cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
PROFIL PENGEMBANGAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Tinjauan pada Pengembangan Komoditas Jagung)PROFILE OF POLICY AND AGRICULTURE DEVELOPMENT IN PURBALINGGA REGENCY CENTRAL JAVA(The Study on Development of Corn) , Tobari; Dharmawan, Budi
Pembangunan Pedesaan Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan wilayah melalui pendekatan sektor pertanian harus mampu memanfaatkan keunggulan komparatif dari setiap wilayah yang berbeda, sehingga mampu memberikan dampak ekonomi pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi komoditas jagung di Kabupaten Purbalingga, seberapa besar tingkat konsentrasi dan spesialisasi, wilayah yang mengalami pertumbuhan dan punya daya saing baik, dampak kebijakan pemerintah pada pengembangan jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1.a). Wilayah yang mempunyai potensi komoditas basis jagung adalah Kecamatan Karangreja, Mrebet, Kertanegara, Karanganyar, Kutasari, Padamara, Pengadegan, Bojongsari, dan Purbalingga. b). Komoditas basis cenderung menyebar tidak merata dan tidak ada satu pun wilayah yang melakukan konsentrasi dan spesialisasi, c) Ada kecenderungan Kecamatan Bojongsari, Kutasari, Mrebet, Karangreja, dan Karangmoncol yang memiliki pertumbuhan dan daya saing yang baik untuk usahatani jagung dibanding dengan wilayah lain. 2. a). Tidak terdapat cukup alasan untuk menyatakan bahwa dampak kebijakan pemerintah melindungi petani jagung dengan melakukan proteksi terhadap harga input tradable (input yang diperdagangkan internasional). b). Secara finansial dan ekonomi, petani lebih efisien menggunakan sumberdaya domestik untuk usahatani jagung. c). Tidak terdapat kebijakan pemerintah yang cukup signifikan yang menyebabkan harga finansial lebih rendah dari pada harga sosial, sehingga petani menerima harga lebih rendah sebesar 79 persen dari harga yang seharusnya diterima. d). Dampak kebijakan pemerintah secara total telah terjadi disincentive, sehingga ada indikasi bahwa tidak terdapat kebijakan pemerintah yang bersifat melindungi petani terhadap harga output maupun subsidi input, surplus produsen berkurang, karena terjadi pengalihan laba usaha kepada masyarakat. Disarankan kebijakan pengembangan harus diarahkan dan memperhatikan pemanfaatan sektor basis ekonomi potensial dan sektor yang menyediakan masukan maupun sektor yang memanfaatkan lebih lanjut produk dari sektor basis tersebut.
GAMBARAN KLINIK PENDERITA MALARIA YANG DIRAWAT DI RSU BANYUMAS TAHUN 2OOO. MEI 2OO2 CLINICAL FEATARES OF MALARIA PATIENTS THAT HOSPITALIZED IN BANYAMAS GENERAL HOSPITAL 2OOO-MAY 2OO2 Arjadi, Fitranto; Hadiantoro, Felix; SDL, Agung
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria masih merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia.D i Jawa Tengah terdapat beberapa daerah endemic malaria dan tak termasuk Banyumas Tapi sejak tahun 2000, kasus malaria di Banyumas sangat meningkat sehingga menjadikan Banyumas sebagai daerah endemis baru. Tujuan penelitianu ntuk mengetahui pola klinik penderita malaria yang dirawat di Rumah Sakit Umum Banyumas. Penelitian bersifat deskriptif retrospektif dengan mencatat data rekam medis penderita malaria yang dirawat dari Januari 2000 - Mei 2002. Selama periode 29 bulan, tercatat 223 penderita malaria yang dirawat di RSU Banyumas yang terdiri dari 130 pria (58%) dan 93 wanita( 42%). Usia p odukrif (l5-44 tahun) adalah yang sering terjangkit malaria (52%). Lebih dari 90% (102) pasien dari Kabupaten Banyurnas dan sisanya dari Kabupaten sekitarnya. Insidens terbanyak terjadi pada bulan Desember 2001. Empat besar manifestasi klinik adalah demam (100%), menggigil (47Vo), sakit kepala 29 (33%) dan mual 22 (25%). H asil laboratorium adalah sebagian besar penderita anemia 63 (75%). Penyebab terbanyak adalah Plasmodium falciparum ll4 (49%). Fansidar adalah terapi tunggal yang terbanyak (8%) dan Chloroquin Primaquin sebagai terapi kombinasi yang terbanyak (38%).
STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI BERAS SEBAGAI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI UTAMA DI KABUPATEN BANYUMAS Ahmad, Abdul Aziz; Priyono, Rahmat
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi kasus ini berfokus pada kmoditas beras yang dipasarkan di wilayah kabuapten Banyumas. Nasalah yang diangkat dalam artikel hasil penelitian ini terkait dengan tren harga komoditas di Banyumas yang tidak stabil dibandingkan dengan wilayah lain di Priopinsi Jawa Tengah. Di samping itu, pada pergerakan struktur inflasi, inflasi bersumber dari bahan makanan memiliki peran utama dibandingkan dengan sektor dan komoditas beras merupakan komoditas yang dihitung sebagai penyumbang inflasi paling utama di sektor bersumber dari bahan makanan tersebut. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa struktur pasar beras di wilayah Purwokerto berada pada struktur pasar dengan tipe oligopoli ketat di level pedagang besar dan cenderung menjadi oligopoli longgar pada pedagang yang lebih kecil. Terkait dengan pola distribusinya, teridentifikasi beras terdistribusi dari petani dan pedagang gabah sampai menjadi beras yang diterima konsumen akhir melewati jalur penggilingan beras, pedagang besar dan pedagang pengecer. Hasil pengujian pada determinan yang paling menentukan formasi pergerakan harga beras menunjukkan bahwa hubungan transaksi dari level petani sampai pedagang besar memberikan dampak dominan pada harga beras akhir, jika dibandingkan pada hubungan transaksi antara pedagang besar dengan level pengecer, maupun antara pedagang pengecer dengan konsumen akhir.
KAJIAN PENGEMBANGAN SAPI POTONG: IDENTIFIKASI CIRI SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG DI PEDESAAN A BEEF-CATTLE DEVELOPMENT ASSESSMENT: IDENTIFICATION OF PRODUCTION SYSTEM CHARACTERISTIC OF BEEF-CATTLE IN RURAL AREA Sodiq, Akhmad; Setianto, Novie Andri
Pembangunan Pedesaan Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this study was to identify the production system characteristic of beef-cattle in rural areas. On-farm survey in four provinces of Indonesia, i.e., East-Java, Bali, West Nusa Tenggara, and West Sumatra by purposive sampling method based on livestock production system was applied in this study. Assessment focus on (1) keeping objectives, (2) farm size, (3) breed preference, (4) reproduction and matting system, and (5) husbandry practices was identified and presented in this paper.
DEKOMPOSISI JERAMI PADI OLEH BIAKAN CAMPURAN BAKTERI SELULOLISIS DAN PENAMBAT NITROGEN(Suatu Percobaan Laboratorium) DECOMPOSITION OF RICE STRAW BY MIXED CULTURE OF CELLULOLYTIC AND NITROGEN FIXING BACTERIA(Laboratory Experiment) Ekawati, Ida; , Syekhfani
Pembangunan Pedesaan Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this research was to know the ability of mixed culture of cellulolytic and nitrogen-fixing bacteria to increase decomposition rate of rice straw. A Completely Randomized Design with five replications was used in laboratory experiment. The treatments were a) synergetic cellulolytic bacteria (S2+S7), b) synergetic cellulolytic bacteria + Azotobacter, c) synergetic cellulolytic bacteria + Azospirillum, d) synergetic cellulolytic bacteria + Azotobacter + Azospirillum. The result showed that the nitrogen-fixing bacteria grown in mixed culture with cellulolytic bacteria could increase the decomposition rate of rice straw. This was proved by decreasing dry weight of the straw and higher decreasing of cellulose and lignin content than synergetic cellulolytic bacteria treatment. Mixed culture of synergetic cellulolytic and nitrogen-fixing bacteria showed that k (constant of the rate for decreasing total rice straw dry weight) was 0.0401 and k value for synergetic cellulolytic bacteria was only 0.0380.
DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA DI DESA KARANGBANJAR KABUPATEN PURBALINGGA SOCIAL ECONOMY IMPACT OF TOURISM DEVELOPMENT IN KARANGBANJAR VILLAGE PURBALINGGA REGENCY Isna, Alizar
Pembangunan Pedesaan Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan pariwisata bila dikaitkan dengan perubahan social ekonomi masyarakat Desa Karangbanjar pada umumnya, belumlah seperti yang diharapkan. Pengembangan sektor pariwisata di desa tersebut tidak secara otomatis memberikan dampak yang signifikan bagi sektor pertanian. Demikian halnya dengan tenaga kerja yang ada. Tidak semua pemilik usaha kerajinan dapat memetik manfaat langsung dari pengembangan sector pariwisata, yang disebabkan karena kondisi yang tidak menguntungkan dan kemampuan mereka memanfaatkan peluang yang ada. Oleh karena itu, aparat dan masyarakat Desa Karangbanjar hendaknya mulai memikirkan untuk mengupayakan pemerataan, baik pemanfaatan atas pemetik manfaat langsung dari pengembangan pariwisata maupun dalam hal pembangunan prasarana umum di keseluruhan dusun yang ada di desa tersebut. Kata kunci: Dampak Sosial Ekonomi, Pengembangan Pariwisata
PENGUATAN KETAHANAN PANGAN PEDESAAN MELALUI PEMBERDAYAAN TANAMAN LEGUM DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI GOGO IMPROVING OF RURAL FOOD RESILIENCE THROUGH IMPROVEMENT OF LEGUMES UTILIZATION IN INCREASING THE PRODACTIVITY OF DRY LAND RICE , Suparso
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 2 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitain yang mengkaji pengaruh pemberian pupuk hijau dari delapan jenis tanaman legume terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo varietas dodokon telah dilaksankan pada media tanah mediterania ( tanah merah formasi batu karang). Pemberian organic baik pupuk kandang maupun pupuk hijau berbagai jenis legum dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jenis tanam. Pemberian pupuk hijau acasia villosa atau leucanea leucodephala dapat meningkatkan hasil 229,14 persen dan 231,2 persen dibanding control atau 120,1 sampai 121,99 persen lebih tinggi dari pada perlakuan pemberian pupuk kandang. Pemberian pupuk hijau Casia Siamea tidak dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Pemberian pupuk hijau Acasia nilotica, callyandra Callothyrsus, gliricidia sepium, leucaena difersifolia, atau sasbania, glandiflora memberikan hasil dan pertumbuahan tidak berbeda dengan pemberian pupuk kandang.
HASIL BIJI KACANG GUDE [Cajanus cajan (L.) Millsp] KULTIVAR MEGA DAN GALUR ICPL 84031 AKIBAT PEMULSAAN JERAMI PADI DAN PEMUPUKAN P PADA BERBAGAI JARAK TANAM YIELD OF PIGEON PEA [Cajanus cajan (L.) Millsp] MEGA CULTIVAR AND ICPL 84031 LINE AFFECTED BY PADDY STRAW MULCHING AND P FERTILIZER AT VARIOUS CROP SPACINGS , Fathurrahman
Pembangunan Pedesaan Vol 5, No 1 (2005)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A field experiment was conducted to study the effects of paddy straw mulching and P fertilizer on yield of two pigeon pea genotypes in Palu dry-land. The experiment was carried out in Mpanau, Palu district, Central Sulawesi. The experiment used randomized block design in factorial pattern consisted of four factors with three replications as follows: (1) two pigeon pea genotypes (Mega cultivar and ICPL 84031 line); (2) three levels of crop spacing (30 cm x 20 cm, 40 cm x 20 cm, and 50 cm x 20 cm); (3) four levels of paddy straw mulching (0, 2, 4, -1 -1 and 6 t ha ); (4) four levels of P fertilizer (0, 50, 100, and 150 kg ha ). Results of this experiment showed that ICPL 84031 line gave the maximum yield of seed -1 -1 (1,91 t ha ) obtained from optimum mulching level of 4,83 t ha and optimum P -1 rate of 125,29 kg ha at 30 cm x 20 cm crop spacing. Mega cultivar gave the -1 maximum yield of seed (1,11 t ha ) obtained from optimum mulching level of 4,13 t -1 -1 ha and optimum P rate of 148,13 kg ha at 30 cm x 20 cm crop spacing.
EKSISTENSI HAMA PUTIH PALSU (Cnaphalocrosis medinalis Guenee) DAN PENGARUHNYA PADA USAHA TANI PADI DI KABUPATEN BANYUMAS PREVALENCE OF THE LEAF FOLDER (Cnaphalocrosis medinalis Guenee) AND ITS EFFECT ON RICE FARMING IN BANYUMAS REGENCY , Sudjarwo; , Herminanto; Ardiyanto, Leo
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 2 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian telah dilakukan di sentra tanaman padi wilayah Kabupaten Banyumas, mulai bulan September 2001 sampai dengan Pebruari 2002. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui populasi dan intensitas serangan hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis) di pertanaman mina padi dan padi monokultur, untuk mengetahui teknik pengendalian hama tersebut di tingkat petani, dan mengetahui keuntungan usaha tani padi. Pelaksanaan penelitian menggunakan survei, metode yang digunakan adalah cluster random sampling dengan mengambil sampel sebanyak empat kecamatan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi hama putih palsu pada budidaya mina padi lebih rendah daripada di pertanaman padi monokultur. Intensitas serangan hama putih palsu pada budidaya minapadi sebesar 19,48 persen dan pada budidaya padi monokultur sebesar 24,31 persen. Teknik pengendalian hama putih palsu yang dilakukan petani menggunakan cara kultur teknis dan masih menggunakan insektisida dengan persentase sebesar 32,27 persen untuk budidaya mina padi, sedangkan pada budidaya padi monokultur sebesar 67,73 persen. Keuntungan dari budidaya mina padi sebesar Rp 4.670.000,00 untuk semusim dengan R/C ratio 2,84, sedangkan dari budidaya padi monokultur sebesar Rp 4.217.500,00 untuk sekali panen dengan R/C rationya sebesar 2,77.
POTENSI ANTAGONIS GLIOCIADIUM SP. TERHADAP PENEKANAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM (FUSARIUM OXYSPORUM SCHLECHT.)PADA TANAMAN CABAI (CAPSICUM ANNUUM)(POTENCY OF ANTAGONIST GLIOCLADIUM SP. TO SUPPRESS FUSARUM WILT DISEASE (FUSARIUM OXYSPORUM SCHLECHT.) ON RED CHILLI) Widyatmoko, Aris; Soesanto, Loekas; , Kustantinah; Budiyono, Soeharto
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 3 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cabai merupakan komoditas sayuran penting yang masih menghadapi kendala utama turunnya produksi cabai, karena serangan patogen layu Fusarium (Fusariunt oxysporum Schlecht.). Penelitian potensi antagonis Gliocladium sp. Terhadap penekanan penyakit layu Fusarium pada tanaman cabai telah dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca LPP-HPTPH Bantul, pada bulan Juli sampai dengan Desember 2000. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Dengan 6 perlakuan yaitu : konsentrasi biakan murni Gliocladium sp. l, 5, 10, 20, 30, dan 40 g serta kontrol (control negatif: hanya diberi suspense. Foxysporum dan control positif: tanpa Forysporum dan tanpa Gliocladtums p.). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Variabel yang diamati meliputi : penghambatan" Forysporumo leh Gliocladium sp. Secara invitro, intensitas penyakit, efektifitas antagonis, populasi konidium Forysporunt dan konidiurn Gliocladium sp. dan jamur dalarn tanah lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa agensia antagonis Gliocladium sp,, rnempunyai potensi untuk menekan pathogen layu Fusarium dengan tingkat penghambatan sebesar 64,52p ersen secara invitro, dan rnampu menekan timbulnya penyakit layu Fusariurn pada tanaman cabai dengan konsentrasi 5g biakan murni dansemakin mernbaik dengan bertambahnya perlakuan Mikroba dalam tanah yang teridentifirkasi bersama Gliocladium sp. dan F. orysporum antara lain : Aspergilluss p., Rhizoprrss p., Trichodermas p., Penicillium sp., dan Alternaria sp.

Page 11 of 20 | Total Record : 199