cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
HUMANIS
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25285076     EISSN : 2302920X     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal online Humanis adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana. Salah satu indikator kualitas perguruan tinggi ialah diukur dari seberapa banyak karya ilmiah yang dihasilkan dan telah dipublikasikan. Penulisan karya ilmiah harus mencerminkan budaya ilmiah seperti mengutamakan kebenaran obyektif, kejujuran, tidak memiliki unsur-unsur kecurangan atau plagiat. Penerbitan e-jurnal Humanis ini juga sesuai dengan kebijakan pimpinan Universitas Udayana (Surat Pembantu Rektor I Nomor 1915/UN14 1/DT/2012 tanggal 30 Mei 2012), yang mewajibkan mempublikasikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa, yang mulai diberlakukan pada wisuda bulan November 2012.
Arjuna Subject : -
Articles 40 Documents
Search results for , issue "Volume 16. No. 2. Agustus 2016" : 40 Documents clear
A SOCIOLINGUISTIC ANALYSIS OF TABOO WORDS IN BAD TEACHER MOVIE Ni Made Soraya Meranggi; Ida Bagus Putra Yadnya; I Gusti Ngurah Parthama
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.498 KB)

Abstract

Peneliti menyelidiki kata tabu diucapkan oleh karakter dalam film Bad Teacher menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis dan fungsi kata tabu diucapkan oleh karakter dalam film. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode kuantitatif untuk mendukung interpretasi data dengan menghadirkan persentase tetap dalam bentuk numerik. Data dikumpulkan dengan memilih dialog yang mengandung kata-kata tabu setelah menonton film dan cocok dengan transkrip dengan video dengan hati-hati. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti, sedangkan instrumen sekunder adalah data sheet. Hasil penelitian dinyatakan sebagai berikut. Ada empat jenis kata tabu ditemukan dalam film. Mereka cabul, tidak senonoh, vulgar, dan julukan. Selain itu, tokoh-tokoh dalam film Bad Teacher menggunakan kata tabu untuk empat fungsi dalam ucapan-ucapan mereka untuk menarik perhatian diri sendiri, untuk menunjukkan penghinaan, untuk menjadi provokatif, dan mengejek otoritas.
STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA SHUUJOSHI YONE, WA, DAN KASHIRA DALAM KOMIK SCHOOL RUMBLE VOLUME 1-10 KARYA JIN KOBAYASHI I Ketut Agus Kartika; Renny Anggraeny; Maria Gorethy Nie Nie
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.626 KB)

Abstract

This research describes the form, functions, and contextual meaning of shuujoshi yone, wa, and kashira found in the Japanese comic School Rumble volume 1-10 written by Jin Kobayashi. The obtained data were analyzed using descriptive analysis method. This research applied the theory of syntax by Verhaar (2010) and theory of contextual meaning by Pateda (2001). The shuujoshi yone, wa, and kashira in sentence always follow the verbs, adjectives, and noun. There are four functions of shuujoshi yone, wa, and kashira. Contextual meaning from these shuujoshi can be seen from three context, that is situation context, purpose context, and speaker’s moods contexts.
PENGGUNAAN DAN MAKNA JOSHI {~SAE} DAN {~MADE} DALAM KOMIK BAKUMAN KARYA TSUGUMI OHBA DAN TAKESHI OBATA Luh Putu Ratnayanti Sukma; Ketut Widya Purnawati; I Made Budiana
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.787 KB)

Abstract

This research is aimed to find out the using and meaning of particles {~sae} and {~made} in Bakuman comic by Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata. This research especially discusses about the using and meaning of particles {~sae} and {~made} in Bakuman comic by Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata. The data were analyzed using qualitative analysis method. First, the data collection was done with the methods “simak”. The one that was already collected analyzed by a method of “agih”. Then the results of the analysis served by using the method “informal”. This research used the theory from Makino and Tsutsui (1995) and Verhaar (2010). The conclusion from this research is particle {~sae} can be used in the positive sentence , negative sentence , conditional sentence and unconditional sentence. Meanwhile particle {~made} only can be used in the positive sentence and unconditional sentence. The comparison between both particles is particle {~sae} had a narrower meaning scope than particle {~made}.
THE LANGUAGE STYLE IN CRAZY STUPID LOVE MOVIE Ida Bagus Aris Premana
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.549 KB)

Abstract

Jurnal ini berjudul “The Language Style In Crazy Stupid Love Movie”. Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi jenis Style Bahasa mereka di Merenda Kasih Bodoh Film. Data dalam tulisan ini diambil dari film berjudul Crazy Stupid Love oleh Dan Fogelman dan disutradarai oleh Glann Ficarra. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode dokumentasi. Ada dua teori utama yang digunakan untuk menganalisis gaya bahasa dalam gila bodoh film cinta. Teori pertama yang digunakan untuk mengidentifikasi Joos (1967: 153-155) menyimpulkan lima gaya bahasa sebagai berikut kedua berbagai teori Bahasa adalah masalah utama dalam sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (dalam Chaer & Agustina, 2004: 61) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang mencoba untuk menguraikan karakteristik varietas bahasa dan menentukan korelasi karakteristik terhadap mereka dari komunitas sosial.Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa gaya bahasa sumber data adalah gaya beku, kasual gaya gaya formal, gaya konsultatif dan gaya intim. Juga kiasan dan berbagai bahasa
SYNTACTIC STRUCTURE OF RELATIVE CLAUSES WITH REFERENCE TO JOHN GREEN’S NOVEL LOOKING FOR ALASKA Ni Kadek Yuniantari; I Nyoman Udayana; I Nyoman Aryawibawa
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.485 KB)

Abstract

Jurnal berjudul Syntactic Structure of Relative Clauses with Reference to John Green’s Novel Looking for Alaska berfokus pada analisis tentang klausa relatif, khususnya pada struktur dan jenis klause relatif. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memaparkan jenis-jenis klausa relatif dan menganalisis struktur klausa relatif yang ditemukan dalam novel yang ditulis oleh John Green berjudul Looking for Alaska yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2005. Dalam menganalisa struktur klausa relatif dalam penelitian ini, digunakan teori tentang phrase structure rule dari Wekker dan Haegeman (1985) dalam buku mereka yang berjudul A Modern Course of English Syntax dan didukung oleh sebuah teori dari Haegeman tentang Wh-movement dalam bukunya yang berjudul Introduction to Government and Binding Theory 2nd Edition dan dalam menganalisis jenis-jenis klausa relatif, digunakan teori dari Quirk et al (1985) dalam bukunya yang berjudul A Comprehensive Grammar of the English Language. Analisis data disajikan menggunakan tree diagram dan phrase structure rule. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua jenis klausa relatif ditemukan dalam data. Jenis-jenisnya yaitu klausa relatif restrictive dan klausa relatif non-restrictive yang diperkenalkan oleh kata ganti who, which, whom, whose, that, zero atau dengan prasa yang berisi kata ganti contohnya: for which, to which dan lain sebagainya. Dalam fungsinya, klausa relatif dapat berfungsi sebagai subjek atau objek yang memberikan informasi mengenai kata sebelumnya sebagai anteseden atau hanya memberikan informasi tambahan pada kata sebelumnya. Selain itu, analisis dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat wh-movement dalam struktur klausa relatif.
TUTUR JATISWARA: ANALISIS BENTUK DAN FUNGSI Desak Komang Maygayanti; I Nyoman Darsana; I Wayan Suteja
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.215 KB)

Abstract

This analysis is discussed about Tutur Jatiswara text with its forms and functions analysis. This analysis is used to reveal structures that is developed literatures and its functions in it. Tutur Jatiswara study is using structural theory from Teeuw, and then functions theory from Damono and Ratna. Therefore, analysis about Tutur Jatiswara could be understood well. Technique and method that is used in this analysis is divided into three steps, they are (1) technique and method of data provision that used is reading method and be helped with take a note and translation method, (2) technique and method that is used to analysis data is qualitative methode, descriptive analytic technique, (3) technique and methode of result provision from data analysis that used is informal methode and be helped by deductive-inductive technique. The result obtained from this study is forms structure, they are: language manner and genre. Content structures are: introduction, middle, and final parts. Besides, this study also reveal functions that is contained in Tutur Jatiswara are, etnics (susila), philosophy (tattwa), yadnya, and self control functions.
FLOUTING MAXIMS IN THE MOVIE FIFTY SHADES OF GREY Ni Wayan Evitayani; I Gusti Ayu Gede Sosiowati; I Made Winaya
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.547 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis maksim yang dilanggar dan untuk mengetahui jenis pelanggaran maksim yang paling banyak terjadi di dalam film berjudul Fifty Shades of Grey.Teori “Flouting Maxims” olehHerbert Paul Grice (Grice1975:49) digunakan untuk mengidentifikasi jenis maksim yang dilanggar. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisa data. Hasil penelitian ini adalah tiga jenis maksim dengan sengaja telah dilanggar dan maksim kuantitas merupakan maksim yang paling banyak dilanggar oleh pemain utama di dalam film.
THE FUNCTION AND MEANING OF TECHICAL TERMS USED IN MOVIE SCRIPT RATATOUILLE Putu Eka Desyantari; Frans I Made Brata; I Gusti Ngurah Parthama
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.42 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul The Meaning of Technical Terms Used in Movie Script Ratatouille. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megidentifikasi jenis-jenis istilah dan menganalisis fungsi dan maknanya. Data diambil dari sebuah naskah film yang berjudul Ratatouille. Ini adalah sebuah film animasi dari amerika yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan dirilis oleh Walt Disney Pictures pada tahun 2007. Dalam naskah film ini ditemukan tujuh jenis-jenis istilah, yaitu: personalia di dapur, alat-alat dapur, seragam, bahan makanan, masakan, menu, dan restaurant. Data ini disajikan secara deskriptif dan dianalisis secara quantitative berdasarkan teori makna yang diusulkan oleh Lyons (1995) dan teori mengenai fungsi bahasa yang diusulkan oleh Halliday (1973). Hasil darianalisis menunjukkan bahwa hanya ada lima fungsi bahasa dan empat makna dari istilah-istilah yang ada.
CITRA WANITA DALAM TEKS GEGURITAN SRI ESWARYADALA Nyoman Pratiwi Utami; I Wayan Suteja; Ida Bagus Rai Putra
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.268 KB)

Abstract

The research discusses the text Geguritan Sri Eswaryadala with analysis of images of women. The analysis aims to reavel the structure of the building work of literature and image of women contained in Geguritan Sri Eswaryadala. Methods and thechniques used there are three stage. (1) phase of the data providers used methods of reading and translation techniques and notes. (2) phase analysis of data using qualitative methods, deskriptive-analytic technique. (3?) stage presentation of the result of data analysis using formal and informal methods aided by inductive-deductive technique. The result obtained from this research is forma structure composed of literature and language codes, style and variety of language. Narative structure consists of insiden, plot, character and characterzation, setting, theme and mandate. The narrative structure of one of the most important elements in revealing images of woman that may be in Geguritan Sri Eswaryadala. Images of womwn in Geguritan Sri Eswaryadala played by Ni Dyah Tantri can be divided into two parts, namely beautiful from inside and beautiful outside ourselve (phisically). Images of women intellectuals. Intellectuals means being able to use intelligence abtained is according to the situation at hand. Image of women who are ethical. Ethical means being able to behave well and good manners with their older, with their own age and those who are smaller than we are. Images of women suputra. Suputra means a child who is able to serve and do good to parents.
THEME ANALYSIS THE FALL OF THE HOUSE OF USHER Putu Vika Hanjani Putri; I Ketut Tika; I Made Winaya
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.435 KB)

Abstract

Umumnya, sastra dapat didefinisikan sebagai ekspresi individu manusia yang berasal dari pengalaman, perasaan pikiran, ide, semangat, dan keyakinan dalam bentuk deskripsi konkrit yang diekspresikan dengan menggunakan bahasa. Sebuah karya sastra mengembangkan unsur menghibur yang memberikan kesenangan bagi setiap orang yang membacanya, dan itu dianggap menarik karena menyajikan banyak hal tentang kehidupan nyata. Forster dalam Aspeks of Novel menyatakan kita bisa mengetahui keadaan seseorang dengan tepat. Dalam hal ini fiksi lebih benar dibandingkan sejarah, karena fiksi diceritakan berdasarkan kejadian-kejadian (1974: 70). Dan ini didukung oleh teori Kenney dalam bukunya How to Analyse Fiction. Dia menjelaskan bahwa paling sedikit, kita mengartikan bahwa sebuah karya fiksi memuat peristiwa-peristiwa yang terjadi yang diceritakan satu demi satu secara berurutan. Ini juga didukung oleh teori Wellek dan Warren dalam Theory of Literature (1973:39) yang menyatakan bahwa karya sastra itu sendiri membenarkan semua kepentingan kita dalam kehidupan seorang penulis, dalam lingkungan sosial dan seluruh proses sastra yang dibuat berdasarkan imajinasi penulis dan umumnya mencerminkan kondisi sosial, yang menggunakan lingkungan sosial di sekitarnya sebagai dasar. Dalam studi ini, cerita berjudul The Fall of the House of Usher dipilih untuk dianalisis. Si pembawa cerita diundang oleh teman masa kecilnya Roderick Usher untuk mengunjungi purinya ketika ia dalam kondisi tekanan emosional. Ia menemukan bahwa Roderick juga memiliki saudara kembar yang bernama Madeline yang juga dalam keadaan sakit. Karena sakit Madeline bertambah memburuk tak lama kemudian ia meninggal, dan Roderick dengan meminta bantuan si pembawa cerita mengubur Madeline di sebuah makam di dalam puri tersebut. Mereka kemudian merasa ngeri karena menemukan, bahwa mereka telah memakamkan Madeline dalam keadaan masih hidup. Madeline dengan cakarnya berusaha keluar dari kuburnya, lalu mendatangi Roderick untuk membunuhnya. Akhirnya Roderick meninggal dalam ketakutan. Cerita ini secara psikologi bercampur kepercayaan tahyul menyoroti tokoh dalam sudut doppelganger, atau karakter ganda atau ghost double yaitu mitra hantu orang hidup.

Page 1 of 4 | Total Record : 40


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 4 (2024) Vol 28 No 3 (2024) Vol 28 No 2 (2024) Vol 28 No 1 (2024) Vol 27 No 4 (2023) Vol 27 No 3 (2023) Vol 27 No 2 (2023) Vol 27 No 1 (2023) Vol 26 No 4 (2022) Vol 26 No 3 (2022) Vol 26 No 2 (2022) Vol 26 No 1 (2022) Vol 25 No 4 (2021) Vol 25 No 3 (2021) Vol 25 No 2 (2021) Vol 25 No 1 (2021) Vol 24 No 4 (2020) Vol 24 No 3 (2020) Vol 24 No 2 (2020) Vol 24 No 1 (2020) Vol 23 No 4 (2019) Vol 23 No 3 (2019) Vol 23 No 2 (2019) Vol 23 No 1 (2019) Vol 22 No 4 (2018) Vol 22 No 3 (2018) Vol 22 No 2 (2018) Vol 22 No 1 (2018) Vol 21 No 1 (2017) Vol 20 No 1 (2017) Vol 19 No 1 (2017) Vol 18 No 1 (2017) Vol 17 No 3 (2016) Volume 17. No. 2. Nopember 2016 Volume 17. No. 1. Oktober 2016 Volume 16. No. 3. September 2016 Volume 16. No. 2. Agustus 2016 Volume 16. No. 1. Juli 2016 Volume 15. No.3. Juni 2016 Volume 15. No.2. Mei 2016 Volume 15. No.1. April 2016 Volume 14. No.3. Maret 2016 Volume 14. No.2. Pebruari 2016 Volume 14. No.1. Januari 2016 Volume 13. No.3. Desember 2015 Volume 13. No.2. Nopember 2015 Volume 13. No.1. Oktober 2015 Volume 12. No.3. September 2015 Volume 12. No.2. Agustus 2015 Volume 12. No.1. Juli 2015 Volume 11. No3. Juni 2015 Volume 11. No2. Mei 2015 Volume 11. No 1. April 2015 Volume 10. No 3. Maret 2015 Volume 10. No 2. Februari 2015 Volume 10. No 1. Januari 2015 Volume 9. No. 3. Desember 2014 Volume 9. No. 2. November 2014 Volume 9. No. 1. Oktober 2014 Volume 8. No. 3. September 2014 Volume 8. No. 2. Agustus 2014 Volume 8. No. 1. Juli 2014 Volume 7. No. 3. Juni 2014 Volume 7. No. 2. Mei 2014 Volume 7. No. 1. April 2014 Volume 6. No. 3. Maret 2014 Volume 6. No. 2. Februari 2014 Volume 6. No. 1. Januari 2014 Volume 5. No. 3. Desember 2013 Volume 5. No. 2. November 2013 Volume 5. No. 1. Oktober 2013 Volume 4. No. 3. September 2013 Volume 4. No. 2. Agustus 2013 Volume 4. No. 1. Juli 2013 Volume 3. No. 3. Juni 2013 Volume 3. No. 2. Mei 2013 Volume 3. No. 1. April 2013 Volume 2. No. 3. Maret 2013 Volume 2. No. 2. Pebruari 2013 Volume 2. No. 1. Januari 2013 Volume 1. No. 2. Desember 2012 Volume 1. No. 1. November 2012 More Issue