JURNAL PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan is the official scientific publications from Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC). The journal publishes research findings at different aspect of forest tree seeds, include: seed sources development and management, reproductive biology, seed ecology and biology, seed handling technology, vegetative propagation technology, seed health, nursery technology, seed and seedling quality testing, seed policy and social economy.Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan publish twice a year in August and December.
Articles
12 Documents
Search results for
, issue
"Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan"
:
12 Documents
clear
RESPON MORFOFISIOLOGI DAN SENSITIVITAS LIMA JENIS TANAMAN HUTAN TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN DAN GENANGANRINGAN DAN GENANGAN
Naning Yuniarti;
Yossa Istiadi;
Dede J. Sudrajat
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.101-117
Gagalnya penanaman di lapangan diantaranya akibat bibit jenis-jenis tanaman hutan tidak mampu beradaptasi terhadap cekaman kekeringan dan genangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Pengaruh perlakuan cekaman lingkungan dan jenis tanaman terhadap morfologi bibit tanaman, (2) Pengaruh perlakuan cekaman lingkungan dan jenis tanaman terhadap sensitivitas tanaman, dan (3) Respon sensitivitas jenis tanaman berdasarkan Indeks Sensitivitas. Jenis yang digunakan yaitu kayu putih (Meulaleuca cajuputi), matoa (Pometia pinnata), balsa (Ochroma pyramidale), eboni (Diospyros celebica) dan meranti tembaga (Shorea leprosula). Perlakuan cekaman menggunakan 5 perlakuan, yaitu kapasitas lapang 100%, 75%, 50%, 25%, dan perlakuan genangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perlakuan cekaman lingkungan dan jenis tanaman berpengaruh terhadap semua respon pertumbuhan morfologi bibit, (2) perlakuan jenis tanaman berpengaruh terhadap sensitivitas tanaman, dan (3) kayu putih termasuk jenis yang peka terhadap kekeringan tetapi termasuk jenis yang toleran terhadap genangan. Balsa merupakan jenis yang yang peka terhadap kekeringan dan genangan. Meranti tembaga adalah jenis yang toleran terhadap kekeringan tetapi termasuk jenis yang peka terhadap genangan. Namun eboni dan matoa termasuk jenis yang peka terhadap genangan.
METODA PEMBERSIHAN BENIH, PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA (60 CO) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SEMAI SERTA PERUBAHAN BIOKIMIA BENIH GELAM (Melaleuca leucadendron)
Muhammad Zanzibar;
Kurniawati Purwaka Putri
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.119-130
Benih gelam (M. leucadendron) berukuran sangat kecil. Umumnya antara benih dan kotoran sulit dibedakan secara visual sehingga dibutuhkan upaya pembersihan dalam meningkatkan mutu fisik dan fisiologisnya. Iradiasi benih dengan sinar gamma dosis rendah dapat meningkatkan kapasitas perkecambahan dan kualitas semai, namun pada dosis tinggi dapat bersifat menghambat. Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan, yaitu : (1) Metoda pembersihan benih gelam dengan menggunakan ayakan (2) Pengaruh iradiasi benih terhadap perkecambahan, pertumbuhan semai dan perubahan biokimia benih. Kedua percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metoda pembersihan benih gelam terbaik diperoleh jika benih lolos dari ayakan ukuran 210 μm (L210 = 70 mesh); jumlah kecambah per 0,1 gram meningkat lebih dari 343,78 % dibanding tanpa pengayakan (kontrol). Iradiasi sinar gamma hingga dosis 960 Gy tidak mempengaruhi perkecambahan. Prosentase hidup semai akan menurun secara drastis pada dosis 480 – 960 Gy. Dosis iradiasi 15 Gy meningkatkan pertumbuhan tinggi dan diameter semai, masing-masing 193,33 dan 73,58% dibanding kontrol. Komponen utama biokimia benih gelam segar adalah karbohidrat (80,35%). Penuaan benih gelam mulai terjadi setelah paparan dosis lebih besar 15 Gy yang diindikasikan mulai munculnya kandungan lemak.
APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH BUAH-BUAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU (AQUILARIA MALACCENSIS)
Cindy Melky Utami;
M. Mardhiansyah;
Viny Volcherina Darlis
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.47-54
Buah-buahan merupakan salah satu produk tanaman hortikultura yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Buah yang matang tidak dapat disimpan terlalu lama karena tingkat kematangan buah akan semakin bertambah dan membusuk. Buah yang busuk akan menjadi limbah dan dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair. Pupuk organik cair ini dapat diaplikasikan ke semua jenis tanaman kehutanan, salah satunya adalah gaharu (Aquilaria malaccensis). Gaharu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu berupa resin yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dan konsentrasi pupuk organik cair yang paling efektif untuk memacu pertumbuhan tanaman gaharu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen rancangan acak lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu kontrol, konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Parameter yang diamati adalah persentase hidup, pertambahan tinggi dan rasio tajuk akar. Hasil penelitian menunjukkan pupuk organik cair limbah buah-buahan berpengaruh nyata untuk memacu pertumbuhan tanaman gaharu pada parameter persentase hidup, pertambahan tinggi dan rasio tajuk akar. Konsentrasi pupuk organik cair yang paling efektif adalah konsentrasi 10% (Perlakuan P1) dengan persentase hidup semai sebesar 80%, pertambahan tinggi 1,68 cm, dan rasio tajuk akar sebesar 3,32.
MIKROPROPAGASI TANAMAN ENDEMIK SULAWESI, ALOCASIA TANDUK RUSA (Alocasia jacklyn sp) MELALUI INDUKSI TUNAS DAN AKAR
Arif Yachya;
Vivin Andriani;
Yanatra Budi Pramana
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.37-46
Eksploitasi tanaman liar yang bernilai ekonomi seperti Alocasia jacklyn sp dari hutan secara terus-menerus tanpa diikuti usaha konservasi dan budidaya akan menyebabkan kepunahan. Metode perbanyakan dengan teknik kultur jaringan pada A. jacklyn sampai saat ini belum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui metode mikropropagasi A. jacklyn melalui optimasi jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh (hormon) penginduksi tunas dan akar. Pada tahap pertama dilakukan multiplikasi tunas dengan perlakuan variasi konsentrasi benziladenin (BA), yaitu 0; 2; 5; 10 mg.L-1. Pada tahap kedua dilakukan induksi akar pada tunas yang telah diperoleh dengan perlakuan variasi konsentrasi Indole 3 Butirit Acid (IBA), yaitu 0; 1; 2; 3; 4 mg.L-1. Kultur induksi tunas dikultivasi selama 4 minggu dan pada kultur induksi akar selama 6 minggu. Kedua kultur menggunakan medium Murashige dan Skoog tersuplementasi sukrosa 3% (w/v). Hasil observasi pada akhir kultur menunjukkan bahwa perlakuan BA dan IBA secara terpisah berdampak positif pada multiplikasi tunas dan pertumbuhan akar. Aplikasi BA dan IBA secara terpisah tidak berpengaruh signifikan pada pertumbuhan tunas dan jumlah akar. Jumlah dan tinggi tunas optimal pada penelitian ini dicapai pada 2 mg.L-1 BA, selanjutnya panjang akar optimal dicapai pada 2 mg.L-1 IBA.
PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH SAYURAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN SEMAI JELUTUNG RAWA (Dyera lowii Hook.F)
Sania Dwi Mulia;
M. Mardhiansyah;
Viny Volcherina Darlis
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.1-10
Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diperjualbelikan di pasar tradisional dan memiliki limbah yang cukup banyak. Limbah sayuran tersebut dapat kita jadikan sebagai bahan pemuatan pupuk organik cair. Pupuk organik cair merupakan salah satu pupuk yang ramah lingkungan dan dapat diaplikasikan ke berbagai jenis tanaman, seperti jelutung rawa (Dyera lowii Hook.F). Jelutung rawa adalah salah satu tanaman kehutanan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman restorasi dan rehabilitasi lahan gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi pupuk organik cair limbah sayuran yang terbaik untuk memacu pertumbuhan semai jelutung rawa. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen rancangan acak lengkap, dengan 4 perlakuan yaitu kontrol, konsentrasi 15%, 30% dan 45%. Parameter yang diamati adalah persentase hidup, pertumbuhan tinggi dan berat kering. Hasil penelitian menunjukkan pupuk organik cair limbah sayuran berbeda nyata untuk memacu pertumbuhan semai jelutung rawa pada parameter persentase hidup, pertumbuhan tinggi dan berat kering. Konsentrasi pupuk organik cair yang paling terbaik adalah 30% dengan persentase hidup 90%, tinggi 2,69 cm dan berat kering 1,04 g.
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI BAWAH TEGAKAN JATI (Tectona grandis) UMUR 3 (TIGA) TAHUN DI CARIU BOGOR
Ratna Uli Damayanti Sianturi;
Tati Suharti;
Muhammad Zanzibar;
Yulianti Yulianti;
Naning Yuniarti;
Megawati Megawati;
Desmiwati Desmiwati;
Aditya Hani
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.55-66
Pembangunan hutan tanaman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kayu, memperbaiki lahan yang terdegradasi serta penyerapan karbon. Keanekaragaman hayati menjadi perhatian yang serius dari pembangunan hutan tanaman. Tumbuhan bawah merupakan salah satu indikator penting dalam pengelolaan hutan tanaman. Tumbuhan bawah dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok sekaligus berperan dalam konservasi tanah dan air. Pengelolaan tumbuhan bawah yang tepat akan menjaga keberhasilan tanaman pokok sekaligus menjaga nilai lingkungan. Pengenalan jenis-jenis tanaman bawah dapat digunakan sebagai dasar tindakan pengelolaan. Penelitian ini dilaksanaan di plot uji keturunan jati di Cariu Bogor. Penelitian menggunakan metode kuadratik dengan membuat petak ukur 1 m x 1 m sebanyak 3 petak ukur setiap klon yang diletakan secara diagonal. Jumlah keseluhan petak ukur sebanyak 18 plot. Data yang diamati yaitu jenis tumbuhan bawah dan jumlah setiap jenisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman jati di lokasi penelitian termasuk rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena pengelolaan yang kurang intensif. Keanekaragaman tumbuhan bawah didominasi oleh famili Poaceae dengan jenis yang memiliki INP tertinggi yaitu Eulis indica.
INDUKSI MUTASI KROMOSOM MENGGUNAKAN KOLKISIN TERHADAP PLANLET TEMBESU (Fragraea fragrans. Roxb) SECARA IN-VITRO
Tania Oktavia Herlinda;
Ratna Uli Damayanti Sianturi;
Triastinurmiatiningsih Triastinurmiatiningsih
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.131-148
Salah satu teknik pembibitan secara vegetatif yang dapat mempertahankan kelestarian tanaman tembesu dapat dilakukan dengan menggunakan teknik poliploidisasi agar mendapatkan genotif yang diferensiasi yaitu dengan induksi mutasi menggunakan kolkisin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi dan waktu lama perendaman terbaik terhadap pertambahan jumlah daun, tinggi planlet dan jumlah kromosom dengan pemberian kolkisisn. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan mutagen kimia kolkisin yang berbeda. Percobaan dilakukan dengan lama perendaman L1 (24 jam), L2 (48 jam) dan L3 (72 jam) serta perendaman konsentrasi dalam larutan kolkisin K1 (0,1%), K2 (0,2%) dan K3 (0,3%) sehingga ada 9 kombinasi perlakuan . Untuk kontrol dilakukan tanpa perendaman dengan kolkisin. Hasil penelitian menunjukkan pemberian perlakuan kolkisin berpengaruh nyata terhadap penambahan ukuran tinggi dan jumlah daun planlet, namun tidak berpengaruh terhadap panjang dan lebar daun. Konsentrasi 0,3%; 0,1% dan perendaman 24 jam sama-sama efektif untuk pertambahan tinggi planlet dan jumlah daun. Kolkisin sangat berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah kromosom sebanyak 12 pada tanaman tembesu dengan konsentrasi 0,3% dan lama perendaman selama 72 jam.
PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP DAYA KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium) GENERASI M2
Dewi Rahmawati;
Supriyanto Supriyanto;
Aditya Nugroho
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.23-36
Perkecambahan merupakan kegiatan penting sejak benih dorman sampai kebibit yang sedang tumbuh tergantung dari viabilitas benih, lingkungan yang cocok dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha pemecahan dormansi. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pengujian benih untuk mengetahui viabilitas benih atau kemampuan benih untuk tumbuh menjadi bibit pada kondisi lingkungan yang optimum. Untuk membuktikan sterililitas benih dilakukan uji daya kecambah benih. Penelitian ini menggunakan metode skarifikasi sebagai salah satu teknik pematahan dormansi pada benih secara mekanik dan fisik. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan infertilitas benih dari tetua A. mangium M2 yang diperoleh dari teknik pemuliaan mutasi. Perkecambahan benih A. mangium generasi M2 dengan 5 cara perlakuan yaitu: (A) tanpa perlakuan (kontrol), (B) perlakuan menggunting bagian kotiledon benih, (C) pengamplasan benih dibagian hylum, (D) perendaman air Hasil dari penelitian ini menunjukkan persentase perkecambahan benih akasia untuk masing-masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda. Secara keseluruhan, pengaruh perlakuan terbaik untuk perkecambahan benih A. mangium adalah dengan menggunakan perlakuan B, C dan E yaitu pencelupan selama 30 detik dalam air mendidih (pada suhu 90°C), menggunting bagian kotiledon benih dan mengampas benih. Perlakuan B, C dan E memiliki daya berkecambah di atas 80 %. Hal ini dikategorikan daya berkecambah benih yang tinggi. Kecepatan berkecambah tertinggi pada benih A. mangium dengan perlakuan E adalah 2,27% hari. Nilai perkecambahan terbaik juga dihasilkan pada benih dengan perlakuan E yaitu 3,52%/hari. Sehingga membuktikan bahwa benih A. mangium generasi M2 hasil radiasi tidak bersifat steril.
PEST INCIDENCE-SEVERITY OF TENUPALPUS PACIFICUS TOWARDS LEAF MASS AREA (LMA) ON SEVERAL Dendrobium SPP.
Faozan Indresputra;
Sri Rahayu;
Suradi Suradi;
Dedi Damhuri;
Yuniar Yuniar
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.11-21
Many of Dendrobium spp. are famous due to its beauty and medicinal uses. Their preserving efforts are still top priority among orchid plants in Bogor Botanical Garden (BBG). However, false spider mite (Tenupaipus pacificus) caused damages on leaves of several dendrobium species under greenhouse conditions. We examined diseases assessments of incidence-severity to the most visually attacked species such as Dendrobium bigibbum, Dendrobium lineale, Dendrobium sanguinolentum and Dendrobium secundum. We also measured Leaf Mass Area (LMA) as a defensive trait that might influence patterns of the pest’s attack. The assessment showed that D. secundum had the highest average incidence-severity (0.84 and 0.30 respectively) among other species. This pattern was correlated with its lowest average LMA (41.86 g m-2) compared to D. lineale which had the opposite patterns both LMA and incidence-severity. Positive correlation on incidence-severity with tendentiously lower severity than incidence suggest that T. pasificus was still in outbreak but it had not reached fatal damages or deadly result since two other species, D. bigibbum and D. lineale, had high LMA that could slow the feeding rate of pest’s behavior. This result is expected to be basic sanitary control management to overcome the pests.
STRUKTUR DAN METODE PERKECAMBAHAN BENIH ROTAN JERNANG (Daemonorops dransfieldii Rustiami)
Eny Widajati;
Nelly Fridayanti;
Endah Retno Palupi;
Satriyas Ilyas;
Sri Wilarso Budi
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/bptpth.2022.10.1.81-99
Buah rotan jernang merupakan hasil hutan bukan kayu bernilai ekonomi tinggi karena pada eksokarp buah terdapat resin. Buah rotan jernang dipanen sebelum benih mencapai masak fisiologis untuk mendapatkan resin kualitas tinggi sehingga tanaman tidak dapat meregenerasi secara alamiah dan rotan jernang di habitat alami semakin berkurang. Kendala dalam ketersedian benih bermutu adalah perkecambahan lama dan pertumbuhan bibit tidak seragam. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan metode perkecambahan yang lebih cepat dan seragam, mempelajari proses perkecambahan, dan mengembangkan metode uji daya berkecambah. Percobaan pertama menggunakan RAL dua faktor. Faktor pertama adalah pencongkelan operkulum, terdiri atas dua taraf yaitu benih utuh dan benih tanpa operkulum. Faktor kedua adalah perendaman benih terdiri atas tiga taraf yaitu kontrol, perendaman menggunakan aquades dan KNO3 0,2%. Percobaan kedua menggunakan RAL satu faktor yaitu media perkecambahan terdiri atas media pasir dan cocopeat. Data dianalisis menggunakan SAS 9.4 dan diuji lanjut menggunakan DMRT pada taraf kepercayaan 5%. Pencongkelan operkulum dan tanpa perendaman dapat meningkatkan indeks vigor dan kecepatan tumbuh. Proses perkecambahan benih rotan jernang (benih tanpa operkulum) terdiri atas empat tahap yaitu terbentuk tangkai kotiledon, kotiledon ligule, akar dan daun. Hitungan pertama dan hitungan terakhir uji daya berkecambah adalah 72 dan 104 hari setelah tanam. Kriteria kecambah normal adalah panjang plumula minimum ±15 mm, akar berkembang dengan sempurna yaitu terdapat akar primer dan akar sekunder. Media terbaik untuk perkecambahan benih rotan jernang adalah pasir.