Claim Missing Document
Check
Articles

Transfer Knowledge Melalui Penyuluhan dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Silase Hijauan Sariri, Ahimsa Kandi; WM, Ali Mursyid; Sukaryani, Sri; AY, Engkus
WIDYATAMA Vol 22, No 2 (2013): WIDYATAMA
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

                Kelompok tani ternak Manunggal Tekad adalah kelompok tani ternak yang ada di desa Karangbangun Kecamatan Jumapolo Kabupaten Wonogiri.  Desa Karangbangun mempunyai karakteristik lahan kering dan sawah yang ada merupakan sawah tadah hujan. Kondisi lahan pada musim penghujan relatif subur dan pada saat kemarau sangat kering. Hal ini mengakibatkan  ketersediaan hijauan pakan ternak sangat tidak seimbang yaitu pada saat penghujan tersedia melimpah tetapi pada saat musim kemarau hampir tidak ada hijauan pakan.  Pada saat musim kemarau akan dilakukan penjualan ternak besar-besaran karena ketidaktersediannya pakan hijauan yang merupakan pakan utama dan satu-satunya yang diberikan kepada ternak. Masalah ini dapat diselesaikan dengan  transfer knowledge melalui penyuluhan dan pelatihan teknologi pengawetan hijauan pakan yang sederhana seperti pembuatan silase hijauan. Silase ini memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar desa Karangbangun. Metode transfer knowledge yang dilakukan adalah dengan penyuluhan dan pelatihan. Untuk mengetahui keberhasilan transfer knowledge dilakukan pre test sebelum kegiatan dilakukan dan post test setelah kegiatan dilakukan. Nilai dari pre test dan post test dianalisis menggunakan T Test.  Kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dan pelatihan dapat meningkatkan secara nyata pengetahuan anggota kelompok tani ternak Manunggal Tekad terhadap pembuatan silase hijauan. Kata-kata kunci : penyuluhan, pelatihan, silase hijauan
Pengaruh Penambahan Aspergilllus niger terhadap Kandungan Nutrien pada Proses Fermentasi Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) Yakin, Engkus Ainul; Sariri, Ahimsa Kandi; Sukaryani, Sri
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 10 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.109

Abstract

Abstract This research goal is to determine the nutrient content increased and decreased lignin content of cocoa pod fermented by Aspergillus niger. The assessment method was performed using the three treatments and four replications. T0 = cocoa pod fermentation without the addition of Aspergillus niger, T1 = cocoa pod fermentation by the addition of 5% Aspergillus niger, and T2 = cocoa pod fermentation by the addition of 10% of Aspergillus niger. Fresh cocoa pods were chopped to a size of 1-2 cm. Some of the cocoa pods are directly chopped, rolled, and dried while the rest are supplemented with Aspergillus niger. The mixture is stored within an aerobic medium for seven days. Observed variables include dry matter (DM), crude protein (CP), crude fiber (CFt), crude fat (CF), and lignin. Data were analyzed with analysis of variance unidirectional pattern (Oneway ANOVA) of the completely randomized design (completely randomized design), then if there are significant differences will be further tested by Duncan multiple range test. The results showed that cocoa pod fermented with A. niger decrease of dry matter, crude fat, crude fiber, and lignin. The conclusion is the addition of Aspergillus niger 5% will lower the lignin content (5.38%) compared to without the addition of Aspergillus niger (7.84%). Keywords: Aspergillus niger; Cocoa pod; Fermentation; Lignin Abstrak Penelitian dilakukan untuk mengetahui peningkatan kandungan nutrien dan penurunan kandungan lignin dari kulit buah kakao (KBK) yang difermentasi dengan A. niger. Metode penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan tiga perlakuan dan empat ulangan. P0 = KBK fermentasi tanpa penambahan A. niger, P1 = KBK fermentasi dengan penambahan 5% A. niger, dan P2=KBK fermentasi dengan penambahan 10% A. niger . KBK segar dicacah dengan ukuran 1-2 cm. Sebagian KBK yang dicacah langsung dikeringkan kemudian digiling dan sebagian lainnya diberi penambahan A. niger. Campuran dimasukkan ke dalam wadah aerob selama 7 hari. Penelitian ini dirancang menggunakan desain penelitian rancangan acak lengkap. Variabel yang diamati meliputi kandungan bahan kering (BK), protein kasar (PK), serat kasar (SK), lemak kasar (LK) dan lignin. Data dianalisis menggunakan sidik ragam pola searah (oneway ANOVA) dan dilanjutkan uji jarak berganda Duncan (Duncan multiple range test/DMRT), apabila nilai P<0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi kulit buah kakao dengan A. niger menurunkan kandungan air, lemak kasar, serat kasar dan lignin. Disimpulkan bahwa penambahan A. niger 5% dapat menurunkan kandungan lignin (5,38%) dibandingkan dengan tanpa penambahan A. niger 10% (7,84%). Kata kunci : Aspergillus niger; Fermentasi; Kulit buah kakao; Lignin
PENDUGAAN UMUR SIMPAN SIRUP BUAH TIN “KHAROMAH” DENGAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) Ali Mursyid Wahyu Mulyono; Afriyanti .; Joko Setyo Basuki; Sri Sukaryani
Pro Food Vol. 4 No. 1 (2018): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.074 KB) | DOI: 10.29303/profood.v4i1.75

Abstract

Pokoh Kidul is the center of figs plant in Wonogiri area. Figs was processed into syrup with “Kharomah” as brand by Posdaya Lancar Barokah. But, the shelf life of this syrup was not yet known. Therefore, the purpose of this study was to determine the shelf life of this syrup by the Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) method. Product was saved at temperature of 50C, 300C and 500C for 28 days. Every 7 days, a sample was taken and then the color, pH and reducing sugar was analysed. The lowest activation energy was obtained from the analysis of reducing sugar changes, it is 287,55 mol/cal. The shelf life of figs syrup at room temperature was 19 days, and 22 days at low temperature.Keywords: ASLT, figs, shelf life, syrupABSTRAKDesa Pokoh Kidul merupakan sentra tanaman buah tin di daerah Wonogiri. Buah tin yang dihasilkan selama ini diolah menjadi sirup buah tin dengan merk “Kharomah” oleh Posdaya Lancar Barokah. Akan tetapi, belum diketahui umur simpan dari sirup ini. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui umur simpan sirup buah tin dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT). Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan penyimpanan produk sirup pada tiga suhu yang berbeda yaitu 50, 300 dan 500C selama 28 hari. Setiap 7 hari sekali diambil sampel dan dilakukan analisis warna, pH dan kadar gula reduksi. Energi aktivasi terendah didapatkan dari hasil analisis perubahan kadar gula reduksi yaitu 287,55 mol/kal. Umur simpan sirup buah tin di suhu ruang selama 19 hari, sedangkan di suhu rendah selama 22 hari.
KAJIAN UMUR DAN MEDIA PEMBERSIHAN TELUR TERHADAP KUALITAS PENETASAN AYAM KAMPUNG Roi Mustakim; sri sukaryani; Engkus Ainul Yakin
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 5, No 1 (2021): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v5i1.1581

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu optimal penyimpanan telur tetas dan media pembersihan telur terhadap berat tetas dan daya tetas ayam kampung. Materi penelitian menggunakan telur tetas sebanyak 180 butir. Design percobaan menggunakan RAL pola faktorial, faktor pertama adalah faktor umur telur tetas, terdiri dari  umur 3 hari (A1), umur 6 hari (A2), dan umur 9 hari (A3). Faktor kedua adalah media pembersihan telur tetas, terdiri dari media pembersihan dengan  alkohol 70 % (B1) dan dengan air hangat 60 o C (B2), masing-masing kombinasi perlakuan di ulang sebanyak 2 kali. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Bilamana terdapat perbedaan, di lanjutkan dengan uji Duncan’t Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur telur berpengaruh secara nyata  terhadap berat tetas ayam kampung, dengan rata-rata nilai berat tetas dicapai oleh perlakuan A2 (45,83 g) disusul kemudian oleh A1 (44,35 g) dan A3 (43,97 g), sedangkan media pembersihan telur menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap berat tetas ayam kampung. Rata-rata nilai berat telur pada perlakuan B1 dan B2  masing-masing sebesar 44,43 g dan 45,00 g. Tidak terdapat interaksi antara umur telur dan media pemberihan telur terhadap berat  tetas ayam kampung. Umur telur menunjukkan berpengaruh  sangat nyata terhadap daya tetas, dengan rata-rata daya tetas tertinggi pada perlakuan A1 (83,72 %) kemudian A2 (56,33 %) dan A3 (32,80 %), namun media pembersihan telur menunjukkan berpengaruh nyata terhadap daya tetas telur ayam kampung, rata-rata pada perlakuan B2 (62,64 %) dan B1 (52,59 %) adapun diantara umur telur dan media pembersihan telur tidak terdapat interaksi.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah umur telur berpengaruh sangat nyata terhadap berat tetas dan daya tetas ayam kampung, sedangkan  media pembersihan telur berpengaruh nyata terhadap daya tetas dan berpengaruh tidak nyata terhadap berat tetas ayam kampung.       Kata kunci: berat tetas, daya  tetas, media pembersihan, umur telur AbstractThis research aims to determine the optimal storage time for hatching eggs and the media for cleaning eggs against hatching weight and hatchability of native chickens. This research material uses 180 hatching eggs. The experimental design used a factorial of completely randomized design, the first factor was the age of the hatching eggs, consisting of 3 days (A1), 6 days (A2), and 9 days (A3). The second factor is the media for cleaning hatching eggs, consisting of cleaning media with 70% alcohol (B1) and warm water at 60 o C (B2), each treatment combination is repeated 2 repetitions. The collected data were analyzed statistically using a factorial completely randomized design. If there are differences, continue with the Duncan't Multiple Range Test (DMRT). The results showed that egg age had a significant effect on the hatching weight of native chickens, with the average hatch weight value achieved by treatment A2 (45.83 g) followed by A1 (44.35 g) and A3 (43.97 g). , while the media for cleaning eggs showed no significant effect on the hatching weight of native chickens. The average egg weight values in treatment B1 and B2 were 44.43 g and 45.00 g, respectively. There is no interaction between egg age and egg feeding media on the hatching weight of native chickens. Egg age showed a very significant effect on hatchability, with the highest average hatchability in treatment A1 (83.72%) then A2 (56.33%) and A3 (32.80%), but the media for cleaning eggs showed a significant effect. on the hatchability of native chicken eggs, the average treatment was B2 (62.64%) and B1 (52.59%), while there was no interaction between the age of the eggs and the media for cleaning the eggs. The conclusion of this study was that egg age had a very significant effect on hatching weight and hatchability of native chickens, while the media for cleaning eggs had a significant effect on hatchability and had no significant effect on hatching weight of native chickens. Keywords: hatch weight, hatchability, cleaning medium, egg age 
Kajian Kandungan lignin dan Selulosa Jerami Padi Fermentasi sri sukaryani
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2018): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v2i2.267

Abstract

AbstrakPenelitian dilakukan di laboratorium fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo. Tujuannya adalah untuk mengkaji pengaruh penggunaan MA 11 dalam fermentasi terhadap kadar lignin dan selulosa jerami padi dan mengkaji waktu yang optimal dalam fermentasi dengan MA-11. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jerami padi, tepung tapioca, larutan MA-11. Perlakuan sebanyak 4 macam yaitu : T0 : Jrami padi tanpa fermentasi; T1: Jerami padi  difermentasi selama 2 hari; T2 : Jerami padi  difermentasi selama 4 hari; T3 : Jerami padi difermentasi selama 6 hari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan ulangan sebanyak 3 kali. Peubah yang diamati adalah : kadar lignin dan selulosa.  Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dengan analisis variansi pola searah. Jika terdapat perbedaan antar perlakuan, dilakukan uji lanjut dengan uji BNT. Hasil penelitian yang didapatkan adalah bahwa lama fermentasi 2 – 6 hari berpengaruh sangat nyata menurunkan kadar lignin  dan berpengaruh sangat nyata meningkatkan kadar selulosa jerami padi. Kadar lignin jerami padi pada perlakuan T3 (fermentasi selama 6 hari ) adalah yang paling rendah ( 6,86 % ), disusul kemudian T2 ( 8,93 % ), T1 (13,31 % ) dan T0 ( 14,14 % ). Sedangkan kadar selulosa tertinggi dicapai oleh perlakuan T3 yaitu sebesar 27,64 %, kemudian disusul oleh T2 (27,19 %), T1 sebesar 26,57 % dan yang paling rendah adalah T0 (26,10 %). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fermentasi jerami padi menggunakan MA-11 selama 2 – 6 hari dapat menurunkan kadar libnin dan meningkatkan kadar selulosa. Fermentasi selama 6 hari menunjukkan kadar lignin yang terrendah dan kadar selulosa yang tertinggi..Kata kunci: fermentasi, MA-11, lignin, selulosa
Pemetaan dan Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Sayuran di Kabupaten Karanganyar Yos Wahyu Harinta; Joko Setyo Basuki; Sri Sukaryani
Agriekonomika Vol 7, No 1: April 2018
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v7i1.3201

Abstract

Demi membangun Kawasan Strategis Ekonomi, suatu wilayah perlu untuk mengetahui potensi komoditas yang dimiliki dan layak untuk dikembangkan. Potensi tersebut bisa karena potensi alam ataupun karena sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif. Sehingga dengan modal yang sama, dapat berproduksi dalam waktu yang relatif singkat dan volume sumbangan untuk perekonomian daerah juga besar. Pertanian masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Karanganyar karena selalu masuk dalam posisi kedua sebagai penyumbang PDRB daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komoditas unggulan sayuran di Kabupaten Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis Location Quetient (LQ) yang didapatkan dari sumber data sekunder yaitu data produksi sayuran di Kabupaten Karanganyar yang berupa data series lima tahun terakhir dan didapatkan dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Karanganyar (dan didukung oleh data dari BPS Kabupaten Karanganyar). Hasil penelitian ini adalah komoditas sayuran yang dapat dijadikan unggulan dan layak dikembangkan potensinya di Kabupaten Karanganyar ditunjukkan dengan nilai Location Quotient (LQ) lebih dari 1. Hal ini berarti bahwa komoditas tersebut menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Komoditas memiliki keunggulan komparatif yang hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang bersangkutan namun juga dapat diekspor ke luar wilayah. Komoditas yang mendapatkan nilai LQ tertinggi dan mempunyai sebaran wilayah terbanyak adalah komoditas cabai yaitu di tujuh kecamatan (Kecamatan Jumapolo, Jumantono, Matesih, Ngargoyoso, Karanganyar, Mojogedang, Kerjo dan Jenawi). Sedangkan komoditas wortel nilai LQ-nya tertinggi di Kecamatan Karangpandan. Komoditas bawang putih menjadi tertinggi di Kecamatan Tawangmangu dan komoditas sawi tertinggi di Kecamatan Jatiyoso. Kata Kunci :  Pengembangan Agribisnis, analisis Location Quotient.
APLIKASI TEKNOLOGI BUDIDAYA MINA AYAM DI DESA SELOREJO GIRIMARTO WONOGIRI Engkus Ainul Yakin; Ali Mursyid Wahyu Mulyono; Ahimsa Kandi Sariri; Sri Sukaryani
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2020): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v3i2.27642

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukakan untuk mengetahui pengaruh dari budidaya mina ayam yang diterapkan pada kelompok tani. Tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat kelompok tani mengenai budidaya mina ayam sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan. Metode pengabdian yang dilakukan dengan melakukan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan mengenai teknik budidaya mina ayam. Komoditi yang dipakai pada teknologi mina ayam yaitu ikan lele dan ayam petelur. Selama kegiatan pengabdian didatangkan narasumber untuk menambah wawasan mengenai ayam petelur maupun ikan lele. Variabel yang diamati yaitu peningkatan pengetahuan masyarakat, produksi lele, dan produksi telur. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan peningkatan pengetahuan pengetahuan kelompok mengenai pemeliharaan ayam petelur sebesar 14,30% dan pemeliharaan budidaya ikan lele sebesar 20%. Pemeliharaan ikan lele menghasilkan berat badan akhir rata-rata yaitu 72,96 g/ekor; ADG (average daily gain) 1,17 g/ek/hari; dan FI sebesar 62 kg. Untuk produksi telur rata-rata selama pemeliharaan mina ayam yaitu 87,93%. Dari kegiatan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kegiatan mina ayam dapat lebih menekan biaya pakan untuk budidaya ikan lele.Community service was conducted to determine the effect of integrated chicken-fish farming application to the local farmer group. Specific objective to be achieved was to increase the farmer’s knowledge abaout the integrated chicken-fish farming as well as to improve the rural economy. The method of community service performed by counseling, training and mentoring of the integrated chicken-fish farming techniques. Commodity used in the integrated chicken-fish farming technology were catfish and laying hens. During the community service activities, speakers were broght to broaden farmer’s knowledge redarding the laying hens and catfish. Variables observed were catfish production, egg production, and the results of pre-test and post-test. The results demonstrated the catfish yield the final weight average of 72.96 g/fish; average daily gain of 1.17 g /head/day, and the feed intake was 62 kg. For the average egg production during maintenance mina chicken was 87.93 %. In the post-test and pre-test for laying hens and aquaculture catfish farming activities increased scores in a row were 14.30 % and 20.00 %. Based on the  activities that have been implemented, it can be concluded that the activity of the integrated chicken-fish was able to reduce the cost for the catfish feeding. 
Suplementasi Ekstrak Brokoli sebagai Agen Kyuring Alami terhadap Uji Sensorik dan Protein Terlarut Daging Sapi Kornet Catur Sucipurwati; Engkus Ainul Yakin; Sri Sukaryani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 1 (2021): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.318 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i1.14415

Abstract

ABSTRAKBrokoli dapat digunakan sebagai alternatif untuk dipakai sebagai agen kyuring alami produk daging organik. Brokoli lebih cocok dan lebih sesuai sebagai penambah aroma dan cita rasa pada produk olahan daging dibandingkan dengan sayuran berhijau daun lainnya yang mengandung nitrat yang tinggi. Brokoli memiliki manfaat lain yaitu menormalkan kadar gula darah, menurunkan kadar kolesterol jahat, serta sebagai antioksidan. Tujuan suplementasi ekstrak brokoli sebagai agen kyuring alami pengaruhnya terhadap warna, tekstur, dan protein terlarut daging sapi kornet. Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas P1 (0% ekstrak brokoli); P2 (5% penambahan ekstrak brokoli); P3 (10% penambahan ekstrak brokoli); P4 (15% penambahan ekstrak brokoli) dengan ulangan sebanyak empat kali. Data dianalisis menggunakan analisis ragam jika ada pengaruh maka dilakukan uji lanjut berganda Duncan. Hasil penelitian suplementasi ekstrak brokoli sebagai agen kyuring alami berpengaruh nyata terhadap warna dan tekstur, serta berpengaruh sangat nyata terhadap protein terlarut. Suplementasi brokoli 15% memberikan pengaruh yang terbaik.Kata kunci: ekstraksi brokoli, kyuring alami, daging sapi kornet Supplementation of Broccoli Extract as Natural Curing Agent on Sensory Test and Water Soluble Protein of Corned BeeABSTRACT Broccoli can be used as an alternative for natural curing agents for an organic beef product. broccoli is better than other high nitrate content vegetables to increase taste and aroma. Furthermore, it can normalize blood sugar, decrease blood cholesterol, and has antioxidant properties. This study aimed to determine the color, texture, and water soluble protein of beef cornet supplemented by broccoli extract. The treatments experimented were P1 (0% broccoli extract), P2 (5% broccoli extract), P3 (10% broccoli extract), and P4 (15% broccoli extract), each repeated 4 times. The data obtained were analysed by analyzed of variance continued by Duncan test. The results indicated that broccoli extract supplementation significantly affected color, texture, and water soluble protein. 15% broccoli extract supplementation showed the best result.Keywords: broccoli extraction, natural curing agent, corned beef
Substitution of the Fermented Cocoa Pod Waste in to the Grass Based Diet on Performance of Bligon Goat Engkus Ainul Yakin; Sri Sukaryani; Catur Suci Purwati
Buletin Peternakan Vol 45, No 1 (2021): BULETIN PETERNAKAN VOL. 45 (1) FEBRUARY 2021
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v45i1.61589

Abstract

This experiment was aimed to evaluate the effect of fermented cocoa pod as feed for Bligon goats. Sixteen Bligon goat with a body weight of 11-13 kg were put into individual cages which were equipped with feed and drink containers. The study design used a randomized block design, where initial body weight in as peragam with four treatments and four replications. Fermented cocoa pod used Trametes versicolor. The experimental treatments were T1= 30% of fresh king grass + 50% of dried king grass + 20% of concentrate; T2= 30% of fresh king grass + 30% of dried king grass + 40% of concentrate; T3= 30% of fresh king grass + 30% of cocoa pod + 40% of concentrate; and T4= 30% of fresh king grass + 30% of cocoa pod fermented + 40% of concentrate. Observed variables were feed intake, body weight gain and feed conversion. The result showed that fermented cocoa pod at the level of 30% had higher (P<0.05) infeed intake (560.33 g day-1), body weight gain (101.79 g head-1day-1), and feed conversion (5.50) compared to other treatments. The conclusion of this study were the use of 30% cocoa pod fermented in the ration showed the best body weight gain and feed conversion on Bligon goat performance. 
Kandungan Serat Jerami Padi Fermentasi dengan Lama Waktu Inkubasi yang Berbeda Sri Sukaryani
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 2, No 2/Nov (2016): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.989 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v2i2/Nov.1198

Abstract

Tujuan penelitian adalah 1) untuk mengkaji pengaruh penggunaan MA 11 dalam fermentasi jerami padi terhadap kandungan serat jerami padi ; 2) untuk mengkaji waktu yang optimal dalam fermentasi dengan MA-11. Metode penelitian : Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola searah, dengan 4 macam perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan.  Perlakuan tersebut adalah : T0 : Jrami padi tanpa fermentasi, T1: Jerami padi  difermentasi selama 2 kali 24 jam, T2: Jerami padi  difermentasi selama 4 kali 24 jam dan T3: Jerami padi difermentasi selama 6 kali 24 jam. Peubah yang diamati adalah : kadar ADF dan NDF. Data yang didapatkan dianalisis secara statistik dengan analisis variansi pola searah. Jika terdapat perbedaan diantara perlakuan, dilakukan uji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan’t.  Hasil penelitian  adalah 1) rata-rata kadar ADF pada T0 : 50.21%, T1 : 40.01% T2 : 37.53 % dan T3 : 36.93%. 2)  Rata-rata kadar NDF  pada T0 : 69.22%; T1 : 64.65%; T2 : 62.85% dan T3 : 62.20%. Secara statistik lama fermentasi berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan ADF dan NDF jerami padi, dan semakin lama waktu fermentasi semakin menurunkan kandungan ADF dan NDF jerami padi sampai batas waktu 4 hari. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa lama waktu fermentasi berpengaruh sangata nyata menurunkan kandungan ADF dan NDF jerami padi. Waktu yang optimal dalam fermentasi dengan MA-11 adalah 4 hari.