cover
Contact Name
Indah Wahyu Puji Utami
Contact Email
indahwpu@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalsejum@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sejarah dan Budaya
ISSN : 19799993     EISSN : 25031147     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Terbit dua kali dalam satu volume yaitu Juni dan Desember; ISSN 1979-9993 berisi tulisan ilmiah tentang sejarah, budaya dan hubungannya dengan pengajaran, baik yang ditulis dalam Bahasa Indonesia maupun asing. Tulisan yang dimuat berupa analisis, kajian dan aplikasi; hasil penelitian, dan pembahasan kepustakaan.
Arjuna Subject : -
Articles 120 Documents
Strategi Argumentasi dalam Pembelajaran Sejarah Susanto Yunus Alfian; Melaningrum Andarwati; Tatik Hidayah
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 11, No 1 (2017): Jurnal Sejarah dan Budaya, Juni 2017
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.37 KB) | DOI: 10.17977/sb.v11i1.9127

Abstract

Kegiatan argumentasi dapat dimanfaatkan untuk menganalisis teks sejarah.Kegiatan argumentasi pada prinsipnya menuntut siswa untuk mencari bukti-bukti yang tepat untuk mendukung klaim. Siswa memilah, memilih dan mengklasifikasi atau dengan kata lain siswa melakukan analisis. Permasalahan yang diajukan untuk dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi argumentasi dilaksanakan dalam pembelajaran Kompetensi Dasar 3.11 pada Kurikulum 2013 “Menganalisis perjuangan Bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda” Penelitian ini menggunakan rancangan lesson study. Siklus lesson study ini meliputi plan, do dan See. Open class untuk lesson study ini dilaksanakan di kelas XIIPA2 di SMA Negeri 1 Sumberpucung Kabupaten Malang. Siswa diajak melakukan argumentasi sebagai representasi analisis teks sejarah. Pengajaran pada siklus I dilakukan pada tanggal 9 April 2015 dan siklus II pada tanggal 16 April 2015. Pada siklus I strategi pembelajaran argumentasi dilaksanakan dengan kurang maksimal. Seharusnya hasil pekerjaan siswa berupa argumen yang berisi klaim dan bukti-bukti pendukung. Pada siklus II ini, setelah ada perbaikan, strategi pembelajaran argumentasi bisa dilaksanakan secara maksimal. Perbaikannya berkenaan dengan penulisan klam di papan tulis. Guru sendiri menuliskan klaim di papan tulis. Argumentation activities can be used to analyze historical text. The argumenta-tion activities in principle require students to look for appropriate evidence to support the claim. Students sorting, selecting and classifying or in other words the students do the analysis. The problem proposed for this research is how the argument strategy is implemented in learning Basic Competence 3.11 in Curriculum 2013 "Analyzing the struggle of the Indonesian Nation in the effort to defend the independence from Allied and Dutch threats" This research uses lesson study design. This lesson study cycle includes plan, do and See. Open class for lesson study was conducted in class XI-IPA2 in SMA Negeri 1 Sumberpucung, Malang. Students are invited to argue as a representation of historical text analysis. Teaching on the first cycle was conducted on April 9, 2015 and cycle II on April 16, 2015. In cycle I strategy lesson argumentation implemented with less maximum. The student's work should be an argument that contains the claim and supporting evidence. In this second cycle, after the improvement, the argumentation learning strategy can be implemented maximally. Improvements related to the writing of klam on the board. Teacher himself writes a claim on the board.
PENELUSURAN CERITA TOKOH SEJARAH DENGAN METODE CRITICAL PEDADOGY PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KUDUS Imaniar Purbasari
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.069 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i2.7675

Abstract

Pembelajaran IPS di SD memiliki tujuan agar siswa memiliki kepekaan terhadap masyarakat dan lingkungannya, mampu beradaptasi dan memecahkan masalah, serta mampu membangun potensi diri dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, hasil akhir dari pembelajaran IPS hendaknya menguji siswa menerapkan teori dan konsep yang terdapat di kelas untuk dipraktekkan dalam kehidupan sosial. Berpikir secara logis dan rasional harus dibiasakan ketika anak berhadapan dengan sebuah cerita sejarah yang tidak pernah dialami anak. Hal ini semakin rumit karena cerita yang disampaikan dengan lisan oleh generasi tua yang syarat akan nilai dan mitos. Untuk meminimalisir mitos dalam pembelajaran IPS SD harus dilatar belakangi keterbukaan pemikiran anak melalui dialog yang demokratis untuk memaknai proses pembelajaran dan mencari makna informasi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntutan jaman. Dengan demikinian, anak-anak akan terbiasa untuk mengembangkan budaya bangsa sekaligus mampu mengikuti tuntutan masyarakat global.
BUDAYA KERATON PADA BABAD TANAH JAWI DALAM PERSPEKTIF PEDAGOGI KRITIS Muhammad Iqbal Bisyarda
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1090.036 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i2.7674

Abstract

Abstrak. Realitas sejarah menunjukkan bahwa dari beberapa versi penulisan Babad Tanah Jawi sangat dipengaruhi oleh kondisi ekspresi psikis para pujangga. Bagi keluarga kraton, para pujangga istana memiliki kewajiban untuk ngawulo pada gusti atau rajanya. Menurut ideologi Jawa, berbakti pada raja sama artinya berbakti pada Tuhan. Masyarakat Jawa berpandangan bahwa raja adalah jelmaan Tuhan (pusat mikrokosmos) di muka bumi ini. Oleh karena itu dalam perspektif critical pedagogy sastra Babad Tanah Jawi yang dibuat oleh pujangga istana tidak lain adalah sebagai wujud legitimasi serta dominasi kekuasaan raja pada kawulanya. Tujuan penelitian ini adalah memahami Babad Tanah Jawi dalam tinjauan critical pedagogy. Metode penelitian yang dipakai adalah metode sejarah dengan pendekatan multidimensional. Penelitian ini menemukan bahwa Babad Tanah Jawi menunjukkan sisi dominasi budaya kraton dengan memaparkan genealogi keluarga kraton yang penuh dengan cerita mitologi, magis dan penuh kesakralan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang terdapat dalam Babad Tanah Jawi tidak lain hanyalah representasi dari legitimasi kekuasaan dan budaya keraton. Selain itu, Babad Tanah Jawi juga menunjukkan upaya imperiumisasi budaya kerajaan dan mengembalikan sistem kelas atau kasta pra-Islam.Kata-kata kunci: cultural empire, Babad Tanah Jawi, Critical PedagogyAbstract. Historical reality shows that some versions of the writing of Babad Tanah Jawi is strongly influenced by the expression of the psychic condition of the literary writer-poet. For the royal family, the poet has an obligation to work under the king. According to the Javanese ideology, devotion to the king is tantamount devoted to the God. The Javanese believe that the King is an incarnation of the Lord (center microcosm) in the face of this earth. Therefore, in the perspective of critical pedagogy literature Babad Tanah Jawi made by none other than the poet's palace as a form affirming the legitimacy and dominance of royal power in its kawula. The purpose of this study was to understand the Babad Tanah Jawi in reviews critical pedagogy. The research method used is the historical method with a multidimensional approach. This study found that Babad Tanah Jawi represents the cultural dominance by tracing the genealogy of the royal family filled with mythology, magical and full of sanctity. Therefore, the knowledge contained in Babad Tanah Jawi are nothing but representations of the legitimacy of a genealogy tool breeds royal family. Moreover, Babad Tanah Jawi also demonstrates the efforts of imperializing the empire culture and of forming back the class or caste system of pre-Islamic society.Keywords: cultural empire, Babad Tanah Jawi, ritical pedagogy
Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Folklore Untuk Menanamkan Nilai Kearifan Lokal Kepada Siswa Romadi Romadi; Ganda Febri Kurniawan
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 11, No 1 (2017): Jurnal Sejarah dan Budaya, Juni 2017
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.969 KB) | DOI: 10.17977/sb.v11i1.9123

Abstract

Abstrak: Folklore sebagai bagian dari sejarah lokal merupakan nilai kearifan lokal yang mampu memberikan pengaruh positif bagi siswa, apabila dijelaskan dengan penuh penjiwaan oleh guru dan didukung oleh materi yang kreatif dan inovatif. Penelitian ini dikaji dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Proses pengum-pulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukan pentingnya folklore untuk dikedepankan dalam materi pembelajaran Sejarah lokal merupakan sarana untuk pembentukan jati diri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya, juga sebagai pendekatan seorang guru atau pengajar untuk mengenalkan kepada anak didik tentang kearifan-kearifan lokal yang ada di sekitar mereka. Pembelajaran seperti ini akan menjadi-kan anak didik paham dengan sejarah diri atau lingkungannya, yang bisa menjadi-kan anak didik peka dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Abstract: Folklore as a part of local history is local knowledge which will be able to provide a positive influence for students if the inspiration is explained by the teacher and supported by a creative and innovative materials. This study used qualitative approach. The data collection used observation, interview and enumer-ation. Finding shows that folklore is important to expose into teaching of local history and to form national identity through historical and cultural awareness, as well as a teacher or teaching approaches to introduce the students on local wisdom that exists around them. Learning will make the students familiar with their history and environment, which can make the students to be sensitive to what is happening around them.
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA KELAS XI IIS 1 MELALUI PENERAPAN OUTDOOR LEARNING BERBASIS INKUIRI DI SMAN KUNIR TAHUN AJARAN 2015-2016 Zainul Hasan
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.326 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i2.7670

Abstract

Abstrak: Penelitian ini berfokus pada penyelesaian masalah kualitas pembelajaran sejarah Indonesia di kelas XI IIS 1 SMAN Kunir. Permasalahan kualitas pembelajaran di kelas ini mencakup rendahnya proses pembelajaran dalam hal keaktifan dan hasil belajar siswa. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan dengan menerapkan outdoor learning berbasis inkuiri. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran setelah dua kali siklus pemberian tindakan.Kata-kata kunci: keaktifan, hasil belajar, outdoor learning, inkuiriAbstract: this study focuses on the problem solving of the quality of teaching and learning of Indonesian history in the class of XI IIS 1 SMAN Kunir. The problem is the passiveness and the grade of students during and after the teaching process. An effort was done by improving the quality of teaching through the outdoor learning based on inquiry. This study found a significant increase after two cycles of giving action. Keywords: activeness, learning grade, outdoor learning, inquiry
ANTARA SEJARAH DAN SASTRA: NOVEL SEJARAH SE-BAGAI BAHAN AJAR PEMBELAJARAN SEJARAH Ramilury Kurniawan
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 11, No 1 (2017): Jurnal Sejarah dan Budaya, Juni 2017
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/sb.v11i1.9128

Abstract

Pelajaran sejarah identik dengan pelajaran yang membosankan dan ku-rang menarik. Oleh karena itu, praktisi pendidikan pelajaran sejarah terus berino-vasi mengembangkan bahan ajar yang menarik. Sayangnya, pengembangan bahan ajar pelajaran sejarah yang selama ini dilakukan kurang memperhatikan budaya literasi bagi peserta didik. Dampaknya adalah kegiatan membaca buku bagi peserta didik menjadi berkurang. Padahal pada pelajaran sejarah, membaca adalah kegiatan yang penting untuk memperluas wawasan dan pemahaman peristiwa se-jarah. Di sisi lain, buku yang tersedia di sekolah mayoritas merupakan buku paket dan LKS. Buku paket dan LKS ditulis dengan menggunakan bahasa ilmiah yang akan membuat peserta didik mudah bosan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemanfaa-tan bahan bacaan pelengkap untuk peserta didik. Bahan bacaan pelengkap yang bisa dimanfaatkan adalah novel sejarah. Novel sejarah dapat dijadikan bahan bacaan pelengkap bagi peserta didik dan sebagai bahan ajar dalam pelajaran se-jarah. Kelebihan novel sejarah adalah bahasa dan cerita yang ada didalamnya lebih menarik namun tetap tidak meninggalkan latar belakang sejarah. Kekurangan novel sejarah adalah terdapat unsur subyektifitas pengarang dan kurangnya novel sejarah yang sesuai dengan materi yang dibahas dalam pelajaran sejarah. Melihat penjelasan tersebut guru sejarah harus selektif dalam memilih novel sejarah yang akan digunakan dalam pelajaran sejarah. Dengan menggunakan novel sejarah di-harapkan peserta didik memiliki budaya literasi sekaligus menambah wawasannya dalam memahami sebuah peristiwa sejarah. History learning is identified as a boring and unattractive subject. Thereby, history educators keep emerging innovation to develop exciting learning media. Unfortunately, learning media improvement does not really notice stu-dents’ literacy culture. This affects reading books behavior of students becomes decreased. Whereas, regarding history, reading is an essential action in term to broaden the horizon and intensify the understandings of history events. In the other side, provided books in the school are textbook and worksheet. These textbooks and worksheets were arranged using scientific terms which bring students easily tired. Thus, it requires an addition reading source for students. Additional reading materials that may be used is historical novel. The historical novel can be devel-oped as a supplementary source and learning media regarding history learning. The advantages of history novel are language simplicity used and appealing sto-ries that still exposing history background. The drawbacks of history novel utiliza-tion are authors’ subjectivity content and the deficient number of history novel that associated to substances that being studied of history learning. Based on the de-scription above, history should be selective in taking a historical novel that will be utilized in history learning. By using historical novel is expected that students may gain literacy culture in line with increasing their insight when try to understand about history events. 
MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SMA Pi’i Pi'i
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.263 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i2.7676

Abstract

Salah satu permasalahan pembelajaran sejarah adalah ketiadaan keberanian dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian berpikir tingkat tinggi. Hal ini berdampak dari pembelajaran sejarah yang dilaksanakan secara konvensional. Guru menjadi titik sentral (teacher centered) dalam pembelajaran dengan gaya bertutur, bercerita atau ceramah, dan penilaian hasil belajar yang hanya menuntut perilaku “ingatan” yang cenderung teroritis dan tidak bersifat kontekstual. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, guru sejarah merupakan salah satu komponen penting yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka, sebagai guru sejarah dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya mengacu pada paradigma baru dalam pembelajaran kontruktivisme yang berorientasi dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) beralih ke peserta didik (student centered) sehingga mampu memberikan ruang gerak kepada peserta untuk meningkatkan kemampuan menalar, berpikir kritis, logis, dan menumbuhkan kreativitas berpikir peserta didik. Guru sejarah juga sebaiknya mampu melaksanakan penilaian berpikir tingkat tinggi sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar (KD) yang level kognitifnya berpikir tingkat tinggi.
Soekarno dan Diplomasi Indonesia Arifin Suryo Nugroho
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.646 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i2.7666

Abstract

Abstrak. Politik luar negeri Soekarno yang lebih condong ke kiri memunculkan kecemburuan dari pihak barat. Inggris mencoba menggabungkan wilayah koloninya di Semenanjung Malaka, Singapura dan Kalimantan Utara menjadi satu dalam Federasi Malaysia. Rencana ini kemudian ditentang oleh Pemerintah Indonesia. Presiden Soekarno berpendapat bahwa Federasi Malaysia merupakan Negara bentukan Inggris, dan hal ini memungkinkan bagi Inggris untuk melakukan kontrol atas Asia Tenggara khususnya Indonesia sebagai tetangga terdekat. Presiden Soekarno mengumumkan Indonesia keluar dari keanggotaan PBB. Presiden Soekarno kemudian membentuk kekuatan baru, yaitu The New Emerging Force (NEFO) sebagai representasi negara-negara dunia ketiga sebagai kekuatan baru untuk melawan kedigdayaan The Old Establsihed Force (OLDEFO) yang berisikan negara-negara maju. Memasuki penghujung tahun 1965 hubungan antara Indonesia semakin erat dengan Cina. Apa yang dilakukan Soekarno ini sebenarnya sebagai salah satu upaya untuk mengimbangi kekuatan militer di dalam politik Indonesia yang semakin menguat.Kata-kata kunci: Soekarno, diplomasi Indonesia, NEFO, GANEFOAbstract. The foreign policy of Soekarno looking at the left makes the jealousy of the Western countries. England tries to unite all Malay colonies, Malay Peninsula, Singapore, and North Borneo becoming a Malay federation. This plan then is refuted by Indonesian. Soekarno argues that the federation formed by England and this will lead a control upon Southeast Asia including Indonesia as nearest neighbourhood country.  Soekarno announces that Indonesia will leave from the United Nations. He forms the new power of The New Emerging Force (NEFO) as the representation of the third world resisting The Old Established Force (OLDEFO) consisting of the developed countries. Soekarno approaches the communist block as an effort to equalize the military power in the Indonesian politic.Keywords: Soekarno, Indonesian diplomatic, NEFO, GANEFOAbstrak. Politik luar negeri Soekarno yang lebih condong ke kiri memunculkan kecemburuan dari pihak barat. Inggris mencoba menggabungkan wilayah koloninya di Semenanjung Malaka, Singapura dan Kalimantan Utara menjadi satu dalam Federasi Malaysia. Rencana ini kemudian ditentang oleh Pemerintah Indonesia. Presiden Soekarno berpendapat bahwa Federasi Malaysia merupakan Negara bentukan Inggris, dan hal ini memungkinkan bagi Inggris untuk melakukan kontrol atas Asia Tenggara khususnya Indonesia sebagai tetangga terdekat. Presiden Soekarno mengumumkan Indonesia keluar dari keanggotaan PBB. Presiden Soekarno kemudian membentuk kekuatan baru, yaitu The New Emerging Force (NEFO) sebagai representasi negara-negara dunia ketiga sebagai kekuatan baru untuk melawan kedigdayaan The Old Establsihed Force (OLDEFO) yang berisikan negara-negara maju. Memasuki penghujung tahun 1965 hubungan antara Indonesia semakin erat dengan Cina. Apa yang dilakukan Soekarno ini sebenarnya sebagai salah satu upaya untuk mengimbangi kekuatan militer di dalam politik Indonesia yang semakin menguat.Kata-kata kunci: Soekarno, diplomasi Indonesia, NEFO, GANEFOAbstract. The foreign policy of Soekarno looking at the left makes the jealousy of the Western countries. England tries to unite all Malay colonies, Malay Peninsula, Singapore, and North Borneo becoming a Malay federation. This plan then is refuted by Indonesian. Soekarno argues that the federation formed by England and this will lead a control upon Southeast Asia including Indonesia as nearest neighbourhood country.  Soekarno announces that Indonesia will leave from the United Nations. He forms the new power of The New Emerging Force (NEFO) as the representation of the third world resisting The Old Established Force (OLDEFO) consisting of the developed countries. Soekarno approaches the communist block as an effort to equalize the military power in the Indonesian politic.Keywords: Soekarno, Indonesian diplomatic, NEFO, GANEFO
SEJARAH LOKAL ADALAH SEJARAH MARITIM (NASIONAL) INDONESIA? Imam Syafi'i
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 11, No 1 (2017): Jurnal Sejarah dan Budaya, Juni 2017
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.64 KB) | DOI: 10.17977/sb.v11i1.9124

Abstract

Penulisan sejarah atau historiografi di Indonesia terus mengalami perkembangan sejak masa kolonial. Berawal dari historiografi bercorak Nerlando-sentis yang kemudian bergerak menjadi Indonesiasentris yang kemudian didominasi oleh penulisan sejarah bercorak militer di era Orde Baru. Pada era reformasi terdapat berbagai tuntutan perubahan arah historiografi di Indonesia ter-masuk upaya dekonstruksi sejarah dan penulisan sejarah lokal. Sejarah maritim juga mendapatkan perhatian khusus pada periode ini. Sejarah maritim di tingkat lokal telah menunjukkan kepada kita bahwa hampir semua wilayah di Indone-sia memiliki konektivitas satu sama lain, menciptakan mobilitas, komunikasi, di-aspora berbagai etnis yang membentuk peradaban bersama yang kosmopolit. Indonesian historiography has continued to develop since the colonial period. Starting from Nerlandocentric historiography which later shifted into In-donesiacentric which then dominated by the military narrative of history in the New Order era. In the reform era there were various demands for historiograph-ical change in Indonesia including the efforts of historical deconstruction and local history writing. Maritime history also gained special attention in this period. Local maritime history has shown us that almost all regions of Indonesia have connec-tivity with each other, creating mobility, communication, diaspora of various eth-nic groups that form a cosmopolitan cosmic civilization.
PEMANFAATAN BENDA CAGAR BUDAYA SEBAGAI POTENSI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF BAGI MASYARAKAT SEKITAR DI KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Muhammad Syaiful
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.7 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i2.7671

Abstract

Abstrak: Benda cagar budaya di  kota Pontianak tersebar sangat banyak dan belum teridentifikasi secara mendalam. Peninggalan itu sebagai warisan budaya dan saksi bisu budaya lokal yang penting dalam membangun kesadaran sejarah dan budaya lokal menuju identitas budaya nasional. Dengan keberadaan benda cagar budaya tersebut mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Semboyan larut tapi tidak hanyut menjadi bekal yang berguna dalam mengahadapi  arus globalisasi yang semakin cepat.  Peninggalan-peninggalan budaya lokal yang menjadi benda cagar budaya perlu untuk diteliti lebih lanjut mengingat telah terjadi percampuran dan penambahan akibat renovasi bangunan. Kesadaran lokal melalui kesadaran menjaga, merawat, melestarikan dan memanfaatkan benda cagar budaya menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dengan demikian seluruh elemen masyarakat harus turut andil besar dalam menjaga, merawat, melestarikan dan memanfaatkan benda cagar budaya tersebut. Benda cagar budaya yang ditemukan salah satu pihak terletak memusat sehingga dapat berpotensi menjadi basis pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif disekitarnya, dan di lain pihak masih menyebar secara luas sehingga “Teori Citra” dapat digunakan untuk memanfaatkannya berdasarkan letak/posisi daerah tersebut. Potensi pariwisata yang dapat dikembangkan meliputi potensi wisata budaya, wisata desa, wisata alam/air/penyususran sungai, dan wisata pendidikan dan penelitian. Pemanfaatam ekonomi kreatif dapat ditawarkan beberapa produk hasil kerajinan rakyat, souvenir dan wisata kuliner. Teori Alvin Tofler mengenai jiwa zaman “creatifity” dapat digunakan dalam rangka pengembangan masyarakat berbasis ekonomi kreatif. Pemanfaatan melalui ekonomi kreatif adalah salah satu alternatif dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis budaya lokal.Kata Kunci: Benda Cagar Budaya, Budaya Lokal, Potensi Pariwisata, Ekonomi KreatifAbstract: Objects of cultural heritage in the town of Pontianak spread very much and have not been identified in depth. Heritage as cultural heritage and local culture silent witness important in building awareness of local history and culture to the national cultural identity. In the presence of objects of cultural heritage has a great potential in the development of tourism and creative economy. Motto late but do not drift into stock that is useful in facing the increasingly rapid globalization. Local cultural relics that become objects of cultural heritage need to be further investigated in light of the mixing and addition due to the renovation of the building. Local awareness through consciousness keep, care for, conserve and utilize objects of cultural heritage is very important for Indonesia. Thus all elements of society must contribute in maintaining, caring for, conserve and utilize the cultural heritage objects. Cultural heritage objects are found one of the parties is centered so could potentially be the basis of development of tourism and creative economy around, and on the other hand are still widely spread so that "Image Theory" can be used to exploit based on location / position of the area. Tourism potential that can be developed include the potential of cultural tourism, village tourism, nature / water / penyususran rivers, and tourist education and research. Pemanfaatam creative economy can offer some products of folk handicrafts, souvenirs and culinary tours. Alvin Tofler theory about the soul of the age "creatifity" can be used in the development of community-based creative economy. Utilization through creative economy is one of the alternatives in developing local culture-based tourism.Keyword: Objects of Cultural, Local Culture, Tourism Potential, Creative Economy

Page 12 of 12 | Total Record : 120