cover
Contact Name
Dedi Mulyadi
Contact Email
d3dimulya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
riset.geotek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan
ISSN : 01259849     EISSN : 23546638     DOI : -
Core Subject : Science,
RISET (Indonesian Journal of Geology and Mining) welcomes article submissions dealing with Geology; Applied Geophysics; Mining.
Arjuna Subject : -
Articles 238 Documents
FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN KARBONAT FORMASI PARIGI DI DAERAH PALIMANAN, CIREBON Praptisih Praptisih; M. Safei Siregar; Kamtono Kamtono; Marfasran Hendrizan; Purna Sulastya Putra
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2595.097 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.56

Abstract

ABSTRAK Batuan karbonat Formasi Parigi tersingkap baik di Komplek Kromong daerah Palimanan, Cirebon dimana studi fasies karbonat ini dilakukan.  Berdasarkan karakter fisik dan biota yang dikandungnya, batuan karbonat Komplek Kromong dapat dikelompokkan menjadi  7 fasies, yakni : (1) fasies boundstone, (2) fasies rudstone, (3) fasies cross bedded grainstone, (4) fasies foraminiferal packstone, (5) fasies algal-foram packstone,  (6) fasies floatstone, dan (7) fasies thin bedded wackestone-packstone. Fasies boundstone dapat dibagi menjadi 2 subfasies yaitu subfasies bafflestone dan subfasies framestone. Lingkungan pengendapan Formasi Parigi diperkirakan  diendapkan pada lingkungan reef front, reef crest, back reef, lagoon-surge chanel dan tidal flat-tidal chanel. Hasil analisis  fosil foraminifera besar menunjukkan  umur Formasi Parigi adalah Miosen Awal. Berdasarkan pada  pola lingkungan pengendapan Formasi Parigi diinterpretasikan terumbu bagian depan berada di sebelah timur laut, sedangkan terumbu bagian belakang di bagian baratdaya.
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAS KREO TERHADAP DEBIT PUNCAK DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH Puguh Dwi Raharjo
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 19, No 2 (2009)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1973.78 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2009.v19.24

Abstract

ABSTRAK Alih fungsi penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi akan cenderung meningkatkan nilai koefisien aliran permukaan yang akan berpengaruh terhadap debit puncak. DAS Kreo merupakan DAS yang berada  di daerah Semarang yang telah mengalami perubahan penggunaan lahan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menguji kemampuan dan ketelitian teknik penginderaan jauh untuk penyadapan data mengenai karakteristik fisik dan morfometri DAS guna estimasi debit puncak serta mengevaluasi pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit puncak dengan menggunakan metode rasional. Perubahan luasan Penggunaan lahan yang signifikan yang dapat mempengaruhi volume air larian  adalah lahan sawah yang pada tahun 1992 seluas 24,89 km2 menjadi 15,47 km2 pada tahun 1999. Pemukiman desa seluas 13,29 km2 pada tahun 1992 menjadi 20,42 km2 pada tahun 1999. Dalam perbandingan hidrograf terjadi peningkatan nilai puncak banjir. Berdasarkan perbandingan antara debit sungai maksimum dengan debit sungai minimum pada tahun 1992 sebesar 240,74 dan pada tahun 1999 sebesar 393,25 sehingga terjadi peningkatan yang juga disertai dengan peningkatan  penggunaan lahan yang berpengaruh terhadap debit puncak
KERENTANAN DAN KAPASITAS RESPON MASYARAKAT KOTA PADANG TERHADAP BAHAYA TSUNAMI Herryal Z. Anwar
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 1 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1766.979 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.57

Abstract

Potential risk of a disaster can not be separated from the potential natural hazards and the vulnerability of the people residing within a region. Experts estimate is that Padang City is one of the city in Indonesia are threatened by the danger of the tsunami. Both the City and the community have been aware of the potential tsunami waves that threaten the city of Padang. Recently, a number of tsunami hazard early warning sirens have been installed at several locations at Padang, which will warn the people if there are a tsunami threat. This study aims to understand and map response capacity the people of Padang toward tsunami early warning system and their vulnerability by using questionnaires and focus group discussion methods. The results of this study show that the category of people response is still not enough for tsunami warning to be more effective, although it should be emphasized that on the other hand the people vulnerability has been low enough, when the survey conducted in Padang City in between 2007 until 2009. 
POTENSI LIKUIFAKSI AKIBAT GEMPABUMI BERDASARKAN DATA CPT DAN N-SPT DI DAERAH PATALAN BANTUL, YOGYAKARTA Eko Soebowo; Adrin Tohari; Dwi Sarah
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 19, No 2 (2009)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2341.473 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2009.v19.25

Abstract

ABSTRAK Gempabumi dapat menimbulkan bahaya likuifaksi yang dapat merusakkan bangunan dan sarana infrastruktur khususnya di wilayah perkotaan di Indonesia. Investigasi  geoteknik bawah permukaan telah dilakukan di daerah Patalan, Bantul, Yogyakarta, untuk mendapatkan gambaran susunan lapisan tanah dan kekuatannya, menentukan kedalaman dan ketebalan lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi dan penurunan lapisan tanah akibat likuifaksi. Analisis potensi likuifaksi dilakukan menggunakan data CPT (cone penetration test) dan N-SPT (standard penetration test), dengan mempertimbangkan nilai percepatan getaran tanah maksimum (p.g.a) sebesar 0,25g, magnitudo gempabumi sebesar 6,2 SR dan muka airtanah setempat. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa lapisan tanah lepas selama gempabumi terdiri dari pasir lanauan dan lanau pasiran pada kedalaman antara 0,2  - 12,8 m. Analisis potensi likuifaksi mengindikasikan bahwa ketebalan lapisan tanah yang berpotensi terlikuifaksi bervariasi antara 0,2 m dan 5,2 m, Sedangkan penurunan total lapisan tanah terutama terkonsentrasi di wilayah bagian tengah yang terletak di jalur Patahan Opak dengan besaran antara 0,21 cm hingga 12,98 cm Zona likuifaksi dan penurunan ini berada pada lapisan sedimen bagian atas yang mengisi pada cekungan Bantul di sekitar Patahan Opak.
FUNGSI PERINGATAN DINI DAN KESIAPAN MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA TSUNAMI DI INDONESIA: STUDI KASUS DI KOTA PADANG Herryal Z. Anwar
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 21, No 2 (2011)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1451.227 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2011.v21.48

Abstract

ABSTRAK Gempabumi (Mw = 9.3) yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu, dengan sumber ± 160 km dari pantai barat Provinsi NAD, telah memicu mega-tsunami yang dahsyat. Gelombang tsunami tersebut tidak hanya menyapu wilayah Provinsi NAD akan tetapi juga pantai-pantai di negara-negara seputar lautan Hindia. Tidak adanya kesiapan masyarakat serta belum adanya peringatan dan tidak dipahaminya tanda-tanda alam yang menyebabkan gelombang tsunami telah menyebabkan banyaknya jatuh korban pada saat bencana tahun 2004 yang lalu. Sistem peringatan dini bahaya tsunami dapat didasarkan kepada tanda-tanda alam yang mendahuluinya atau yang secara resmi disampaikan kepada masyarakat berdasarkan sistem yang dirancang secara khusus dengan menggunakan teknologi modern, yang penggunaannya di Indonesia telah diresmikan sejak tahun 2008 yang lalu. Sejumlah sirine untuk mendukung peringatan dini tersebut telah pula terpasang disejumlah tempat di wilayah rawan tsunami di Indonesia, diantaranya di Kota Padang. Namun demikian, efektivitas suatu sistem peringatan dini tsunami, sangat ditentukan oleh kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi ancaman bahaya tsunami. Kajian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu analisis kesiapan masyarakat yang terpapar oleh bahaya tsunami di Kota Padang, dalam merespon dan memahami peringatan dini bahaya tsunami. Kajian dilakukan dengan metoda kuesioner untuk menganalisis fungsi peringatan dini dan kesiapan masyarakat di Kota Padang terhadap ancaman bahaya tsunami. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan terkait dalam kuesioner digolongkan dalam unsur-unsur kewaspadaan, perencanaan evakuasi dan unsur pendukung kesiapan.
Annual growth band analysis of Porites corals: case study Seribu Islands corals, Indonesia Sri Yudawati Cahyarini
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 18, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.857 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2008.v18.16

Abstract

ABSTRAK Pertumbuhan koral bergantung pada beberapa faktor lingkungan, diantaranya yaitu suhu muka laut, salinitas, sedimentasi dan cahaya. Pada tulisan ini dibahas mengenai analisa parameter pertumbuhan tahunan koral (yaitu kecepatan kalsifikasi, densitas dan pertumbuhan linear) dari koral-koral yang diambil di wilayah Kepulauan Seribu. Hasil analisa beberapa parameter dari beberapa lokasi pengambilan koral di Kepulauan Seribu (yaitu Bidadari, Air dan Jukung) tersebut kemudian dibandingkan untuk lebih mengetahui pengaruh perubahan lingkungan di wilayah daratan terhadap koral di perairan terumbu koral Kepulauan Seribu. Metode Coral XDS digunakan untuk analisa parameter pertumbuhan tahunan koral. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa koral dari Jukung (offshore) memperlihatkan kenaikan kecepatan kalsifikasi, sedangkan koral dari Air dan Bidadari menunjukkan penurunan kecepatan kalsifikasi selama periode 1985-2005. Walau begitu, penyebab penurunan atau kenaikan kecepatan kalsifikasi tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut, terutama diperlukan kalibrasi antara parameter pertumbuhan tahunan koral dengan kondisi lingkungan (suhu, salinitas, sedimentasi dll) dimana koral tersebut diambil. Hal tersebut memerlukan monitoring dalam waktu yang lama.
Sekuen Pengendapan Sedimen Miosen Tengah Kawasan Selat Madura Purna Sulastya Putra
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 1 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.098 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.142

Abstract

ABSTRACT Penelitian sekuen pengendapan sedimen telah dilakukan di kawasan Selat Madura.Daerah penelitian termasuk dalam Cekungan belakang busur Jawa Timur Utara. Penelitian difokuskan pada sedimen Miosen Tengah yang merupakan reservoar utama di cekungan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui runtunan stratigrafi sikuen dan penyebaran system tract-nya yang selanjutnya diaplikasikan untuk mengetahui daerah yang potensial menjadi pemerangkap hidrokarbon. Berdasarkan hasil analisis stratigrafi sikuen dengan menggunakan 18 lintasan seismik dan 2 data sumuran, daerah penelitian terbagi menjadi lima runtunan pengendapan yaitu Sikuen Miosen Tengah – 1 (Sikuen MT – 1) yang terdiri dari Lowstand System Tract Miosen Tengah – 1 (LST MT – 1), Transgressive System Tract Miosen Tengah – 1 (TST MT -1) dan Highstand System Tract Miosen Tengah – 1 (HST MT – 1); Sikuen Miosen Tengah – 2 (Sikuen MT – 2) yang terdiri dari TST MT –2 dan HST MT – 2; Sikuen Miosen Tengah – 3 (Sikuen MT – 3) yang terdiri dari LST MT – 3, TST MT –3 HST MT – 3; Sikuen Miosen Tengah – 4 (Sikuen MT – 4) yang terdiri dari LST MT – 4, TST MT – 4 dan HST MT – 4; dan Sikuen Miosen Tengah – 5 (Sikuen MT – 5) yang terdiri dari TST MT – 5 dan HST MT – 5. Prospek pemerangkapan hidrokarbon di daerah penelitian dijumpai di beberapa bagian. Prospek pemerangkapan hidrokarbon pada endapan LST MT – 3 berupa perangkap antiklin. Prospek pemerangkapan hidrokarbon pada endapan LST MT – 4 yaitu perangkap struktur berupa antiklin dan perangkap stratigrafi berupa pembajian endapan LST MT – 4 sebagai reservoar pada tinggian Miosen Awal. Prospek pemerangkapan hidrokabon pada HST MT – 2 berupa perangkap antiklin. Prospek pemerangkapan hidrokarbon pada HST MT – 3 dan HST MT – 4 berupa perangkap antiklin di dua daerah dan pada endapan HST MT – 5 prospek pemerangkapan hidrokaron juga berupa struktur antiklin. 
Kualitas Air Tanah Bebas Kota Karimunjawa, Pulau Karimunjawa I Hadi S
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1118.829 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.159

Abstract

Studi pendahuluan mengenai sifat kerentanan sumberdaya air pada pulau kecil,telah dilakukan dengan mengambil contoh kasus Kota Kecamatan Karimunjawa yang terletak di Pulau Karimunjawa-Kemujan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Hasil pemetaan detail menunjukkan bahwa litologi daerah ini terdiri dari sedimen pasir lepas, endapan rawa dan Formasi Karimunjawa yang didominasi oleh batupasir masif dan keras serta pelapukannya. Berdasarkan nilai tahanan jenis hasil geolistrik dan kondisi geologi permukaan dapat dilakukan pengelompokan lapisan batuan yang terletak di bawah permukaan menjadi satuan endapan kuarter yang diwakili oleh nilai 0,8 – 27,3 ohm-m dan Satuan batuan Pra-Tersier yang dinyatakan oleh nilai 44 – 1997,5 ohm-m. Informasi hidrokimia menunjukkan adanya kelompok airtanah yang berbeda berdasarkan besaran pH dan DHL. Kelompok dengan pH bersifat asam (4,5 – 5,5) umumnya memiliki nilai DHL yang rendah (53,8 μS/cm – 509 μS/cm), sedang kelompok airtanah dengan pH netral-cenderung basa (7,0 – 8,0) umumnya memiliki nilai DHL berkisar 606 μS/cm – 21300 μS/cm. Selain itu hasil analisa kimia air menunjukkan bahwa terdapat besaran amonium yang melebihi batas ambang yang diijinkan. Pola penyebaran DHL dan hasil penafsiran geolistrik dapat diperkirakan bahwa proses penyusupan air laut selain terjadi arah tegak lurus pantai juga terjadi pada arah barat daya. Hal ini diperkuat oleh data hidrokimia yang menunjukkan bahwa air tanah bebas di daerah kota sudah terpengaruh oleh air laut yang mempunyai nilai DHL dan pH yang tinggi. Proses penyusupan air laut lebih banyakdipengaruhi oleh kondisi genesa dari endapan pantai daerah studi. Hasil studi sementara menunjukkan bahwa telah terjadi proses degradasi kualitas air tanah di daerah studi. Walaupun terjadi peristiwa penyusupan air laut, proses degradasi tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh limbah domestik.  
Pemetaan Pola Terjadinya Gempa Bumi Di Indonesia Dengan Metode Fraktal Doddy Restuning Galih; Lina hadayani
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 17, No 2 (2007)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.998 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2007.v17.174

Abstract

Earthquake pattern mapping in Indonesia was done. This mapping conducted for the use of earthquake hazard area zonation, considering Indonesia located in very active tectonic area. Although in general Indonesia is a region with high risk earthquake disaster, the risk at each region is different one from the other. This mapping are done by grouping and differentiating each region in the region by the level of its earthquake hazard risk using fractal analysis. Seismic activities analysis using this theory show that the region of Maluku, Banda and its surroundings are place at the highest for earthquake risk disaster and Kalimantan place at the lowest part.   
STRUKTUR LAPISAN BUMI DI BAWAH G. TANGKUBAN PARAHU BERDASARKAN STUDI SEISMIK STASIUN TUNGGAL Dannie Hidayat; Lina Handayani; Christina Widiwijayanti; Suyatno S; Anto Sanyoto
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 16, No 1 (2006)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.095 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2006.v16.170

Abstract

Stasiun seismograf tunggal pita lebar (broadband) di G. Tangkubanparahu telah merekam sejumlah gempa jarak jauh. Gelombang gempa yang terekam telah di analisa dengan menggunakan pendekatan fungsi penerima untuk mempelajari struktur bawah permukaan di bawah stasiun. Hasil awal, berdasarkan metode pemodelan kedepan (forward) dan inversi fungsi penerima menunjukkan ketebalan kerak di bawah Tangkubanparahu adalah sekitar 30-35 km. Juga ada kemungkinan adanya dua zona kecepatan rendah di bawah G. Tangkubanparahu yang boleh jadi merupakan dua kantung magma pada kedalaman sekitar 5 km dan 25 km.

Page 8 of 24 | Total Record : 238