cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Ilmu Teknik
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 84 Documents
DESAIN BACKFILLING BERDASARKAN RENCANA PASCATAMBANG PADA TAMBANG BATUBARA PT. KARBINDO ABESYAPRADHI COAL SITE TIANG SATU SUNGAI TAMBANG SUMATERA BARAT Pendra, Ahmad Riyad; Iskandar, Hartini; Eko, Rr Harminuke
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan adanya peraturan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Nomor 4 Tahun 2009 maka setiap perusahan pertambangan diwajibkan melakukan reklamasi dan pasca tambang. Mengingat kegiatan pertambangan berpotensi mengubah bentangan alam, sehingga diperlukan upaya untuk menjamin pemanfaatan lahan di wilayah bekas kegiatan pertambangan agar sesuai peruntukannya. Seiring proses penambangan yang telah berlangsung, tambang batubara PT. Karbindo Abesyapradhi sudah hampir mencapai pit limit, sehingga perlu direncakanan peruntukan lahan pasca tambang. Beberapa pit seperti pit A dan B sudah mencapai final, sehingga backfilling dilakukan dengan tujuan untuk menutup kembali bukaan tambang serta memperpendek jarak angkut pembuangan overburden. Dengan demikian rona akhir tambang dapat direncanakan dengan memperhitungkan timbunan backfilling serta batas pit limit. Dengan jumlah overburden yang harus dikupas sebesar 8.770.227,4 ccm, dan direncanakan dibuang pada disposal D utara yang masih mampu menampung 1.582.875 ccm dan backfilling yang dapat menampung 7.187.363 ccm. Geometri backfilling dibuat dengan single slope 20°, tinggi lereng tunggal 10 m dan lebar bench 10 m, serta over all slope 15°, dengan faktor keamanan terkecil 1,887. Analisis slope stability menggunakan metode bishop dengan software slide 5.0. Kata kunci : Pascatambang, backfilling, slope stability
KAJIAN TEKNIS PEMAKAIAN EMULSION SEBAGAI PENGGANTI ANFO PADA PELEDAKAN LAPISAN TANAH PENUTUP TERHADAP PRODUKTIVITAS HITACHI EX-2600 PT KIDECO JAYA AGUNG Yudha, Nelson Frendika; Sudarmono, Djuki; Mukiat, Mukiat
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Kideco Jaya Agung melakukan pemberaian dan penghancuran batuan lapisan tanah penutup dengan metode pemboran dan peledakan. Pada pit SM_B PT. Kideco Jaya Agung peledakan dilakukan dengan menggunakan bahan peledak ANFO. Lubang ledak yang dijumpai di lapangan saat ini memiliki volume air yang tinggi seiring kemajuan tambang yang semakin dalam. Keberadaan air ini dapat mengganggu stabilitas dari bahan peledak. Pemompaan air dengan menggunakan legra dan pengisian bahan peledak memakai plastik liner belum menghasilkan peledakan yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan penggantian bahan peledak emulsion T4070G yang memiliki ketahanan terhadap air. Berdasarkan pengamatan di lapangan geometri peledakan untuk bahan peledak ANFO adalah burden 7 m, spacing 8 m, stemming 4 m, subdrilling 0,5 m, powder charge 4 m, kedalaman lubang ledak 8,5 m, dengan powder factor sebesar 0,2 kg/bcm. Peledakan ini menghasilkan fragmentasi batuan yang berukuran < 100 mm sekitar 89,11 % dengan digging time dari Hydraulic Excavator Hitachi PC 2600 adalah sekitar 16 detik dan produktivitas dari alat gali muat tersebut sebesar 903 bcm /jam. Pemakaian bahan peledak emulsion T4070G dengan geometri peledakan nilai burden 9 m, spacing 10 m, stemming 3,9 m, subdrilling 0 m, powder charge 4,1 m, kedalaman lubang ledak 8 m, dan powder factor rata-rata sebesar 0,2 kg/bcm. Dari geometri peledakan ini didapat distribusi fragmentasi batuan berukuran <100 sebesar 93,4%. Pemakainan bahan peledak emulsion T4070G ini menyebabkan penurunan waktu digging time dari Hydraulic Excavator Hitachi PC 2600 menjadi 12 detik. Penurunan digging time alat ini akan mengakibatkan meningkatnya produkstivitas alat gali muat menjadi 1018 bcm /jam.Kata kunci : ANFO, Emulsion, Fragmentasi, Digging, Produktivitas.
PENGARUH PERKUATAN ANYAMAN BAMBU TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG Dewi, Ratna; Sarino, Sarino
Jurnal Ilmu Teknik Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penurunan dan rendahnya kapasitas dukung tanah merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan konstruksi. Meningkatnya kebutuhan akan pemukiman menyebabkan tanah yang memiliki daya dukung rendah seperti tanah lempung lunak harus tetap bisa dimanfaatkan sebagai lahan pemukiman, sehingga perlu dilakukan perbaikan stabilitas tanah agar kerusakan dapat dicegah.Salah satu alternatif pemecahannya adalah penerapan perkuatan dengan material bambu. Dalam penelitian ini membahas pengaruh kombinasi grid dan anyaman bambu terhadap penurunan dan stabilitas pondasi dangkal. Hal ini menggunakan pondasi telapak dengan lebar 15cm yang diletakkan dalam bak uji yang berukuran 0.9m x 0.9m x 0.9m. Dari hasil uji model didapat nilai kapasitas dukung tertinggi diperoleh pada variasi jarak perkuatan (0.5B) dan lebar perkuatan (4B) adalah sebesar 28.8kPa dengan nilai BCR 164%.
UPAYA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATU KAPUR 33.400 TON/HARI PADA PENGOLAHAN DAN PENGANGKUTAN AREA DEPAN DI PT.SEMEN PADANG SUMATERA BARAT (PERSERO) Tbk Fauzie, Andy Aditya; Komar, Syamsul; Mukiat, Mukiat
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

P.T.Semen padang melakukan proses penambangan sendiri untuk memenuhi bahan baku batu kapur untuk keperluan pembuatan semen. PT. Semen Padang dalam waktu dekat akan membangun pabrik tambahan yaitu pabrik semen IndarungVI, untuk memenuhi kebutuhan batu kapur pada pabrik Indarung VI perlu dilakukan peningkatan produksi batu kapur khususnya di area depan karena Crusher II pada area depan telah ditingkatkan kapasitasnya dari 1.100 ton/jam menjadi 2.000 ton/jam sehingga area depan sangat berpotensi untuk ditingkatkan produksinya Agar peningkatan dapat terlaksana perlu diketahui produktivitas dari alat-alat yang berkaitan langsung dengan proses pengolahan dan pengangkutan di area depan meliputi pengamatan data cycle time alat muat dan alat angkut,data pengumpanan crusher serta besarnya target yang akan ditingkatkan. Dari perhitungan produktivitas yang didapatkan berdasarkan perhitungan beberapa parameter meliputi ketersediaan waktu mekanik alat, ketersediaan waktu standby alat, ketersediaan waktu efektif alat, kapasitas alat pengamatan cycle time dan data pengumpanan crusher didapat produksi batu kapur diarea depan pada bulan september 2013 sebesar 24.868,745 ton/hari. Berdasarkan data kebutuhan batu kapur pada tahun sebelumnya dapat diketahui kebutuhan batu kapur untuk memenuhi pabrik semen Indarung II,III,1V,V dan VI yang nantinya akan dibangun adalah 33.400 ton/tahun. Agar produksi batu kapur sebesar 24.868,745 ton/hari dapat meningkat menjadi sebesar 33.400 ton/hari perlu dilakukan upaya penambahan laju pengumpanan pada Crusher II yang disertai dengan peningkatan produktivitas Excavator ,Wheel Loader dan penambahan 3 unit Dump Truck berkapasitas 60 m3.Kata kunci : Produksi,Produktivitas, Peningkatan, Indarung VI
KAJIAN PENGURANGAN TINGKAT GETARAN TANAH ( GROUND VIBRATION LEVEL ) PADA OPERASI PELEDAKAN INTERBURDEN B2-C TAMBANG BATUBARA AIR LAYA PT. BUKIT ASAM ( PERSERO ), Tbk TANJUNG ENIM Maryura, Rizki; Toha, M. Taufik; Sudarmono, Djuki
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Bukit Asam (Persero), Tbk merupakan salah satu perusahaan tambang batubara yang wilayah penambangannya terletak di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Sistem penambangan yang diterapkan adalah open pit. Dengan bantuan PT. Pamapersada Nusantara, perusahaan ini melakukan pembongkaran batuan interburden B2C Pit Tambang Air Laya menggunakan metode peledakan. Peledakan batuan menimbulkan getaran tanah yang apabila melebihi batas aman yaitu 5 mm/s pada jarak 500 m menyebabkan kerusakan pada bench di sekitarnya serta retakan bangunan perkantoran. Dengan geometri peledakan aktual burden 6 m, spasing 7 m, dan kedalaman rata-rata 7,8 m, dilakukan pengukuran getaran menggunakan alat Blasmate III sebanyak 28 kali. Pengukuran dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama diukur tanpa perubahan apapun. Tahap kedua diukur setelah dilakukan pengurangan isian bahan peledak menjadi 70 kg per lubang. Tahap ketiga setelah pengaturan delay dengan pola exchelon cut dan presplit, sehingga didapatkan hasil akhir rata-rata getaran 3,4 mm/s pada jarak 500m. Keberhasilan peledakan sangat bergantung pada ketepatan pelaksanaan di lapangan dan juga beberapa faktor penting diantaranya: jarak pengukuran, isian bahan peledak per delay dengan isian ideal 70 kg per lubang, serta pengaturan delay dengan baik menggunakan pola exchelon cut. Ditambah dengan pemanfaatan metode prespliiting untuk melindungi bench dari terpaan getaran. Pengukuran harus dilakukan secara berkala dengan menggunakan Blasmate III dan dievaluasi. Dengan demikian diharapkan permintaan perusahaan mendapatkan getaran 5 mm/s pada jarak 500 m dapat dicapai.Kata Kunci : Getaran, Blastmate, geometri, spasing, burden
FERMENTASI BUAH MARKISA (PASSIFLORA) MENJADI ASAM SITRAT Ovelando, Redho; Nabilla, Mutiara Alytsia; Surest, Azhary H
Jurnal Ilmu Teknik Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah markisa  mengandung asam sitrat dalam kandungan yang tinggi, yaitu 2,4 – 4,8%. Penelitian ini menggunakan metode fermentasi dengan menggunakan buah markisa kuning dan markisa manis. Penelitian ini menggunakan variasi volum jamur 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml dan waktu fermentasi dengan variasi 1 hari, 3 hari dan 5 hari. Zat kapur digunakan untuk membentuk endapan garam sitrat. Endapan tersebut dicampurkan dengan larutan asam sulfat sehingga menghasilkan larutan asam sitrat. Pada markisa kuning dengan penambahan volum jamur 50 ml dan waktu fermentasi 5 hari didapat persen asam sitrat tertinggi yaitu 4,46 %.
ESTIMASI TITIK IMPAS KADAR BIJIH TEMBAGA PER TON PRODUKSI PADA PENAMBANGAN BAWAH TANAH DI TAMBANG DOZ PT. FREEPORT INDONESIA - PAPUA Suebu, Frencky Achilles; Komar, Syamsul; Mukiat, Mukiat
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penentuan titik impas kadar bijih banyak digunakan untuk menuntun kegiatan perencanaan dan kegiatan operasi penambangan agar dapat lebih ekonomis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi berapa besar kadar bijih tembaga minimum per ton produksi yang memberikan nilai setimbang (impas) berdasarkan kriteria serta pengembangan simulasi sederhana dengan menggunakan program komputer praktis melalui pendekatan cash flow. Tambang bawah tanah (TBT) DOZ sebagai tempat penelitian menggunakan metode block caving guna menambang cadangan bijih tembaga. Kapasitas produksi tertinggi dicapai pada tahun 2010 ( 80ktpd). Kapasitas produksi rata-rata adalah 45Ktpd dengan kadar tembaga 0,90%Cu dan emas 0,69 g/t Au. Rencana target produksi tahun 2013 adalah 26,83 juta ton bijih (73Ktpd) dengan kadar bijih tembaga 0,67%Cu dan emas 0,65g/t Au. Total biaya produksi DOZ yang di tergetkan adalah $120,21 juta dengan unit biaya operasi langsung $4,48/ton bijih.Kadar aktual bijih hasil sampling lapangan adalah 0,48%Cu dan emas 0,80g/t Au dengan besar cadangan 12,96 juta ton bijih. Berdasarkan kriteria asumsi, maka hasil perhitungan titik impas kadar adalah 0,43%Cu. Adapun hubungan antara biaya produksi terhadap titik impas kadar adalah kuat dengan koefisien korelasi r = 1; jadi berdasarkan data ini benar bahwa variabel biaya penambangan sangat mempengaruhi besar titik impas kadar, terbukti.Kata Kunci : Titik Impas, Kadar, Bijih, Block Caving
REDESIGN GEOMETRI PELEDAKAN UNTUK MENDAPATKAN FRAGMENTASI BATUAN YANG OPTIMAL DI PREBENCH PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK Al Hadi, Alek; Toha, M. Taufik
Jurnal Ilmu Teknik Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pit Tambang Air Laya PT. Bukit Asam (persero) Tbk, di pre-bench  pembongkaran batuan interburden B2C dilakukan dengan menggunakan metode pemboran dan peledakan, dan selanjutnya dilakukan pemuatan dan pengangkutan dengan kombinasi backhoe dan dump truck. Lapisan B2-C terdiri dari dua jenis batuan yaitu claystone dengan ketebalan 10,5 meter dari lapisan batubara C dan selanjutnya sandstone dengan ketebalan 27 meter. Masing – masing batuan mempunyai karakteristik tersendiri yakni claystone; bobot isi (density)2,1 ton/m3 dan uniaxial compressive strength 7351,47 Kpa, sandstone; bobot isi (density) 2,4 ton/m3 dan uniaxial compressive strength 8005,50 Kpa. Material tersebut tidak bisa digali langsung menggunakan axcavator PC 1250 maupun PC 2000 karena digging force kedua alat tersebut sebesar 579 Kpa dan 721 Kpa, sebenarnya dengan uniaxial compressive strength batuan tersebut masih bisa dilakukan ripping, tetapi sudah dalam katagori hard rippin. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan teori R.L.Ash didapatkan tiga geometri peledakan yang optimum dengan nilai powder factor 0,290 kg/m3 untuk geometri peledakan batuan claystone, 0,401 kg/m3 untuk geometri peledakan sandstone, dan 0,388 kg/m3 untuk geometri peledakan lapisan transisi. Fragmentasi batuan hasil peledakan dengan geometri usulan memperlihatkan perbaikan fragmentas,  pada batuan claystone yaitu adanya penurunan 4 % dari 21 % menjadi 17 % fragmenasi yang berukurun lebih 100 cm, untuk geometri usulan pada batuan sandstone dengan penurunan yang sangat signifikan yaitu 17 % dari 25 % menjadi 8 %, dan untuk geometri peledakan usulan pada lapisan transisi ada penurunan dari persentase fragmentasi sebelumnya yaitu sebesar  15 % dari 23 % menjadi 8 persen.
APLIKASI REGRESI LINIER DALAM METODA DECLINE CURVE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI MINYAK LAPANGAN SRIWIJAYA LAPISAN X PT.PERTAMINA ASET 1 FIELD JAMBI Putri, Dwi Ayu; Rahman, A.; Syarifudin, Syarifudin
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode kurva penurunan produksi (decline curve) digunakan untuk menentukan cadangan hidrokarbon suatu reservoir (lapangan). Metode ini menggunakan analisa regresi linier untuk menentukan persamaan/fungsi dari masing-masing decline curve yang diperoleh dari data laju produksi, waktu produksi, dan kumulatif produksi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung total cadangan (ultimate recovery), umur produksi (life time production), dan sisa cadangan (remaining reserves) adalah persamaan yang memenuhi kriteria uji statistik dengan nilai koefisien determinasi (R2) yang paling besar dan nilai standar deviasi (SD) yang paling kecil. Hasil yang diperoleh dari hasil uji statistic adalah jenis kombinasi antara exponential decline curve dan harmonic decline curve untuk Blok IA, Blok IB, Blok II, dan Blok III. Hasil perhitungan didapatkan ultimate recovery untuk Blok IA sebesar 1.588.931 bbl, Blok IB sebesar 291.910 bbl, Blok II sebesar 179.040 bbl, dan Blok III sebesar 95.149 bbl; remaining reserves untuk Blok IA sebesar 713.342,6 bbl, Blok IB sebesar 134.521 bbl, Blok II sebesar 54.131 bbl, dan Blok III sebesar 56.149 bbl; dan umur produksi untuk Blok IA sebesar 107 bulan atau 8,9 tahun, Blok IB sebesar 95 bulan atau 7,9 tahun, Blok II sebesar 71,5 bulan atau 6 tahun dan Blok III sebesar 31,6 bulan atau 2,6 tahun.Kata kunci : decline curve, ultimate recovery, life time production, remaining reserves.
MENGUKUR INDUKTANSI SENDIRI KUMPARAN MENGGUNAKAN METODA RESISTANSI REFERENSI Sariman, Sariman
Jurnal Ilmu Teknik Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paper ini membahas cara lain mengukur induktansi sendiri menggunakan tahanan referensi, voltmeter, amperemeter dan perhitungan dengan hukum cosinus suatu sudut antara dua buah vektor tegangan yang diukur. Cara yang biasa digunakan menggunakan alat ukur khusus: induktansi meter. Dengan cara ini kita dapat memanfaatkan alat yang biasa ada di laboratorium dasar rangkaian listrik, sehingga tidak memerlukan alat ukur khusus yang cukup mahal. Keakuratan hasil hanya dipengaruhi oleh frekuensi sumber. Dalam hal ini frekuensi sumber dianggap tidak berubah.