cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Jurnal Riau Biologia
Published by Universitas Riau
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 51 Documents
Komposisi dan Keanekaragaman Burung Pada Beberapa Jenis Ruang Terbuka Hijau Di Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu SYAPUTRA, ARI; GUNAWAN, HARIS; YOZA, DEFRI
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya pembangunan di wilayah perkotaan Rengat dan bertambahnya jumlah penduduk berakibat terjadi pengurangan luas jenis-jenis Ruang Terbuka Hijau yang dapat mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan satwa burung yang terdapat di wilayah perkotaan Rengat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman dan menentukan kelimpahan jenis burung di Ruang Terbuka Hijau Rengat Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini menggunakan metode titik hitung (Point count) dilakukan secara purposive sampling pada bulan September-November 2015. Analisis keanekaragaman burung pada penelitian ini menggunakan Indeks Shannon-Wiener, analisis kemiripan tipe RTH menggunakan koefisien Sorensen. Sebanyak 23 spesies teramati yang termasuk kedalam 14 famili. Burung gereja erasia (Passer montanus) merupakan spesies yang memiliki nilai kelimpahan paling tinggi di setiap lokasi. Nilai indeks keanekaragaman burung pada tiga lokasi RTH yang diamati berkisar antara 1,356-2,218, nilai keanekaragaman tertinggi terdapat di RTH Halaman Perkantoran (Bupati). Nilai indeks kemiripan tipe RTH pada tiga lokasi yang diamati berkisar 0,535-0,636. Nilai indeks similaritas tertinggi terdapat antara tipe RTH Taman Kota (Danau Raja) dengan Halaman Perkantoran (Bupati) (0,636). Nilai indeks terendah terdapat antara tipe RTHTaman Kota (Danau Raja) dengan Lapangan Hijau (0,535).
Kajian Etnobotani pada Tradisi Pernikahan Wilayah Klaten Provinsi Jawa Tengah SUPRIYATI, EKA; RAHMI, FADHILATUR; NURMIYATI, NURMIYATI
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian etnobotani identik dengan suatu masyarakat adat tertentu dimana tumbuhan dimanfaatkan secaratradisional. Tradisi turun-temurun dari nenek moyang tentang tata adat penikahan memanfaatkan sebagianbesar tumbuhan yang ada di sekitarnya. Setiap tumbuhan yang digunakan memiliki filosofi atau maknatersendiri dan memiliki perbedaan makna pada setiap daerah, termasuk di Klaten, Jawa tengah. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui tumbuhan yang digunakan pada proses upacara pernikahan danmakna dari penggunaan tumbuhan tersebut di wilayah Klaten. Metode penelitian yang digunakan adalahstudi pustaka, observasi lapangan dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitianmenunjukan 24 jenis tumbuhan digunakan dalam prosesi pernikahan di Klaten. Jumlah jenis tumbuhanterbanyak (9 jenis) digunakan pada tahapan pemasangan tarub. Prosesi adat pernikahan meliputi meliputinontoni atau lamaran, pemasangan tarub, siraman, malam midodareni, ijab kabul, dodol dhawet, panggih,lempar daun sirih, sungkeman.
Optimasi Isolasi DNA Tumbuhan Durik-durik dari Danau Paparan Banjir Kajuik di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau NURKHAIRANI, PUTRI; ROSLIM, DEWI INDRIYANI; HERMAN, HERMAN
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Durik-durik (Syzygium sp) merupakan salah satu vegetasi yang ada di ekosistem paparan banjir dari Danau Kajuik di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Setiap jenis tanaman memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan teknik isolasi DNA yang berbeda juga. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan metode isolasi DNA yang optimal pada tumbuhan Durik-durik, yang memiliki senyawa polisakarida dan polifenol yang tinggi. Metode penelitian meliputi pengambilan sampel, isolasi DNA total tumbuhan Durik-durik dengan tiga cara yaitu, Saghai- Maroof et al. (1984), Porebski et al. (1997), isolasi DNA menggunakan DNEasy Plant Mini Kits, dan elektroforesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolasi DNA total menggunakan DNEasy Plant Mini Kits adalah cara yang tepat untuk isolasi DNA tumbuhan Durik-durik. Metode ini mampu menghasilkan fragmen DNA dengan kualitas yang lebih baik setelah dielektroforesis dan dilihat dibawah UV transiluminator.
Morfometrik Ikan Selais Bungkuk (Hemisilurus heterorynchus, Bleeker 1854) Di Desa Langgam Dan Mentulik Sungai Kampar Provinsi Riau SARI, DELA MAYA; ELVYRA, ROZA
Jurnal Riau Biologia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Kampar merupakan ekosistem sungai paparan banjir yang berada di Provinsi Riau.Penelitianini merupakan studi morfometrik ikan selais bungkuk (Hemisilurus heterorynchus) yang bertujuan untukmengetahui perbedaan karakter morfometrik ikan jantan dan betina di Desa Langgam dan Desa MentulikSungai Kampar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Sampel yang digunakanberjumlah 120 ekor yang terdiri dari 60 ekor yaitu 30 ekor jantan dan 30 ekor betina pada setiap lokasipenelitian. Kisaran panjang total H. heterorynchusbetina 200-440 mm dan jantan 83-407 mm pada DesaLanggam sedangkan betina 83-520 mm dan jantan 101-309 mm pada Desa Mentulik. Uji t menunjukkan tidakterdapat perbedaan antar karakter H. heterorynchus betina pada Desa Langgam Desa Mentulik Sungai Kamparsedangkan jantan terdapat perbedaan beberapa karakter yaitu Panjang Standar, Panjang Kepala, Jarak Mata keTutup Insang, Panjang Kepala, Lebar Kepala, Lebar Badan, Jarak Sirip Dada ke Pangkal Sirip Ekor, Jarak SiripPerut ke Pangkal Sirip Ekor, Jarak Sirip Anus ke Pangkal Sirip Ekor, Tinggi Sirip Perut, Tinggi Sirip Anus,Panjang Dasar Sirip Dada, Tinggi Sirip Dada, Panjang Dasar Sirip Ekor dan Berat Badan.
Penentuan Tingkat Kepadatan dan Sebaran Populasi Bangau Bluwok (Mycteria cinerea) Menggunakan Drone di Pulau Basu, Indragiri Hilir RONNY, ABDUL; GUNAWAN, HARIS; YOZA, DEFRI
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah diketahui bahwa populasi satwa langka terus mengalami penurunan, salah satu satwa langka tersebutyaitu bangau bluwok (Mycteria cinerea), hal ini disebabkan oleh perburuan perdagangan, gangguanmanusia dan konversi habitat. Bangau bluwok masuk dalam daftar endangered species oleh IUCN. Populasibangau bluwok juga ditemukan di Provinsi Riau, salah satunya di Pulau Basu dengan nama lain PulauBakung yang berada di Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir. Metode survei yangdigunakan yaitu menggunakan drone. Pengambilan data menggunakan drone terdiri dari empat lokasidengan 2 kali pengulangan dengan luas 6 hektar per lokasi. Drone diterbangkan dengan mode autopilotmengikuti waypoint yang dibuat menggunakan software Mission Planner 1.3.3.2. Tujuan penelitian iniyaitu menentukan tingkat kepadatan dan pola sebaran bangau bluwok. Pola sebaran ditentukanmenggunakan Indeks Morisita. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepadatan Bangau Bluwok lokasi 1dengan kepadatan 0.33 individu/ha, lokasi 2 dengan kepadatan 1 individu/ha, lokasi 3 dengan kepadatan0.42/ha dan lokasi 4 dengan kepadatan 0.08 individu/ha, dan nilai rata-rata tingkat kepadatan yaitu 0,47individu/ha. Pola sebaran bangau bluwok terdiri dari sebaran seragam dan sebaran mengelompok, secaraumum pola sebaran cenderung seragam, pola sebaran seragam pada lokasi 1 dan 2, sebaran mengelompokpada lokasi 3, dan pada lokasi 4 tidak diketahui pola sebarannya.
Seleksi dan Akivitas Enzim Selulase Aktinomisetes Lokal Riau pada Media Lignoselulosa Ampas Tebu PESRITA, ANALIA; LINDA, TETTY MARTA; DEVI, SILVERA
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ampas tebu merupakan limbah pertanian yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin sehingga dapat digunakan sebagai media untuk menumbuhkan mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim selulase, xylanase dan ligninase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kemampuan isolat aktinomisetes lokal dalam menghidrolisis substrat pada medium CMC (Carboxilmetil cellulose ) dan ampas tebu. Sebanyak 13 isolat aktinomisetes lokal diseleksi dan diuji aktivitas enzim selulase yang dihasilkannya pada medium CMC dan medium ampas tebu. Seleksi dilakukan secara kualitatif berdasarkan rasio zona bening yang terbentuk, sedangkan isolat dengan rasio tertinggi akan diuji aktivitas selulase yang dihasilkannya secara kuantitatif menggunakan dengan metode DNS (Dinitro Salicylic Acid). Hasil yang diperoleh menunjukkan semua isolat mampu memperlihatkan selulolitik hidrolitik selulase baik pada medium CMC dan medium ampas tebu. Rasio zona bening pada medium ampas tebu lebih tinggi dari medium CMC yaitu sebesar 40,72 ± 0,95 yang diperlihatkan oleh isolat L223. Uji kuantitatif dari aktivitas selulase isolat L223 sebesar 35,30 x10-3 U/ml.
Morfometrik ikan hidung budak (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) di Desa Langgam dan Mentulik Sungai Kampar, Provinsi Riau Saputri, Nia; Elvyra, Roza
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan karakteristik morfometrik ikan Ceratoglanis scleronemayang berada di Desa Langgam (Sungai Kampar) dan Desa Mentulik (Sungai Kampar Kiri). Penelitiandilakukan dari bulan Februari 2017 sampai April 2017. Jumlah sampel sebanyak 120 ekor ikan denganmasing-masing jumlah jantan dan betina sebnyakan 60 ekor. Analisis data yang digunakan adalah analisisregresi linier dengan bantuan software Microsoft Excel 2007 dan statistik spss versi 17,0. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ada karakter diagnostik untuk ikan C. scleronema jantan yaitu memiliki empat karakteryaitu tinggi kepala (TK), tinggi badan (TB), tinggi badan ekor (TBE), dan jarak mulut ke pangkal sirip perut(JMPSr). Kemudian pada ikan C. scleronema betina di kedua sungai karakternya yaitu panjang standar (PS)dan jarak sirip perut ke pangkal sirip ekor (JSPrPSE). Status pertumbuhan ikan C. scleronema jantan danbetina pada kedua lokasi sungai berbeda menunjukkan adanya allometrik negatif.
Seleksi Isolat Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar Dalam Menghasilkan Hormon IAA (Indole Acetic Acid) MAWARTI, INDAH; FIBRIARTI, BERNADETA LENI; ZUL, DELITA; ROZA, RODESIA MUSTIKA; MARTINA, ATRIA; LINDA, TETTY MARTA
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hormon IAA (Indole Acetic Acid) termasuk fitohormon golongan auksin yang berperan sebagai zat pemacu pertumbuhan tanaman. Selain tumbuhan, mikroba juga diketahui mampu menghasilkan IAA. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi kemampuan koleksi isolat aktinomisetes Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UR dalam menghasilkan IAA. Uji produksi IAA oleh aktinomisetes dilakukan dengan penambahan reagen Salkowski menggunakan metode kolorimetri dalam medium SCB (Starch Casein Broth) yang diperkaya dengan triptofan sebagai prekursor dan tanpa triptofan. Hasil penelitan ini diperoleh sebanyak 50 dari 85 isolat aktinomisetes yang memiliki kemampuan dalam menghasilkan hormon IAA. Produksi IAA tertinggi dihasilkan oleh RB5S78 sebesar 35,97 ppm dan konsentrasi terendah dihasilkan oleh RB4S67 sebesar 0,24 ppm dalam medium SCB yang diperkaya triptofan. Pada medium tanpa triptofan hasil tertinggi diperoleh isolat aktinomisetes RB5S78 dengan konsentrasi sebesar 15,28 ppm dan konsentrasi terendah dihasilkan oleh RB4S65 sebesar 0,16 ppm. Isolat aktinomisetes yang menghasilkan IAA dengan kriteria tinggi yang diperoleh termasuk dalam genus Streptomyces dan Rhodococcus.
Karakter Agronomi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Galur 3 dan 6 asal Kampar pada Generasi Kelima PATMASARI, MUDRIKA; HERMAN, HERMAN; ROSLIM, DEWI INDRIYANI
Jurnal Riau Biologia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kacang hijau asal Kampar galur G3 dan G6 pada generasi keempat merupakan tanamanyang berpotensi untuk dikembangkan. Galur G3 menghasilkan jumlah polong terbanyak dan jumlah bijiper polong terbanyak. Sementara galur G6 menghasilkan bobot polong terberat. Tujuan penelitian iniadalah untuk menentukan karakteristik agronomi tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) asal Kampardari galur 3 dan 6 pada generasi kelima. Penelitian ini dilaksanakan dari mulai bulan Februari hingga Juli2017 di kebun biologi dan Laboratiorium Genetika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Riau. Penelitian ini menggunakan 3 galur kacang hijau, yaitu Galur 0 (tetua) dengan jumlah100 tanaman, Galur 3 dan Galur 6 masing-masing 250 tanaman. Karakter yang diamati meliputi tinggitanaman, jumlah cabang produktif, umur berbunga, umur panen, jumlah polong, panjang polong, jumlahbiji, bobot biji, bobot 100 biji, warna polong, dan kilau biji. Data yang diperoleh dianalisis (ANOVA) dandiuji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan beda nyatapada karakter jumlah biji, waktu panen, dan bobot 100 biji. Nilai heritabilitas cenderung sedang yaituberisar antara 0,460-0,917.Galur G3 merupakan tanaman dengan jumlah polong dan jumlah biji per polongterbanyak. Galur G6 memiliki warna polong yang sudah relatif stabil dibandigkan dengan G0 dan G3. GalurG3 dapat dijadikan tetua dalam program pemuliaan kacang hijau.
Formulasi Mikroorganisme Lignoselulolitik Asal Tanah Gambut Desa Rimbo Panjang, Kampar Sebagai Bioaktivator Bentuk Padat CHOIRUNNISA, CHOIRUNNISA; ZUL, DELITA; PRATIWI, NOVA WAHYU
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bioaktivator merupakan agen pengaktivasi yang mengandung mikroorganisme lignoselulolitik danberperan untuk mempercepat proses pengomposan. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksibioaktivator padat bentuk serbuk dan granul menggunakan bahan pembawa gambut serta membandingkankualitasnya pada masa simpan 3 bulan. Mikroorganisme yang digunakan yaitu 2 isolat jamur (RPL 3-3 danRPL 1-14) dan 2 isolat aktinomisetes (RB1S3 dan L3A7) yang digunakan sebagai starter. Starter terdiriatas starter I dan II yang merupakan campuran 3 isolat dan starter III terdiri dari 4 isolat yang dibuatmengunakan medium PDA dan SCA. Masing-masing starter diinokulasikan ke bahan pembawa gambutsteril dengan kelembaban 10% dan difermentasikan selama 5 hari. Masing-masing bioaktivator selanjutnyadikemas dan disimpan selama 1, 2, dan 3 bulan dalam refrigerator. Untuk setiap masa simpan ditentukanpH bioaktivator dan total populasi mikroorganisme lignoselulolitik. Bioaktivator padat bentuk serbuk dangranul yang disimpan selama 3 bulan tidak mengalami perubahan warna dengan pH berkisar antara 7,1-7,6. Populasi mikroorganisme lignoselulolitik pada beberapa starter cenderung mengalami penurunanhingga 3 bulan masa simpan. Akan tetapi, total populasi tersebut masih berada pada kisaran 107–108 CFU/g.Populasi jamur tertinggi pada starter I bentuk granul (4,4 x 108 CFU/g), sedangkan populasi aktinomisetesyaitu pada starter I bentuk serbuk (2,36 x 109 CFU/g). Mikroorganisme lignoselulolitik yang digunakansebagai starter terbukti tetap mampu bertahan hidup pada bioaktivator hingga 3 bulan masa simpan yangditandai dengan terbentuknya zona bening di sekeliling koloni pada medium selulolitik dan terbentuknyapigmen merah kecoklatan pada medium ligninolitik.