cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Ilmu Teknik
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 84 Documents
EVALUASI POMPA SULZER 385 KW (ENGINE) SISTEM PENIRISAN TAMBANG DI MAIN SUMP PIT 1 BARAT BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK TANJUNG ENIM Listianty, Herdiana Novita; Hasjim, Machmud; Arief, A. Taufik
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, mempunyai salah satu WIUP pit 1 Barat di Banko Barat. Secara umum lokasi tambang berada di daerah perbukitan, dengan elevasi main sump 26 mdpl dengan curah hujan yang relatif normal. Sistem penambangan secara terbuka yang diterapkan di pit 1 Barat. Sistem penambangan terbuka secara langsung berhubungan dengan keadaan atmosphere antara lain hujan. Keberadaan air hujan ini akan sangat mengganggu kegiatan penambangan sehingga air yang berada di sump harus dikeluarkan. Untuk evaluasi pit 1 Barat BB curah hujan yang direncanakan 84,67 mm/hari dan intensitas11,5 mm/jam menghasilkan debit limpasan 14.251,9 m3/jam, ditambah debit air tanah 3,6 m3/jam dan dikurangi evapotranspirasi 37,38 m3/jam dengan volume total air yang masuk perhari 56.197 m3. Untuk mengatasinya membiarkan air masuk dan ditampung oleh sump kemudian dipompakan dengan total head sebesar 43,8 meter, debit pompa 654 m3/jam, efisiensi pompa 78% dengan jam operasi pompa 21,482 jam. Sistem pemompaan ini menggunakan 4 unit pompa sulzer 385 KW (engine) yang diletakkan disump pit 1 barat. Maka volume sump yang direncanakan berdasarkan volume total air yang masuk per hari sebesar 56.197 m3 sebesar dengan dimensi sump yang baru 106 m x 106 m x 5 m sehingga mampu menampung air yang masuk perhari.Kata kunci : pompa, penirisan, kolam penampungan
EVALUASI PERFORMANSI MESIN BENSIN SIKLUS EMPAT LANGKAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI Santoso, Dyos; Natana, Bertu
Jurnal Ilmu Teknik Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini menyajikan analisis energi dan eksergi yang diterapkan untuk mengevaluasi performansi mesin bensin siklus empat langkah berpedinginan udara.Tujuan utama kajian ini adalah untuk menganalisa sistem tersebut dan mengidentifikasi dan menentukan besarnya efisiensi energetik dan eksergetik pada berbagai kecepatan mesin. Studi telah dilakukan pada mesin uji skala laboratorium dengan putaran mesin yang bervariasi antara 800-3300 rpm. Hasil pengujian baik berdasarkan analisis energi maupun analisis eksergi mengindikasikan bahwa kerugian energi dan eksergi meningkat dengan meningkatnya kecepatan mesin. Sementara itu, efisiensi energetik dan eksergetik pertama-tama meningkat dengan meningkatnya kecepatan mesin, mencapai nilai maksimum dan akhirnya menurun. Efisiensi energetik maksimum sekitar 22,77%, sedangkan efisiensi eksergetik maksimum sekitar 21,89%, dan keduanya diperoleh pada putaran 2039 rpm.
PERENCANAAN PENYEMENAN CASING 7 INCH DENGAN METODE DUAL STAGE CEMENTING PADA SUMUR NR-X LAPANGAN LIMAU DI PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA AREA SUMBAGSEL, PRABUMULIH Sahbudin, Sahbudin; Komar, Syamsul; Amin, Muhammad
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lubang bor hasil pengeboran berarah yang memiliki kolom yang panjang pada formasi yang mempunyai litologi sebagai zona lost circulation alami dimana tekanan hirostatis fluida penyemenan lebih besar dari tekanan maksimum formasi memiliki potensi yang besar terjadinya lost circulation saat proses penyemenan. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah mengurangi tekanan hidrostatis fluida penyemenan dengan metode dual stage cementing. Penentuan metode penyemenan casing 7 inch pada trayek 8.5 inch ditentukan dengan cara melakukan interpretasi data master log, melakukan korelasi sumur dan membandingkan tekanan maksimum formasi dengan tekanan hirostatis fluida penyemenan, kemudian dilakukan perhitungan pada design penyemenan. Berdasarkan data master log diketahui bahwa litologi sumur didominasi oleh batuan shale, sandstone dan limestone. Tekanan maksimum formasi sebesar 3.642,6488 psi sedangkan tekanan hidrostatis fluida penyemenan sebesar 4.363,3186 psi, jika dilakukan penyemenan dengan cara normal maka formasi akan pecah sehingga penyemenan dilakukan dengan metode dual stage cementing dengan membagi penyemenan kedalam dua tahap yaitu stage 1 pada interval 821,75 –1.812,40 mMD selanjutnya Stage 2 pada interval 0 – 821,75 mMD. Dari hasil perhitungan pada design penyemenan didapat total fluida penyemenan yang dibutuhkan adalah 425,1396 bbl pada stage 1 dan 248,5022 bbl pada stage 2 yang terdiri dari semen slurry, displacement, spacer dan fresh water.Kata kunci : Pemboran, hidrostatis, formasi, Penyemenan, loss sirkulasi
ANALISA DATA PRESSURE BUILDUP TEST DENGAN METODE HORNER DAN STANDING UNTUK MENGETAHUI KONDISI PRODUKTIVITAS SUMUR SGC-X PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI Mahenda, Aldhitia; Prabu, Ubaidillah Anwar; Susilo, Budhi Kuswan
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas suatu sumur biasanya dinyatakan secara grafis, yaitu dengan kurva inflow performance relationship (IPR). Apabila terjadi penurunan produksi maka perlu diketahui penyebab penurunan produksi tersebut. Penyebab penurunan produksi tersebut antara lain akibat penurunan tekanan reservoir dan perubahan kondisi formasi disekitar lubang sumur. Untuk mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan terjadinya penurunan laju produksi tersebut dilakukan Pressure Buildup (PBU) Test. PBU test dilakukan dengan memproduksikan sumur selama selang waktu tertentu dengan laju alir yang konstant, kemudian menutup sumur tersebut. Dari data tersebut kita buat kurva Horner antara tekanan dasar penutupan sumur vs interval waktu penutupan. Dari analisa data yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa sumur SGC-X memiliki tekanan dasar sumur pada produksi 59,357 bfpd yaitu tekanan dasar actual flowing 800,916 psi dan tekanan dasar actual static 1275,315 psi. Hasil analisa metode horner, pada kurva tekanan static penutupan terhadap waktu penutupan didapatkan tekanan reservoir awal 1560 psi. Kondisi formasi disekitar lubang sumur juga telah mengalami kerusakan, hal ini dilihat dari nilai skin (S) adalah 3,01783 (S=+), maka menurut analisa metode Horner terjadi indikasi kerusakan formasi. Hasil perhitungan effisiensi aliran (FE) actual sumur SGC-X yaitu 0,5504. Berdasarkan analisa kurva inflow performance relationship (IPR) metode Standing sumur SGC-X, laju produksi fluida maksimal pada kondisi ideal, FE=1 adalah 177,186 bfpd dan laju produksi fluida maksimal pada kondisi aktual, FE=0,5504 adalah 132,60 bfpd.Kata kunci : Produktivitas, PBU, Sumur SGC-X, Analisa, IPR
KAJIAN TEKNIS PENINGKATAN KORELASI RENCANA CYCLE TIME ALAT ANGKUT DI PIT KWEST PT. KALTIM PRIMA COAL KALIMANTAN TIMUR Zailani, M. Ardy; Komar, Syamsul; Asyik, Makmur
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi jalan angkut menjadi hal penting dalam pencapaian target produksi overburden di Pit Kwest DepartemenHatari. Hal ini berkaitan dengan jalan angkut di Pit Kwest, yang berada pada lapisan batuan yang berumur relatifmuda. Sehingga menyebabkan jalan angkut kurang kompak dan sangat rentan mengalami kerusakan. Kondisi inimenyebabkan durasi cycle time aktual alat angkut lebih lama dari alokasi cycle time rencana sehingga berdampakpada produksi yang tidak optimal. Perhitungan alokasi cycle time rencana perusahaan untuk bulan Agustus di PitKwest adalah 17,03 menit, berdasarkan data dispatch diketahui cycle time aktual mencapai 23.06 menit. Sehinggatingkat korelasi terhadap cycle time aktual hanya sebesar 74%. Tingkat ketercapaian produksi aktual hanya sebesar79.69% atau sebesar 1.022.653,61 bcm dari target produksi 1.283.252 bcm overburden. Hal tersebut sebagai dampakdari kekurangan alokasi alat angkut yang disebabkan karena cycle time aktual yang lebih lama dari alokasi rencana,sehingga menyebabkan faktor keserasian alat gali muat dan alat angkut (match factor) turun dari rencana 0,85menjadi rata-rata 0,67. Dari metode perhitungan alokasi cycle time alat angkut dengan memperhitungkan variabelkondisi jalan angkut aktual Pit Kwest (Metode X), diperoleh alokasi cycle time alat angkut yang lebih mendekati cycletime aktual yaitu 23.73 menit. Tingkat korelasi sebesar 97.09%. Dengan menggunkan alokasi cycle time tersebut,berdasarkan perhitungan tingkat ketercapaian produksi bisa meningkat menjadi 103,41%.Kata kunci: Jalan angkut, Cycle time, Produksi.
CFD Modeling Of Waste Heat Recovery On The Rotary Kiln System in the Cement Industry Novia, Novia; Faizal, Muhammad; Liana, Septa
Jurnal Ilmu Teknik Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The cement production process is one of the most energy and cost intensive in the world. In order to produce clinker, a cement industry requires the substantial energy consumption. About 70% of energy consumption lies on the unit of rotary kiln system. The higher amount of energy consumption is due to the lack of work efficiency tools leading the waste heat. This reserach was focus on modeling of the waste heat recovery in the rotary kiln system using CFD. Analysis of mass and energy balance was used to determine the sources of heat loss from kiln system. The results showed that the distribustion of the input heat to the system is a good agreement with the output energy and gave the significant insights oft the reasons for the low overall system efficiency. The system efficiency is obtained of 53 %. The major heat loss sources have been determined as kiln exhaust (21.88% of total input), cooler exhaust to stack (9.62 % of total input) and heat loss astemated as heat from kiln surface (13.54 % of total input). The amount of heat energy can be absorbed by air amounted to 163,080 Kcal / hour and can be used as air for combustion of fuel. Based on data calculation, the amount of coal can be saved amounted to 738 kg / day.
EVALUASI KINERJA DEHYDRATION UNIT PADA STASIUN PENGUMPUL GAS LAPANGAN SUNGAI GELAM PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI Abro, M. Akib; Hakim, Hafid Zul; Yusuf, Maulana
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini PT. Pertamina EP Asset 1 field jambi sedang dalam pengembangan produksi gas alam, hal ini dikarenakanpotensi gas yang telah ditemukan 5 tahun lalu belum dapat diproduksi karena belum ada pihak yang ingin membeli gastersebut. Namun saat ini PLN menyadari penggunaan gas sebagai sumber energi alternatif dalam pengadaan listrikuntuk daerah jambi. Maka saat ini PT. Pertamina EP Asset 1 field jambi mulai memproduksi gas alam yang terdapat disungai gelam untuk dijual kepada PLN. Gas yang didapat dari sumur gas di sungai gelam teryata tidak dapat langsungdikirim ke PLN karena masih mengandung impurities, maka dari itu gas alam hasil sumur gas harus diolah telebihdahulu agar bisa memenuhi persyaratan kontrak kerja oleh pihak PLN. Salah satu syarat tersebut kandungan uap airpada gas tidak boleh lebih dari 20 lbs/MMSC. Maka dari itu pada SP Gas lapangan Sungai Gelam terdapat alat yangberfungsi untuk menghilangkan uap air yaitu Dehydration Unit (DHU). Proses penghilangan air terdiri dari beberapatahap mulai dari penyerapan air dengan menggunakan dessicant, drying dan regenerasi. Maka dari itulah diperlukanalat untuk dapat menyerap air yang terkandung di dalam gas alam. Dehydration Unit (DHU) yang digunakan dilapangan Sungai Gelam menggunakan desikan padat dengan jenis molecular sieve. Namun keberadaan alat ini akandievaluasi apakah sesuai atau tidak untuk mengeringkan gas alam di Sungai Gelam sehingga kandungan air dapatmemenuhi persyaratan dari PLN. Evaluasi dilakukan dengan perbandingan antara kandungan uap air pada gassebelum masuk DHU (inlet) dan setelah masuk DHU (outlet) sehingga diketahui berapa besar kemampuan penyerapandari DHU tersebut, serta kemampuan untuk memenuhi kontrak kerja dengan pihak PLN.Keyword : Gas Alam, Kontrak Kerja, Pengeringan, Dehydration Unit
ANALISIS KINERJA PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) PADA SUMUR KAS 273, LAPANGAN KENALI ASAM PT PERTAMINA EP ASSET I JAMBI Wincy, Alan Putra; Hasjim, Machmud; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metoda produksi minyak dari dalam sumur produksi dibagi menjadi dua, yaitu sembur alam (natural flow) danpengangkatan buatan (artificial lift). Sembur alam merupakan metoda mengalirnya fluida dari zona perforasi kepermukaan sumur secara alamiah, hal ini disebabkan tekanan reservoir yang mendorong fluida naik ke permukaanmasih tinggi. Seiring dengan waktu berproduksi, maka terjadi penurunan tekanan reservoir dan keadaan inimenyebabkan berkurangnya produksi sumur tersebut. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan carapengangkatan buatan (artificial lift). Artificial lift adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan tekanan hisapsehingga reservoir dapat merespon dan menghasilkan laju produksi fluida yang diinginkan. Progressive Cavity Pump(PCP) adalah salah satu alat yang digunakan dalam metoda artificial lift. PCP sangat baik diaplikasikan pada sumuryang mengandung pasir, mampu mengatasi problem minyak parafin dan cocok untuk pengangkatan minyak berat.Progressive Cavity Pump (PCP) merupakan jenis pompa putar (rotary pump) yang terdiri dari dua komponen utamayaitu rotor dan stator. Sumur KAS 273 adalah salah satu sumur migas yang terdapat di lapangan Kenali Asam PTPertamina EP Asset I Jambi. Besarnya nilai laju kritis air (Qc) adalah 35,84 bpd dan laju kritis pasir (Qz) sebesar 39,65bpd. Berdasarkan analisis kurva IPR Vogel diperoleh laju produksi maksimum (Qmaks) sebesar 40,49 bpd. Dari hasilevaluasi yang dilakukan didapat laju optimal (Qopt) sebesar 80% dari laju produksi maksimum yaitu 32.39 bpd dengannilai total dinamic head 1022,48 ft dan kecepatan pemompaan 72 RPM.Kata Kunci : Artificial Lift, Progressive Cavity Pump
EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR P-028 DAN P-029 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD Jaya, Patra; Rahman, A; Herlina, Wenny
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap sumur produksi yang akan diproduksikan diharapkan fluida akan mengalir kepermukaan secara alami. Proses ini akan berlangsung sampai pada satu titik dimana tekanan reservoir akan berkurang dengan berjalannya waktu, sehingga kemampuan sumur produksi untuk mengangkat fluida ke permukaan akan berkurang atau berhenti sama sekali. Oleh karena itu dibutuhkan metode pengangkatan buatan dimana salah satunya dengan menggunakan pompa ESP. Berdasarkan pengamatan data teknik sumur P-028 dan P-029 sangat cocok untuk diterapkan untuk optimasi produksi. Berdasarkan hasil perhitungan kurva IPR dengan menggunakan metoda Vogel, laju produksi maksimum (Qmaks) yang dicapai sumur P-028 dan P-029 adalah masing–masing sebesar 1211,67 bfpd dan 991,54 bfpd. Selanjutnya melalui pendekatan dengan persamaan empiris didapatkan laju produksi optimum (Qopt) sumur P-028 dan P-029 adalah masing-masing sebesar 969,33 bfpd dan 793,23 bfpd dengan water cut masing–masing 90 % dan 97% maka dihasilkan minyak sebesar 96,93 bopd dan 23,80 bopd. Untuk mencapai laju produksi optimal sumur produksi tersebut maka disarankan pada sumur P-028 untuk mengunakan jenis pompa ESP REDA Type IND 1000 stage sebesar 187 dan range capacity 600-1250 bfpd, Sumur P-029 untuk mengunakan jenis pompa ESP REDA Type IND 750 stage sebesar 141 dan range capacity 400-950 bfpd.Kata kunci : ESP, laju produksi, Kurva IPR
EVALUASI PROSES PEMBUATAN AVTUR (AVIATION TURBINE) BERDASARKAN ANALISA SIFAT FISIK DAN KIMIA MINYAK MENTAH (CRUDE OIL) DI PT PERTAMINA RU II DUMAI Ginting, Jadinta; Prabu, Ubaidillah Anwar; Abro, M. Akib
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aviation Turbine Fuel (AVTUR) atau secara internasional lebih dikenal dengan nama Jet A-1 adalah bahan bakaruntuk pesawat terbang jenis jet (baik tipe jet propusion atau propeller.) Avtur adalah minyak tanah dengan spesifikasiyang diperketat, terutama mengenai titik uap, dan titik beku. Secara umum, avtur memiliki kualitas yang lebih tinggidibandingkan bahan bakar yang digunakan untuk pemakaian yang kurang ‘genting’ seperti pemanasan atautransportasi darat. PT Pertamina RU II Dumai adalah salah satu perusahan pengolahan yang menghasilkan berbagaiproduk akhir atau produk turunan dari minyak mentah.Untuk melakukan proses pengolahan pada minyak mentahperlu dikatahui karakteristik dan spesifikasi dari minyak mentah (bahan baku) yang akan diolah Untuk mengetahuimutu dan manfaat minyak bumi tersebut,ada beberapa parameter analisa minyak bumi yang digunakan yang terbagidalam 2 parameter yaitu parameter fisik dan parameter kimia.Dari analisa tersebut diketahui Bahan baku minyakmentah daerah Duri ( Duri Crude ) tipe “Naphthenic-naphthanic” dan Minas ( Minas Crude ) tipe “Paraffinicintermediate”.Penulis membuat perhitungan material balance bahwa Produksi Avtur secara aktual berkisar 8,35 %dari jumlah feed umpan dari kilang dumai 127 bbl dan kilang SPK 49 bbl.Mutu dan kualitas hasil produksi bahanbakar jenis Avtur (Aviation Turbine) kilang pertamina RU II Dumai baik dan memenuhi syarat dan spesifikasi yangditetapkan serta layak dipasarkan.Kata kunci: minyak mentah, pengolahan, avtur, mutu dan manfaat