cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
AGRIEKONOMIKA
ISSN : 23019948     EISSN : 24076260     DOI : -
AGRIEKONOMIKA, terbit dua kali dalam setahun yaitu pada April dan Oktober yang memuat naskah hasil pemikiran dan hasil penelitian bidang sosial, ekonomi dan kebijakan pertanian dalam arti umum.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1: April 2018" : 10 Documents clear
Agro-Tourism Development Strategy in Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano) of Kaligesing District of Purworejo Regency Siwi Harning Pambudi; Sunarto Sunarto; Prabang Setyono
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3835

Abstract

This research aims were: to gain information about villagers’ perception concerning to the plan of building an agro-tourism area in Dewi Kano, to find out the side effect of agro-tourism, to formulate the strategy in developing the agro-tourism. Researcher used observation, interview, questionnaire, and SWOT analysis (in formulating the agro-tourism development strategy) as methods. The results of the research show that the villagers of Dewi Kano are supporting the plan of developing their area as an agro-tourism; this is seen from their perceptions which tend to agree, because they understand that agro-tourism development can give benefits in ecology, economy, social, and management. The strategy which can be applied in developing agro-tourism of Dewi Kano is a progressive strategy; it means, the research location is in a great condition, so it will be well-developed by maximizing the opportunities.
Pemetaan dan Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Sayuran di Kabupaten Karanganyar Yos Wahyu Harinta; Joko Setyo Basuki; Sri Sukaryani
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3201

Abstract

Demi membangun Kawasan Strategis Ekonomi, suatu wilayah perlu untuk mengetahui potensi komoditas yang dimiliki dan layak untuk dikembangkan. Potensi tersebut bisa karena potensi alam ataupun karena sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif. Sehingga dengan modal yang sama, dapat berproduksi dalam waktu yang relatif singkat dan volume sumbangan untuk perekonomian daerah juga besar. Pertanian masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Karanganyar karena selalu masuk dalam posisi kedua sebagai penyumbang PDRB daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komoditas unggulan sayuran di Kabupaten Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis Location Quetient (LQ) yang didapatkan dari sumber data sekunder yaitu data produksi sayuran di Kabupaten Karanganyar yang berupa data series lima tahun terakhir dan didapatkan dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Karanganyar (dan didukung oleh data dari BPS Kabupaten Karanganyar). Hasil penelitian ini adalah komoditas sayuran yang dapat dijadikan unggulan dan layak dikembangkan potensinya di Kabupaten Karanganyar ditunjukkan dengan nilai Location Quotient (LQ) lebih dari 1. Hal ini berarti bahwa komoditas tersebut menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Komoditas memiliki keunggulan komparatif yang hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang bersangkutan namun juga dapat diekspor ke luar wilayah. Komoditas yang mendapatkan nilai LQ tertinggi dan mempunyai sebaran wilayah terbanyak adalah komoditas cabai yaitu di tujuh kecamatan (Kecamatan Jumapolo, Jumantono, Matesih, Ngargoyoso, Karanganyar, Mojogedang, Kerjo dan Jenawi). Sedangkan komoditas wortel nilai LQ-nya tertinggi di Kecamatan Karangpandan. Komoditas bawang putih menjadi tertinggi di Kecamatan Tawangmangu dan komoditas sawi tertinggi di Kecamatan Jatiyoso. Kata Kunci :  Pengembangan Agribisnis, analisis Location Quotient.
Pengembangan Agroindustri Wilayah Pesisir Berbasis Komoditas Unggulan Ikan Hasil Tangkapan Nurrisalah Hayati; Taufik Rizal Dwi Adi Nugroho
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3590

Abstract

Sektor perikanan merupakan salah satu sektor riil yang potensial dan dapat dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa komoditas hasil tangkap unggulan dan merumuskan strategi pengembangan agroindustri yang berasal dari komoditas hasil tangkap unggulan yang terpilih. Metode yang digunakan adalah metode Location Quotient (LQ) untuk mengetahui komoditas hasil tangkap unggulan dan Analisys Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui strategi pengembangannya. Berdasarkan hasil analisis LQ, ikan kurisi dan ikan cakalang merupakan komoditas unggulan di Wilayah Pesisir Kecamatan Tlanakan sedangkan hasil analisis AHP, kriteria modal menjadi prioritas pertimbangan utama dalam memilih alternatif agroindustri berbasis komoditas hasil tangkap unggulan, kemudian prioritas selanjutnya adalah kriteria sarana prasarana, teknologi, peluang pasar, kebijakan pemerintah, tenaga kerja, dan bahan baku.
Marketing Aspects of Vegetables: Comparative Study of Four Regions in East Java and Bali Joko Mariyono; Hanik A. Dewi; Putu B. Daroini; Evy Latifah; Abu Z. Zakariya; Victor Afari-Sefa
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3410

Abstract

One of the factors that determines the success or failure of agribusiness is ability of farmers to sell the product. Thus, marketing is an important part of vegetable farming. Good marketing process leads to commercialization, and unsuccessful in this step leads to inadequate income. This study aims to explore the marketing aspects of vegetables using descriptive analysis of vegetable marketing relates issues. The aspects include sources of information, traders, time to sell, use of mobile phone in marketing and the potential constraints.  Marketing characteristics of each region were discussed by comparing and contrasting one to another. Data for this study were gathered from a quantitative investigation of 360 farm households situated in four main vegetable producing regions of rural East Java and Bali, Indonesia. The results show that farmers relied on traders and neighbouring farmers as the trusted sources market information. The ways of farmers to sell the product to the market varied across regions. Commonly, farmers had frequent buyers or costumers to sell the products without any special commitment. In majority, farmers contacted a few of traders to sell the product about three days before harvesting. Highly fluctuation of prices was perceived to be the most important constraint among  other factors limiting good marketing. Thus, there is a need to address such constraints to help farmers to get fairness.
Karakteristik Petani Muda Agribisnis dan Faktor-faktor yang Mepengaruhi Alih Fungsi Lahan di Malang Eri Yusnita Arvianti; Salbinus Abin
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.1068

Abstract

Fungsi lahan pertanian di Indonesia sekarang ini harus bersaing dengan pemukiman, bidang industri dan properti. Upaya perlindungan terhadap status lahan sawah kemudian menjadi bagian yang paling urgen. Optimisme perlu dibangun dengan pandangan bahwa dengan membina petani muda agar berjiwa agribisnis (wirausaha) maka pembangunan sektor pertanian akan tetap berlanjut. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik petani muda di Malang, mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi praktik alih fungsi lahan di daerah penelitian, mengetahui model komunitas petani muda di Malang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Curungrejo, Desa Jatirejoyoso, Desa Mangunrejo, dan Panggungrejo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling.  Hasilnya adalah karakteristik petani muda yang paling banyak dimiliki adalah yang bersemangat di bidang agribisnis, kemudian dilanjutkan dengan karakteristik berusahatani sendiri, dan yang menganggap bertani sebagai usaha utama menduduki peringkat ketiga. Sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap praktik alih fungsi lahan adalah kendala irigasi, resiko usahatani, harga jual lahan dan tingkat pendapatan.
Relasi Kuasa, Mekanisme dan Strategi Meraih Kekuasaan dalam Program Social Forestry pada Taman Nasional Meru Betiri Diah Puspaningrum; Ati Kusmiati
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3142

Abstract

Social forestry adalah upaya yang dilakukan untuk membuat masyarakat di sekitar hutan menjadi berdaya. Peneliti ingin mengungkap lebih jauh mengenai proses pemberdayaan dalam kerangka social forestry yang dilakukan terhadap masyarakat desa hutan di kawasan Taman Nasional Meru Betiri dengan menggali bagaimana relasi kuasa antara masyarakat desa hutan di kawasan Taman Nasional Meru Betiri dengan powerholders (Taman Nasional Meru Betiri). Hubungan pertukaran antara masyarakat desa penyangga kawasan konservasi bersifat asimetris terutama dalam melaksanakan norma atau aturan konservasi. Dalam hubungan ini terdapat kekuasaan yang bersifat memaksa bagi warga masyarakat. Pengaruh dan  hubungan kekuasaan dalam program pemberdayaan antara lembaga masyarakat desa penyangga dan Taman Nasional Meru Betiri  adalah bersifat negatif karena hubungan tersebut terjadi proses kekuasaan yang berlangsung dari pemimpin ke pengikut (dari atas  ke bawah) dan ada wewenang dalam pengelolaan kawasan konservasi. Mekanisme dan strategi meraih kekuasaan terkait dengan peran hukum dan aturan belum disadari sebagai suatu perjanjian bersama antara masyarakat dan taman nasional sebagai suatu konsensus bersama.
KELAYAKAN DAN PENGEMBANGAN PABRIK KARET PTPN VII PADANG PELAWI BENGKULU Deny Kurnia Sisti; Joni Murti Mulyo Aji; Evita Soliha Hani
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3828

Abstract

Karet adalah komoditas perkebunan strategis yang memiliki peranan ekonomi yang signifikan bagi petani dan bagi Negara sebagai penyumbang devisa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kelayakan finansial dan teknis usaha karet; (2) sensitivitas terhadap penurunan harga output, penurunan produksi dan kenaikan harga input; (3) strategi pengembangan. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara dan pengumpulan data produksi tahun 2015. PTPN VII Unit Padang Pelawi Bengkulu merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan onfarm hingga offarm karet. Produk yang dihasilkan adalah SIR 20. Hasil penelitian menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio) dan Payback Period (PP) dengan tingkat bunga sebesar 6,75% menunjukkan bahwa perusahaan secara finansial layak. Analisis sensitivitas untuk menguji tingkat sensitivitas proyek terhadap penurunan produksi sebesar 5%, penurunan harga output sebesar 5% dan kenaikan harga input sebesar 6% menunjukkan perusahaan tidak sensitif dan strategi pengembangan PTPN VII Unit Padang Pelawi Bengkulu adalah memaksimalkan sumber daya alam dan tenaga kerja. Kelayakan usaha karet PTPN VII Unit Padang Pelawi Bengkulu layak untuk dilanjutkan.
Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi Terhadap Kemitraan Agribisnis Hadi Hidayatul Falah; Sudarko Sudarko; Sri Subekti
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.2157

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui: alasan petani cabai menjalin kemitraan dengan koperasi, persepsi petani cabai dan pengelola koperasi terhadap kemitraan agribisnis. Penentuan daerah penelitian menggunakan purposive method yaitu di Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan metode snowball sampling. Pengumpulan data dengan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan metode analisis model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa alasan petani cabai menjalin kemitraan adalah adanya kepastian pasar, ingin mendapat ketenangan hati, adanya bimbingan teknis, menumbuhkan kekeluargaan, adanya bantuan modal, memiliki kedekatan dengan koperasi dan adanya keinginan untuk menaikan kapasitas diri. Persepsi petani cabai terhadap kemitraan beranggapan sudah berjalan baik. Semua norma, baik itu tertulis atau tidak tertulis, di jalankan dan diterima  sebaik mungkin. Persepsi pengelola Koperasi terhadap kemitraan beranggapan sudah berjalan baik. Tidak ada permasalahan secara teknis yang sangat berarti, namun permasalahan yang paling berpengaruh adalah permasalahan SDM.
Lebak Swamp Typology and Rice Production Potency in Jakabaring South Sumatra Elisa Wildayana; M. Edi Armanto
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.2513

Abstract

The research aimed to compare lebak swamp typology and rice production potency before and after landfills in Jakabaring South Sumatra.  This study is a qualitative and quantitative research assisted with interpretation of Landsat images in 1987 and 2015. The research method was survey method in the fields and respondents were taken by randomly purposive sampling and by using open questionnaire. The research resulted that lebak swamp in Jakabaring can be divided into six typologies, namely lebak lebung, deep lebak, middle lebak, levee lebak, shallow lebak and dry land. After landfills, dry land covers an area of 1,964 ha (72.73%), while the lebak swamp was decreased by approximately 736 ha (27.27%). Before landfills, soil orders were found based on its dominance, namely Histosols, Entisols, Inceptisols and Gelisols. After landfills, composition of soil order is dominated by Entisol, Inceptisol, Gelisols and Histosols. Before landfills rice yields were produced about 3,240 tons of milled dry rice (MDR)/year, and potency rice production is now only about 506.25 tons of MDR/year.
Keberadaan TV TANI Sebagai Revitalisasi Media Baru Penyuluhan Pertanian di Indonesia Kadhung Prayoga; Pungky Syah Banar; Dimas Setyo Prayoga
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3509

Abstract

Asimetris informasi yang dialami petani di Indonesia salah satunya terjadi karena media penyuluhan seperti televisi dan radio yang kurang memberikan informasi secara signifikan dan berimbang. Kemudian muncullah TV TANI yang diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut, namun apakah kemudian TV TANI sebagai media baru penyuluhan mampu menyediakan beragam informasi bagi petani. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan lewat metode studi pustaka. Dari pembahasan diketahui bahwa TV TANI menjadi media baru bagi kegiatan penyuluhan di Indonesia karena sudah berbasis internet yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Namun, Kementerian Pertanian tidak jelas dalam menentukan sasaran dan tidak memperhatikan kondisi sosial budaya petani. Meski begitu, TV TANI hadir dengan kemasan berbeda dan lebih baik jika dibandingkan konsep siaran pertanian yang sudah pernah ada. Dalam pengembangan materi acara, Kementerian Pertanian harusnya bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan pembangunan perdesaan dan melibatkan masyarakat pedesaan dalam penyusunannya.

Page 1 of 1 | Total Record : 10