cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
LOKABASA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 285 Documents
MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DONGÉNG Gustiar, Mella Lisyanti
LOKABASA Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i1.3120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas media audio-visual dalam mendengarkan dongeng, yang diajarkan dengan menggunakan bantuan audio visual (media), serta hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan metode konvensional. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X SMA Negeri 1 Manonjaya Tasikmalaya Tahun Akademik 20122013/, yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setiap kelompok terdiri atas 30 orang, yang pilih secara acak. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui pengujian sifat data, uji gain, dan hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil dari Kelas X SMA Negeri 1 Manonjaya Tasikmalaya antara siswa yang menggunakan media audio visual dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional. Dimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan audio visual media (17,06) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional (10,00). Temuan dari penelitian adalah guru perlu menggunakan media berbasis teknologi dalam mengajar, sebagai contoh bisa menggunakan bantuan audio visual, sehingga hasil belajar bisa dicapai secara optimal, terutama untuk mendengarkan pelajaran menyimak dongeng. AbstractThis reseach aims to identify the effectiveness of audio-visual media in teaching folktales, comparing instruction with audio-visual aids to that with a conventional method. The research subjects were grade X students of SMA Negeri 1 Manonjaya Tasikmalaya 2012/2013 academic year, divided into an experiment group and a control group. Each group consisted of 30 people, randomly chosen. The data were investigated by testing their nature, the test gain, and hypotheses. Results indicate that there was a signi􀂿cant difference between instruction with audio visual aid compared to instruction with a conventional method. The achievement results of students in an audio visual class were (17,06) higher than those in a conventional method class (10,00). The endings suggest that teachers need to apply media-based teaching, e.g.using audio-visual aids to achieve an optimal learning, especially in teaching folktales.
NILAI BUDAYA DALAM DONGENG-DONGENG DI KABUPATEN CIANJUR UNTUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER SUWARTO, RATNA SHINTA SUKOWATI
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3160

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya perhatian dari masyarakat terhadap dongeng yang mempunyai peran besar untuk menyampaikan pendidikan. Analisis nilai budaya dalam dongeng bisa mengembangkan nilai katakter karena dalam dongeng terdapat pembelajaran yang bisa diambil. Tujuan penilitian ini adalah untuk mendeskripsikan isi dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur, struktur dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur, nilai budaya dalam Dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur, nilai karakter dalam dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur, deskripsi dongeng-dongeng yang mengandung model nilai karakter, dan deskripsi rancangan model pendidikan dalam dongeng di lingkungan keluarga. Sumber data dalam penelitian ini adalah dongeng yang diperoleh dari hasil wawacara dan studi dokuméntasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil analisis penelitian ini bisa disimpulkan (1) Dalam 15 dongeng yang terkumpulkan di Kabupaten Cianjur, terdapat 12 dongeng legenda (sasakala), 2 dongeng sage, dan 1 dongeng mite, tema yang ada dalam dongeng di Kabupaten Cianjur mangarah kepada tema yang ada hubungannya dengan sejarah, kerajaan, keagamaan, dan makhluk lainnya serta alam, pelaku dalam dongeng diantaranya adalah manusia biasa, tokoh mitologi, tokoh sejarah, dan hewan, alur dalam dongeng memakai alur maju, latar waktu yang digunakan ada yang menunjukkan tanggal, tahun, dan dahulu, latar tempat yang digunakan umumnya di Gunung, Sungai, Situ, dan Kerajaan, latar suasana yang ada dalam dongeng, diantaranya bahagia, sedih, bangga, aneh, dan kasian. (2) Nilai budaya dalam dongeng-dongeng yang ada di Kabupaten Cianjur bisa diperolah secara eksplisit (tersurat) atawa sacara implisit (tersirat). (3) Nilai pendidikan karakter dalam data dongeng di Kabupaten Cianjur ada 9 karakter, diantaranya religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif,demokratis, peduli lingkungan,peduli sosial, dan tanggungjawab.(4) Dongeng-dongeng yang mempunyai banyak pendidikan karakter bisa dijadikan model pendidikan karakter. Diantara 15 dongeng ada salah satu dongeng yg lebih banyak pendidikan karakternya, yaitu dongeng “Babad Cianjur”. (5) Dalam analisis data semua dongeng mempunyai pendidikan karakter yang bisa jadi muatan positif untuk mengembangkan pendidikan karakter siswa. This research is motivated by the lack of public attention to fairy tales that play a big role in education. Cultural values in a fairy tale could foster character values because there are lessons that can be learnt.The objective of this research was to describe the content, structure, cultural values, character values of a fairy tale; to describean education model by using fairy tales in a family. Data of this research are fairy tales obtained from interviews and documentation. The method used is a descriptive method. Results indicate that 􀂿 rst, of 15 fairy tales collected in Cianjur,there are 12 legends (sasakala), 2 sage tales,and 1 myth.The themes of the tales revolve around history, kingdom, religion, nature and other creatures.The characters in the tales include humans, mythological 􀂿 gures, historical 􀂿 gures, and animals.The plot used is a forward plot.The time setting used includes date, year and past.The place settings include mountains, rivers, lakes, and kingdoms.The nuances include happiness, sadness, pride, weirdness, and pity. Second, the cultural values from the tales can be obtained explicitly or implicitly. Third, there are nice character valuesfrom the tales including religiousity,honesty,discipline,hardwork, creativity, democracy,care for the environment,social care,and responsibility. Fourth, the tales that contain a handful of character values can be used as modelsin character education. Of the 15 fairy tales, one fairy tale contains the most character values,that is “Babad Cianjur”. Fifth, all the fairy tales contain the character education that is bene􀂿 cial for developing students’ characters. 
LEKSIKON BUDAYA DALAM UNGKAPAN PERIBAHASA SUNDA (Kajian Antropolinguistik) KUSUMAWATI, SISKA
LOKABASA Vol 7, No 1 (2016): Vol. 7, No. 1, April 2016
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v7i1.3421

Abstract

AbstrakPenelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan leksikon budaya yang ada dalam ungkapan dan peribahasa Sunda. Deskripsinya memiliki empat hal, yaitu kosa kata budaya dalam ungkapan peribahasa Sunda, klasifikasi unsur budaya dalam ungkapan peribahasa Sunda, struktur kata unsur budaya dalam ungkapan peribahasa Sunda, dan makna kata yang ada dalam unsur budaya dalam ungkapan peribahasa Sunda. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku ungkapan  peribahasa Sunda. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui tekhnik studi bibliografis. Analisis data menggunakan tehnik unsur langsung. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 255 kata dalam unsur budaya. Klasifikasi unsur budaya dalam ungkapan peribahasa Sunda dibagi ke dalam tujuh yang mengacu kepada tujuh unsur budaya di antaranya: (1) sistem mata pencaharian (2) sistem organisasi sosial, (3) sistem ilmu pengetahuan, (4) sistem teknologi, (5) bahasa, (6) sistem kesenian dan (7) sistem religi. Struktur kosa kata yang terdapat dalam leksikon unsur budaya yaitu prefiksasi (+N-), (+di-), (+ka-), (+sa-), infikasai (-in-), sufiksasi (-an), (-eun), (-an) dan kombinasi afiks (di-an), (ka-an), (pang-an), (N-an) dan (pa-an), reduplikasi dwimurni, reduplikasi dwipurwa dan kompisisi dibagi tiga fungsi yaitu fungsi nominal, fungsi verbal, dan fungsi adjektival. Makna leksikon budaya mengacu pada tujuh unsur kebudayaan. AbstractThe objective of this study was to describe the cultural lexicons in Sundanese phrases and proverbs. The description cover cultural vocabulary in the expression of Sundanese proverb, classification of elements in the expression of Sundanese proverb, the structure of words in the expression of Sundanese proverb, and the meaning of words in the expression of Sundanese proverb. Source of data in this study is a book of expression of Sundanese proverb. This study used a descriptive method. Data were collected through a bibliographic study technique. The data analysis employed a direct element technique. Based on the results of the study, there are 255 words of cultural element. The classification of cultural elements in the expression of Sundanese proverb is divided into seven elements of culture. They are (1) livelihood (2) social organization, (3) knowledge, (4) technology, (5) language, (6) art, and (7) religion. The structure of the vocabulary contained in the lexicon of the cultural elements is the prefix (+ N-), (+ in-), (+ Ka), (+ darling), infix (-in-), suffix (late), (- eun), (late), and affix combinations (in-an), (ka-an), (pang-an), (N's) and (pa-an), dwimurni reduplication, dwipurwa reduplication. The composition is divided into three functions, i.e. nominal, verbal, and adjectival. The meaning of cultural lexicon refers to the seven elements of culture.
PERBANDINGAN MODEL SINEKTIK DAN MODEL CONSEPT SENTENCE MODIFICATION DALAM PEMBELAJARAN MENULIS GUGURITAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2014/2015 NURAENI, LENI RISNA; Kuswari, Usep
LOKABASA Vol 6, No 1 (2015): Vol. 6, No. 1 April 2015
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v6i1.3151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model Sinektik dan model Consept Sentence Modification dalam meningkatkan kemampuan menulis guguritan Maskumambang siswa kelas VIII SMPN 1 Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang mencakup desain Randomized Posttest-Only Comparison Group. Sumber data dalam penelitian ini sebanyak 57 siswa yang diambil dari dua kelas, yaitu kelas VIII-A dan VIII-B SMPN 1 Cineam. Hasil pembelajaran menulis guguritan Maskumambang yang menggunakan modél Sinektik rata-ratanya 80.  Hasil pembelajaran menulis guguritan Maskumanbang yang menggunakan model Consept Sentence Modification rata-ratanya 78,5. Uji normalitas dengan taraf 99% menghasilkan data normal dengan perhitungan x2itung x2tabel yaitu 7,47 11,3. Uji homogenitas antara variansi hasil pembelajaran menulis guguritan Maskumambang yang menggunakan modél Sinektik dan yang menggunakan model Consept Sentence Modification termasuk homogen dengan perhitungan Fitung Ftabel yaitu 1,09 1,90. Dalam taraf kepercayaan 99% Ha ditolak dalam menulis guguritan Maskumambang yang menggunakan modél Sinektik dan model Consept Sentence Modification dengan perhitungan titung ttabél yaitu 1,830 1,673. Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis guguritan Maskumambang yang menggunakan modél Sinektik dan yang menggunakan model Consept Sentence Modification. Meskipun hasil pengolahan data membuktikan bahwa modél Sinektik lebih efektif daripada model Consept Sentence Modification dalam pembelajaran menulis guguritan di kelas VIII SMP Negeri 1 Cineam Kabupaten Tasikmalaya.  AbstractThis study aimed to test the effectiveness of the Synectic model and the Concept of Sentence Modification model in improving the ability of 8th Grade students of SMPN 1 Cineam, Tasikmalaya Regency, in writing Guguritan Maskumambang. This study used an experimental method that involved design Randomized Posttest-Only Comparison Group. The source of data in this study were 57 students of two classes: VIII-A and VIII-B. The learning outcomes of writing Guguritan Maskumambang with the Synectic model are in the average of 80. The learning outcomes of writing Guguritan Maskumambang with the Concept of Sentence Modification model are in the average of 78.5. The normality test with a level of 99% produced normal data with the calculation x2countx2tabel, namely 7.47 11.3. The homogeneity test between the variance of learning outcomes of writing Guguritan Maskumambang with the Synectic model and the Concept of Sentence Modification model is homogeneous, with calculations FcountFtable, namely 1.091.90. In the 99% confidence level, Ha was rejected with calculation x2countx2tabel, namely 1.830 1.673. Thus, this study proves that there is no significant difference between the results of the learning of writing Guguritan Maskumambang by using the Synectic model and Concept of Sentence Modification model. Nevertheless, the data processing proves that the Synectic model is more effective than the Concept of Sentence Modification model in the learning of writing guguritan on 8th grade Students of SMP Negeri 1 Cineam, Tasikmalaya Regency.
NASKAH DRAMA RAJAPATI KARANGAN AHMAD BAKRI (Kajian Struktural dan Pragmastilistik) ASMANIAH, ZAINAH
LOKABASA Vol 6, No 2 (2015): Vol. 6, No. 2 Oktober 2015
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v6i2.3174

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan tiga hal yaitu: 1) cerita yang ada di dalam naskah drama Rajapati, 2) struktur yang ada di dalam naskah drama Rajapati, serta 3) pragmastilistik yang ada di dalam naskah drama Rajapati. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode deskriptif-analitis. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik teks dan teknik dokumentasi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini: 1) data naskah drama Rajapati terdiri dari 392 tuturan dialog, 16 halaman, satu babak, dan tujuh adegan; 2) struktur naskah terbagi dua yaitu struktur lahir dan struktur batin; dan 3) pragmastilistik terdiri dari dua unsur yaitu: pragmatik terbagi ke dalam 6 macam yaitu: asertif, direktif, komisif, deklaratif, serta ekspresif, sedangkan stilistik terdiri dari 2 unsur majas yang berdasarkan struktur kalimahnya terdiri dari 6 majas sedangkan berdasarkan lansung tidaknya makna terdiri dari 2 jenis yaitu retoris dan kiasan. Kedua-duanya masing-masing terdiri 7 majas. Kedua unsur tersebut digabung menjadi unsur pragmastilistik yang memiliki 19 pola verba perfomatif berdasarkan majas. This study was aimed to determine and to describe 1) the characters, 2) the structure, and 3) the pragmastylistics in the script of the play Rajapati. The method used in this research was descriptive-analytic method. The data collection technique employed text engineering and technical documentation. There are several conclusions of this study. First, the script of the play Rajapati consists of 392 speech dialogs, 16 pages, one round, and seven scenes. Second, the structure of the text is divided into two, namely physical and mental structures. Third, the pragmastylistics consists of two elements: pragmatic and stylistic. The pragmatic elements are divided into 6 categories: assertive, directive, commissive, declarative, and expressive. The stylistic elements consist of two elements of the figure of speech: six figures of speech are based on the structure of the sentence; and two types of rhetorical and figurative based on meaning directness. Each of them has seven figures of speech. Both elements are combined into pragmastylistics elements, which contain 19 patterns of performative verbs based on the figures of speech.
ASPEK PSIKOLINGUISTIK SOSIAL DALAM PERIBAHASA SUNDA (Tinjauan Gambaran Watak Orang Sunda) PERTIWI, SISKA; SUDARYAT, YAYAT; SOLEHUDIN, O.
LOKABASA Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i2.3142

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek psikolinguistik sosial dalam babasan dan paribasa (peribahasa) Sunda dan gambaran karakter orang Sunda yang ada dalam peribahasa Sunda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan teknik telaah pustaka pada buku kumpulan peribahasa Sunda. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat enam aspek psikolinguistik dalam peribahasa Sunda, yaitu aspek: (1) gotong royong; (2) saling menolong; (3) saling menghargai; (4) tali persahabatan; (5) kekeluargaan; dan (6) harmonis. Selain itu, hasil penelitian ini membahas 59 gambaran watak orang Sunda yang terdapat dalam peribahasa Sunda, yang terbagi dalam lima tipologi watak berdasarkan kebudayaan, watak campuran tipologi, watak khusus, dan watak yang terdapat dalam peribahasa Sunda. Setelah itu, penelitian ini membahas tentang hubungan antara peribahasa Sunda dan aspek psikolinguistik sosial dalam menggambarkan watak orang Sunda. Hasil temuan ini direkomendasikan untuk menjadi referensi tambahan dalam khazanah ilmu psikolinguistik. The research aims to describe the aspect of social psycholinguistics in Sundanese proverbs and the description of the characteristics of Sundanese people embedded in the proverbs. An analytical descriptive method was used coupled with literature review of a compilation book of Sundanese proverbs. Results indicate that Sundanese proverbs contain six psycholinguistic aspects, namely (1) mutual aid; (2) mutual help; (3) mutual respect; (4) partnership; (5) kinship; and (6) harmony. In addition, 59 descriptions of the characteristics of Sundanese people were delineated. These fall into five typology of characteristics based on culture, mixed typology, special characteristics, and characteristics contained in the Sundanese proverbs. Furthermore, the research explores the relationship between Sundanese proverbs and aspects of social psycholinguistics that illustrate the characteristics of Sundanese people. These results are recommended to serve as supplementary reference in psycholinguistics.
FUNGSI GRAMATIKAL DAN SEMANTIS SUFIKS -EUN DALAM BAHASA SUNDA SUDARYAT, YAYAT
LOKABASA Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i1.3132

Abstract

Kajian ini bertujuan mendeskripsikan sufiks -eun dalam bahasa Sunda yang dikaji dari segi fungsi gramatikal dan semantik. Deskripsinya mencakup bentuk kata, fungsi gramatikal dan semantis, perilaku sufiks -eun, fungsi gramatikal sufiks -eun, dan fungsi semantis sufiks -eun. Dalam kajian ini digunakan metode deskriptif. Sumber data kajian ini berupa ragam bahasa Sunda lisan dan tulis. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik teks, intuisi atau introspeksi, dan teknik elisitasi. Untuk mengolah data digunakan metode distribusional dengan analisis unsur langsung sebagai teknik dasar, yang diikuti teknik subsitusi sebagai teknik lanjutan. Kajian ini menyimpulkan bahwa sufiks -eun memiliki perilaku mandiri dan gabungan dengan sufiks lain serta reduplikasi. Sufiks -eun membentuk kata turunan dari bentuk dasar. Baik sufiks -eun mandiri maupun gabungan memiliki fungsi inflektif dan fungsi derivatif seperti fungsi verbal, fungsi adjektival, fungsi nominal, dan fungsi numeral. Sebagai akibat hubungannya dengan bentuk dasar, sufiks -eun memiliki makna gramatikal seperti ‘orang III ada dalam keadaan BD’. This study aims to describe the suf􀂿x-eun in Sundanese are assessed in terms of grammatical and semantic functions. Includes a description of the form of words, grammatical and semantic functions, behavior-eun suf􀂿x, suf􀂿x-eun grammatical functions and semantic functions of suf􀂿xeun. In this study used a descriptive method. The study of data sources in the form of the languagevariety spoken and written. Techniques used to collect data text, intuition or introspection, and elicitation techniques. To process the data used distributional methods with direct elemental analysis as the basic techniques, followed by a substitution technique as advanced techniques. The study concluded that the suf􀂿x-eun has independent behavioral and combined with other sufixes and reduplication. Suf􀂿x-eun forming a derivation of the basic form. Either independently or suf􀂿x-eun has combined function and derivative function such in􀃀ectional verbal function, the function adjektival, nominal function, and the function of the numerals. As a result to do with the basic form, the suf􀂿x-eun has grammatical meanings such as ‘third person is in a state of BD’.
INTERFERENSI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA SUNDA DALAM ABSTRAK SKRIPSI (Kajian Morfologis dan Leksikosemantis) SUPRIATIN, TITIN
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3165

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesalahan penggunaan kata yang tidak sesuai dengan tata bentuk atau morfologi serta tidak sesuai pula dengan konteks pemakaiannya atau disebut juga interferensi leksikosemantis. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan kesalahan morfologis dan leksikosemantik yang dilakukan oleh mahasiswa FISIP UNPAS, yang meliputi (1) interferensi bentuk kata (morfologis), (2) interferensi leksikosematis, dan (3) distribusi frekuensi interferensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, sedangkan tehnik yang digunakan untuk pengumpulan serta pengolahan data yaitu tehnik tes dan tehnik analisis data. Sumber data dalam penelitian ini yaitu abstrak skripsi mahasiswa FISIP UNPAS, sedangkan data dalam penelitian ini adalah data interferensi morfologis dan leksikosemantis yang terdapat dalam abstrak mahasiswa. Hasil penelitian ini adalah (1) interferensi morfologis 138 kata (21,61%), dengan rincian (a) afiksasi 93 kata (14,61%), (b) komposisi jumlahnya 42 kata (6,53%), (c) reduplikasi 2 kata (0,31%), dan akronim hanya satu kata (0,15%): (2) interferensi leksikosemantis sebanyak 505 kata (78,39%), dengan rincian (a) murni sebanyak 225 kata (34,99%) dan (b) kesalahan serapan sebanyak 101 kata (15,52%); serta rekaan sebanyak 179 kata (27,83%). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masih melakukan interferensi morfologis dan leksikosemantis.This study was motivated by the phenomenon of incorrect use of words in terms of their morphology and contexts of use or also known as lexicosemantic interference. The goal of the study is to discover and describe the morphologicaland lexicosemantic mistakes by students of FISIP UNPAS, which include (1) word formation interference (morphology), (2) lexicosemantic interference, and (3) distribution of the frequency of interference. The method used is a decriptive method and data processing technique is immediate constituent analysis. Data came from abstracts of research paper of students of FISIP UNPAS.Results indicate (1) there are 138 words of morphology interference, consisting of (a) 93 data of af􀂿 xation with 8 patterns and 27 subpatterns, (b) 42 data of composition, (c) 2 words of reduplication and 1 word of acronym; (2) 505 words of lexicosemantic interference with the following details: (a) pure (225 data), (b) loanword (101 data), and made up (179 data with 3 patterns). Based on the result above, it can be concluded that there is morphologicaland lexicosemantic interference in the students’ abstracts.
HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN SIKAP SISWA TERHADAP KEMAMPUAN UNDAK-USUK BASA SUNDA SISWA KELAS X 9 SMAN 9 BANDUNG NURMAYATINI, EVI
LOKABASA Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v4i1.3099

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan undak-usuk basa Sunda siswa dalampelajaran bahasa Sunda. Berdasarkan permasalahan dan tujuannya, dideskripsikan tentang korelasiminat belajar dan sikap berbahasa terhadap kemampuan undak-usuk basa Sunda siswa kelas X 9SMAN 9 Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskripsi analitik korelasional. Teknikyang digunakan adalah teknik angket dan tes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapabesar pengaruh minat dan sikep terhadap kamampuan undak-usuk basa Sunda siswa. Besarnyakorelasi antara variabel minat dan sikep terhadap kamampuan undak-usuk basa Sunda yang dihitungmenggunakan koefisien korelasi adalah 0.132. Dengan demikian bisa diinterpretasikan hubunganantara variabel minat dan sikap terhadap kemampuan undak-usuk basa Sunda rendah. Koefisiendeterminasi variabel minat dan sikap terhadap kemampuan undak-usuk basa Sunda adalah 2.8%.Artinya, kemampuan undak-usuk basa Sunda dipengaruhi oleh variabel minat dan variabel sikapsebesar 2.8% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.AbstractThe lack of students’ ability of using Sundanese speech levels in learning Sundanese motivatedthis study. The goal was to describe the correlation of interests and attitudes and the ability touse Sundanese speech levels of Grade X students of SMAN 9 Bandung. The method used wascorrelational-analytical, using questionnaires and tests. The reseach aims to determine the extentto which interests and attitudes in􀃀uence students’ ability of using speech levels. The amount ofcorrelation between interest and attitude variables and students’ ability was calculated using thecorrelation coef􀂿cient of 0.132. It was found that the correlation between interest and attitudevariables and ability was low. The coef􀂿cient of interests and attitudes and students’ ability was2.8%. It means that the in􀃀uence of interests and attitudes to students’ ability of using speech levelswas about 2.8%, while the rest was in􀃀uenced by many other factors
RAGAM BAHASA LISAN DAN TULISAN SISWA KELAS X JURUSAN AKOMODASI PERHOTELAN SMK NEGERI 3 BOGOR TAHUN PELAJARAN 2013-2014 PRAYITNO, JANUAR
LOKABASA Vol 5, No 1 (2014): Vol.5 No. 1 April 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i1.3156

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ragam bahasa lisan dan tulisan dalam cerita pangalaman siswa kelas X Jurusan Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 3 Bogor tahun pelajaran 2013-2014. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya ragam bahasa di sekolah yang siswa-siswinya mempunyai latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda khususnya sekolah SMK. Salah satu SMK yang mempunyai latar belakang yang berbeda adalah SMK Negeri 3 Bogor. Sumber data dalam penelitian ini adalah 33 siswa kelas X jurusan Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 3 Bogor yang diperoleh dari hasil angket, tes lisan biantara dan tes tulis cerita pangalaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) ragam bahasa dalam biantara diperoleh data yang paling banyak adalah ragam bahasa tidak baku dari tata bahasa, ejahan, dan undak usuk basa; (2) ragam bahasa dalam cerita pangalaman diperoleh data paling banyak adalah bahasa tidak baku dari tata bahasa, ejahan, dan undak usuk basa; (3) latar belakang siswa kelas X Jurusan Akomodasi Perhotelan adalah dari Jawa dan luar Pulau Jawa, kalau pun ada dari wilayah Sunda rata-rata tidak mengajarkan dalam berbahasa Sunda; (4) ciri has ragam bahasa yang diperoleh dari subjek, interferensi, dan ciri khas bahasa perhotelan. Subjek dalam pidato dan cerita pangalaman paling banyak adalah kebersihan dan perhotelan. Interferensi kata yang paling banyak dalam pidato dan cerita pangalaman adalah bahasa Indonesia, bahasa Malayu (batawi), bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Sedangkan dalam ciri khas bahasa perhotelan diperoleh data 36 bahasa perhotelan yang menggunakan istilah bahasa Inggris. The aim of the research is to describe the oral and written registers of class X students of hotel accommodation major of SMK Negeri 3 Bogor of 2013-2014 1). This research is motivated by a range of registers at a school whose students come from different cultures and speaka variety of languages. This study aims to describe the diversity of Sundanese spoken by students and differences in telling experiences in Sundanese. Respondents in this study were 33 students of class X majoring in Hotel Accommodation of SMK Negeri 3 Bogor.The data came from questionnaire, oral interview and written test of story telling. The method used in this research is a descriptive method . From the research, it can be concluded that (1) students’ speechesused a non-standard language in terms of grammar, spelling and speech levels; (2)students’writing regarding their experiencesalso used a non-standard language in terms of grammar, spelling and speech levels; (3) The students mostly are from Java and outside of Java island, even the Sundanese students do not speak Sundanese; (4) the register used by the students is characterized by interference and language features of hotel industry. The most common topics in the students’ speeches and story telling were cleanliness and hotel matters. Interfering words in students’ speeches and story telling mostly come from Indonesian, Malayu language (Batawi), English, and Arabic. In addition, 36 hotel registers in English were obtained from the data.

Page 6 of 29 | Total Record : 285