cover
Contact Name
Agus Hindarto Wibowo
Contact Email
rekavasi@akprind.ac.id
Phone
+6285641246300
Journal Mail Official
bagushind@akprind.ac.id
Editorial Address
Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Rekavasi
ISSN : -     EISSN : 23387750     DOI : https://doi.org/10.34151/rekavasi
Jurnal Rekavasi merupakan open acces journal yang diterbitkan Prodi Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun, setiap bulan Mei dan Desember.
Articles 208 Documents
ANALISIS PRODUKTIVITAS PABRIK SPIRITUS DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX DAN GREEN PRODUCTIVITY DI PT. MADU BARU Abrianto, Abrianto; Asih, Endang Widuri; Susetyo, Joko
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Pabrik Madu Baru adalah sebuah perusahan yang bergerak dibidang agroindustry dengan hasil produksi utama berupa gula pasir dan alkohol yang dimana menghasilkan limbah cair yaitu vinansse dan limbah tersebut dapat membahayakan lingkungan, serta dapat menurunkan kinerja karyawan. Penting bagi perusahan untuk memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam operasi produksi yang di laksanakan agar dapat menciptakan keserasian dengan lingkungan di sekitarnya dan untuk meningkatkan produktivitas kinerja perusahan.Usaha yang dapat dilakukan untuk pengukuran produktivitas dan mengatasi permasalahan lingkungan adalah dengan mengunakan konsep objective matrix dan green productivity.Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh pencapaian tingkat tertinggi produktivitas selama proses spiritus yaitu mencapai 2% dan terendah -2,91%. Maka dilakukan usulan perbaikan untuk mencapai skor 7, dan didapat hasil sebagai berikut : jumlah bahan baku = 5.388,8 ku, jumlah jam kerja= 490,5 jam dan lama hari proses = 27hari.Hasil perhitungan sebelum perbaikan diperoleh nilai indeks EPI TSS sebesar -1093.388, BOD sebesar -20893.007, COD sebesar -25683.913 dan suhu -384,56 sedangkan nilai total indeks EPI perusahan bernilai -48.053,0016 artinya kinerja lingkungan perusahaan PT. Madu Baru masih di bawah standar baku mutu.Setelah melakukan perbaikan produktivitas berdasarkan tingkat indeks EPI yang paling tinggi dengan teknik MSL (Multi Soil Layering) dan menghasilkan nilai indeks EPI BOD dapat berkurang sebesar -20.338,867, COD -11.875,764, TSS -976,6226 dan suhu -385,8112 dengan nilai total indek EPI -14.475,9368. Kata kunci : Produktivitas, Omax, EPI, Green productivity, MSL
DESAIN ULANG MESIN PEMOTONG TEMPE MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) MELALUI PENDEKATAN ANTROPOMETRI Saraswati, Ayu Wulandari; Oesman, Titin Isna; Sodikin, Imam
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin pemotong tempe yang digunakan pada home industri “Pak Mur” saat ini, memiliki banyak keluhan yang dinyatakan oleh pekerja. Keluhan-keluhan tersebut antara lain adanya keluhan muskuloskeletal, bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan proses pemotongan tempe yang masih terbuat dari bahan besi berkarat, Tegangan listrik sebesar 900 watt dan kenyamanan dalam pengoperasian mesin pemotong tempe yang dianggap masih kurang. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti bermaksud meredesain mesin pemotong sehingga dapat meningkatkan kesehatan pekerja dan kapasitas produksi home industri tersebut. Metode yang digunakan untuk meredesain mesin pemotong tempe adalah dengan menggunakan service quality dan quality function deployment melalui pendekatan antropometri. Dengan penyebaran kuisioner sebanyak 8 (delapan) orang pekerja untuk mengumpulkan data keluhan muskuloskeletal melalui nordic body map, mengumpulkan data tingkat kepentingan, tingkat kepuasan dan tingkat harapan dari pekerja terhadap mesin pemotong tempe melalui service quality dan quality function deployment serta menghimpun data antropometri yang dibutuhkan. Hasil dari service quality diperoleh gap positif terbesar terdapat pada atribut tinggi mesin. Hasil dari quality function deployment diketahui tingkat kepentingan tertinggi terdapat pada atribut tinggi mesin 4,625. Tingkat kepuasan tertinggi terdapat pada atribut tinggi mesin yaitu sebesar 4,75. Ukuran mesin pemotong tempe yang baru adalah tinggi mesin 94,32 cm dan lebar 55,78 cm. Kata kunci: Service Quality, Quality Function Deployment, Antropometri
Desain Mesin Mixing pada Proses Produksi Tempe Menggunakan Quality Function Deployment Berdasarkan Ergonomi Ariantono, Muhammad Rifqi; Oesman, Titin Isna; Simanjuntak, Risma Adelina
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai dan kapang atau ragi. Industri tempemerupakan industri rumah tangga salah satu yang mengelola industri tempe adalah home industry tempe di bantulmilik Bapak Rasimun. Home industry tersebut memproduksi 200 kg tempe setiap hari. Dalam proses produksi padaperagian terdapat cara kerja yang belum ergonomis Karena proses produksi masih konvesional dan para pekerjabelum memperhatikan higienitas dari produk, sehingga diperlukannya mesin yang dapat merubah cara kerjakonvesional dengan memperhatikan higienitas produk.Perancangan mesin mixing ragi dan kedelai ini menggunakanmetode Quality Function Deployment(QFD) berdasarkan ergonomi.Metode QFD merupakan suatu metode yangterstruktur dalam penggambaran produk yang memungkinkan pengembangan produk untuk menetapkan denganjelas semua keinginan dan kebutuhan konsumen serta mengevaluasi masing-masing kemampuan produk yangditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan.Metode ergonomi digunakan untuk menyesuaikan mesindengan dimensi tubuh pekerja.Dalam penelitian ini dihasilkan mesin mixing ragi dan kedelai yang memilikikapasitas 5 (lima) kg. mesin tersebut didesain sesuai dengan tubuh pekerja sehingga dapat mengurangi keluhanmuskuloskeletal yang dialami pekerja, meningkatkan higienitas produk dan mempercepat proses produksi, terutamapada bagian peragian.Kata Kunci: Perancangan, Quality Funtion Deployment, Ergonomi
Optimalisasi Biaya Distribusi Produk PT. Madubaru dengan Pendekatan Metode Saving Matrix Dan Generalized Assignment Azizah, Ulfah Nur; Oesman, Titin Isna
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Madubaru merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan dan pembuatan gulakonsumsi dengan lokasi retailer di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) - Jawa Tengah. PT. Madubaru inimempunyai mekanisme distribusi yang tidak optimal dengan melakukan pengiriman produk ke setiap retailer darisebuah gudang kemudian kembali ke gudang dan seterusnya. Hal tersebut menimbulkan permasalahan terkaitpenjadwalan, pengaturan rute, dan pengaturan kapasitas.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbandingan hasil metode penyelesaian dalam Supply ChainManagement (SCM) yaitu Saving Matrix dan Generalized Assignment. Tujuan utama dari metode ini adalahperencanaan rute dan penugasan kendaraan dengan biaya distribusi yang optimal. Metode Saving Matrix dilakukandengan membuat suatu matriks penghematan (savings matrix). Matriks ini berisi daftar penghematan yang diperolehjika menggabungkan dua atau lebih retailer dalam satu kendaraan. Metode Generalized Assignment bekerja denganmenentukan seed point atau titik tengah kendaraan, kemudian menghitung biaya penyisipan untuk setiap pelanggan.Hasil dari penelitian yang dilakukan pada 12 retailer diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan metode savingmatrix sebesar Rp. 395.222/hari dapat memberikan penghematan lebih besar Rp. 81.593/hari (14 %) dibandingkandengan penggunaan metode generalized assignment Rp. 399.305/hari dengan penghematan sebesar Rp. 77.510/hari(13%) dari biaya sebelumnya sebesar Rp. 476.815/hari. Rute usulan yang optimal juga dihasilkan oleh metodeSaving Matrix (tiga rute dengan total jarak tempuh sebesar 112,45 km) dibandingkan rute usulan yang dihasilkandengan Generalized Assignment (tiga rute dengan total jarak tempuh sebesar 116 km) dari 12 rute sebelumnyadengan total jarak tempuh 263 km. Rute yang dimiliki oleh saving matrix lebih sederhana, fleksibel dan mempunyaikecepatan tinggi daripada generalized assignmentKata Kunci: generalized assignment, saving matrix, supply chain management
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Silver Meal Berdasarkan Klasifikasi ABC Untuk Menentukan Persediaan Bahan Baku pada PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri Sengke, Keren Irene; Simanjuntak, Risma; Asih, Endang Widuri
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi produk plastikyang proses produksinya sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku biji plastik. Permintaan konsumen yangsemakin kompleks mengharuskan perusahaan untuk menyediakan bahan baku dengan tepat sehingga prosesproduksi dapat berjalan lancar. Masalah keterlambatan kedatangan bahan baku dari supplier dan kesalahanperhitungan kebutuhan bahan baku juga dapat menjadi masalah dalam persediaan bahan baku produksi, karena itusangat dibutuhkan menejemen yang baik mengenai persediaan bahan baku biji plastik di gudang. Pada penelitian inibahan baku dikelompokkan sesuai kekritisannya menggunakan klasifikasi ABC, kemudian dilakukan prosesperamalan kebutuhan bahan baku dan menghitung Safety Stock. Perhitungan lot size menggunakan metode SilverMeal bertujuan untuk mendapatkan hasil yang paling optimal serta menentukan Reorder Point bahan baku dankemudian melakukan penjadwalan persediaan bahan baku. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 1 jenis bahanbaku klasifikasi A, 3 bahan baku klasifikasi B dan 10 bahan baku klasifikasi C. Klasifikasi A berarti diharapkanperusahaan lebih fokus terhadap persediaan bahan baku klasifikasi A. Peramalan menunjukkan hasil yang konstansetiap bulannya selama tahun 2016 pada setiap bahan baku. Safety stock berbeda untuk setiap bahan bakunya yaituberkisar 0 sampai 3,9 kg. Lot Size menunjukkan jumlah dan waktu pemesanan yang optimal serta reorder pointberkisar antara 132,5 hingga 63,2 sehingga dengan Lead Time selama 7 hari dapat dilakukan penjadwalanpersediaan bahan baku untuk tahun 2016.Kata kunci: Klasifikasi ABC, lot size, Silver Meal, Penjadwalan bahan baku.
Redesain Alat Pengupas Biji Mete Berbasis Ergonomi dan Quality Function Deployment (QFD) Guna Meningkatkan Kualitas Kesehatan Pekerja Setiawan, Tomi Agus; Oesman, Titin Isna; Parwati, Cyrilla Indri
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mete merupakan salah satu jenis produk olahan makanan yang sangat digemari oleh masyarakatIndonesia.Para pekerja pengupas biji mete saat ini menggunakan alat yang berbahan kayu dan pada saatmenggunakan alat yang saat ini posisi tubuh membungkuk yang mengakibatkan terasa sakit pada bagian tubuhtertentu leher bagian atas, leher bagian bawah, bahu, pinggang, bokong, pantat, punggung, tangan kanan, lengan danpekerja merasa cepat lelah. Permasalahan ini perlu diatasi dengan meredesain alat pengupas biji mete yangdigunakan pekerja sesuai dengan prinsip ergonomi guna meningkatkan kualitas kesehatan pekerja.Metode yang digunakan meredesain alat pengupas biji mete adalah dengan prinsip Ergonomi dan QualityFunctionDeployment.Kuesioner disebarkan sebanyak 24 eksemplar kepada pekerja untuk mengumpulkan data melalui nordic bodymap, mengumpulkan data tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan untuk mengetahui harapan dari pekerjaterhadap alat pengupas biji mete melalui Quality Function Deployment serta mengumpulkan data antropometriuntuk menentukan desain yang baru sesuai prinsip ergonomi pekerja. Ukuran alat pengupas biji mete yang sudah diredesain lebar dan panjang 41.43 cm, tinggi 52.09 cm, panjang kacip 47.62 cm, dan diameter pegangan 6,65 cm.Hasil dari House Of Quality tingkat kepentingan tertinggi adalah pengoprasian mudah dengan nilai 3.5, sedangkantingkat kepuasan nilai tertinggi adalah pengoprasian mudah dengan nilai 3.21. Redesain alat di uji menunjukanhasil terjadi penurunan keluhan kesakitan pada bagian leher atas 45.8%, leher bagian bawah 33.4%, bahu kanan37.5%, pinggang 29.1%, bokong 37.5%, pantat 33.4%, punggung 33,3%, tangan kanan 16.7%, lengan atas kanan20.8% menunjukan presentase mengalami penurunan dengan menggunakan alat setelah redesain meningkatkankualitas kesehatan pekerja.Kata Kunci : Redesain, Ergonomi, Quality Function Deploymant, Kualitas Kesehatan Pekerja
PENGENDALIAN PERSEDIAAN CRITICAL SPARE PART DENGAN PENDEKATAN CONTINUOUS REVIEW SYSTEM PADA UPT BALAI YASA YOGYAKARTA Nurmanita, Mega; Sodikin, Imam; Oesman, Titin Isna
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balai Yasa Yogyakarta adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) PT Kereta Api Indonesia (KAI) di bidang maintenance kereta api, menangani semua lokomotif dari Jawa dan Sumatra. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan kereta ditarik lokomotif yang beroperasi wajib melakukan pengujian berkala. Ketersediaan spare part adalah salah satu cara meningkatkan keandalan mesin dalam proses replacement spare part. Sehingga, pengendalian persediaan spare part diperlukan untuk menjaga ketersediaan spare part. Lead time pengadaan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi ketersediaan spare part. Pengelompokkan jenis material berdasarkan variabel klasifikasi tertentu akan memudahkan manajemen persediaan dalam memprioritaskan material.Berdasarkan situasi tersebut memungkinkan betapa penting mengklasifikasikan kekritisan berdasarkan nilai penggunaan per tahun dan lead time pengadaan dan menentukan pengendalian critical spare part komponen lokomotif dengan pendekatan Continuous Review System. Hasil yang diperoleh bertujuan mengklasifikasikan kekritisan berdasarkan nilai penggunaan per tahun dan lead time pengadaan, kemudian menentukan jumlah pemesanan, safety stock, titik pemesanan kembali, dan total biaya persediaan dari critical spare part. Menentukan jumlah pemesanan, safety stock, titik pemesanan kembali, dan total biaya persediaan dari critical spare part digunakan pendekatan Continuous Review System. Hasil menunjukkan bahwa klasifikasi ABC dan SDE menghasilkan kategori dengan tingkat kekritisan. Jumlah pemesanan keempat belas spare part kritis berbeda-beda mulai dari 0 sampai 263 unit. Begitu juga dengan jumlah safety stock berkisar pada 0 sampai 293 unit, Reoder point berkisar pada 0 sampai 435 unit, dan Total Cost berkisar pada Rp 0,- sampai Rp 28.767.138,- dalam satu tahun. Kata Kunci: Continuous Review System, Klasifikasi ABC, Klasifikasi SDE, Pengendalian Persediaan, Peramalan
STUDI KELAYAKAN BISNIS MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) GUNA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN WONOGIRI PROPINSI JAWA TENGAH Dewi, Lia Rusdiana; Oesman, Titien Isna; Wisnubrata, Petrus
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permintaan mocaf (modified cassava flour) setiap tahun mengalami peningkatan di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Peluang pasar terbuka lebar ditandai dengan permintaan konsumen yang meningkat baik konsumsi maupun industri. Hasil ini didukung dari data Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Wonogiri tentang ketersediaan bahan baku dikonsumsi dan diproses oleh industri mengalami peningkatan secara signifikan. Oleh karena itu, pendirian bisnis mocaf perlu dilakukan penelitian ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, serta aspek keuangan.Hasil peramalan permintaan menggunakan metode regresi linier dari tahun 2016 hingga 2019 yaitu sebesar 233.400 kg, 259.100 kg, 284.800 kg, dan 310.500 kg. Bisnis mocaf akan didirikan di Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah dengan 8 tenaga kerja langsung dan 3 tenaga kerja tidak langsung. Bentuk badan hukum usaha adalah Commanditaire Vennootschap (CV). Investasi awal pendirian bisnis mocaf sebesar Rp 173.043.074,50. Sumber dana Rp 73.043.074,50 modal sendiri dan Rp 100.000.000,00 pinjaman dari bank. Pinjaman dibayar selama 4 tahun dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia 7,5 % per tahun. Tarif pajak sebesar 12% per tahun. Laba bersih setelah pajak tahun 2016 sebesar Rp 6.195.132,86 dan aliran kas bersih sebesar Rp 38.593.074,50.Hasil analisis terhadap kriteria penilaian rencana pendirian bisnis mocaf ini diperoleh Break Event Point (BEP) dalam unit (BEPQ) 51.336 kg lebih kecil dari prediksi rencana penjualan, rencana produksi dan kapasital maksimal. Payback Period (PP) 2 tahun 8 bulan 24 hari lebih pendek dari umur ekonomis usaha yaitu 4 tahun. Net Present Value (NPV) > 0, sebesar Rp74.768.082,84. Internal Rate of Return (IRR) 22,49% > suku bunga Bank Indonesia yaitu 7,5%. Profitability Index (PI) 1,43 > 1. Bisnis mocaf dinyatakan layak untuk didirikan di Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan dan Pemerintah Daerah serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Kata kunci: Mocaf, Analisis Kelayakan Usaha, Aspek-aspek Kelayakan Usaha, Break Even Point (BEP), Payback Period (PP).
Analisis dalam Perencanaan Kebutuhan Distribusi Produk Gula Menggunakan Distribution Requirement Planning (DRP) di PT. Madubaru Paramitasari, Dewi; Yusuf, Muhammad
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Madubaru merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan dan pembuatan gula. Selama iniperusahaan hanya melakukan pengiriman produk sesuai dengan jumlah barang yang dipesan tanpa melakukan suatuperencanaan kebutuhan produk. Hal tersebut dapat mengakibatkan keterlambatan pengiriman maupun kekosonganstok pada daerah distribusi apabila produk yang dipesan tidak dapat didistribusikan secara tepat waktu maupun tepatjumlah.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peramalan jumlah permintaan produk untuk tiga bulan yang akandatang dari setiap lokasi distribusi dan mengetahui perencanaan kebutuhan distribusi produk yang optimal ke setiaplokasi distribusi. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah meramalkan permintaan yang akan datang denganmetode peramalan sesuai pola data dari masing-masing lokasi distribusi. Selanjutnya, membuat Rencana IndukPenjualan (RIP), menentukan teknik ukuran lot, dan safety stock. Tahap yang terakhir yaitu perhitungan DistributionRequirement Planning (DRP).Berdasarkan perhitungan DRP yang telah dilakukan, diketahui teknik ukuran lot yang dipilih berdasarkantotal biaya terkecil untuk setiap lokasi distribusi. Adapun teknik yang dipilih untuk Pamela Swalayan, Lotte Mart,dan Toko Progo yaitu Lot for Lot (LFL). Lion Superindo (Jl. Parangtritis) dan Govinda menggunakan EconomicOrder Quantity (EOQ). Lion Superindo (Sultan Agung), Lion Superindo (Perintis Kemerdekaan), Arta MM, danMirota Nayan Kampus menggunakan Periodic Order Quantity (POQ).Kata Kunci: Permintaan yang akan Datang, Lot Size, Distribution Requirement Planning.
Analisis Dampak Sistem Shift Kerja Terhadap Performansi Karyawan (Studi Kasus Minimarket Indomaret) Itsnaini, Kurnia; Yusuf, Muhammad; Parwati, Cyrilla Indri
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minimarket Indomaret merupakan salah satu dari beberapa minimarket yang ada di Yogyakarta yangmenggunakan sistem 3 shift untuk memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat selama 24 jam. Hal ini dilakukanuntuk dapat memberikan pelayanan yang baik serta member rasa nyaman kepada setiap konsumen dalamberbelanja. Tetapi tidak jarang karyawan akan menrima dampak, yaitu seperti keluhan stress, penyakit akibat kerja,penurunan adaptasi, dan kelelahan yang berlebihan dari penerapan sistem 3 shift tersebut yang akan berpengaruhkepada kondisi kesehatan dan performansi mereka.Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui dampak diberlakukannya sistem shift terhadap kondisi danperformansi karyawan, mencari perbedaan keluhan/kelelahan dan konsuimsi energi yang diperoleh karyawan untuksetiap shiftnya, serta melakukan perancangan perbaikan shift kerja. Salah satu uji yang dapat digunakan untukmengetahui perbedaan tingkat keluhan/kelelahan dan konsumsi energi karyawan untuk setiap shiftnya adalah OneWay Anova. Serta untuk mengetahui konsumsi energi karyawan dan perbaikan shift kerja digunakan pendekatanergonomi.Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa shift malam mengalami tingkat keluhan/kelelahan dan konsumsienergi tertinggi dibandingkan dengan shift lainnya. Tingkat rata-rata keluhan/kelelahan untuk shift pagi sebesar1,8760, shift siang sebesar 2,0447, dan shift malam 2,3973. Rata-rata konsumsi energi yang dibutuhkan untuk shiftpagi sebesar 0,3473 kkal/menit, shift siang sebesar 0,3918 kkal/menit, dan shift malam sebesar 0,6161 kkal/menit.Kata kunci: konsumsi energi, pendekatan ergonomi, sistem shift kerja.

Page 3 of 21 | Total Record : 208