cover
Contact Name
Nego Linuhung
Contact Email
aksioma.ummetro@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
aksioma.ummetro@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota metro,
Lampung
INDONESIA
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
ISSN : 20898703     EISSN : 24425419     DOI : -
Core Subject : Education,
AKSIOMA JOURNAL, e-ISSN: 2442-5419, p-ISSN: 2089-8703 is an information container has scientific articles in the form of research, the study of literature, ideas, application of the theory, the study of critical analysis, and Islāmic studies in the field of science Mathematics Education. AKSIOMA JOURNAL published two times a year, the period from January to June and July to December, published by the Scientific Publication Unit FKIP University of Muhammadiyah Metro.
Arjuna Subject : -
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2024)" : 32 Documents clear
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING BERORIENTASI PADA LITERASI MATEMATIS DAN MINAT BELAJAR SISWA Septiana Hikmawati; Sri Andayani
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8679

Abstract

Literasi matematika sangat penting untuk mengetahui bagaimana matematika digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran terintegrasi yang diarahkan pada literasi matematika dan minat belajar siswa yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan Learning Management System (LMS)  Google classroom yang valid, praktis, dan efektif. Hasil penilaian validitas oleh para ahli menunjukkan bahwa instrumen tes literasi matematis, angket minat belajar siswa, dan angket penilaian guru dan siswa valid, sedangkan hasil penilaian kepraktisan oleh guru dan siswa menunjukkan bahwa instrumen tes literasi matematis, angket minat belajar siswa, dan angket penilaian guru dan siswa termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 74. Hasil penilaian kevalidan pada kategori sangat baik untuk RPP 74, LKPD 109, dan LMS 89. Hasil kepraktisan berdasarkan penilaian guru adalah 131 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa rata-rata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 95%, minimal 75% siswa memperoleh nilai minimal sangat baik, yaitu 84,62% pada tes literasi matematis dan 98,46% pada angket minat belajar siswa, yang menunjukkan kebermanfaatan perangkat pembelajaran.Mathematical literacy is vital for knowing how mathematics is used in everyday life. However, the average level of mathematics literacy among Indonesian pupils remains relatively poor.This study intends to create integrated learning devices geared toward mathematical literacy and student learning interest.The learning resources include Learning Implementation Plans (RPP), Student Activity Sheets (LKPD), and the Google classroom Management System (LMS).Product development outputs are valid, practical, and effective. This study employs the ADDIE development approach (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).Experts' validity assessments reveal that the instruments are valid for mathematical literacy tests, student learning interest surveys, and teacher and student assessment questionnaires.This study included a teacher and 32 pupils as research subjects.The validity evaluation in the very good category for lesson plans was 74, LKPD was 109, and LMS was 89.The practicality results based on the teacher's assessment were 131, which is considered very excellent.The observations of learning implementation further revealed that the average learning implementation rate was 95%.At least 75% of students receive an excellent minimum score of 84.62% on the mathematical literacy exam and 98.46% on the student learning interest questionnaire, demonstrating the usefulness of learning tools.As a result, the learning devices produced for blended learning that are directed toward mathematical literacy and student learning interest have satisfied the quality criteria of being valid, practical, and successful.
DEVELOPMENT OF LEARNER WORKSHEET (LKPD) USING RME APPROACH BASED ON MANDAILING CULTURE TO IMPROVE STUDENT LITERACY Nurdalilah Nurdalilah; Adek Nilasari Harahap
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8754

Abstract

The purpose of this research is to develop a valid, practical, and effective Learner Worksheet (LKPD) in improving students' literacy skills. This study used the research and development method with the ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation) development model. Data collection instruments included validation sheets, learner and teacher response questionnaires, activity observation sheets, motivation questionnaires, and literacy tests. This study involved Grade VII students and mathematics teachers in a private junior high school in Padangsimpuan.Based on the Realistic Mathematics Education (RME) approach and local culture, LKPDs were developed that showed a high level of validity in terms of media, materials, and language. Positive responses from students and teachers indicate the practicality of the LKPD. The effectiveness of the LKPD can be seen in the improvement of students' literacy skills as evidenced by observations, motivation questionnaires, and literacy tests.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang valid, praktis, dan efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development dengan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation). Instrumen pengumpulan data meliputi lembar validasi, angket respon peserta didik dan guru, lembar observasi aktivitas, angket motivasi, serta tes kemampuan literasi. Penelitian ini melibatkan siswa kelas VII dan guru matematika di sebuah SMP Swasta di Padangsimpuan, menghasilkan LKPD berbasis pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dan budaya lokal yang menunjukkan tingkat kevalidan tinggi dalam aspek media, materi, dan bahasa. Respon positif dari peserta didik dan guru menunjukkan praktikalitas LKPD. Efektivitas LKPD terlihat dari peningkatan kemampuan literasi siswa, sebagaimana dibuktikan melalui observasi, angket motivasi, dan tes literasi.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA Muhammad Faisal; Atmini Dhoruri; Faisa Nirbita Mahmudah
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8663

Abstract

Literasi matematika merupakan kemampuan yang sangat penting bagi siswa di era pendidikan abad 21. Hal ini merupakan hasil dari kebutuhan untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi masyarakat di dunia saat ini, namun kenyataannya siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi matematika yang masih rendah. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model problem based learning mempengaruhi kemampuan literasi matematika siswa dalam pembelajaran matematika.  Metode eksperimen semu dengan desain One group pretest posttest dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini. Seluruh siswa kelas VII di salah satu SMPN di Yogyakarta menjadi populasi dalam penelitian. Sebanyak 29 siswa kelas VII C menjadi sampel penelitian. Tes tertulis yang memuat indikator kemampuan literasi matematika pada materi luas permukaan prisma dan limas digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Uji Wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model problem based learning memberikan dampak positif terhadap kemampuan literasi matematika siswa. Selain itu, jawaban siswa menjadi lebih sistematis setelah diberikan perlakuan. Mathematical literacy is a very important ability for students in the 21st century education era. This is the result of the need to overcome various obstacles faced by society in the world today, but in reality Indonesian students have low mathematical literacy skills. Therefore, this study aims to determine whether the application of the problem-based learning model affects students' mathematical literacy skills in learning mathematics.   One group pretest posttest design was chosen to be used in this study. All seventh grade students in one of the public junior high schools in Yogyakarta became the population in the study. A total of 29 students of class VII C became the research sample. Written tests containing indicators of mathematical literacy skills on the surface area of prisms and pyramids were used to collect data. Wilcoxon test was used to test the hypothesis using SPSS software. The results showed that the use of problem-based learning model had a positive impact on students' mathematical literacy skills. In addition, students' answers became more systematic after the treatment.
IMPLEMENTASI PROBLEM-BASED LEARNING BERDASARKAN INDEPENDENSI BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MENGONTROL KECEMASAN MATEMATIS Helfra Durasa; Ni Made Sri Mertasari; I Gusti Ngurah Pujawan
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.7102

Abstract

Penelitian ini didasarkan atas masalah rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis. Tujuan penelitian ini adalah peningkatan kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah melalui penerapan model Problem-Based Learning (PBL) berdasarkan independensi belajar setelah mengontrol kecemasan matematis. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen posttes only control group melalui rancangan faktorial 2x2. Populasi penelitian ini adalah 430 siswa kelas VII SMP.Negeri 1 Langke Rembong. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik acak sederhana. Teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian dan kuesioner. Data dianalisis dengan Two Way Anacova. Hasil penelitian menjelaskan bahwa: 1) terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui implementasi model PBL dan independensi belajar setelah mengontrol kecemasan matematis. 2) Kemampuan pemecahan masalah dipengaruhi secara interaktif oleh model pembelajaran dan independensi belajar, dengan kecemasan matematis dikendalikan; setelah kecemasan matematis dikontrol, kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti model PBL berpengaruh lebih besar daripada pembelajaran konvensional pada siswa independensi belajar tinggi; dan berpengaruh lebih rendah pada siswa independensi belajar rendah. Dengan demikian, kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat melalui implementasi PBL berdasarkan independensi belajar setelah mengontrol kecemasan matematis. This research is based on the problem of students' low ability to solve mathematical problems. This study aims to improve students' ability to solve problems by applying the Problem-Based Learning (PBL) model based on learning independence after controlling mathematical anxiety. This study includes quantitative research with a quasi-experimental design of a posttests-only control group through a 2x2 factorial design. The population of this study is 430 students in grade VII of junior high school. Negeri 1 Langke Rembong. The determination of the research sample used a simple random technique. The data collection technique uses a description test and questionnaire. The data were analyzed using Two Way Anacova. The study's results explained that: 1) there was an increase in students' ability to solve problems through implementing the PBL model and learning independence after controlling mathematical anxiety. 2) Problem-solving ability is interactively influenced by the learning model and learning independence, with mathematical anxiety controlled; after mathematical anxiety was controlled, the problem-solving ability of students who followed the PBL model had a more significant effect than conventional learning in students with high learning independence; and has a lower effect on students with low learning independence. Thus, students' problem-solving ability increases through implementing PBL based on learning independence after controlling mathematical anxiety.
MEDIA PEMBELAJARAN ALMATH GAME BERBASIS POWERPOINT PADA MATERI BENTUK ALJABAR Noerhasmalina Noerhasmalina; Robia Astuti; Asmalia Safitri
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.6889

Abstract

Minimnya pemanfaatan media pembelajaran menjadi salah satu penyebab pencapaian pembelajaran siswa kurang optimal pada materi aljabar di kelas VII MTs Bustanul Ulum Jayasakti. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa game berbasis PowerPoint yang layak dan efektif. Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation) digunakan sebagai prosedur pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini. penelitian ini dilaksanakan di MTs Bustanul Ulum Jayasakti dengan subjek kelas VII C yang berjumlah 33 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu lembar penilaian ahli, tes, dan angket. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa media pembelajaran Almath Game layak dilihat dari hasil penilaian ahli yaitu dengan skor rata-rata 93% atau sangat layak, dan efektif digunakan dalam proses pembelajaran dilihat dari respon siswa dengan skor rata-rata 83,33% yaitu sangat baik, dan hasil belajar diperoleh persentase siswa yang  mencapai KKM atau tuntas sebesar 81,8%, serta mengalami peningkatan sebesar 51,5% dari persentase pada permasalahan awal sebesar  30,3%.The minimal use of learning media is one of the causes of less than optimal student learning outcomes in algebra form material in class VII MTs Bustanul Ulum Jayasakti. Therefore, this research aims to develop learning media in the form of PowerPoint-based games that are feasible and effective. The ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) model is used as a procedure for developing learning media in this research. This research was carried out at MTs Bustanul Ulum Jayasakti with class VII C subjects totaling 33 students. The instruments used are expert assessment sheets, tests, and questionnaires. Based on the results of the research, it was concluded that the Almath Game learning media is suitable as seen from the results of expert assessment, namely with an average score of 93% in the "very appropriate" category, and is effectively used in the learning process as seen from student responses with an average score of 83.33%. in the "very good" category, and the learning outcomes obtained were that the percentage of students who achieved the KKM in the complete category was 81.8%, and experienced an increase of 51.5% from the percentage in the initial problem of 30.3%. 
CRITICAL THINKING ABILITY OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN GAME-BASED LEARNING USING GEMAS GAME Nur Agustiani; Hamidah Suryani Lukman; Ana Setiani
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8623

Abstract

Games-based learning is a learning model that integrates material into games so that it can motivate students to think critically when solving problems. This study aims to review the critical thinking skills of junior high school students in learning mathematics that applies a game-based learning model using GEMAS game. This research uses the descriptive analysis method. The research was conducted at Tahfidz Quran Al-Fath Islamic Middle School with 29 students in class IX as research subjects; 2 subjects were taken to be interviewed about the results of their answers to the critical thinking ability test. Subjects were selected based on specific considerations, namely, students with high mathematical abilities and those with low mathematical abilities. Data collection was carried out using test and interview methods. Based on the analysis results, it was found that the percentage of students who could meet critical thinking according to FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situasion, Clarity, dan Overview) criteria increased after game-based learning. There is an increase in critical thinking skills, both students with high mathematical abilities and those with low mathematical abilities. Students with high mathematical abilities have achieved better critical thinking criteria than students who have low mathematical abilities. Pembelajaran berbasis games merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan materi ke dalam permainan (games) sehingga mampu memotivasi siswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kemampuan berpikir kritis siswa SMP pada pembelajaran matematika yang menerapkan model pembelajaran berbasis game menggunakan game GEMAS.  Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian dilakasanakan di SMP Islam Tahfidz Quran Al-Fath dengan subjek penelitian 29 siswa kelas IX, yang diambil 2 subjek untuk diwawancara mengenai hasil jawabannya terhadap tes kemampuan berpikir kritis. Subjek dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, yakni siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi dan siswa yang memiliki kemmapuan matematika kurang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan wawancara. Berdasarkan pada hasil analisis, diperoleh persentase siswa yang mampu memenuhi kriteria berpikir kritis FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situasion, Clarity, dan Overview) meningkat setelah pembelajaran berbasis game. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis, baik siswa dengan kemampuan matematika tinggi maupun siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi memiliki ketercapaian kriteria berpikir kritis yang lebih baik dari siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah.
COMMOGNITIVE SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GENDER Eko Yandi Raharjo; Subanji Subanji; Sisworo Sisworo
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8791

Abstract

Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa laki-laki memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan rumus matematika secara tepat dan benar, namun mereka kurang dalam menjelaskan secara rinci langkah-langkah yang diambil dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan, siswa perempuan mampu menyelesaikan masalah secara sistematis, namun mereka lupa untuk menuliskan secara jelas penggunaan rumus matematika yang diterapkan, Penting untuk memahami bagaimana perbedaan ini mempengaruhi pencapaian siswa dalam matematika, dengan memahami pendekatan yang berbeda ini, pendidik dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih inklusif. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan commognitive siswa SMP dalam menyelesaikan masalah ditinjau dari gender. Jenis penelitian ini adalaah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Sampit, Kalimantan Tengah. Subjek penelitian sebanyak 4 siswa dengan masing-masing dua siswa laki-laki dan dua siswa perempuan. Data penelitian diambil dari tes tulis siswa dan wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tes tulis digunakan untuk mengetahui commognitive siswa. Hasil penelitian menunjukkan commognitive siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan gender memiliki perbedaan. Siswa laki-laki menyelesaikan masalah dengan menggunakan keempat komponen commognitive yaitu word use, visual mediator, routine, narrative. Sedangkan siswa perempuan menyelesaikan masalah dengan tiga komponen commognitive yaitu word use, visual mediator, dan routine. Research has shown that male students have a better ability to apply mathematical formulas precisely and corectly, but they lack in explaning in detail the steps taken in solving problems. Whereas, female students are able to solve problems systematically, but they forget to write down clearly the use of mathematical formulas applied, it is important to understand how these difference affect students achievement in mathematics, by understanding these different approaches, educators can develop more inclusive learning strategies. Thus, This study aims to describe junior high school students commognitive in solving problems in terms of gender. This type of research is descriptive qualitative. The research subjects were VIII grade students of SMPN 2 Sampit, Central Kalimantan. The research subjects were 4 students with two male student and two female student each. The research data were taken from students written tests and inverviews. Data analysis techniques in this study are data reduction, data presentation, and drawing conclusion. Written tests used to determine students commognitive. The results showed that students commongitive in solving gendered problems had differences. Male studens solve problems using all four commognitive components, namely word use, visual mediator, routine, narrative. While female students solve problems with three commognitive components namely word use, visual mediator, and routine. 
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS ETNOMATEMATIKA KERATON YOGYAKARTA BERORIENTASI PADA PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Sundap Priyatna; Marsigit Marsigit
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8825

Abstract

Pemahaman konsep matematis siswa khususnya pada materi geometri belum optimal sehingga perlu sebuah inovasi pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis etnomatematika Keraton Yogyakarta berorientasi kemampuan pemahaman konsep matematis. Penelitian ini menggunakan model pengembangan milik Plomp meliputi pleminary research, prototype phase, dan assessment phase. Uji coba produk dilakukan di SMP kelas VII menggunakan instrumen yang terdiri dari lembar validasi, lembar penilaian kepraktisan, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan tes kemampuan pemahaman konsep matematis. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria kevalidan dengan tingkat ketercapaian nilai modul ajar 71, dan LKS 69. Berdasarkan hasil uji coba lapangan disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria kepraktisan berdasarkan penilaian guru dengan skor kepraktisan masing-masing 55 dan 56 untuk modul ajar dan LKS, serta LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria kepraktisan dengan skor 44,78 berdasarkan penilaian siswa. Berdasarkan hasil observasi disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria minimum persentase keterlaksanaan lebih dari 80% pada setiap pertemuan. Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep matematika persentase siswa yang mencapai kriteria minimum dengan nilai rata-rata masing-masing lebih dari KKM 75 dengan persentase sebesar 91,30 % sehingga perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif memfasilitasi pemahaman konsep matematis. The understanding of students' mathematical concepts, especially on geometry material, is not optimal, so it needs an innovation in developing learning tools. This research aims to develop ethnomathematics-based learning tools of the Yogyakarta Palace oriented towards the ability to understand mathematical concepts. This research using Plomp's development model includes pleminary research, prototype phase, and assessment phase. Product trials were carried out in junior high school grade VII using instruments consisting of validation sheets, practicality assessment sheets, learning implementation observation sheets, and tests of the ability to understand mathematical concepts. Based on the results, it was concluded that the learning tools developed met the validity criteria with the level of achievement of teaching module scores 71, and LKS 69. Based on the results of field trials, it was concluded that the learning tools developed met the practicality criteria based on teacher assessment with practicality scores of 55 and 56 respectively for teaching modules and LKS, and the developed LKS met the practicality criteria with a score of 44.78 based on student assessments. Based on the observations, it was concluded that the learning tools developed met the minimum criteria for a percentage of implementation of more than 80% at each meeting. Based on the results of the test of understanding mathematical concepts, the percentage of students who reached the minimum criteria with an average score of more than KKM 75 each with a percentage of 91.30% so that the learning tools developed effectively facilitate the understanding of mathematical concepts.
IMPLEMENTATION OF PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) MODELS TO IMPROVE STUDENTS' MATHEMATICAL COMMUNICATION ABILITY Yus Mochamad Cholily; Muhammad Nabil Hibatullah; Minatun Nadlifah
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8217

Abstract

Math problem-solving skills among students are still lacking. This is demonstrated by kids' inability to comprehend inquiries, offer proper responses, or convey ideas. Low communication ability can also result from instruction that downplays the importance of students' ability to solve problems. This study aimed to determine whether the increase in the mathematical communication skills of students who received problem-based learning models was better than that of conventional learning. Moreover, to find out how students' attitudes toward problem-based learning models. This research method is quasi-experimental, and the research design is a Nonequivalent control group design. The experimental class gets learning with the problem-based learning model, and the control class with conventional learning. The population of this study was all students of class VII SMPN 2 Kota Mojokerto. The samples used were two classes of five selected by purposive sampling technique. To obtain research data, pretest, posttest, and mathematical communication skills were used using the independent sample t-test. Based on the results of data analysis, 1) improving students' mathematical communication ability using problem-based learning models is better than students using conventional learning; 2) students' attitude towards learning mathematics using the problem-based learning model is positive. Kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematika masih rendah. Hal ini ditandai dengan kurangnya siswa dalam memahami pertanyaan dan memberikan jawaban serta mengutarakan pikiran atau ide secara tepat. Rendahnya kemampuan komunikasi juga disebabkan oleh model pembelajaran yang belum menekankan siswa pada aspek pemecahan masalah.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran problem based learning lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, dan untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap model pembelajaran problem based learning. Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen dan desain penelitian adalah Nonequivalent control group design. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model problem based learning dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvesional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 2 Kota Mojokerto, Adapun sampel yang digunakan sebanyak dua kelas dari lima kelas dipilih dengan Teknik purposive sampling. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan pretest, posttest, kemampuan komunikasi matematis menggunakan independent Sample t-Test. Berdasarkan hasil analisis data, 1) peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; 2) sikap siswa terhadap pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran problem based learning adalah positif
LITERASI MATEMATIKA DAN NUMERASI DALAM TREN PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DI INDONESIA Janrino Junus Rivaldi Fanggidae; Sugiman Sugiman; Faisa Nirbita Mahmudah
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v13i2.8625

Abstract

 Pentingnya kemampuan literasi matematika atau numerasi menyebabkan banyak penelitian dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika atau numerasi. Untuk memberikan hasil pemetaan tren penelitian agar menumbuhkan ide penelitian baru dalam topik literasi matematika atau numerasi, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tren penelitian tentang literasi matematika atau numerasi di Indonesia dengan menggunakan Systematic Literature Review (SLR). Artikel ilmiah yang dikaji merupakan artikel yang terbit pada Jurnal pendidikan matematika terakreditasi SINTA 1 dan SINTA 2 mulai Januari 2013 sampai Juni 2023. Hasil penelitian menunjukan bahwa publikasi artikel terkait literasi matematika atau numerasi mulai Januari 2013 mengalami kenaikan mulai tahun 2018 dan tertinggi pada tahun 2022. Jenis penelitian yang paling banyak digunakan adalah kualitatif. RME adalah pendekatan pembelajaran yang sering digunakan dalam penelitian literasi matematika atau numerasi. Variabel lain yang sering dikaitkan adalah variabel budaya. Metode analisis data yang sering digunakan adalah statistika deskriptif dan instrumen penelitian yang sering digunakan adalah tes. Subjek penelitian yang paling sering diteliti adalah siswa kelas VIII. Rekomendasi penelitian yang dapat dilakukan kedepannya antara lain menggunakan penelitian tindakan kelas (CAR) atau mixed method, memperluas subjek penelitian pada tingkat SD, kelas IX, SMA, S2, S3 dan guru untuk memberikan wawasan terkait kemampuan literasi matematika atau numerasi di jenjang tersebut The importance of mathematical literacy or numeracy skills has led to a lot of research being conducted to improve mathematical literacy or numeracy skills. To provide research trend mapping results to foster new research ideas on the topic of mathematical literacy or numeracy, research was conducted to examine research trends on mathematical literacy or numeracy in Indonesia using a Systematic Literature Review (SLR). The scientific articles studied were articles published in the accredited mathematics education journals SINTA 1 and SINTA 2 from January 2013 to June 2023. The research results show that the publication of articles related to mathematical literacy or numeracy from January 2013 experienced an increase starting in 2018 and was highest in 2022. The most widely used type of research is qualitative. RME is a learning approach that is often used in research on mathematical literacy or numeracy. Another variable that is often linked is cultural variables. The data analysis method that is often used is descriptive statistics and the research instrument that is often used is tests. The research subjects most often studied are class VIII students. Recommendations for research that can be carried out in the future include using classroom action research (CAR) or mixed methods, expanding research subjects at the elementary, class IX, high school, master's, and doctoral levels, and teachers to provide insight into mathematical literacy or numeracy skills at these levels.  

Page 1 of 4 | Total Record : 32