cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
KURVA S JURNAL MAHASISWA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 1,106 Documents
PENATAAN LANSEKAP PINGGIRAN SUNGAI KARANG MUMUS PADA JEMBATAN 2 – JEMBATAN 3 DI KOTA SAMARINDA MAH, FATI
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.032 KB)

Abstract

Kota merupakan lingkungan dengan tingkat aktivitas yang tinggi. Sebagai pusat aktivitas penduduk seperti perdagangan, pendidikan dan jasa, kualitas lingkungan kota sering kali terimbas oleh aktivitas penduduknya. Pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah adalah bentuk dampak yang ditimbulkan oleh tingginya tingkat aktivitas tersebut. Berbagai cara telah ditempuh untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan, antara lain menata lansekap pada jalur hijau kota. Ruang terbuka hijau menjadi kebutuhan bagi masyarakat perkotaan.Perencanaan ruang terbuka hijau yang memperhatikan segala aspek, yaitu aspek fisik, sosial dan ekologi, telah menciptakan suatu evolusi baru terhadap pengendalian lingkungan. Tingginya pengaruh ruang terbuka hijau terhadap pengendalian kualitas lingkungan menambah kebutuhan masyarakat terhadap ruang terbuka hijau.Kota Samarinda merupakan ibu kota Propinsi Kalimantan Timur. Pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pembangunan infrastruktur kota berkembang pesat. Pembagian ruang kota disusun agar dapat mengakomodasi setiap aktivitas masyarakat perkotaan. Sesuai dengan visi kota, “Terjuwudnya Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan Berbasis Industri, Perdagangan dan Jasa yang Maju Berwawasan Lingkungan dan Hijau, serta Mempunyai Keunggulan Daya Saing Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”.Untuk mewujudkan Kota Samarinda sebagai kota yang berwawasan lingkungan dan hijau. Maka perlu dilakukan banyak hal, di antaranya dengan melakukan penataan kawasan sekitar tepian sungai kota maupun tengah kota sebagai bagian dari koridor Kota Samarinda. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang publik tepi sungai, menambah keindahan arsitektur kota dan menjadikan koridor kota lebih menimbulkan kesan baik, sehingga apa yang menjadi motto Kota Samarinda sebagai Kota TEPIAN (Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman) dapat terlaksana.Sungai Karang Mumus adalah salah satu sungai yang terdapat di tengah Kota Samarinda. Kawasan tersebut merupakan fasilitas Kota Samarinda yang harus diperhatikan dan ditata kembali. Beberapa permasalahan yang terdapat pada tepian Sungai Karang Mumus adalah :Penataan kawasan yang belum terpadu.Kompleksitasnya kegiatan yang ada di kawasan tepian Sungai Karang Mumus, baik kegiatan rekreatif, komersial, kawasan hijau, maupun fungsi transportasi.Tidak adanya fasilitas untuk bermain dan bersantai yang aman dan nyaman.Belum ada tempat khusus untuk pedagang kaki lima (PKL).Belum ada tempat parkir khusus untuk kendaraan roda 2 maupun 4. Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan baik pembangunan, peningkatan serta pemeliharaan fasilitas umum dan sosial, maka diperlukan perencanaan yang sistematis dan tepat guna. Dengan harapan agar didapat hasil perencanaan yang memenuhi persyaratan dan kaidah-kaidah arsitektur kota. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 mengenai RTRW Kota Samarinda, daerah Tepian Sungai Karang Mumus merupakan jalur hijau. Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Kota telah melakukan kegiatan Perencanaan Teknis Monitoring dan Pengendalian Pekerjaan Perencanaan Teknis RTH Sungai Karang Mumus pada tahun 2012, dan telah direalisasikan pada kawasan sisi darat Jl. Jelawat. Untuk mendukung program Pemerintah Kota Samarinda tersebut maka Judul yang penulis ambil adalah Penataan Lansekap Pinggiran Sungai Karang Mumus Pada Jembatan 2 – Jembatan 3 di Kota Samarinda (pada sisi jalan Muso Salim sampai jalan Abdul Muthalib).
PERBANDINGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PADA PEMILIHAN RUTE JALAN KELUAR DAN MASUK KOTA SAMARINDA Soleh, Muhammad
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.639 KB)

Abstract

Penentuan rute terpendek memegang peranan penting karena dapat mengefisiensikan jarak,waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai suatu daerah tujuan tertentu. Begitu jugapentingnya Jembatan Mahakam dan Jembatan Mahulu ini karena pada jam-jam sibuk, lalu lintas diJembatan Mahakam sangat padat maka untuk kendaraan berat wajib lewat Jembatan Mahulu danbeberapa kendaraan ringan pun mengalihkan perjalanan ke arah Jembatan Mahulu. Pemilihan rutekendaraan yang ingin melewati Jembatan Mahakam dan Jembatan Mahulu mempunyaikonsekwensi yaitu dari segi waktu perjalanan dan biaya operasional kendaraan.Maksud dari peneltian ini adalah mengetahui dan menganalisis biaya operasionalkendaraan pada pemilihan rute jalan keluar dan masuk kota SamarindaBerdasarkan hasil analisis Perbedaan waktu perjalanan pemilihan rute kendaraan yangmelewati Jembatan Mahakam (R1) dan melewati Jembatan Mahulu (R2) untuk perjalanan ke luarKota Samarinda ataupun manuju Kota Samarinda dapat diihat dari selisih perbedaan waktuperjalanan didapat ; Rata-rata waktu tempuh Rute 1 (R1) keluar kota Samarinda sebesar 17,99 menitdan Rute 1 (R1) masuk Kota Samarinda Sebesar = 20,18 menit. Rute 2 (R2) keluar kota Samarindasebesar = 27,11 menit dan Rute 2 (R2) masuk ke Kota Samarinda sebesar 28,43 menit.Perbedaan kecepatan perjalanan pemilihan rute kendaraan yang melewati JembatanMahakam (R1) dan melewati Jembatan Mahulu (R2) untuk perjalanan ke luar Kota Samarindaataupun manuju Kota Samarinda dapat diihat dari selisih perbedaan kecepatan Rute 2 (R2) – Rute 1(R1) keluar Kota Samarinda sebsar 0,23 km/jam dan Selisih kecepatan Rute 2 (R2) – Rute 1 (R1) keKota Samarinda sebesar 2,27 km/jam.Perbedaan biaya operasional kendaraan (BOK) Jembatan Mahakam (R1) dengan panjangjalan = 15,22 kilometer dan melewati Jembatan Mahulu (R2) dengan panjang Ruas Jalan = 16,03kilometer untuk perjalanan ke luar Kota Samarinda selisih sebesar Rp. 2.756,82 dan manuju KotaSamarinda selisih sebesar Rp. 80,41.Kata kunci
STUDI KAPASITAS DRAINASE PADA JALAN TANJUNG LIMAU MUARA BADAK hril, Syak
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1828.864 KB)

Abstract

Drainage is functioning waterworks take care of the quality of ground water in its bearing with silinitas and also lessen excess of water coming from rain, seep result of dismissal of town is rest of settlement. Drainage Jalan  Tanjung Limau Muara Badak is often flood stricken by rain season so that bother traffic fluensy, So that needed action which quickly and precisely in handling rainwater and often result floods area.Method used to calculate rainfall is Methode Of Gumbel, while to count debit drainage channel with Method Of Rational.From result of calculation can be concluded, accomodated floods debit Jalan Tanjung Limau Muara Badak repeat 25 year equal to 2,4096 m3/sec. Consist of maximum rainwater debit 2,3583 m3/sec. Discard debit and irrigant resident 0,0513 m3/sec.   
ANALISIS SKALA PRIORITAS RUAS JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ianto, Hert
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.499 KB)

Abstract

Mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan maka dilakukan pemeliharaan jalan. Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara terus-menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Perawatan dan perbaikan dilakukan pada tahap kerusakan masih ringan dan setempat. Hal ini dilakukan sehubungan dengan biaya perbaikannya yang relatif rendah dan cara memperbaiki relatif mudah/ringan. Pemeliharaan dan rehabilitasi kerusakan jalan ini juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan kegiatan konstruksiBerdasarkan hasil skala prioritas menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk penanganan 16 (enam belas) ruas jalan di Propinsi Kalimantan Timur yang dikelola dana APBN Kementrian Pekerjaan Umum maka dapat diurutkan prioritas penanganan dari nilai terbesar ke nilai terkecil pemeliharaan ruas-ruas jalan di Provinsi Kalimantan, seperti No ruas 010, Jalan Bontang Sangata menjadi Prioritas ke-1 dengan nilai skala terbesar adalah 0,7233, sedangkan untuk No ruas 011, Jalan Dalam Kota Bontang menjadi prioritas ke-16 dengan nilai skala terkecil adalah 0,3789
KAJIAN PENGARUH LEBAR ALAS PONDASI ABUTMENT TERHADAP STABILITAS ABUTMENT RENCANA JEMBATAN TELUK BINGKAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Aswan, Dirul
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.825 KB)

Abstract

Kenohan sub-district is one of the main sub districts in Kutai Kartanegararegency located in the interior Belayan River which is a tributary of theMahakam River. With the geographical conditions traversed by many riversand streams require the construction of a bridge that serves as the supportinginfrastructure of transportation and one of them is a plan to build a bridge inthe village of Teluk Bingkai District of Kenohan.In this study conducted an analysis on the effect of high abutment againstthe bay bridge abutment stability Frame. In this study used two materialspedestal foundation abutment width ratio that is 3,5 meters and 4,5 meters, withthe abutment segment length is 10 meters and the quality of concrete used isK.300. The research result shows that the largest axial force at 11186,52 KN,the lateral force 5875,31 KN and from the calculation shows that the width ofthe foundation abutment pads will affect the ability to resist abutment rollmoment, so the smaller the width of the base, the ability to withstand rollingabutment will be smaller and the need for piles will be more, and vice versawidening the base abutment, it bolsters the ability to withstand the greater andthe need for the stake will be many more. As for the foundation abutment padwidth variation does not significantly affect the ability of withstand slidingabutment.
KARAKTERISTIK BATU KORAL UKURAN 25 MM DAN BATU KORAL GRADASI MENERUS PADA CAMPURAN BETON Prasetia, Bayu
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.909 KB)

Abstract

Bayu Prasetia, 11.11.1001.7311.042. The Characteristics Of 25 MM Coral Stone  And Continuous Gradation Of Coral Stone On Mixed Concrete. Final Project of Civil Engineering Department of The Universitas 17 Agustus 1945. Samarinda. Gradation grain size of the aggregate which is a concrete filler material must comply with - the provisions in force. Coarse aggregate must be hard, clean from organic matter, free from chemical absorption properties and graded in a way that can be used as an intact concrete, homogeneous and dense. One area that holds the potential aggregate that has not been used optimally is in the District Kaliorang. The research objective was to determine the characteristics of continuous gradation of coral stone and the 25 mm coral stone using material from Kaliorang as aggregate. This study used SNI 03-2847-2002 conducted in the laboratory with a continuous gradation of stone size and the 25 mm of stone size. The manufacturing of test specimens used a mold cube size of 15 x 15 x 15 cm, the total sample is 30 to 60 pieces continuous gradation and 30 to size 25 mm. From the compressive strength of concrete test, the crushed concrete mixtures obtained with the use of coral Kaliorang for 28 days for continuous gradation is 195.78 kg / cm², while the compressive strength of concrete targeted (f'cr) = 225 kg / cm² and the use of stone coral Kaliorang for ages 28 days to 25 mm size is 179.60 kg / cm², while the compressive strength of the targeted (f'cr) = 225 kg / cm².
ANALISA PENGGUNAAN ALAT BERAT DI TINJAU TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN KE PELABUHAN KENYAMUKAN DI KABUPATEN KUTAI TIMUR FADHILAH, ACHMAD RIZQI
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.115 KB)

Abstract

Alat berat adalah alat yang mampu mempermudah pekerjaan manusia, alat berat dapat berfungsi untuk meringankan pekerjaan berat manusia yang berupa pekerjaan proyek seperti pekerjaan Membangun Jalan, Jembatan ataupun Gedung pekerjaan yang meliputi pekerjaan galian, timbunan, maupun pemadatan semua menggunakan alat berat agar lebih efisien.            Pembangunan jalan ke pelabuhan kenyamukan di peruntukan sebagai akses jalan menuju pelabuhan kenyamukan, yang merupakan jalan satu-satunya penghubung ke pelabuhan sangatta, maka pembangunan jalan ini menjadi sangat penting untuk perkembangan kota sangatta kedepan, karena dengan adanya pelabuhan maka perekonomian akan maju melalui sektor pelabuhan.            Waktu yang diselesaikan oleh alat berat pada pekerjaan pembangunan jalan adalah selama 157 hari ,jumlah alat yang dibutuhkan adalah  Bulldozer berjumlah 2 unit, Excavator 2 unit, Dumptruck 27 unit, dan Vibro berjumlah 1 unit.
PERBANDINGAN SISTEM KONTRAK BERBASIS KINERJA ATAU PERFORMANCE BASED CONTRACT (PBC) DAN KONTRAK TRADISIONAL WIBOWO, BAYU
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.693 KB)

Abstract

Based on the problems found, the comparison system How Performance Based Contracts or Performance Based Contract (PBC) and the Traditional Contract. The aim of this study was to Knowing comparison system Performance Based Contracts or Performance Based Contract (PBC) and the Traditional Contract.               Contract or agreement is an event in which a promise to another person or in which two people were each promised to carry out a casePerformance Based Contract (PBC) is a contract relating to the implementation of the construction or production of a physical form other to achieve or maintain suatau specific performance set forth in a specific time period, covering the design work, construction, and maintenance services are carried out in an integrated manner to ensure the achievement of kenerja seabagaimana specified in the performance specification.               Traditional contract is where the owner will be in touch with several contractors to complete the project.From the discussion, Based on the SWOT matrix, it can be concluded that the contract Berbasis  Kinerja atau Performance Based Contract (PBC) is more beneficial for service users to determine the planning, management processes and methods of work most efficiently.               Traditional contract will provide a threat to the owner if the construction undertaken construction failure because all the construction problems (either a designer or design revision) will be covered by the owner.
AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA) SAPUTRA, DAVID YUSNIAR
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.825 KB)

Abstract

Jalan M.T. Haryono Samarinda saat ini menjadi jalan utama kendaraan – kendaraan berat tujuanluar kota Samarinda, akibatnya volume kendaraan pada ruas jalan tersebut terjadi peningkatan.Masalah selanjutnya muncul karena jalan ini mempunyai kondisi existing yang tidak layak, yangimbasnya setiap satu bulan sekali atau kurang selalu terdapat kendaraan – kendaraan berat yanggagal menaiki tanjakan dikarenakan terlalu tinggi nya tanjakan yang ada. Terlebih lagi denganadanya kecelakaan yang merenggut 3 nyawa dan 6 luka berat pada 24 Oktober 2014 yang olehpihak SatLaka Lantas Kota Samarinda dinyatakan dalam laporan pemeriksaan nya menyatakansalah satu penyebab timbulnya banyak korban dikarenakan kemiringan jalan yang tidak sesuaipersyaratan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya jalan tersebutbaik dari segi jumlah kendaraan yang melewatinya, kecepatan rata – rata kendaraan yangmelewatinya, kondisi alinyemen horizontal dan superelevasinya, dan kondisi alinyemenvertikalnya. Tahapan analisis dilakukan dengan survey LHR (Lalu Lintas Harian Rata – Rata),pengukuran kecepatan rata – rata kendaraan berat yang melewati ruas jalan tersebut, pengukuransituasi, long section, dan cross section kemudian dianalisis dengan Manual Kapasitas JalanIndonesia (MKJI) 1997 dan Standar Perencanaan untuk Jalan Perkotaan 1992 dan referensi –referensi lainnya. Hasil analisis diperoleh volume lalu lintas dengan nilai 15425 smp/hari masihlebih rendah dari rencana 20000 smp/hari, kecepatan rata – rata kendaraan dengan nilai 18,65km/jam masih dibawah kecepatan maksimum 40 km/jam, kondisi alinyemen horizontal dansuperelevasi pada ruas jalan ini tidak sesuai dengan standar perencanaan, kondisi alinyemenvertikal pada ruas jalan ini tidak sesuai dengan standar perencanaan. Sangat penting dilakukanlangkah – langkah pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan – kecelakaan fatal dikedian hari,solusi terdekat dengan pemindahan arus lalu lintas kendaraan berat kearah Jalan Tengkawang,solusi jangka panjang perlu dilakukan perubahan geometrik jalan.
ANALISIS PADA ALTERNATIF VARIAN LAPIS PERKERASAN LINTASAN SIRKUIT SANGATTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MANAJEMEN KONSTRUKSI WANDA, REE
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.122 KB)

Abstract

Manajemen pelaksanaan suatu proyek sangat dipengaruhi oleh parameter biaya dan waktu, tidak terkecuali pada proyek pembangunan lintasan Sirkuit Sangatta. Bila pada proyek tersebut pekerjaan lapis perkerasan jalannya digunakan beberapa alternatif varian lapis perkerasan tentu akan berpengaruh pula terhadap biaya dan waktu pelaksanaannya. Analisis pada alternatif varian lapis perkerasan lintasan Sirkuit Sangatta dilakukan dengan mendesain tebal lapis perkerasan alternatif, menyusun anggaran biaya, dan menyusun jadwal pekerjaan dengan menggunaakan metode manajemen konstruksi, antara lain metode Gantt chart, Network diagram, Critical Paths Method (CPM), dan Kurva S. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil yang berbeda untuk setiap alternatif varian lapis perkerasan. Setelah dilakukan pembahasan maka diketahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut antara lain karena berbeda jenis pekerjaan, bahan, alat yang digunakan, dan proses pelaksanaan pekerjaan pada lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah. Melalui analisis yang telah dilakukan, diharapkan dapat memberikan suatu masukan dan bahan pertimbangan kepada pihak terkait yang ingin membangun sebuah sirkuit balap motor. AbstractExecution management an project is very influenced by parameter of expense of and time, don't aside from at project development of circuit trajectory Sangatta. If the project occupation layer the pavement the way used some variant alternatives layer the pavement of course will have an effect on also to his execution time and expense. Analysis at variant alternative layer pavement of circuit trajectory Sangatta done with design thick layer pavement of alternative, compile the budget, and compile the work schedule by using construction management method, for example : Gantt chart, Network diagram, Critical Paths Method (CPM), and Curve S. Of analysis result which have been done to be obtained by the different result to every variant alternative layer the pavement. After done by the solution hence known by the factors cause incidence the problem for example because differing the work type, materials, used appliance, and process execution of work at enduing the foundation to the and endue the foundation under. Through analysis which have been done, expected can give an input and consideration to the related parties wishing develop build a circuit race.

Page 37 of 111 | Total Record : 1106