cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
KAJIAN AGRONOMIS JAGUNG DAN KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN PENYELA PADA PERTANAMAN DAMAR MUDA (Agathis sp) DI LAHAN HUTAN PRODUKSI AGRONOMIC STUDY ON CORN AND MANGBEAN AS INTER CROP OF YOUNG RESIN IN FOREST PRODUCTION AREA , Supartoto; Widyasunu, Purwandaru; Setyaningsih, Endang
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mencari system tanam, pemupukan dan kombinasi terbaik antara pola tanam dan pemupukan untuk menghasilkan pertumbuhan, kandungan, N , P dan K dalam daun jagung dan daun kacang hijau tertinggi dan hasil terbaik pada system agroforestry. Rancangan yang digunakan adalah Split Plot Design, sebagai petak utama adalah sistem tanam yaitu monokultur jagung, monokultur kacang hijau dan tumpangsari jagung dengan kacang hijau dan sebagai anak petak adalah pemupukan, yaitu tanpa pemupukanp, upuk kandang5 tor/ha, pupuk kandang1 0 ton/ha dan pupuk NPK buatan dengan dosis 200:100:100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman jagung, sistemt anam tumpangsari cenderung meningkatkan hasil panen 43.1 persen dibandingkan monokultur. Pemberian pupuk kandang 10 ton/ha cenderung meningkatkan penumbuhan dan hasil. Tumpangsari dengan pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan pertumbuhan kandungan N dalam daun dan hasil. Kandungan P dan K tertinggi dalam daun jagung diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk kandang l0 ton/ha dengan monokultur. Pada tanaman kacang hijau, perlakuan monokultur memberikan hasil lebih tinggi disbanding tumpangsari Pemberian pupuk baik organik maupuni norganik belum mampu menaikkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Pada penanamanm onokultur, pemberian pupuk andang mampu menaikkan pertumbuhan dan kandungan hara namun belum mampu meningkatkan hasil kacang hijau.
AKSES KONSUMEN KB DI PEDESAAN TERHADAP HAK-HAKNYA (ACCSESS of FAMILY PLANNING CLIENTS IN RURAL AREA ON THEIR RIGHTS) wuryaningsih, Tri; W, Tri Rini; W, sotyania; R, Hendri
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 1 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kenyataan menunjukkan bahwa program Keluarga untuk Berencana (K B) sangaet efektif untuk mencapai tujuan demografis yaitu menurunkan pelaksanaannya Total Fertility Rate. Namun sangat mengesampingkan hak individu konsurnen menekankan pada pencapaian KB dan lebih target.cara pemaksaan masih sering dijurnpai memperoleh konsumen KB dan dalarn intervensi pemerintah tersebut sangat kuat. Pada kondisi ini akses konsumen KB terhadap haknya menjadi sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hak konsumen KB terhadap haknya dan faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakannya adalah metode survai yang bersifat deskriptif denga teknik analisis distribusi frekuensi. Sampel lokasi di tentukan secara purposive dan jumlah responden ditentukan dengan teknik simple random sampling. Data yang digunakan merupakan data primer dan skunder yang diperoleh melalui kuisioner, wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitina menunjukan bahwa secara umum akses konsumen KB terhadap haknya selaku konsumen ( hak untuk mendapat, hak atas keamanan, dan keselamatan, hak didengar dan hak atas ganti rugi) masih sangat rendah. Faktor yang mempengaruhi tingkat akses bersumber dari konsumen KB yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan yang bersumber dari profider (pemberi layanan program KB yang ditunjukan oleh rendahnya kualitas pelayanan.
PENGARUH SUSUNAN GENETIKA HASIL PERSILANGAN PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) ASAL TIGA DAERAH (BENGKULU, PADANG, DAN YOGYAKARTA) TERHADAP KUALITAS KARKAS PUYUH JANTAN EFFECTS OF GENETIC COMPOSITION RESULTED FROM QUAIL (Coturnix-coturnic japonica) CROSSES FROM THREE PROVINCES (BENGKULU, PADANG, AND YOGYAKARTA) ON QUALITY OF MALE QUAILS CARCASS , Kususiyah; Kaharuddin, Desia
Pembangunan Pedesaan Vol 6, No 3 (2006)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An experiment was conducted to examine the effects of genetic composition of quails (Coturnix-coturnic japonica) resulted from crosses among quails originated from three provinces (Bengkulu, Padang, and Yogyakarta) on quality of male quails carcass. Genetic compositions were used as treatments, including P 1 (50% Bengkulu, 25% Padang, 25% Yogyakarta), P (50% Padang, 25% Bengkulu, 2 25% Yogyakarta), P (50% Yogyakarta, 25% Bengkulu, 25% Padang), P (100% 3 4 Bengkulu), P (100% Padang), P (100% Yogyakarta). Treatments with 292 5 6 unsexed day old quails were arranged in a Completely Randomized Design with seven replicates. Results demonstrated that genetic compositions affected body weight, carcass weight, breast length and wide, and meat bone ratio (P
PERANAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PERBAIKAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN PERAJIN GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS THE ROLE OF COOPERATIVE BUSINESS GROUP IN IMPROVING INCOME AND BARGAIN POSITION OF COCONUT SUGAR INDUSTRY AT BANYUMAS REGENCY Purwaningsih, Ari; Sriningsih, Endang; Rosyad, Anisur
Pembangunan Pedesaan Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research aimed at expressing the real role of Cooperative Business Group (CBG) institution in improving position of coconut sugar industry at selling price and income aspects. The research was carried out at Banyumas Regency using survey method with stratified random sampling. Numbers of sample were 40 industries consisted of member and non-member of the CBG. Data were analyzed by impairment comparison test analysis. Result of the research showed that the CBG had a role in improving farmer bargain position through the sold sugar price. Average of the price obtained by the CBG members was greater than the CBG nonmember. The income of sold price was higher at the members caused by the produced sugar quality. The research expressed the significant different income of the CBG members compared to the CBG non-member too.
PENGEMBANGAN PRODUK MAKANAN TRADISIONAL UNTUK MENDUKUNG PROGRAM MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH DEVELOPING TRADITIONAL FOOD PRODUCTS TO SUPPORT FOOD SUPPLEMENTARY PROGRAM FOR ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN Handayani, Isti
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 2 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk meningkatkan status gizi anak sekolah di Kabupaten Banyumas perlu dilakukan Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Makanan yang diberikan berupa makanan jajanan tradisional yang mengandung energi 200-300 Kal dan protein 5-7 gram. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah makanan jajanan yang ada di daerah Banyumas sudah sesuai dengan syarat di atas serta untuk melakukan modifikasi sehingga dapat digunakan untuk pelaksanaan program PMT-AS. Penelitian ini dilaksanakan di dua kecamatan yaitu kecamatan Sokaraja dan kecamatan Subang serta meliputi 4 tahap penelitian. Tahap pertama berupa inventarisasi jenis-jenis makanan tradisional yang dikelompokkan dalam 5 kelompok berdasar bahan dasar yang dominan yaitu berasal dari ubi kayu, beras, beras ketan, kacang-kacangan dan buah-buahan. Tahap kedua meliputi uji kesukaan terhadap makanan jajanan, hasil uji kesukaan tertinggi dihitung kandungan energi dan proteinnya. Makanan jajanan terpilih kemudian dilakukan modifikasi jika belum sesuai dengan persyaratan untuk program PMT-AS kemudian dihitung kembali kandungan energi dan proteinnya. Hasil modifikasi dalam penelitian ini berupa kombinasi getuk goreng dan kacang goreng, arem-arem, lemper, tahu isi, pisang goreng, cambro, komhinasi lapis dan kacang goreng serta kemplang. Makanan hasil modifikasi telah mengandung energi minimal 200 Kal dan protein minimal 5 gram. Tahap terakhir dalam penelitian berupa uji kemampuan konsumsi menunjukkan makanan hasil modifikasi mampu dikonsumsi anak sekolah dengan kemampuan konsumsi sebesar 92,80 - 100%.
KELUARGA DAN IBU HAMIL (Studi tentang Proses Pengambilan Keputusan dan Tanggungjawab Keluarga dalam Mengakses Sumber-Sumber pelayanan Kesehatan Antenatal)(FAMILY AND PREGNANT MOTHER(Study about Process of Family DecisionMaking and Responsibility in Accessing the Source of Antenatal Care Servce)) , Mintarti; Priyono, Rawuh Edy; Sutikna, Nana
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 3 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan rumah sakit sebagai sarana pelayanan bagi penduduk kurang mampu termasuk d alam hal pelayanan kesehataan antenantal masih rendah. Akibatnya, angka kematian bayi dan ibu hamil menjadi tinggi. Untuk itu, keterlibatan banyak pihik, termasuk keluarga dalam menanggulangi masalah ini sangat diperlukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengarnbilan keputusan dan tanggung jawab keluarga dalam mengaksess umber-sumbe pelayanan kesehatan antenatal. p enelitian ini Dilaksanakan di Desa Sumbang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dengan sasaran penelitian Pasangan Usia Subur (PUS) yang masih memiliki anak –balita meetode penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif. Analisis data dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sampel diambil dengan metode acak sederhana sedangkan data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara serta observasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dalam keluarga terhadap masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran masih diserahkan kepada isteri atau perempuan yang sedang harnil. Keluarga terutama suami, masih kurang peduli terhadap kesehatan isteri atau perempuan dalam keluarganya yang sedang hamil maupnu keharnilan Dianggap sebagai kejadian alamiah yang wajar dialami oleh perempuan. Perhatian keluarga lebih ditunjukkan pada berbagai tradisi yang berkaitan dengan kehamilan.
PENGUJIAN BEBERAPA KLON BAWANG MERAH DATARAN TINGGI ( CLONES TESTING OF SOME HIGHLANDS SHALLOTS) Putrasamedja, Sartono
Pembangunan Pedesaan Vol 10, No 2 (2010)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aimed at gaining the clones adapting and giving high yield. The material tested consisted of nine clones and three varieties, i.e., clone 12, 15, 16, 17, 18, 23, 24, 26, and 27, and Betok, Bauji and Bima Brebes. Randomized block design was used and repeated three times. The research was conducted at Balitsa experimental research orchards with altitude of 1250 m above sea level on Andosol soil types and pH 5.1 to 6.2. The result showed that clone 24 had a good vegetative growth and different clones showed the different adaptation power to the society in Lembang. It was showed by clone 18 having higher dry weight per hectare (6.25 ton) supported by higher dry weight per cluster (26.939 g) and per plot (1.209 kg) and able to form an average of 8 sprout.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK TUBUH AYAM KEDU YANG DIPELIHARA KELOMPOK TANI TERNAK “MAKUKUHAN MANDIRI” DI TEMANGGUNG Untari, Evri Kalis; , Ismoyowati; , Sukardi
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keragaman karakteristik tubuh berbagai macam ayam Kedu. Sasaran penelitian ini adalah Ayam Kedu yang dipelihara oleh Kelompok Tani Ternak “Makukuhan Mandiri” berjumlah 30 orang. Sampel dibedakan menjadi 3 periode yaitu Ayam Kedu periode awal (umur 1 bulan), periode pertumbuhan (umur 4 bulan) dan periode produksi (> 6 bulan). Metode penelitian menggunakan metode survei dan penggambilan sampel secara purpose sampling dipilih Kelompok Tani Ternak “Makukuhan Mandiri”. Data dianalisis menggunakan analisis variansi un equal replaceament sebagai factor pembeda adalah 5 macam ayam Kedu (Cemani, Kedu Hitam, Kedu Merah, Kedu Putih dan Kedu Lurik) dan sebagai ulangan adalah peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P 6 bulan berdasarkan bobot badan, lebar dada, lingkar dada, panjang shank, warna bulu, warna kulit, warna shank, warna jengger dan bentuk jengger.
ANALISIS SIFAT TERMIS BIJI KEDELAI SEBAGAI ACUAN RANCANG BANGUN ALAT PENGERING THERMAL PROPERTIES ANALYSIS OF SOYBEAN AS A REFERENCE OF DRYER DESIGN , Siswantoro
Pembangunan Pedesaan Vol 5, No 1 (2005)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objectives of this research were to give information about the characteristic of thermal conductivity (k), thermal diffusivity (a), and specific heat (Cp) of soybean grain due to the influence of moisture content and bulk density. This research was conducted in laboratory and was carried out at various moisture contents of 11 to 20 percent wet basis and bulk density from 850 to 900 kg/m³. The instrument used was PVC cylinder with 10 cm diameter and 25 cm length. At the central point along the cylinder was stretched a neckline heating wire as a line heat source supplied by a direct current (DC) electric. In order to get timetemperature data for calculating value of k, a, and Cp of soybean grain, instrument for measuring temperature were placed at two locations: first at the distance < 2.8 mm and second between 11.9 to 17.3 mm from center cylinder. Result of the experiment consisted of k in W/m. C, a in m²/sec., and Cp in J/kg. C described as following empirical equation: k = 3,037 x 10-1 + 3,924 x 10 -3 ka + 4,604 x 10-4 ρ α= 4,051 x 10-7 + 0,909 x 10-8 ka + 4,709 x 10 -10 ρ Cp = 4,478 x 103 4,722 x 10-1 ka 2,807 ρ Value thermal conductivity and diffusivity of soybean grain in bulk increase linearly due to the increasing moisture content and bulk density, but value of specific heat decreases linearly due to the increasing moisture content and bulk density. Implication of the experiment result is that standard moisture content and bulk density are needed for giving information of thermal properties value, especially for soybean grain.
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING ENERGI SURYA UNTUK MENUNJANG AGROINDUSTRI DESIGN OF SOLAR DRYER TO SUPPORT THE AGROINDUSTRY , Siswantoro; Margiwiyatno, Agus; , Masrukhi
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanganan pasca panen produk-produk pertanian akan menimbulkan masalah sulit yang sering dihadapi oleh para petani, khususnya pada saat produk berlimpah. Produk-produk pertanian pada umumnya merupakan produk yang mudah mengalami kerusakan jika tidak secepatnya dilakukan penanganan pasca panen; produk-produk tersebut masih melangsungkan proses kehidupan. Salah satu metode untuk mengatasi problem tersebut adalah dengan melakukan pengeringan; pengeringan merupakan proses yang relatif murah dan mudah. Penelitian yang ada pada artikel ini dibagi menjadi dua tujuan, tujuan umum dan khusus. Tujuan umum adalah untuk merancang alat pengering dengan menggunakan energi surya. Tujuan khusus adalah (1) menganalisis performansi alat pengering energi surya; (2) melakukan ujicoba untuk mengeringkan hasil pertanian; (3) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi efisiensi termal dari unit pengering; (4) menganalisis prospek pengembangan alat pengering energi surya untuk menunjang agroindustri. Penelitian yang telah dilakukan adalah eksperimen laboratorium dengan melakukan : pengukuran sifat fisis dan termis dari udara di dalam dan di luar alat pengering, analisis proses pengeringan hasil pertanian (cabe, jamur, dan pisang), dan analisis ekonomi dengan menggunakan “break-even point” (BEP) serta analisis “benefit-cost ratio”. Hasil dari penelitian ini adalah : 1. Pemanfaatan energi surya, dapat meningkatkan suhu sebesar 30 – 40 persen. 2. Rata-rata suhu kolektor dapat mencapai 60°C, dan suhu ruang pengering sebesar 50°C, pada saat suhu udara luar sebesar 35°C. 3. Kapasitas optimum alat pengering energi surya adalah 11,4 kg cabe selama 3 hari pengeringan, 7 kg jamur selama 2 hari pengeringan, dan 14,7 kg pisang selama 3 hari pengenngan. 4. Debit aliran minimum dari udara kering pada pengeringan dengan kondisi kapasitas optimum adalah 1,03 m³ per menit. 5. Titik impas dari alat pengering energi surya yang dirancang adalah 39 hari/tahun untuk pengeringan cabe. 6. Menggunakan alat pengering energi surya dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp 969.600,00 apabila digunakan untuk 60 kali pengeringan cabe. Kata kunci : hasil pertanian, pasca panen, pengeringan, energy surya.

Page 9 of 20 | Total Record : 199