cover
Contact Name
Arifa Chan
Contact Email
uppublikasi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
uppublikasi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 23561297     EISSN : 25287222     DOI : -
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar (JTIDP) published by Indonesian Center for Estate Crops Research and Development is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research from area of agricultural science on industrial and beverage crops.
Arjuna Subject : -
Articles 407 Documents
Pengaruh Jenis Tanaman Penaung terhadap Pertumbuhan dan Persentase Tanaman Berbuah pada Kopi Arabika Varietas Kartika 1 Sobari, Iing; Sakiroh, Sakiroh; Purwanto, Eko Heri
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kopi adalah intensitas cahaya. Intensitas cahaya berhubungan dengan jenis naungan yang digunakan. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi pengaruh berbagai jenis tanaman penaung terhadap pertumbuhan dan produksi kopi Arabika. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Pakuwon, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi dari bulan Februari sampai dengan Desember 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan 6 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah jenis pohon penaung, yaitu: (1) ceremai, (2) belimbing wuluh, (3) kayumanis, dan (4) gliricidia. Pengamatan dilakukan  terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah buku cabang primer, jumlah cabang primer, diameter batang, diameter tajuk, jarak antar cabang, dan persentase tanaman berbuah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gliricidia merupakan jenis tanaman penaung yang cocok bagi pertumbuhan dan persentase pembuahan tanaman kopi Arabika varietas Kartika 1 di KP Pakuwon.  Effect of Various of Shading Plant on Growth And Percentage Of Fruiting of Arabica Coffee Variety Kartika 1 ABSTRACT One of many factors that affects to growth and yields of coffee is light intensity. Light intensity will vary with type of shading trees used. The objective of this study was to find out a suitable shading trees for coffea growth and production . The study was carried at The Indonesian Research Institute for Industrial and Beverages Crops (IRIIBC), Sukabumi from Pebruary until December 2011. A randomized complete design with six replications was used in this study. Planting material used in this study was Arabica Coffee (var. Kartika 1) grown under 4 different shading trees tested for their suitability for coffe growing. The shading trees of coffee examined were: (1) Otaheite gooseberry, (2) Bilimbi, (3) Cassiavera, and (4) Gliricidia. Observations made were plant height, number of primary branches internodes, primary branch number, stem diameter, canopy diameter, distance between branches, and percentage of fruiting set. Result showed that Gliricidia was the most suitable of shading trees for growth and fruiting set of arabica coffea variety Kartika 1. Keywords :
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usahatani Pala ( Studi Kasus: Kabupaten Bogor dan Sukabumi ) Hasibuan, Abdul Muis; Sudjarmoko, Bedy; Listyati, Dewi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan produsen dan eksportir pala terbesar dunia. Adanya persaingan yang semakin tinggi di pasar internasional akibat penerapan perdagangan bebas mengharuskan pala sebagai salah satu komoditas ekspor memiliki kemampuan bersaing. Penelitian ini bertujuan mengetahui keunggulan komparatif dan kompetitif usahatani pala Indonesia khususnya di Kabupaten Bogor dan Sukabumi sebagai salah satu sentra pala. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial dan ekonomi serta Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani pala di Kabupaten Bogor dan Sukabumi memiliki kelayakan untuk diusahakan serta memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif termasuk jika terjadi peningkatan harga input dan penurunan harga output sebesar 10%. Namun usahatani pala di Kabupaten Bogor memiliki tingkat kelayakan, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang lebih baik dibanding dengan Sukabumi. Intervensi pemerintah terhadap pasar input dan output belum memberikan keuntungan bagi petani.  Comparative And Competitive Advantage Analysis of Nutmeg Farming System (Case Study: Bogor And Sukabumi District)ABSTRACT Indonesia is the largest producer and exporter of nutmeg in the world. The higher competition in the international market due to the implementation of free trade agreement requires nutmeg as one export commodity has the ability to compete. This study aims to determine the comparative and competitive advantages of nutmeg farming system in Indonesia, especially in Bogor and Sukabumi District as one of the centers of nutmeg. The method of analysis used is the Policy Analysis Matrix (PAM). The analysis shows that farming nutmeg in Bogor and Sukabumi viable to cultivate and has comparative and competitive advantages, including in increasing of input prices and decreasing of output prices by 10 percent. However, nutmeg farming in Bogor has a high feasibility, comparative advantage and competitive advantage better than Sukabumi. Government intervention in input and output markets has not provided benefits to farmers.
Penggunaan Air Kelapa dan Beberapa Auksin untuk Induksi Multiplikasi Tunas dan Perakaran Lada Secara In Vitro Sulistiyorini, Indah; Ibrahim, Meynarti Sari Dewi; Syafaruddin, Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produktivitas lada perlu didukung oleh ketersediaan benih unggul. Perbanyakan lada secara in vitro dapat digunakan sebagai alternatif untuk menghasilkan benih lada dalam jumlah banyak dan waktu yang relatif singkat. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kultur in vitro adalah penggunaan zat pengatur tumbuh. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar mulai bulan Maret-September 2011. Penelitian terdiri dari 2 kegiatan yaitu induksi multiplikasi tunas dan induksi perakaran. Masing-masing bertujuan untuk menganalisis penggunaan konsentrasi air kelapa terhadap multiplikasi tunas lada dan pengaruh penggunaan jenis dan konsentrasi auksin terhadap induksi perakaran lada secara in vitro. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan uji lanjut DMRT. Perlakuan induksi multiplikasi terdiri dari konsentrasi air kelapa, yaitu 10, 20, 30, 40, 50% dan sebagai pembanding adalah BA 0,3 mg/l, sedangkan induksi perakaran lada digunakan beberapa auksin, yaitu IBA, IAA dan 2,4-D dengan konsentrasi masing-masing adalah 0,1, 0,3, dan 0,5 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan air kelapa untuk perlakuan induksi multiplikasi tunas pada semua konsentrasi lebih memacu pembentukan akar, selain itu kultur yang dihasilkan mempunyai pertumbuhan normal dan lebih vigor dibandingkan perlakuan BA 0,3 mg/l. Perlakuan BA 0,3 mg/l menghasilkan jumlah tunas dan jumlah daun lebih banyak dibandingkan perlakuan air kelapa sebesar 2,69 dan 10,73. Penggunaan IAA 0,1 mg/l untuk induksi perakaran mampu menginduksi akar sebanyak 8,26 lebih banyak dibandingkan auksin yang lain.  The Use of Coconut Water And Several Auxin for Shoot Multiplication And Rooting Induction in Black Pepper In VitroABSTRACT Increased productivity of pepper should be supported by the availability of improved seed. Propagation black pepper in vitro can be used as an alternative to produce large amounts of black pepper cuttings in a relatively short time. One of the factors that determine the success of in vitro culture is the use of plant growth regulators used. Research was conducted in the laboratory tissue culture from March to September 2011. This research consists of two activities, the induction of shoot multiplication and rooting induction. Each aims to analyze the addition of coconut water concentration on shoot multiplication black pepper and determine the effect of the addition of the type and concentration of auxin for induction in vitro rooting of black pepper. Design used were completely randomized design and use advanced testing DMRT. Treatment consisted of induction multiplication coconut water concentration, namely 10, 20, 30, 40, 50%, and as a comparison is BA 0.3 mg/l, and black pepper root induction treatment using several auxin is IBA, IAA and 2.4-D with the concentration of each was 0.1 mg/l, 0.3 mg/l and 0.5 mg/l.  The results showed the use of coconut water for shoot multiplication induction treatment at all concentrations stimulate root formation, in addition to the culture that has produced more normal growth and vigor than the treatment of BA 0.3 mg/l. Treatment BA 0.3 mg/l produce shoots leaves more than coconut water treatment at 2.69 and 10.73. The use of IAA 0.1 mg/l for induction were able to induce root 8.26 more as compared to other auxin.
Formula Pupuk Berimbang Tanaman Lada di Lampung Tjahjana, Bambang Eka; Daras, Usman; Heryana, Nana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya produktivitas lada di Lampung disebabkan antara lain belum dilakukannya budidaya yang optimal terutama dalam penggunaan pupuk. Rekomendasi pemupukan yang bersifat umum telah tersedia, tetapi banyak pekebun lada yang tidak mengikuti rekomendasi pemupukan yang sudah ada. Untuk mendapatkan dosis pemupukan yang optimal untuk tanaman lada diperlukan identifikasi karakter wilayah pengembangan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cahaya Negeri, Lampung, yang bertujuan mendapatkan formula pupuk NPK berimbang untuk menghasilkan data pertumbuhan dan produksi tanaman lada secara optimal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak terpisah (split plot design), dengan petak utama adalah formula pupuk NPK, yaitu 1)15:15:15, 2) 12:12:17, dan 3) 12:8:20; sedangkan sebagai anak petak adalah takaran pupuk, yaitu  1) 1.000, 2) 1.300, dan 3) 1.600 g/pohon/thn, serta diulang 3 kali. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah cabang (sulur), jumlah daun/cabang, jumlah buku/sulur, tinggi tanaman, tinggi tajuk, jumlah cabang sekunder, diameter tajuk, panjang buku, panjang dan lebar daun, jumlah malai/cabang, berat buah/pohon, berat butir/pohon, panjang malai, jumlah buah jadi/malai dan berat buah 1000 butir, serta status hara tanah dan jaringan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara formula dengan dosis pupuk pada pertumbuhan vegetatif tanaman lada. Indeks pertumbuhan tanaman lada tertinggi 168,13 terjadi pada formula NPK 12:12:17 pada dosis pupuk 1.600 g/pohon/th. Produksi buah per pohon (3.707,50 g) dan berat kering butir per pohon (1.046,75 g) tertinggi pada formula NPK 12:12:17 dengan dosis 1.600 g/pohon/th.  Balanced Fertilizer Formula for Black Pepper Cultivation in LampungABSTRACT Improper cultural practices applied by farmers in black pepper cultivation are believed to be the main constraint resulting low in its productivity. Fertilizer use is often to be major factor contributing to low yield as the crop are mostly grown in infertile soils. Though there is available general recommendation of fertilizer for the crops, but many farmers might not adopt the technology due to various reasons. When the price of black pepper is low, the existing prices of fertilizers are too expensive for farmers, so that they do not use fertilizers adequately for the crops or few if any. To obtain an optimal dose of fertilizer use, it is then needed identification of characters areas on which the crop is grown. A research was conducted in Cahaya Negeri Research Station, Lampung. The research aimed to obtain balanced NPK fertilizer formula giving optimal growth and yield of black pepper. A split plot design with three replications was used. The main plot was formula fertilizers (F): 1) NPK (15:15:15), 2) NPK (12:12:17), and 3) NPK (12:8:20); and the subplot was the dose of fertilizer (D): 1) 1.000 g/tree/yr, 2) 1.300 g tree/yr, and 3) 1.600 g/tree/yr. Parameters observed were the number of branches, the number of leaves/branches, the number of internode/vine, plant height, canopy height, the number of secondary branches, canopy diameter, the length of internode, leaf length, leaf width, the number of spike/branches, fruit weight/tree, grain weight/plant, spike length, fruit set/spike and 1.000 grain weight of pepper berry, and nutrient status of soil and plant tissue. The results show that there was no significant interaction noted between the formula and dose of fertilizers on the vegetative growth of black pepper. The highest growth index (168.130) was obtained on plants treated with added NPK 12:12:17 of 1.600 g/tree/year. The highest of yield and dry weight of pepper berry, 3.707.50 and 1.046.75 g/tree/yr respectively, were found on those ones treated with 1.600 g NPK 12:12:17/tree/year.
PENGARUH UMUR DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH LADA Saefudin, Saefudin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian untuk mengetahui pengaruh umur dan lama penyimpanan terhadap  pertumbuhan benih lada  telah dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Sukamulya, Sukabumi, Jawa Barat mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2011. Percobaan  disusun berdasarkan rancangan acak kelompok faktorial dengan tiga ulangan. Faktor Pertama adalah tiga taraf (umur benih), yaitu 1, 2, dan 3 bulan, sedangkan faktor kedua adalah 5 taraf (lama simpan benih), yaitu  0, 3, 5, 7 dan 9 hari. Jumlah sampel benih untuk pengamatan kondisi kesegaran sebanyak 50 bibit, sedangkan untuk pertumbuhan benih sebanyak 25 benih setiap perlakuan. Parameter yang diamati meliputi kondisi kesegaran benih setelah mendapat perlakuan penyimpanan dan pertumbuhan benih  umur 3 bulan. Parameter pertumbuhan terdiri atas  tinggi benih, jumlah buku, panjang daun, lebar daun, dan  panjang ruas. Data hasil pengamatan selanjutnya dianalisis menggunakan  analisis sidik ragam (anova) dilanjutkan dengan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara umur benih dan lama penyimpanan berpengaruh terhadap kondisi kesegarannya, sedangkan umur benih dan lama penyimpanan berpengaruh terhadap pertumbuhan benih lada. Apabila benih lada dikeluarkan dari polibagnya, maka benih lada umur 2 bulan yang paling mampu bertahan terhadap penyimpanan dengan lama penyimpanan maksimal 5 hari. THE EFFECTS OF AGE AND STORAGE PERIODS ON THE GROWTH OF ROOTED CUTTINGS OF BLACK PEPPER ABSTRACT To provide good black pepper cuttings grown in polythene bags, it might be costly due to transportation cost should be covered into cost production. The use of rooted cuttings of black pepper is therefore considered as an alternative solution in providing of plant materials being ready to be planted in the fields. A research was carried out at a glass house of Sukamulya Research Station (Sukabumi) from January to Desember 2011. The objective of the study was to investigate the effects of age and storage periods of rooted cuttings on their freshness and growth performances under nursery condition. A randomized factorial design with three replications was used. The age of black pepper cuttings consisted of 1, 2, and 3 months old, while the storage periods were 0, 3, 5, 7 and 9 days. The number of pepper cuttings observed for their freshness levels were 50 cuttings per treatments, whereas those of their growth were 25 cuttings. For evaluation of their freshness, they were calculated based on the percentage of treated cuttings having water content of higher than 75%, while for their growth parameters observed were height of rooted cuttings, number of nudes, leaf length, leaf width, and length of internodes. The data were then analyzed with analysis of variance (anova) followed by HSD test level 5%. The results showed that there were noted interaction between the age and storage periods of rooted cuttings to the freshness and growth of young rooted cuttings. If farmers use rooted cuttings taken out from their polythene bags, then 2-month cutting olds with maximum storage periods of 5 days would give the best treated rooted cuttings having high in performance growth.
PENAMPILAN SIFAT AGRONOMI TANAMAN KEMIRI SUNAN [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] YANG BERASAL DARI GRAFTING DAN BIJI Pranowo, Dibyo; Rusli, Rusli
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan program pengembangan tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan bahan tanam unggul bermutu dengan jumlah yang cukup. Grafting merupakan salah satu cara perbanyakan benih yang dapat menjamin mutu genetik bahan tanam dan keturunan yang diperoleh umumnya  sama dengan induknya. Penelitian yang bertujuan mengetahui penampilan sifat agronomi tanaman kemiri sunan [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] yang diperbanyak secara grafting dan seedling dilakukan di Kebun Percobaan Pakuwon, pada ketinggian tempat 450 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah Latosol dan tipe iklim B, mulai bulan Oktober 2010 sampai Oktober 2012. Metode yang digunakan adalah observasi dengan cara membandingkan dua perlakuan teknik perbanyakan benih, yaitu secara grafting dan melalui biji (seedling), masing-masing 20 tanaman untuk setiap perlakuan. Hasil observasi menunjukkan bahwa tinggi tanaman asal grafting ternyata lebih rendah tetapi dengan lingkaran batang yang lebih besar dibandingkan tanaman asal biji. Ukuran daunnya lebih kecil tetapi dengan jumlah yang lebih banyak serta indeks luas daun yang lebih tinggi.AGRONOMIC PERFORMANCE  OF [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] RAISED BY GRAFTING AND FROM SEEDABSTRACT The progress of plant development programs are partly influenced by the availability of planting materials, both in term of quality and quantity. Grafting is a propagation technique to ensure that the genetic quality of the provided planting materials is identic to the mother plant. A study was established to investigate agronomic performances of [Reutealis trisperma (Blaco) Airy Shaw] grown through grafting and seedling from October 2010 until October 2012. The study was carried out at Pakuwon Research Station with altitude of about 450 m above sea level, soil type of latosol and B type climate. The observations were made on 40 the plants of 20 each. Results showed that the agronomic performance of the plants grown through grafting technique was lower in height than those of seedling, but higher in stem of girth sizes than those of seed ones. Moreover, the leave sizes of grafted plants were smaller than those of the seedling, but higher in leave numbers and leaf area index compared to those of seedling.
PENENTUAN DOSIS PUPUK LADA PERDU BERDASARKAN POPULASI Ferry, Yulius
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemupukan pada tanaman lada perdu sering menggunakan dosis per individu yang sama dengan populasi tanaman/ha yang berbeda. Pemupukan seharusnya akan berbeda pada batas tertentu dari populasi tanaman, akibat persaingan dalam memanfaatkan sumber daya alam. Untuk mengetahui dosis pupuk yang tepat pada beberapa populasi lada perdu telah dilakukan penelitian mulai tahun 2010 sampai 2011 di KP Cahaya Negeri Lampung Utara. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi, 12 perlakuan dan 3 ulangan. Petak pertama adalah perlakuan populasi tanaman lada/hektar yaitu 3.300, 2.500, 1.660 dan 1.250 tanaman/ha, dan anak petak adalah dosis pupuk lada perdu yaitu 300, 240, dan 180 g/tanaman/tahun NPKMg. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada populasi tanaman lada perdu 2.500-3.300 tanaman/ha dosis pupuk yang tepat adalah 180 g/tanaman/tahun pada fase pertumbuhan vegetatif dan 240 g/tanaman/tahun pada fase generatif. Pada populasi 1.250–1.660 tanaman/ha dosis pupuk yang tepat adalah 240 g/tanaman/tahun pada fase pertumbuhan vegetatif dan 300 g/tanaman/tahun pada fase generatif.DETERMINATION OF FERTILIZER DOSE OF BUSHY PEPPER BASED ON POPULATIONABSTRACTIt is often the use of individual plant basis is preferred rather than plant population in determination of fertilizer need for crop growing. In fact, there might some extent be difference under certain circumstances. Factors like type of plants, density, canopy structure and distribution of feeder roots of plants concerned may affect the affectivity and efficiency fertilizer application. To determine the appropriate dose of fertilization on bushy pepper, a research was established at Cahaya Negeri Research Station, North Lampung from 2010 to 2011. A split plot design with 12 treatments and 3 replications was used. The treatments tested were the bushy pepper population per hectare, namely: 1) 3.300 plants/ha, J2) 2.500 plants/ha, J3) 1.660 plants/ha, and J4) 1.250 plants/ha; and doses of fertilization: P1) 300 g/plant/year NPKMg; P2) 240 g/plant/year and NPKMg: P3) 180 g/plant/year NPKMg. The results showed that on population of bushy pepper 2.500-3.300 plants/ha, appropriate rates of fertilizer application were 180 and 240 g/plant/year, for vegetative and generative growth phases, respectively. While for plant population of 1.250-1.660 plants/ha, adequate fertilization were 240 and 300 g /plant/year, for vegetative and generative growth phases, respectively.
KARAKTER MORFOLOGI PALA ASAL GRAFTING MENGGUNAKAN CABANG ORTOTROP DAN PLAGIOTROP Rusli, Rusli; Heryana, Nana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman pala dapat diperbanyak secara grafting dengan cara menyambung pucuk dari tanaman induk terpilih sebagai batang atas dan anakan dari biji sebagai batang bawah. Pucuk (entres) dapat berasal dari cabang ortotrop atau dari cabang plagiotrop. Penelitian  bertujuan mendapatkan sumber entres yang baik  untuk grafting tanaman pala. Penelitian telah dilaksanakan dari tahun 2010 sampai 2012 di Kebun Percobaan Sukamulya, Sukabumi dengan ketinggian tempat 350 m dari permukaan laut, jenis iklim B (Schmidt and Ferguson), dan jenis tanah latosol merah. Penelitian dirancang dengan 2 perlakuan yaitu tanaman pala yang berasal  grafting dengan entres asal cabang ortotrop dan yang berasal dari cabang plagiotrop. Jumlah tanaman masing-masing 10 tanaman, pengamatan meliputi tinggi batang, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, panjang daun, lebar daun, luas daun, jumlah daun,  indek luas daun (ILD), dan bentuk kanopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pala yang berasal dari grafting dengan pucuk asal cabang ortotrop mempunyai tinggi batang, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, panjang daun, luas daun, jumlah daun, dan ILD yang lebih baik dibandingkan tanaman pala yang berasal dari benih grafting dengan pucuk yang berasal dari cabang plagiotrop. Demikian juga bentuk kanopi tanaman pala yang berasal dari grafting dengan pucuk asal cabang ortotrop, kanopi lebih sempurna tumbuh ke atas, sedangkan yang berasal dari pucuk plagiotrop tumbuhnya menyamping.MORPHOLOGY CHARACTER OF NUTMEG RAISED BY GRAFTING TECHNIC USING PLAGIOTROP AND ORTOTROP BRANCHABSTRACT Nutmeg plant may be multiplicated through grafting technique by splicing of young shoots (entrees) as upper parts onto seedlings as a bottom parts. The both parts are usually taken from selected perennial lines or the mother plants. The young shoots are usually taken from orthotropic or plagiothrop branches.  A study was conducted at Sukamulya Research Station (Sukabumi) with elevation of 350 m above sea level,  the climate type of B (Schmidt and Fergusson), and soil type of red latosol  from 2010 to 2012. The aim of this study was to find out good entrees in providing of grafted seedlings in nutmeg plant. The treatments evaluated were the use of entrees taken from ortothrop and plagiothrop branches. A number of sampled plants observed were 10 plants of each treatment, whereas parameters observed were plant height, stem diameter, number of branches, length leaf, leaf area index, number of leaves and shape of canopy. The results shows that grafted nutmeg plants developed from ortothrop branches had higher in plant height, stem diameter, number of branches, length of leaf, leaf area index, number of leaf and shape of the canopy showing a good their performance  and significantly different compared to those of plagiothrop branches. In addition, the former was growth up vertically, while the later was growth up horizontally.
EVALUASI PRODUKSI DAN FISIKO-KIMIA MINYAK CENGKEH ZANZIBAR GORONTALO Supriadi, Handi; Syafaruddin, Syafaruddin; Bermawie, Nurliani; Hadad EA, Mochamad
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cengkeh Zanzibar Gorontalo telah lama dijadikan sebagai sumber benih oleh petani cengkeh di Provinsi Gorontalo karena cengkeh tersebut memiliki keunggulan yaitu berproduksi tinggi dan aroma bunganya disukai oleh banyak pabrik rokok  kretek. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi produksi, fisiko-kimia minyak dan karakteristik morfologi 17 pohon induk cengkeh Zanzibar Gorontalo yang sudah digunakan sebagai sumber benih oleh petani. Kegiatan dilaksanakan di Desa Taludaa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, mulai Januari sampai September 2012, dengan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cengkeh Zanzibar Gorontalo memiliki produksi bunga basah lebih tinggi dibandingkan cengkeh Afo dan komposit Zanzibar Karo. Pohon induk tersebut memiliki mutu bunga cengkeh yang baik dengan kadar minyak atsiri 19,94-23,00% dan kadar eugenol total 87,43-93,00%. Ukuran bunga lebih besar dengan aroma bunga khas, serta seragam dalam penampilan karakter vegetatif dan generatif tanaman.EVALUATION OF GORONTALO ZANZIBAR CLOVE PRODUCTION AND ITS PHYSICO-CHEMICAL ESSENTIAL OILABSTRACT The Clove of Zanzibar Gorontalo has been used as a source of seeds by farmers in Gorontalo province due to high production and its scents preferred by many cigarette industries. A research was carried out to evaluate production and physico-chemical properties of essential oil of Zanzibar clove trees grown. The study (in form of surveys) was focused on the morphological characters (vegetative and generative) of 17 mother trees of Zanzibar clove from January to September 2012 at Taludaa village, Bone Bolango district, Gorontalo. The results showed that the fresh yield of Gorontalo Zanzibar clove was 133,46 kg/tree/year being much higher than those of Afo and Zanzibar Karo composite varieties, 103.0 and 47.0 kg/tree/year respectively. In addition to high in yields, the clove mother trees have good quality in essential oil (19,94-23,00%) and total of eugenol content (87,43-93,00%), larger in flower sizes, distinctive in floral aroma, and homogeny in performance of vegetative and generative characters.
KARAKTER POHON INDUK JAMBU METE MUNA SEBAGAI CALON VARIETAS Wicaksono, Ilham Nur Ardhi; Indriati, Gusti; Hadad EA, Mohamad
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian karakter pohon induk jambu mete Muna telah dilaksanakan di 2 blok terpilih di Kabupaten Muna. Bahan tanaman yang digunakan adalah pohon-pohon terpilih sebagai calon pohon induk di dua block penghasil tinggi (BPT). Metode yang digunakan adalah observasi masing-masing 10 pohon induk terpilih. Pengamatan meliputi karakter vegetatif dan generatif. Hasil penelitian karakter vegetatif menunjukkan bahwa bentuk mahkota setengah bola, lingkar batang cukup besar (± 2 meter), panjang dan lebar daun relatif sama, tinggi pohon dan panjang kanopi menunjukkan aksesi La Ode Kase lebih tinggi dari La Ode Gani 1. Jumlah tunas tergolong tinggi dimana dari tunas ini akan keluar tangkai bunga/buah sehingga peluang untuk berproduksi optimal cukup tinggi. Tingkat persentase bunga hermaprodit dan jumlah buah pertangkai bobot 100 gelondong cukup besar berkisar 1000 gram (per butir rata-rata sekitar 10 gram), kandungan bobot 100 kacang relatif sama yaitu 231 dan 244 gram. Berdasarkan keunggulan tersebut jambu mete Muna layak diajukan untuk pelepasan varietas.Characteristics of mother trees of Muna cashew as variety candidateABSTRACTStudy of parent characteristics of Muna cashew was conducted in two selected blocks in the District of Muna. Plant materials used were 10 selected parent candidates resulted from observation method in two selected blocks. Characters observed were at generative and vegetative stages. The result showed that the crown shape in two blocks were both form a half ball, trunk size was quite large (around 2 meters), leaf length and leaf width were relatively similar, plant height and the length of canopy of La Ode Kase accession were higher than La Ode Gani 1. Fruit yield from each stalk is also quite high. Percentage of hermaphrodite flowers from the two blocks were high. Weight of 100 nuts was relatively high, over 100 grams (with average 10 g/nut). Weight of 100 kernel were relatively the same i.e. 231 and 244 g.  As by product of cashew industry, CNSL (cashew nut shell liquid) financially promising for its high price in international market. Based on those qualities, cashew from Muna accession is eligible to be proposed for a new variety.

Page 5 of 41 | Total Record : 407


Filter by Year

2011 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 3 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 3 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 3 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 4, No 1 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 3, No 1 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 3 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri More Issue