cover
Contact Name
Arifa Chan
Contact Email
uppublikasi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
uppublikasi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 23561297     EISSN : 25287222     DOI : -
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar (JTIDP) published by Indonesian Center for Estate Crops Research and Development is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research from area of agricultural science on industrial and beverage crops.
Arjuna Subject : -
Articles 407 Documents
Profil dan Kelayakan Usahatani Kakao di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara Ermiati, Ermiati; Hasibuan, Abdul Muis; Wahyudi, Agus
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penguasaan lahan dan produktivitas kakao di tingkat petani masih sangat rendah sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan petani. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu sentra utama kakao dengan jumlah petani kakao sangat besar di Sulawesi Tenggara. Penelitian bertujuan mengetahui profil dan kelayakan usahatani kakao di tingkat petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Atula dan Desa Dangia, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara pada bulan April sampai Juli 2012. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan wawancara langsung terhadap 30 orang petani kakao yang diambil secara acak sederhana. Data dianalisis secara deskriptif dan kelayakan usahatani melalui analisis benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Hasil analisis dengan discount factor 18% per tahun diketahui nilai NPV Rp19.646.384,00; B/C ratio 2,87; dan IRR 51% sehingga diketahui usahatani layak untuk diusahakan. Pendapatan petani Rp7.697.674,00/tahun (Rp641.743,00/bulan). Jika produktivitas tetap (773 kg/ha) diperoleh break even point (BEP) harga sebesar Rp8.043,00/kg. Jika harga tetap (Rp18.000,00/kg), BEP produktivitas adalah 345,5 kg/ha/tahun. Periode pengembalian modal pada tahun keenam. Hal ini menunjukkan usahatani kakao di lokasi penelitian dapat memberikan sumbangan pendapatan ke petani, meskipun dengan keuntungan relatif kecil. Berdasarkan analisis tersebut, luas areal minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup layak petani adalah 2 ha atau produktivitas di atas 1,5 ton/ha/tahun.Kata kunci: Profil usahatani, pendapatan petani, kelayakan usahatani, kakaoLimitation of land tenure and productivity in farmers’ level causing lower farmers income. Kolaka District is one of cocoa main producers in Southeast Sulawesi with a large number of farmers. The objective of this study was to investigate the profile and feasibility of cocoa farming system in farmers level. The research was conducted at Atula and Dangia Village, Ladongi Subdistrict, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, in April to July 2012. Data was collected by survey method and direct interview with 30 farmers. Data was analyzed descriptively and feasibility analysis method with criteria of benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), and internal rate of return (IRR). The result showed that cocoa farming system is feasible (NPV of IDR19,646,384.00; B/C ratio of 2,87 and IRR of 51%). Farmers income was of IDR7,697,674.00 per year (IDR641,743.00 per month). If the yield is constant (773 kg/ha), then price break even point (BEP) is IDR8,043.00/kg. If the price is constant (IDR18,000.00/kg), then BEP of yield is 345,5 kg/ha/year. This result showed that cocoa farming gives a relatively low level of income for farmers, eventhough it is feasible. Based on those analysis, minimum area of 2 ha per households of productivity or 1.5 ton/ha/yr required to meet income decent life.
Sistem Pemasaran Karet Rakyat Di Provinsi Jambi dengan Pendekatan Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar Amalia, Dwi Nurul; Nurmalina, Rita; Rifin, Amzul
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komoditas karet merupakan komoditas utama di Provinsi Jambi. Pergerakan harga karet di tingkat eksportir tidak diikuti oleh pergerakan karet ditingkat petani. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem pemasaran karet rakyat di Provinsi Jambi dengan pendekatan struktur, perilaku, dan kinerja pasar (SCP). Penelitian ini dilakukan pada dua kabupaten sentra produksi karet di Provinsi Jambi dari bulan Juni sampai Agustus 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rasio empat perusahaan terbesar (CR4) di tingkat pabrik crumb rubber sebesar 75,70%. Karakteristik struktur pasar menunjukkan bahwa pasar terkonsentrasi dengan tingkat persaingan yang kecil. Struktur pasar yang terbentuk mengarah pada struktur pasar oligopoli dan terdapat lembaga pemasaran yang dominan dalam proses penentuan harga, yaitu pabrik crumb rubber. Hasil penelitian menemukan bahwa integrasi pasar vertikal menunjukkan bahwa harga karet ditingkat petani tidak terintegrasi dengan harga ditingkat pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan, pedagang besar provinsi dan pabrik crumb rubber baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses penentuan harga petani cenderung sebagai penerima harga.Kata Kunci: Sistem pemasaran, karet rakyat, struktur pasar, perilaku pasar, kinerja pasar, hargaRubber is the main commodity of Jambi Province. In the rubber market, price volatilites at exporter level are not followed by price volatilities at farmer level. Generally the objectives of this research was to analyze the marketing system of rubber smallholders with structure-conduct-performance (SCP) approachment. The research was conducted on two district of rubber production centers in Jambi province from June to August 2013. The method used in this research is survey method with interview techniques. The research results show that market concentration ratio (CR4) at crumb rubber factory level is 75.70%. These structural characteristics indicate that market structure is concentrated with low competition level. Hence, market structure of rubber is oligopolistic and the main marketing intitution determining rubber prices is crumb rubber factory. Market conduct analysis states that marketing collution occurs crumb rubber factories determine the price. In addition, the market performance analysis shows that changes of rubber prices at the crumb rubber factory level are not transmitted to farmers. The result analysis of market performance indicates that farmers are the most disadvantages actors comparing with other marketing actors and they are also price taker in the short run and long run.
PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK DAN PERTUMBUHAN BENIH JAMBU METE Ferry, Yulius; Saefudin, Saefudin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang bertujuan mencari panjang entres yang tepat agar keberhasilan sambung pucuk benih jambu mete (Anacardium occidentale L.) telah dilakukan di Kebun Percobaan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Tanah yang digunakan jenis laterit berbatu andesit, tipe iklim C dan ketinggian tempat 50 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 sampai dengan April 2010. Bahan yang digunakan bibit jambu mete jenis B 02 baik untuk batang bawah maupun batang atas (entres). Penyambungan dilakukan setelah bibit berumur 3 bulan dengan tinggi bibit sekitar 60 cm dan diameter batang bibit 0,6 cm. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok diulang tiga kali masing-masing terdiri dari 15 tanaman. Perlakuan yang diuji yaitu panjang entres 10, 15 dan 20 cm. Tanaman jambu mete ditanam dalam polybag dengan ukuran 15 x 25 cm. Parameter yang diamati meliputi diameter pangkal setek entres, warna pangkal setek entres, persentase keberhasilan sambung pucuk, pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang entres berpengaruh terhadap keberhasilan sambung pucuk jambu mete, panjang entres terbaik adalah 20 cm dengan keberhasilan penyambungan 78 %.Effect of scion length on the success rate of grafting and growth of seedlingsABSTRACTThe research was to obtain proper length of upper stem to the success rate of grafting and grwoth of the seedling cashew nut plants have been conducted in the Garden Experiments Cikampek, Karawang regency, West Java. Soil types was rocky laterite andesite, type C climate and altitude of 50 meters above sea level. The research was conducted in August 2009 until April 2010. While the materials used cashew seed type B 02 for both rootstock and to the upper stem. Grafting was done after 3 months old seedlings with seedlings about 60 cm high and 0.6 cm diameter stems of seedlings. Experiments prepared following the randomized block design was repeated three times that consisting of 10 plants. The treatments were tested namely long scion 10, 15 and 20 cm. Plants grew in polybags with size 15 x 25 cm. The indicators were observed covering the base of the cuttings scion diameter, cutting the base color of entres, the percentage of shoots continued success, increased plant height, leaf number and stem diameter of the seed.The results showed that the length of entres effect on continued success grafting  of seedling cashew. Scion length was 20 cm which gave the highest grafting success is as much as 78%.
Pengaruh Pencapaian Kebijakan Penerapan Bea Ekspor dan Gernas Kakao terhadap Kinerja Industri Hilir dan Penerimaan Petani Kakao (Suatu Pendekatan Dinamika Sistem) Hasibuan, Abdul Muis; Nurmalina, Rita; Wahyudi, Agus
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu produsen biji kakao terbesar di dunia, namun produksi kakao olahan masih sangat rendah dan industri hilir tidak berkembang. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pencapaian kebijakan gernas dan penerapan bea ekspor kakao terhadap kinerja industri hilir dan penerimaan petani kakao. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan dianalisis dengan pendekatan dinamika sistem. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kondisi aktual kemampuan industri pengolahan kakao dalam menyerap produksi kakao selama periode analisis (2008-2025) mengalami tren yang menurun. Demikian juga dengan pangsa volume dan nilai ekspor produk kakao olahan serta penerimaan petani. Kebijakan gernas kakao dan penetapan bea ekspor kakao secara simultan mampu meningkatkan kemampuan industri pengolahan dalam menyerap produksi biji kakao domestik. Kebijakan tersebut juga mampu meningkatkan pangsa volume dan nilai ekspor kakao olahan. Namun, kebijakan tersebut hanya mampu mengangkat penerimaan petani yang mengikuti program gernas kakao, sedangkan petani yang tidak mengikuti program gernas memiliki tingkat penerimaan yang lebih rendah dibandingkan kondisi aktual. Dengan demikian kebijakan gernas kakao dan bea ekspor lebih cenderung berdampak positif terhadap industri pengolahan, namun berdampak negatif kepada petani yang tidak terlibat dalam program gernas kakao.  The Impact of Export Tax Policy and Cocoa “Gernas” Program Achievement to Cocoa Downstream Industry Performance and Farmers’ Revenue (A System Dynamic Approach)ABSTRACT Indonesia is one of main producing countries of cocoa in the world. Most products yielded is however in form of processed cocoa due to the cocoa processing industries are not developed well. The objectives of this study was to analyze the impact of “Gernas” (National action) and export tax policy on cocoa downstream industry performance and farmers revenue. This study used secondary data and system dynamic approach. The analysis showed that the actual conditions of the cocoa processing industrys ability to absorb production of cocoa bean during period of 2008-2025 has been in declining trend, as well as share of processed cocoa export and farmers revenue. Applying of gernas and export tax policy scenario simultaniously was able to increase the ability of processing industry to absorb domestic production of cocoa beans and the share of processed cocoa export. However, the policies are only able to raise the revenue of farmers who join the “Gernas” policy, while the farmers who do not follow the program, have lower revenue than the actual conditions. As a whole, the policies tend to give positive impact for processing industry of coca bean, but not for those farmers who do not follow the programs
Pengaruh Mikoriza dan Amelioran terhadap Pertumbuhan Benih Kopi Daras, Usman; Trisilawati, Octivia; Sobari, Iing
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah yang telah ditanami tanaman kopi seringkali tidak mampu menyediakan nutrisi yang dibutuhkan secara memadai untuk kelangsungan hidup tanaman itu sendiri. Oleh karena itu, penggunaan pupuk anorganik dan organik sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Selain pupuk organik dan anorganik, beberapa pupuk hayati yang diformulasikan dari mikroba tanah non patogen seperti jamur mikoriza juga telah digunakan untuk tujuan pengembangan pertanian. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh mikoriza dan amelioran terhadap pertumbuhan benih kopi. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi pada bulan Februari-Desember 2012. Rancangan penelitian adalah acak kelompok faktorial dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor-faktor yang diuji adalah penggunaan mikoriza (tanpa mikoriza, mikoriza dari rizosfer kopi, dan mikoriza dari rizosfer jambu mete) dan amelioran (tanpa amelioran, kompos, kapur, dan kapur dicampur kompos). Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan bobot kering daun, batang, dan akar, serta tingkat infeksi mikoriza pada akar kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan inokulum mikoriza, baik yang berasal dari rizosfer tanaman kopi maupun jambu mete mampu memperbaiki pertumbuhan benih kopi. Mikoriza yang berasal dari rizosfer kopi memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan yang berasal dari rizosfer jambu mete, sedangkan penggunaan amelioran maupun kombinasinya tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan benih kopi.Kata Kunci: Mikoriza, benih kopi, amelioran, pertumbuhanIt is often the soil on which coffee is grown is not able to supply all nutrients needed by plant adequately for its life cycle. Hence, both inorganic and organic fertilizers are used to meet nutrient requirement. In addition to organic and inorganic fertilizers, some biofertilizers formulated from nonpathogenic soil microbes such as mycorrhizas fungi has been developed for agricultural purposes. The objective of this study was to analyze the effects of mycorrhizas fungi and ameliorants on the growth of Robusta coffee seedlings. The study was carried out at a green house of Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi from April to December 2012. Two factors examined were: (1) the use of mycorrhizal fungus (without mycorrhizas, added mycorrhizas fungi isolated from coffee plant rhizosphere, and those from cashew trees rhizosphere), and (2) ameliorant application (without ameliorant, compost, lime, and mixed lime with compost). The factors were arranged in a randomized complete block design with 3 replicates and plot size of 16 plants. Variables observed are plant height, diameter of girth, number of leaves, dry weight of leaves, stem, roots, and infection level of mycorrhizas in coffee roots. The result showed that the mycorrhizas fungus (arised from coffee or cashew rhizosphere) significantly affect on the growth of coffee seedlings. The coffee seedlings treated with mycorrhizas fungi isolated from coffee rhizosphere was better than those of cashew rhizosphere. Whereas, the ameliorant and their combinations not significantly affect on the growth of coffee seedling.
Peran Tanaman Karet dalam Mitigasi Perubahan Iklim Supriadi, Handi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terjadinya perubahan iklim pada saat ini telah mengkibatkan dampak buruk terhadap kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi.  Kekeringan, banjir atau rob,  gelombang udara panas,  dan badai merupakan beberapa contoh yang disebabkan oleh perubahan iklim.  Pada sektor pertanian,  kondisi tersebut akan menyebabkan produksi tanaman  mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga mengganggu ketahanan pangan nasional dan menurunkan pendapatan petani dan devisa negara. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya emisi gas rumah kaca (terutama gas CO2) di udara, yang dihasilkan oleh  aktivitas manusia (antropogenik).  Untuk mengurangi emisi gas CO2 Pemerintah Republik Indonesia  telah mencanangkan  Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) sesuai Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2011. Salah satu kegiatan utamanya adalah penanaman  105.200 ha tanaman karet.  Peran ekologis tanaman karet yaitu tajuknya dapat menyerap  gas CO2 dari udara dan dari hasil biji karet dapat dibuat biodiesel dengan gas buang CO2 yang lebih rendah dari bahan bakar minyak (solar), sehingga tanaman karet mempunyai peran yang penting dalam mengurangi kejadian perubahan iklim (mitigasi).  Jumlah CO2 yang diserap oleh tanaman karet bervariasi tergantung kepada umur tanaman, kondisi tanaman, kesuburan tanah, dan teknis budidaya yang diterapkan.  Rata-rata stok karbon  pada karet tradional (perkebunan rakyat) 19,8 ton C/ha, sedangkan pada karet klon unggul (perkebunan besar) 42,4 ton C/ha.  Jumlah gas CO2 yang diserap oleh perkebunan karet di Indonesia  mencapai 291,16 Mton CO2e.  Potensi produksi biodiesel dari RSO di Indonesia mencapai 424.460 ton. Campuran solar dan biodiesel dari RSO dapat menurunkan emisi gas buang CO2 sebesar 40,14%. Role of rubber plant in climate change mitigationABSTRACT Climate change happened and resulted in adverse effect of our life on the earths surface. Droughts, floods, or rob, heatwaves, and hurricanes happened recently of incident that might be caused by climate change. In the agricultural sector, these conditions will lead to reduction of yields significantly, in turn disrupt the national food security and reduce foreign exchange. Major factor that may induce climate change is the increased greenhouse gas emissions primarily CO2 in air, generated by human activity  (anthropogenic). To reduce emissions of CO2 gas,  Government of Indonesia has launched the National Action Plan for Reducing Emissions of Greenhouse Gases (RAN-GRK) through Presidential Decree No. 61 of 2011. One of the main activity is the planting of 105,200 ha of  rubber trees. Ecological role of the rubber plant  is an sequestration CO2 from the air. Moreover, rubber yielded may be converted into biodiesel fuel having CO2 content being lower than diesel oil in otherwords, rubber plant has an important role in reducing of  incidences of climate change (mitigation).  The amount  of CO2 is sequestrated by rubber plant varies depending on the age of the plant, crop conditions, soil fertility and technical cultivation applied. Average of carbon stock of those rubber plants cultivated traditionally was 19.8 ton C / ha, while those superior clone ones was 42.4 ton C/ha. The  amount of CO2 gas sequestrated by rubber in Indonesia  reached of 291.16 Mton CO2e. Potentially biodiesel production developed from the RSO in Indonesia reached   424,460 ton, blending of diesel oil and biodiesel from RSO able to reduce CO2 emissions of 40.14%.  
Pengaruh Elevasi dan Pengolahan terhadap Kandungan Kimia dan Citarasa Kopi Robusta Lampung Towaha, Juniaty; Aunillah, Asif; Purwanto, Eko Heri; Supriadi, Handi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kopi Robusta Indonesia memiliki agroklimat dan elevasi tempat yang variatif serta lebih luas sehingga berpotensi sebagai penghasil kopi Robusta yang bermutu tinggi dengan citarasa dan aroma khas. Penelitian telah dilaksanakan di perkebunan rakyat Provinsi Lampung dari bulan Januari hingga Desember 2013. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh elevasi dan pengolahan terhadap kandungan kimia serta citarasa kopi Robusta di perkebunan kopi Robusta milik rakyat di Provinsi Lampung. Penelitian menggunakan metode survey dan analisis datanya mengikuti Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah empat ketinggian tempat, yaitu (1) 200; (2) 400; (3) 600 dan (4) 800 m dpl, sedangkan faktor kedua pengolahan buah kopi, yaitu (1) basah dan (2) kering. Parameter yang diamati meliputi pengujian kadar kafein, protein, lemak, dan abu serta uji organoleptik (cupping test). Hasil penelitian mendapatkan bahwa makin tinggi elevasi tempat tumbuh kopi Robusta di daerah Lampung maka kadar kafein dan lemak cenderung semakin meningkat. Selanjutnya, proses pengolahan kopi secara basah menghasilkan mutu citarasa kopi Robusta Lampung lebih tinggi dibandingkan dengan pengolahan secara kering.Kata Kunci: Kopi Robusta, elevasi, pengolahan, kandungan kimia, citarasaRobusta coffee was grown in Indonesia at diverse agro-climatic conditions and altitudes, so it potentially to develop of high quality Robusta coffee with a distinctive flavor and aroma. Research was conducted on smallholder plantations in Lampung Province from January to December 2013. The objective of this study was to analyze the quality and flavor of Robusta coffee developed at different elevation in Lampung Province, in order to identify the most appropriate elevation for Robusta coffee to have the best quality and flavor. Research was use completely randomized design with three replications and two factors. The first factor is altitude: (1) 200; (2) 400; (3) and 600 (4) 800 m above sea level, while the second factor is the processing technique: (1) wet; and (2) dry processing. Variables tested were levels of caffeine, protein, fat and ash as well as cup quality. The results showed that the higher of elevation the higher of caffein and fat contents. Moreover, wet processing of Lampung Robusta Coffee gave higher cup quality compared to dry processing.
Keefektifan Paket Teknologi Pengendalian Penggerek Buah Kakao (PBK) di Provinsi Bali Indriati, Gusti; Samsudin, Samsudin; Rubiyo, Rubiyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hama penggerek buah kakao (PBK) (Conopomorpha cramerella Snell.) merupakan hama utama yang menyerang hampir seluruhperkebunan kakao di Indonesia, termasuk Bali. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan paket teknologi yang efektif untukmengendalikan PBK. Penelitian dilakukan pada areal kakao di kelompok Subak Abian Puncaksari, Kabupaten Tabanan, Provinsi Balidari tahun 2006 sampai 2009. Paket teknologi pengendalian PBK yang diuji ialah: P0 (teknologi petani), P1 (panen sering +penyarungan buah muda + pemangkasan), P2 (panen sering + pemangkasan + Beauveria bassiana), dan P3 (panen sering +pemangkasan + penyarungan buah muda + Beauveria basiana) dengan 5 ulangan. Setiap paket diintroduksikan kepada masing-masing 5petani pada lahan 0,5 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket teknologi P1 dan P3 merupakan paket teknologi pengendalianPBK yang efektif menurunkan tingkat dan intensitas serangan PBK dan menekan kehilangan hasil sampai 0%.Kata Kunci: Kakao, Conopomorpha cramerella (Snell.), pengendalianThe cocoa pod borer (CPB) caused by Conopomorpha cramerella (Snell.) is one of major pests having attacked almost all cocoa plantations inIndonesian, including Bali. The aim of this research was to find out of CPB control technology in Tabanan Regency, the province of Bali. The studywas conducted at the group of Subak Abian Puncaksari, province of Bali during 2006 until 2009. The CPB control technology packages tested are P0(farmer’s technologies), P1 (frequent harvesting + pods sleeving + pruning), P2 (frequent harvesting + pruning + Beauveria bassiana), P3 (frequentharvesting + pruning + pods sleeving + B. bassiana. Each package was applied to cocoa plantations of 5 farmers having of 0.5 ha each. The resultsindicated that P1 and P3 packages can reduce the rate and intensity of CPB attack and reduce losses 0 percent.
Akuisisi Spektrum Near Infrared Reflectance pada Biji Kakao Zulfahrizal, Zulfahrizal; Sutrisno, Sutrisno; Seminar, Kudang B.; Munawar, Agus A.
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akuisisi spektrum Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS) untuk produk olahan kakao telah banyak dilakukan dalam berbagai penelitian namun untuk biji kakao utuh masih belum dilakukan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan teknik akuisisi spektrum NIRS untuk mendeteksi tingkat fermentasi biji kakao dan menentukan selang panjang gelombang yang mengandung informasi kualitas biji kakao secara nondestruktif. Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember-Indonesia dan Georg August University of Göttingen di Göttingen-Jerman pada Juli 2012 sampai Februari 2013. Penelitian menggunakan Multiplicative Scatter Correction (MSC) dan Standard Normal Variate (SNV), Savitzky-Golay smoothing (SGs) dan derivative pertama (D1), derivative kedua (D2) sebagai metode koreksi spektrum dan Principal Component Analysis (PCA) sebagai metode pengolah data spektrum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuisisi spektrum NIRS pada biji kakao tumpukan mampu menggantikan akuisisi NIRS pada biji kakao individu. NIRS juga diketahui mampu membedakan tingkat fermentasi pada biji dan bubuk kakao. Melalui studi ini ditemukan juga selang panjang gelombang yang dapat mengidentifikasikan kualitas kakao sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam pengembangan model identifikasi kualitas kakao.Kata Kunci: Biji kakao, NIRS, metode nondestruktifNear Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS) spectra acquisition for processed cocoa products has been widely applied in various studies. The application of this method for whole intact cocoa beans is however scarce. The objectives of this research were to develop a spectral acquisition technique of NIRS to detect fermentation level of cocoa beans and determine the wavelength range interval containing cocoa bean quality information nondestructively. This research was performed in Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute, Jember-Indonesia for fermentation treatment and Georg-August University of Göttingen, Germany for spectra acquisition. These were conducted from July 2012 to February 2013. Multiplicative Scatter Correction (MSC), Standard Normal variate (SNV), Savitzky-Golay Smoothing (SGS) and spectra transformation into its first and second derivative (D1 and D2 respectively) were used as spectral pre-processing method whilst principal component analysis (PCA) was applied as a method of data processing. The results showed that NIRS spectrum acquisition on bulk of cocoa beans could replace NIRS acquisition on the individual beans. NIRS is able to distinguish the fermentation stages both in cocoa beans and cocoa powder. The study also found several NIR wavelength range interval associated with cocoa quality so that it can be used for further studies to develop cocoa quality attributes prediction models.
Pengaruh Mikroba Pelarut Fosfat terhadap Pertumbuhan dan Serapan Hara P Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Herman, Maman; Pranowo, Dibyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

mudah diserap oleh perakaran tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pemupukan anorganik, namun demikian pengaruhnya terhadap benih kakao (Theobroma cacao L.) belum banyak diketahui. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian untuk menguji pengaruh mikroba pelarut fosfat terhadap pertumbuhan dan serapan hara P benih kakao. Penelitian dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi mulai Januari sampai Desember 2012. Perlakuan yang dicoba yaitu A) subsoil (kontrol), B) subsoil + NPK, C) subsoil + pukan (1:1), D) subsoil + zeolit (0,5 kg/10 kg), E) subsoil + pukan + zeolit, F) subsoil + MPF, G) subsoil + NPK + MPF, H) subsoil + pukan + NPK + MPF, I) subsoil + zeolit + NPK + MPF, dan J) subsoil + pukan + zeolit + NPK + MPF. MPF diisolasi dari tanah perakaran kakao rakyat di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi MPF yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk NPK mampu meningkatkan tinggi tanaman dan bobot biomassa benih kakao sampai umur 12 minggu setelah perlakuan. Perlakuan MPF + NPK menghasilkan tinggi tanaman, bobot biomassa, dan serapan P tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Isolat MPF yang dikombinasikan dengan pemberian NPK mampu meningkatkan serapan hara P oleh benih kakao sampai 3,07 kali.Kata Kunci: Theobroma cacao L., benih, mikroba pelarut fosfat, MPF, pertumbuhan, serapan hara PPhosphate solubilizing microbes (PSM) has been known capable of dissolving unavailable phosphates in the soil to the form that easily absorbed by crops so that increases crop growth and inorganic fertilizer efficiency, however in cacao it has not been known. The objective of the study was to evaluate the role of phosphate solubilizing microbes to the growth and P nutrient uptake by cacao (Theobroma cacao L.) seedlings. The experiment was conducted in the Greenhouse of Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi from January to December 2012. Treatments were arranged as follows: A) Subsoil (control), B) Subsoil + NPK, C) Subsoil + organic matter (1:1), D) Subsoil + zeolite (0.5 kg/10 kg), E) Subsoil + organic matter + zeolites, F) Subsoil + PSM, G) Subsoil + NPK + PSM, H) Subsoil + organic matter + NPK + PSM, I) Subsoil + zeolite + NPK + PSM, dan J) Subsoil + organic matter + zeolite + NPK + PSM. The results showed that PSM combined with NPK enhanced plant height and weight of the biomass of cacao seedling until 12 weeks after treatment (WAT). The treatment of PSM+NPK resulted in the highest plant height, biomass, and P nutrient uptake compared with others. PSM combined with NPK fertilizer are able to increase threefold P nutrient uptake by cacao seedling.

Page 6 of 41 | Total Record : 407


Filter by Year

2011 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 3 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 3 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 3 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 3 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri More Issue