mixed garden with intercropping.ABSTRAKPohon-pohon pada lahan milik petani telah menjadi pemasok penting dalam peredaran benih tanaman hutan. Oleh karena itu, perlu difahami pengaruh dari perbedaan pengelolaan hutan pada lahan petani terhadap produksi benih.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status nutrisi tanah dan daun pada berbagai pola agroforestri dihutan rakyat di Jawa Barat, dan pengaruhnya terhadap produksi benih. Penelitian ini dilakukan pada delapan plotberbentuk bujur sangkar (50 x 50 m) dari beberapa pola tanam yang berbeda. Analisis konsentrasi hara tanah dandaun dilakukan pada tiga sampel dari setiap petak. Jumlah malai per pohon, bunga per malai, buah per malai, danbenih per buah dihitung pada 4 pohon dari masing-masing plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasiunsur hara P, K, Mg, dan C pada daun bervariasi secara nyata di antara pola agroforestri. Konsentrasi N pada dauntidak berbeda nyata antar plot, dan ketersediaannya bukan merupakan faktor pembatas untuk produksi benih.Konsentrasi Ca berpengaruh positif terhadap jumlah malai per pohon dan jumlah bunga per malai. Konsentrasi Mgberkorelasi positif terhadap jumlah bunga per malai. K berpengaruh negatif terhadap produksi buah, dan Pberpengaruh negatif terhadap produksi benih. Produksi buah dan benih tertinggi diperoleh pada tegakan surian yang ditanam monokultur dengan tumpangsari tanaman semusim atau kebun campuran yang di tumpangsarikan dengantanaman semusim.
MODEL VOLUME POHON SENGON UNTUK MENILAI KEHILANGAN KEUNTUNGAN PETANI HUTAN RAKYAT Muhdin, Ari Ardelina Tatang Tiryana
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.986 KB)

Abstract

ABSTRACTSelling system of sengon (Paraserianthes falcataria ) timber in community forests without using appropriate tree L.volume models may generate profit loss for the farmers. The objectives of this study were to develop volume models ofsengon and to evaluate the profit losses of commonly practiced techniques for selling the sengon timber incommunity forest. The result showed that the proposed volume model can be used accurately to estimate the volumeof sengon trees in the community forest by measuring tree diameters. This study confirmed that the selling systembased on per log and total stand area caused profit losses of 24.99% and 32.19% respectively, to the farmers. Toavoid such disadvantages, therefore the use of the proposed volume model is recommended to facilitate accurateestimation of the volume of sengon trees.ABSTRAKSistem penjualan pohon sengon ( L.) di hutan rakyat tanpa menggunakan model volume Paraserianthes falcatariapohon yang tepat dapat menimbulkan kehilangan keuntungan petani. Tujuan penelitian ini adalah untukmemperoleh model volume sengon dan mengevaluasi praktek yang biasa dilakukan dalam penjualan kayu sengon dihutan rakyat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model volume yang dapat digunakan secara akurat untukmemperkirakan volume pohon sengon di hutan rakyat dapat diduga dengan hanya mengukur diameter pohon.Sistem penjualan berdasarkan batangan dan luasan menyebabkan petani kehilangan keuntungan sebesar 24,99%dan 32,19%. Untuk menghindari kelemahan tersebut maka direkomendasikan model volume sebagai pendugavolume pohon sengon dengan akurat.
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAMBANG LANANG ( ) Michelia champaca TERHADAP CEKAMAN dan , Nina Mindawati, Yulianti Bramasto, Evayusvita Rustam Megawati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTClimate change has caused some part of land in Indonesia become waterlogged or drought. One approach ofmitigation is to find out adaptive species in such condition. However knowledge about growth capability of bambanglanang in waterlogged or drought stress is very limited. The objective of this research was to know the growthresponses of bambang lanang seedlings on waterlogged or drought stress. Research design used was Factorial inRandomized Complete Design. The results showed that seedling of bambang lanang until four weeks old wassensitive to drought or waterlogged treatment, as confirmed by IS for diameter response and survival rate of1.089–1.155 and 1.318, respectively. In general tolerant mechanism for stress condition is not been visible at theseedling level until four weeks old.ABSTRAKPerubahan iklim menyebabkan sebagian lahan di Indonesia menjadi tergenang ataupun kekeringan. Salah satubentuk mitigasi yang dapat dilakukan adalah mengetahui jenis-jenis tanaman yang mampu tumbuh pada kondisicekaman tergenang atau kekeringan. Informasi tentang kemampuan tumbuh bambang lanang pada berbagai kondisicekaman masih sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit bambang lanangpada kondisi cekaman tergenang dan kekeringan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan faktorialdalam acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit bambang lanang sampai umur empat minggu, pekaterhadap perlakuan kekeringan ataupun genangan. Kematian pada bibit terlihat dari nilai indeks sensivitas untukrespon diameter (IS = 1,089 – 1,155) dan persen tumbuh (IS = 1,318). Secara umum mekanisme toleran terhadapcekaman belum terlihat pada tingkat bibit sampai umur empat minggu.

Page 9 of 43 | Total Record : 427


Filter by Year

2004 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue