cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
LOKABASA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 285 Documents
INTERFERENSI LEKSIKO-GRAMATIKAL DARI BAHASA INDONESIA TERHADAP BAHASA SUNDA DALAM LIRIK LAGU POP SUNDA ANSHARI, ASEP FAJAR
LOKABASA Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i1.3097

Abstract

Bahasa mempunyai sifat yang dinamis serta heterogen. Bahasa bisa terus berkembang sesuai dengan waktu dan perkembangang zaman yang memengaruhi penutur bahasa tersebut. Pada penutur bahasa ada yang disebut dwibahasawan atau bilingualisme, yaitu masyarakat bahasa yang menguasai dua bahasa dengan sama baiknya kemudian mengaplikasikannya dalam komunikasi. Pada masyarakat Sunda saat ini banyak yang termasuk pada kritéria tersebut. Masyarakat Sunda juga umumnya menyukai nilai seni, yang salah satunya seni suara atau kawih. Dalam perkembangannya telah lahir seni suara kawih dalam genre pop Sunda yang akhir-akhir ini banyak karya lirik lagunya dikemas dalam dua bahasa yaitu bahasa Sunda (BS) dan bahasa Indonesiaa (BI). Fenomena ini memunculkan gejala interferensi bahasa dari BI terhadap BS selaku bahasa pertama dalam lagunya. Oleh karenanya, tulisan ini berjudul “Interferensi Léksiko-gramatikal Basa Indonesia terhadapBSdalamLirik Lagu Pop Sunda”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Yang dideskripsikannya adalah masalah interferensi léksiko-gramatikal dalam lirik lagu pop Sunda. Setelah dilakukan tulisan, ternyata banyak ditemukan interferensi leksiko-gramatikal dari BI terhadap BS.Unsur interferensinya meliputi bentuk leksikal murni dari BI, atau leksikal serapan baik itu dari bahasa asing ataupun dari bahasa daerah, dan leksikal rekaan.Yang direkanya yaitu leksem BI diimbuhi BS yang dianggap tidak tepat pemakaiannya dalam BS. Pada interferensi bentuk gramatikal meliputi interferensi morfologis dan interferensi sintaksis. Dalam interferensi morfologis mencakup pola dan  proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan abreviasi. Dan pada interferensi sintaksis mencakup pola frase, klausa dan kalimat.Begitu pula frekuensi dan distribusi pemakaiannya dalam lirik lagu pop Sunda dapat dilihat setelah dilakukan analisis. AbstractLanguage has a dynamic and heterogeneous nature. Language continously develops as the time goes and such a development affects the speakers. There exist bilingual speakers, language users who have mastery of two languages and use them in communication. Many Sundanese people belong to such a criterion. Sundanese people generally like arts, one of which is kawih, songs. Recently, Sundanese pop songs have emerged and much of the lyric is in two languages:   Sundanese and Indonesian. This phenomenon has led to interference of Indonesian to Sundanese as the dominant language of the song. This research is therefore entitled «Lexico-grammatical Interference of Indonesian to Sundanese in Sundanese Pop Song Lyrics». The method used was descriptive, focusing on the lexico-grammatical interference in Sundanese pop song lyrics. Examination discovers much lexico-grammatical interference from Indonesian to Sundanese, including pure lexical forms of Indonesian, loanwords of foreign languages   or from other local languages, and made-up lexical items. On the last issue, Sundanese af¿xes are improperly attached to Indonesian lexemes. The grammatical interference includes morphological and syntactic interference. Morphologically, the interference comprised morphological af¿xation, reduplication, composition, and abbreviation. Syntactically, the interference comprised syntactic phrases, clauses and sentences. In addition, interference in terms of the frequency and distribution of non-Sundanese elements in the Sundanese pop songs was also uncovered.
METODE MENERJEMAHKAN KITAB KUNING DI PESANTREN MIFTAHULHUDA AL-MUSRI CIANJUR ALWAN, HASAN
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3154

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tradisi belajar di pesantren tradisional yang menjadikan kitab kuning sebagai referensi utama dalam pengajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Ada beberapa teknik pengumpulan data, di antaranya teknik observasi, wawancara, dan studi bibliografis. Dari penelitian ini ditemukan kaidah menerjemahkan kitab kuning berdasarkan ilmu nahwu dan shorof; empat metode yang digunakan dalam pengajaran yaitu sorogan, balagan, talaran, dan tarkiban; serta kemampuan santri yang tergolong kategori sedang. Penelitian tentang metode pengajaran menerjemahkan kitab kuning masih jarang diteliti. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lanjutan tentang sistem pengajaran di pesantren tradisional ditinjau dari beberapa aspek. This study was conducted based on the learning tradition inpesantren that places kitab kuning as the main reference. This is a descriptive-qualitative study. The techniques used for collecting data are observation, interview, and library research. It was found that the translation of kitab kuning is based on nahwu and shor.There are four methods used, namelysorogan, balagan, talaran, and tarkiban. The translation skills of students could be categorized as medium. The study about the translating method of kitab kuning is still scarce. Therefore, further studies on different aspects of teaching and learning in traditional Islamic boarding schools are needed.
WAWACAN SITI PERMANA KARYA M.K. MANGOENDIKARIA (Kajian Struktural dan Antropologi Sastra) SEPTIAN, EGI PRAJA
LOKABASA Vol 7, No 1 (2016): Vol. 7, No. 1, April 2016
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v7i1.3404

Abstract

Penelitian ini berjudul Wawacan Siti Permana Karya M.K. Mangoendikaria (Kajian Struktural dan Antropologi Sastra). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: 1) struktur formal Wawacan Siti Permana, 2) struktur naratif Wawacan Siti Permana, 3) unsur-unsur antropologi sastra dalam Wawacan Siti Permana. Sumber data dari penelitian ini adalah Wawacan Siti Permana yang ditulis oleh M.K. Mangoendikaria. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Wawacan Siti Permana menceritakan sosok wanita yang cantik, bernama Nyi Siti Permana, selaku anak dari lurah désa Cigéréléng, banyak pria yang terpikat olehnya. Pupuh yang ditemukan terdapat 10 pupuh dengan 526 paragraf, yaitu pupuh dangdanggula, pupuh asmarandana, pupuh kinanti, pupuh pangkur, pupuh magatru, pupuh sinom, pupuh mijil, pupuh maskumambang, pupuh  lambang, dan pupuh pucung. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) struktur formal Wawacan Siti Permana terdiri dari guru lagu dan guru wilangan pupuh, watak/karakter pupuh, serta sepuluh sasmita pupuh, 2) struktur naratif Wawacan Siti Permana meliputi: a) alur cerita campuran dan ada 18 episode, b) terdapat lima motif cerita, c) tokoh cerita terdiri dari 12 tokoh, d) latar cerita meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana, e) tema cerita dalam Wawacan Siti Permana yaitu kasih sayang, f) terdapat kolofon yaitu pada jaman perang Itali dan Absinia, dan g) tidak ditemukan adanya manggalasastra, 3) unsur antropologi sastra Wawacan Siti Permana meliputi: a) sistem kepercayaan (religi) meliputi tiga aspek, b) organisasi sosial/organisasi kemasyarakatan meliputi dua aspek, c) ilmu pengetahuan terdiri dari delapan aspek, d) bahasa meliputi tiga bahasa, gaya bahasa, dan babasan paribasa Sunda, e) terdapat empat kesenian, f) sistem mata pencaharian terdapat 16 mata pencaharian, g) sistem tekhnologi meliputi enam aspek. Wawacan Siti Permanamempunyai banyak nilai-nilai didalamnya dan sangat penting untuk kekayaan kebudayaan hususnya untuk masyarakat Sunda. AbstractThis research is entitled Wawacan Siti Permana of M.K. Mangoendikaria (A Structural and Anthropological Literature Study). This study aimed to describe (1) the formal structure; (2) the narrative structure; and (3) the elements of the anthropological literature in Wawacan Siti Permana. The data source of this research is the text of Wawacan Siti Permana of M.K. Mangoendikaria. The research employed descriptive method. This study used the technique of literature study. Wawacan Siti Permana tells a story of a beautiful woman, named Nyi Siti Permana. She is the daughter of the Head of Cigereleng Village. Many men are lured by Siti Permana. In the text, there are 10 pupuhs with 526 paragraphs. They are Pupuh dangdanggula, Pupuh Asmarandana, Pupuh kinanti, Pupuh Pangkur, Pupuh Magatru, Pupuh Sinom Pupuh Mijil, Pupuh Maskumambang, Pupuh Lambang, and Pupuh Pucung. There are some of the results of this research. (1) The formal structure of Wawacan Siti Permana consists of guru lagu and guru wilangan of the pupuhs, characters of the pupuhs, and ten sasmitas of the pupuhs. (2) the narrative structure of Wawacan Siti Permana includes (a) a mixture storyline with 18 episodes; (B) five motifs of story; (C) 12 characters of the stories; (D) the background of place, time setting, and background of ambience; (E) the theme of compassion; (F) The colophon of days of the war between Italy and Ethiopia; and (g) no manggalasastra. (3) The elements of anthropological literature are (a) the three aspects of the belief system (religion); (b) two aspects of social organization; (C) the eight aspects of science; (D) three languages, style, and Sundanese babasan-paribasa; (E) four arts; (F) 16 livelihood; (G) six aspects of technological systems. Wawacan Siti Permana contains many important values and cultural wealth of the Sundanese people. 
PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA DI SENTRA KRAMIK PLERED (Studi Kasus) TATANG, TATANG
LOKABASA Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i2.3145

Abstract

Penelitian ini didasari oleh fenomena kontak bahasa yang terjadi di Sentra Kramik Plered Jawa Barat. Plered adalah salah satu daerah Sunda di Jawa Barat yang mayoritas masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Bagaimanapun, fenomena kontak bahasa antara masyarakat Plered dengan para pelancong (peminat kramik) baik dari dalam negeri maupun luar negeri, akan menimbulkan fenomena multilingualisme; campur kode atau alih kode. Bagaimana masyarakat Plered mempertahankan bahasa daerah Sunda sebagai bahasa daerahnya, fenomena ini menjadi menarik untuk dikaji. Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan para pengrajin keramik dan observasi langsung terhadap transaksi jual beli di Sentra Kramik Plered. Dari hasil pengolahan data, disimpulkan bahwa upaya pemertahanan bahasa Sunda dilakukan melalui penamaan produk keramik (95% berbahsa Sunda, 5 % bahasa Asing), dalam percakapan sehari-hari antar orang dewasa dan antar anak-anak, dalam kegiatan formal kepala desa, dalam acara keagamaan, dalam transaksi jual beli yang penjualnya adalah orang dewasa. Bahasa Sunda kurang digunakan dalam peristilahan bahan baku, proses, dan alat pembuatan keramik, dalam penamaan toko, dalam pergaulan antar remaja, dan dalam transaksi jual beli yang penjualnya anak remaja.Kata kunci: The present research is motivated by the language contact phenomena at the ceramic center, Plered, West Java. Plered is one of Sundanese speaking areas in West Java in which Sundanese is used as a daily language by the majority of the people. The language contact phenomena between people of Plered and domestic and international visitors (ceramic enthusiasts) give rise to multilingualism phenomena; code mixing or code switching. How people of Plered maintain Sundanese as their local language is the focal interest of this research. To meet that end, interviews with ceramic makers and direct observation of transaction at the ceramic center were deployed. Results indicate that Sundanese language maintenance is undertaken through the naming of ceramic products (95% in Sundanese and 5 % in foreign language), in daily communications between adults and children, on formal occasions of the chief of the village, religious activities, and business transaction whose vendors are adults. Sundanese is less used in the naming of raw materials, process and ceramic-making tools, ceramic stores, interactions among teenagers and business transaction whose vendors are teenagers.
STRUKTUR WACANA RUBRIK BALE BANDUNG DALAM MAJALAH MANGLE (Analisis Wacana Kritis Model Teun A. van Dijk) MAULANA, IRFAN
LOKABASA Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i2.3135

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan membahas struktur makro, superstruktur, struktur mikro dan karakteristik wacana kritis yang ada pada rubrik “Bale Bandung”. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Melalui teknik studi pustaka, diambil data secara purposif sebanyak tujuh wacana. Data tersebut diolah menggunakan analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Analisis ini menyimpulkan bahwa tema pokok dalam wacana rubrik “Bale Bandung” merupakan kritik sosial dari masyarakat yang ditujukan kepada pemerintah yang sedang berkuasa. Skema yang disampaikan dalam wacana tersebut sudah sistematis, hal ini disebabkan adanya dukungan summary dan story. Dilihat dari segi struktur mikro, unsur semantik, sintaksis, stilistik, dan retorisnya sudah terlihat jelas. Adapun karakteristik wacana tersebut sudah terwakili semua unsurnya ketika wacana dianalisis menggunakan analisis wacana kritis dengan pendekatan Teun A. van Dijk. The purpose of this study is to identify and discuss the macrostructure, superstructure, microstructures and critical discourse features of “Bale Bandung” rubric. This study used a descriptive method. Through a literary review technique, seven sample discourses were purposely selected from “Balé Bandung” rubric. The samples were then analyzed by Teun A. van Dijk model of critical discourse analysis. The analysis reveals that “Bale Bandung” rubric portrays the current social events in the society. The theme is usually social critique towards the ruling government. The discourses have deployed a systematic scheme supported by summary and story. The discourses are considered good by their microstructures. The fact is verified after their semantic, syntactic, stylistic, and rhetoric elements were analyzed. Based on the data description and analysis using Teun A. van Dijk approach, it is shown that the element of critical discourse characteristics of Sundanese Language exists in “Bale Bandung” rubric.
BABAD PANJALU (Kajian Struktural, Semiotik, dan Etnopedagogik) SATIBI, ENTOH TOHARUDIN
LOKABASA Vol 6, No 1 (2015): Vol. 6, No. 1 April 2015
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v6i1.3168

Abstract

Babad Panjalu merupakan salah satu karya sastra kuno yang mengandung unsur sajarah yang ditulis oleh Prajadinata, koleksi C.M. Pleyte. Babad Panjalu menjadi sumber utama dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan struktur babad, unsur semiotik, dan nilai etnopedagogik yang terkandung di dalamnya. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu studi bibliografi. Selanjutnya data yang diperoleh diolah menggunakan kajian struktural, semiotik, dan etnopedagogik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tema sejarah merupakan tema yang terdapat dalam babad ini. Alur maju merupakan pola alur yang digunakan dalam mengembangkan cerita. Pelaku utama yang terdapat dalam cerita yaitu silsilah para bupati Panjalu. Kompleksitas kehidupan, pemikiran, dan persoalan lainnya dikemas dengan dukungan watak yang variatif yang terdapat pada diri para bupati Panjalu. Hal ini didukung oleh digunakanya latar tempat seputar keraton. Kehidupan menak paling mendominasi latar sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Dari tiga unsur semiotik yang ditemukan, unsur indéks paling banyak digunakan dari pada unsur ikon dan simbol. Nilai etnopedagogik yang terdapat dalam penelitian ini yaitu nilai moral manusia yang mencakup: moral manusia terhadap Tuhan, moral manusia terhadap pribadi, moral manusia terhadap manusia lain, moral manusia terhadap alam, moral manusia terhadap waktu, dan moral manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Moral manusia terhadap pribadi merupakan nilai moral manusia yang paling banyak terdapat dalam Babad Panjalu. Babad Panjalu (lit. The Chonicle of Panjalu), which is written by Prajadinata, a collection CM Pleyte, is one of ancient literary works. It contains elements of history. It is the main source in this study. This research used descriptive method that aims to describe the structure, semiotic elements, and the ethnopedagogical values contained in Babad Panjalu. The data collection of this research employed the bibliography study. Afterward, the data was processed by using structural, semiotics, and ethnopedagogy studies. Based on the results of research conducted, the theme of history is contained in this chronicle. Forward plot is the plot pattern that is used in developing the story. The main actors in the story are the Regents of Panjalu, as well as their genealogy. The complexity of life, thoughts, and other problems are packed with the support of varied characters of the Regents of Panjalu. It is sustained by the background of the story that shows the palace and its surrounding. The aristocratic life dominates the social background in various aspects of life. Three semiotic elements were found in the study. The most widely used element is the indexes, above the icons and the symbols. Ethnopedagogical values contained in the chronicle are the human moral values. They include moral toward God, personal, other human being, nature, time, and in achieving goals. The human moral values toward personal is the mostly foind in the Babad Panjalu.
MODEL SUPERVISI KLINIS PENGAWAS DAN MGMP BAHASA SUNDA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BAHASA SUNDA DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN PRAMUDITA, HARYADI
LOKABASA Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i1.3115

Abstract

Penelitian dipusatkan pada Model Supervisi Klinis oleh Pengawas dan MGMP Bahasa Sunda terhadap guru-guru bahasa Sunda yang ada di Kabupaten Cirebon pada Tahun Ajaran 2011-2012 dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh supervisi klinis oleh Pengawas dan MGMP bahasa Sunda. Metode yang dipakai adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kualitatif dengan rancangan desain one group time series design. Instrumen untuk mengukur hasilnya adalah validasi RPP. Lokasi dan sampel penelitian adalah guru-guru yang ada dikabupaten Cirebon berjumlah 35 orang. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa korelasi antara variabel X1 dan variabel Y korélasinya positif dan signifikan. Oleh sebab itu, adanya pengaruh supervisi klinis pangawas mata pelajaran bahasa Sunda kepada kompeténsi guru bahasa Sunda dalam membuat RPP sebesar 57,43%, dan sisa 42,57% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Supervisi Klinis ti Pengawas Mata Pelajaran sangat stratégis dalam membantu guru baik secara kompeténsi profésional, pédagogik, kapribadian, dan sosial, melalui wadah MGMP. AbstractThe research focused on the clinical supervision model by Sundanese Teachers Consultation and supervisors implemented to Sundanese teachers in Cirebon regency in 2011-2012 school year. The goal was to identify, describe and analyze the in􀃀uence of clinical supervision by the Sundanese Teachers Consultation and supervisors. The method used was quasi-experimental, employing a qualitative approach using a one group time series design. The instrument used to measure results was validation of instructional planning. The subjects were 35 teachers at Cirebon regency. Results indicate that the correlation between X1 and Y variables was positive and signi􀂿cant. Therefore,there was 57.43% in􀃀uence of the clinical supervision model to Sundanese teachers’ competence in designing instructional planning, the remaining 42.57% was due to other factors. The clinical supervision model successfully aided teachers in their professional competence, pedagogic competence, personality, and social competence within the Teachers Consultation.
DONGENG-DONGENG SASAKALA DALAM MANGLÉ TAHUN 2014 (Kajian Struktural dan Etnopedagogik) JULAEHA, ASRI
LOKABASA Vol 6, No 2 (2015): Vol. 6, No. 2 Oktober 2015
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v6i2.3159

Abstract

Penelitian ini menganalisis dongeng-dongeng sasakala dalam Manglé terbitan tahun 2014 dari aspek struktural dan etnopedagogik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: (1) dongeng-dongeng sasakala dalam Manglé terbitan tahun 2014, (2) struktur dongeng-dongeng sasakala dalam Manglé terbitan tahun 2014  (3) nilai-nilai etnopedagogik dongeng-dongeng sasakala dalam Manglé terbitan tahun 2014 dan (4) alternatif bahan pembelajaran membaca dongeng di SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik untuk memberi deskripsi dan gambaran struktur dan nilai-nilai etnopedagogik dari dongeng-dongeng sasakala dalam Manglé terbitan tahun 2014. Teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik studi dokumentasi. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dongeng-dongeng sasakala dalam Manglé terbitan tahun 2014 memiliki tema yang beragam. Tema yang terdapat pada dongengdongeng sasakala umumnya tema mengenai ajaran moral. Fakta-fakta cerita yang terdapat dalam dongeng-dongeng sasakala yaitu (1) karakter tokoh yang beragam, (2) latar tempat umumnya di daerah pedesaan dan hutan, latar waktu umumnya di zaman dahulu, (3) alur yang digunakan adalah alur maju. Sedangkan sarana cerita yang terdapat dalam dongeng-dongeng sasakala yaitu (1) sudut pandang orang ketiga tidak terbatas, (2) gaya dan tone sederhana dan ringan. Dari hasil analisis struktural terhadap dongeng-dongeng sasakala, terutama tema dan karakter tokoh diangkat nilai-nilai etnopedagogik untuk dijadikan bahan pembelajaran membaca dongeng di SMP.    AbstractThis study analyzed the sasakala tales issued in Manglé of 2014 based on structural and ethnopedagogical aspects. The purpose of this study was to describe (1) the sasakala tales, (2) its structure, (3) its ethnopedagogical values, and (4) alternative learning materials for fairytale reading in SMP. The method used in this research was descriptive analytic method to give a description and picture of the structure and the ethnopedagogical values of the sasakala tales in Manglé of 2014 issues. The techniques used to collect data in this research are documentation studies. From the research, it appears that the sasakala tales have diverse themes. The themes found in sasakala tales generally cover themes of the moral teachings. The facts of the story contained in the sasakala tales namely (1) the various characters, (2) the backgrounds of place (generally in rural areas and forests) and time (generally in ancient times), and (3) forward plot. The means of the story cover (1) unlimited third person and (2) the simple-light style and tone. Based on the results of the structural analysis, the ethnopedagogical values of the themes and the characters can be used as teaching materials for fairytale reading in SMP.
PEMETAAN GURU BAHASA DAN SASTRA SUNDA SMP/MTS DI JAWA BARAT PERMANA, RUSWENDI
LOKABASA Vol 7, No 1 (2016): Vol. 7, No. 1, April 2016
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v7i1.3420

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya informasi pemetaan guru bahasa dan sastra Sunda  SMP/MTs di Jawa Barat. Penelitian ini menjawab pertanyaan “Bagaimana kebutuhan guru bahasa dan sastra Sunda SMP/MTs di Jawa Barat?” Metode deskriptif dengan teknik angket dan dokumentasi digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan beberapa hal. Pertama, jumlah sekolah  SMP/MTs di Jawa Barat adalah 588 negeri dan 1.979 swasta. Kedua, jumlah siswa SMP/MTs di Jawa Barat adalah SMP/MTs Negeri 76.076 siswa dan SMP/MTs swasta 50.298 siswa. Secara keseluruhan siswa SMP/MTs di Jawa Barat berjumlah 236.850 siswa. Ketiga, jumlah romobongan belajar SMP/MTs adalah 126.374 rombel. Keempat, kebutuhan guru bahasa Sunda di SMP/MTs mencapai 296 guru. Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) perlu dilakukan pendataan guru bahasa Sunda dengan menggunakan sistem digital  mapping guru agar semua guru dapat diakses dan (2) perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan akurat.  AbstractThis research is motivated by the lack of information on the mapping of Sundanese language and literature teacher at Junior High School (SMP) and Madrasah Tsanawiyah (MTs) in West Java. This study answers the question "How is the need of Sundanese language and literature teacher at Junior High School (SMP) and Madrasah Tsanawiyah (MTs) in West Java?" a descriptive method with questionnaires and documentation techniques were used in this study. The findings of this study indicate several things. Firstly, the number of schools (SMP/MTs) in West Java is 588 public and 1,979 private schools. Secondly, the number of students (SMP/MTs) in West Java is 76.076 students of public schools (SMP/MTs) and 50.298 students of private schools (SMP/MTs). The overall number of students (SMP/MTs) in West Java is amounted to 236.850 students. Thirdly, the number of learning group of SMP/MTs is 126.374 groups. Fourthly, the need of Sundanese teacher at SMP/MTs level reaches 296 teachers. Based on the findings, the study concludes that (1) there should be a database of Sundanese language teachers by employing digital mapping system of teachers so that all teachers are accessible; and (2) there is a need of further more in-depth and accurate research. 
NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM PERIBAHASA SUNDA UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BAHASA SUNDA BERBASIS KARAKTER DI SMP EFFENDI, ACHMAD SOPIAN
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3150

Abstract

Penelitian ini bertujuan memaparkan nilai-nilai keislaman yang terdapat dalam peribahasa Sunda sekaligus menggali nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Peribahasa Sunda merupakan untaian kata-kata idiomatik yang berperan sebagai dasar-dasar pendidikan moral masarakat (Sunda) yang diturunkan dari generasi ke generasi hingga saat ini. Karena perannya tersebut, peribahasa Sunda sarat dengan nilai-nilai luhur bangsa, termasuk di dalamnya terdapat nilai-nilai yang relevan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas di tanah air. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Untuk memperoleh data digunakan teknik studi pustaka, intuisi (introspeksi), dan elisitasi. Data diolah dengan metode hermeneutik melalui analisis data langsung. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya nilai-nilai keislaman pada hampir seluruh peribahasa Sunda, baik itu yang terdapat pada aspek keyakinan (aqidah), tata kehidupan sosial (muamalah), maupun pada aspek sikap dan tingkah-laku personal (ahlak). Dari data tersebut muncul tak kurang dari 94 butir nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa dipastikan sebagi nilai-nilai karakter asli bangsa Indonésia yang berbasis budaya dan agamaIslam. Nilai-nilai luhur tersebut sepatutnya dijadikan acuan dasar pengembangan pendidikan berkarakter di tanah air. This research is aimed to explain the Islamic values in Sundanesse proverbs and reveal the character values containedtherein. A Sundanesse proverb is a series of idiomatic words, which serve as a foundation for moral mass education handed down from generation to generation until now. Because of its role, Sundanesse proverbscontain full of noble values of a nation, including thosein accordance to the Islamic teachings. This research used a descriptive method. The data were obtained by using a library research technique, intuition, and elicitation. The data were analyzed by using a hermeneutic method through a direct analysis. Results indicate that the Islamic values are found in almost all the Sundanesse proverbs, i.e. inthe creed aspect (aqidah), social life (syariah), and behavioral aspect (ahlak). More than 94 original character (Islamic and cultural) values of Indonesia emerge from the data. Such values should be the reference points in develoving character-based education in our country.

Page 4 of 29 | Total Record : 285