cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner
ISSN : 25409492     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner merupakan media elektronik yang digunakan sebagai wadah penyebaran hasil-hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala yang ditulis bersama dengan dosen pembimbingnya. Naskah/artikel yang diterbitkan telah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan penyunting JIMVET. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner untuk saat ini menerbitkan naskah ilmiah mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter Hewan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner terbit dengan satu volume dan empat nomor dalam setahun (Fabruari, Mei, Agustus, dan November).
Arjuna Subject : -
Articles 296 Documents
DIAGNOSIS KEBUNTINGAN DINI PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (Capra hircus) DENGAN MENGGUNAKAN HARNESS DAN CRAYON (Early Pregnancy Diagnosis in Etawah Cross Goat (Capra hircus) Using Harness and Crayon) Tomi Prabudi; Ginta Riady; Azhar Azhar; Dasrul Dasrul; Cut Nila Thasmi; Winaruddin Winaruddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.734 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.3292

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui efektivitas alat Harness dan Crayon yang digunakan sebagai alat diagnosis kebuntingan dini pada kambing peranakan Etawah (Capra hircus). Penelitian ini menggunakan 10 ekor kambing betina dalam masa laktasi dengan berat badan rata-rata 30 kg dan kisaran umur 2-2,5 tahun dan 1 ekor kambing jantan dengan berat badan sekitar 70 kg dan kisaran umur 4-4,5 tahun. Sepuluh ekor kambing betina pada penelitian ini dikawinkan secara alami dengan 1 ekor kambing jantan yang sudah dikenakan Harness dan Crayon selama 30 hari periode kawin. Diagnosis kebuntingan dini menggunakan Harness dan Crayon dilakukan pada hari ke 18-22 setelah perkawinan. Akurasi diagnosis kebuntingan dini dengan Harness dan Crayon dikonfirmasi menggunakan alat Ultrasonography (USG) pada hari ke-35 setelah perkawinan. Tujuh dari sepuluh ekor kambing betina mengalami kawin alami yang ditandai adanya warna Crayon pada punggungnya. Hasil diagnosis kebuntingan dini menggunakan Harness dan Crayon mencapai 100% (7 ekor kambing betina tidak kawin kembali) selama 5 hari pengamatan tidak kembali berahi (Non-Return to Estrous Rate). Tingkat akurasi diagnosis kebuntingan dini dengan Harness dan Crayon menurun menjadi 85,7% setelah dikonfirmasi status kebuntingan kambing dengan alat USG. Alat Harness dan Crayon memiliki tingkat akurasi yang tinggi sebagai penetapan status positif bunting pada kambing betina peranakan Etawah. Kata kunci: Kambing PE (Capra hircus), Harness dan Crayon, Ultrasonography (USG).ABSTRACT             This study aimed to determine the effectiveness of harness and crayon as an early pregnancy diagnosis tool for Etawah cross goat (Capra hircus). This study used 10 lactating female goats with average weight was 30 kgs and the ages ranging from 2-2.5 years old and one male goat with weight of 70 kgs and the age of 4-4.5 years old. Ten female goats in this study were mated naturally with the male goat, while wearing harness and crayon during 30 days of mating period. Pregnancy diagnosis was carried out on days 18-22 postservice. Seven out of ten female goats were marked with crayon on their backsas on indication of mating. Pregnancy status was subsequently confirmed through USG on day 35 after mating. Early pregnancy diagnosis using harness and crayon showed 100% NRR. Accuracy of harness and crayon as pregnancy diagnosis tool decreased until 85.7% following USG confirmation. The harness and crayon has a high accuracy rate for early pregnancy diagnosis means for pregnantly status in etawah goats. Keyword: Etawah cross goat (Capra hircus), harness and crayon, ultrasonography (USG).
JUMLAH SEL GOBLET PADA USUS PROKSIMAL DAN USUS DISTAL BELUT SAWAH (Monopterus albus) (Quantity of Goblet cells in proxsimal and distal intestine of rice field eel (Monopterus albus)) Hastitin Nel Kamta; Dian Masyitha; Zainuddin Zainuddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 2 (2018): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.23 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i2.7658

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah sel Goblet pada usus proksimal dan usus distal belut sawah (Monopterus albus). Penelitian ini menggunakan lima usus belut sawah yang berasal dari Desa Alur dua, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa. Bagian yang diambil adalah usus proksimal dan distal yang berasal dari lima ekor belut sawah dan diamati menggunakan metode histologi eksplorasi. Sampel kemudian dibuat menjadi preparat histologi dan diwarnai dengan pewarnaan periodic acid-schiff (PAS). Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah jumlah sel Goblet pada setiap 1000 sel absorptif usus proksimal dan usus distal belut sawah. Data penghitungan sel Goblet dianalisis menggunakan uji T. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah sel Goblet pada usus proksimal dan usus distal belut sawah dengan jumlah sel Goblet pada usus proksimal lebih banyak daripada jumlah sel Goblet pada usus distal. (This study aims to determine the number of Goblet cells in proxsimal and distal intestine of rice field eel (Monopterus albus). This study uses five rice field eel intestines that come from Alur dua village, Langsa Baro District, Langsa City. The samples for this study were proxsimal and distal part of intestine from five rice field eel and observed using histological methods of exploration. The samples were than made into histological preparation stained with periodic acid-Schiff (PAS). The parameters in this study was the number of Goblet cells in each 1000 absorbtive cells of  proxsimal and distal part of intestine rice field eel. Goblet cells counting data were analyzed using T-test. The result from the study concluded that there are differences in the number and distribution of Goblet cells in the intestine of rice field eel with the number of Goblet cells much more in proxsimal intestine).
PERBANDINGAN LUAS RONGGA PELVIS SAPI ACEH INDUKAN DAN SAPI BALI INDUKAN DI ACEH BESAR (Comparison of pelvic sizes of Aceh and Bali Cows in Aceh Besar Regency) dara aftika nasution; ginta riady; razali daud; muhammad hasan; yudha fahrimal; teuku zahrial helmi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 2 (2017): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.676 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i2.2637

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan luas rongga pelvis sapi aceh betina indukan dan sapi bali betina indukan di Aceh Besar. Pengukuran luas rongga pelvis sapi dilakukan dengan menggunakan alat rice pelvimeter. Sampel yang digunakan meliputi 10 ekor sapi aceh betina indukan dan 8 ekor sapi bali betina indukan dengan umur 2,9 - 4,4 tahun. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata rongga pelvis sapi bali betina indukan dan sapi aceh betina indukan, yaitu (218,25 ± 27,47) dan (149,60 ± 16,70) cm2. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rongga pelvis sapi bali indukan lebih besar (p0,01) dari pada rongga pelvis sapi aceh indukan. Luas rongga pelvis pada kedua sampel diklasifikasikan “besar”.Kata kunci : sapi aceh, sapi bali, rongga pelvis, rice pelvimeter ABSTRACTK This study aims to compare the pelvic sizes of aceh and bali cows in Aceh Besar regency. The measurement of the pelvic sizes of the sampled cows were carried out using rice pelvimeter tool. Sampled cows consisted of  ten Aceh cows and  eight Bali cows, with ages ranging from 2.9 - 4.4 years. Data collected were analysed using t-test. The result of this study showed that the pelvic sizes of bali cows and aceh cows were;(218.25 ± 27.47) and (149.60 ± 16.70) cm2, respectively. Statistical analysis showed that pelvic size of bali cows are highly significantly larger (p0,01) than of aceh cows. The pelvic sizes of both sampled cows are classified as "large".Keyword : aceh cow, bali cow, pelvic area, rice pelvimeter
JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAPARAN ASAP GANJA (Cannabis sativa) BERBAGAI FREKUENSI (The Amount of Erythrocyte and Leucocyte in white rats (Rattus novergicus) Exposed With Cannabis (Cannabis sativa) Smoke in Various Frequency) ahmad ihsan; dasrul dasrul; sugito sugito
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 4 (2017): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.086 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i4.5170

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi paparan asap Ganja (Cannabis sativa) terhadap jumlah eritrosit dan leukosit tikus putih (Rattus novergicus) strain Wistar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu kelompok kontrol tikus tidak diberi paparan asap ganja (K0) dan kelompok perlakuan paparan asap ganja satu kali sehari (KP1), diberi paparan asap ganja dua kali sehari (KP2) dan  diberi paparan asap ganja tiga kali sehari (KP3). Masing-masing kelompok diulangi sebanyak 6 kali. Pemberian paparan asap ganja dilakukan selama 30 hari secara berturut-turut. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke 31 melalui sinus orbitalis dengan pipet hematokrit sebanyak 1 ml. Jumlah eritrosit dan leukosit diperiksa dengan menggunakan Haemocytometer. Data jumlah eritrosit dan leukosit dianalisis dengan analisis of variance (ANOVA) dan uji berganda Duncan dengan bantuan program SPSS for Windows 17. Hasil penelitian menunjukan bahwa paparan asap ganja berpengaruh secara nyata (P0,05) terhadap penurunan jumlah eritrosit dan leukosit tikus putih strain Wistar. Jumlah eritrosit dan leukosit pada K0 lebih tinggi secara nyata (P0,05) dibandingkan dengan perlakuan KP2 dan KP3, namun tidak berbeda secara nyata (P0,05) dengan perlakuan KP1. Jumlah eritrosit leukosit pada kelompok KP1 berbeda secara nyata (P0,05) dibandingkan dengan KP2 dan KP3. Jumlah eritrosit dan leukosit pada kelompok KP2 tidak berbeda secara nyata (P0,05) dibandingkan dengan KP3. Dapat disimpulkan frekuensi paparan asap ganja dapat menurunkan jumlah eritrosit dan leukosit tikus putih strain Wistar. Makin banyak frekuensi paparan asap ganja makin menurun jumlah eritrosit dan leukosit tikus putih strain Wistar.  This study aimed at finding out the effect of cannabis (Cannabis sativa) smoke exposure on the amount of erythrocyte and leucocyte in white rats (Rattus novergicus) of Wistar strain. This study employed completely randomized design with four treatments that is a control group in which the rats were not exposed to cannabis smoke (K0) and three experimental groups in which the rats were exposed to cannabis smoke with the frequencies of one a day (KP1), twice a day (KP2), and thrice a day (KP3). There were six repetitions for each group. The cannabis exposure was conducted for 30 days respectively. Blood samples were taken on day 31 through sinus orbitalis with hematocrit capillary tubes with the amount of 1 ml. The amount of erythrocyte and leucocyte was examined by using hemocytometer. Data of the erythrocyte and leucocyte amount were analyzed by using analysis of variance (ANOVA) and Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) with the assistance of SPSS program for Windows 17. The results of the study showed that the cannabis smoke exposure had a significant effect on the decrease of erythrocyte and leucocyte in Wistar rats (P0.05). The amount of erythrocyte and leucocyte in K0 was significantly higher compared to K2 and K3 (P0.05), however, it was not significantly different from K1 (P0.05). The amount of erythrocyte and leucocyte in K1 was significantly higher compared to K2 and K3 (P0.05). The amount of erythrocyte and leucocyte in K2 was not significantly greater compared to K3 (P0.05). It can be concluded that the frequency of cannabis smoke exposure can decrease the amount of erythrocyte and leucocyte in Wistar rats. The more frequent they get exposed to cannabis smoke the lesser their erythrocyte and leucocyte become.
ANGKA CEMARAN MIKROBA DAN IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PADA TAHAP PEMBERSIHAN DAN PEREBUSAN PRODUKSI IKAN KAYU DI KECAMATAN KUTA ALAM, KOTA BANDA ACEH (Study of Microbial Contamination Count and Risk Factor Identification at Cleaning and Steaming Stages of Wooden Fish Production in Kuta Alam, Banda Aceh) Astri Wulandari
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 2 (2017): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.309 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i2.2575

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengetahui angka kontaminasi mikroba dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko pada tahap pembersihan dan perebusan selama proses produksi ikan kayu. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel untuk pemeriksaan angka kontaminasi mikroba. Sampel yang digunakan meliputi 3 ekor ikan segar (sebelum diolah), 3 ekor ikan yang sudah dibersihkan (tahap pembersihan), dan 3 ekor ikan yang sudah direbus (tahap perebusan). Sampel diperoleh dari 2 produsen ikan kayu di Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh yang sekaligus bertindak sebagai responden kuesioner. Pemeriksaan sampel menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Analisis data menggunakan uji ANAVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan. Dari analisis statistik diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan angka kontaminasi mikroba yang nyata antar tahapan proses produksi (P0,01). Angka kontaminasi tertinggi ditemukan pada tahap pembersihan sebesar 4,3 x 106 CFU/g yang melebihi standar SNI 7288:2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam pangan (5,0 x 105 CFU/g). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa angka kontaminasi mikroba tertinggi ada pada tahap pembersihan dan angka tersebut melebihi nilai standar. Kurangnya kesadaran dan buruknya penerapan higiene dan sanitasi dalam proses produksi ikan kayu menjadi faktor risiko yang mempengaruhi tingginya angka kontaminasi mikroba pada ikan kayu.Kata kunci: angka cemaran mikroba, ikan kayu (keumamah), sanitasi, TPC ABSTRACT  The aims of this research were to determine the microbial contamination count and risk factor identification at cleaning and steaming stages of wooden fish production. This research applied survey method with interview by using questionnaire and sampling. The samples were 3 fresh fishes (material for producing), 3 cleaned fishes (cleaning stage), and 3 steamed fishes (steaming stage) from 2 wooden fish producers in Kuta Alam, Kota Banda Aceh were also as the respondents. The examination of microbial contamination count used Total Plate Count (TPC) method. The statistical analysis used ANOVA test followed by Duncan. From the statistical analysis, obtained result that there was a real difference of microbial contaminant count between every production process stages (P0.01). The highest microbial contaminant count was on celaning stage up to 4.3 x 106 CFU/g that exceeded SNI 7288: 2009 about the Maximum Limit of Microbial Contamination in Food (5.0 x 105 CFU/g). From this research it can be concluded that the highest microbial contamination count was on celaning stage and that count was exceeded standards. The lack of awareness and poor implementation of hygiene and sanitation in the production process of wooden fish were risk factors affected the high number of microbial contamination in wooden fish.Key Word: microbial contamination count, wooden fish (keumamah), sanitation, TPC
PENGARUH TINGKAT PAPARAN TIMBAL (Pb) TERHADAP PROFIL DARAH IKAN NILA (Oreochromis nilloticus) (The Influence Of The Level Of Lead (Pb) Exposure On The Blood Profiles Of Tilapia Fish (Oreochromis nilloticus)) Muhammad Fauzan; Rosmaidar Rosmaidar; Sugito Sugito; Zuhrawati Zurawati; Muttaqien Muttaqien; Azhar Azhar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 4 (2017): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.524 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i4.4867

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat konsentrasi timbal yang berpengaruh terhadap profil darah ikan nila. Penelitian ini menggunakan 12 ekor ikan nila dengan kriteria sehat, bobot badan 15 – 18 gram, umur ± 2 bulan, jenis kelamin jantan. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan, P0 sebagai kontrol ikan hanya diberi pakan pelet, P1 diberikan paparan timbal  6,26 mg/L  dan pakan pelet, P2 diberikan paparan timbal 12,53 mg/L  dan pakan pelet dan P3 diberikan paparan timbal 25,06 mg/L  dan pakan pelet,  masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ekor ikan nila. Perlakuan dilakukan selama 30 hari dan Penghitungan profil darah ikan dilakukan pada hari ke 31. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola searah. Pengambilan darah melalui vena caudalis dengan spuit 1 ml  sebanyak 0,5 ml, kemudian sampel darah ditempatkan pada tabung tube yang berisi EDTA. Darah diperiksa menggunakan hematology analyzer. Parameter yang diamati adalah jumlah leukosit total, jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah leukosit total P0 (148,20±64,54), P1 (139,03±44,81), P2 (101,67±4,46), dan P3 (111,90±0,85). Rata-rata jumlah eritrosit P0 (1,53±0,80), P1 (1,81±0,48), P2 (1,19±0,10), dan P3 (1,39±0,41). Rata-rata kadar hemoglobin P0 (6,13±3,10), P1 (8,53±1,46), P2 (5,00±0,36), dan P3 (5,93±2,02). Rata-rata nilai hematokrit P0 (23,90±15,37), P1 (24,47±14,38), P2 (21,60±2,94), dan P3 (23,70±9,49). Kesimpulan dari penelitian bahwa konsentrasi timbal 0 mg/L; 6,26 mg/L; 12,53 mg/L dan 25,06 mg/L yang dipaparkan selama 30 hari tidak mempengaruhi profil darah ikan nila.The aims of this research was to find out to determine the level of Lead (Pb) concentration that affect the blood profile of tilapia (Oreochromis nilloticus). This study used 12 tilapia with criteria healthy; body weight 15 – 18 gram; age ± 2 month; male. This study used 4 treatment groups, P0 as control, fish fed only pellets, P1 was given lead exposure 6,26 mg/L and pellet, P2 was given lead exposure 12,53 mg/L and pellet  and P3 was given lead exposure 25,06 mg/L and pellet. Each treatment consists of 3 tilapia. Treatment was done for 30 days and counted blood fish profile done on day 31. The design used was a complete randomized design (RAL) of unidirectional pattern. Blood taking through vena caudalis with 1 ml sryringe as much as 0,5 ml, then the blood sample is placed on a tube containing EDTA. Blood is examined using a hematology analyzer. Parameter observed were total leukocyte count, total erythrocytet, hemoglobin levels and hematocrit value. The results showed the average of total leukocyte count P0 (148,20±64,54), P1 (139,03±44,81), P2 (101,67±4,46), and P3 (111,90±0,85). Average of total erythrocytet P0 (1,53±0,80), P1 (1,81±0,48), P2 (1,19±0,10), and P3 (1,39±0,41). Average of hemoglobin levels P0 (6,13±3,10), P1 (8,53±1,46), P2 (5,00±0,36), and P3 (5,93±2,02). Average of hematocrit value P0 (23,90±15,37), P1 (24,47±14,38), P2 (21,60±2,94), and P3 (23,70±9,49).  The conclusion of research  showed that the concentration of lead 0 mg/L; 6,26 mg/L; 12,53 mg/L and 25,06 mg/L exposed  for 30 days  do not effect the blood profile of the tilapia. 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus PADA KEUMAMAH DI PASAR TRADISIONAL LAMBARO, ACEH BESAR Liza Ummamie; Rastina Rastina; Erina Erina
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.407 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.4073

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada keumamah yang dijual di pasar tradisional Lambaro, Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan 10 sampel keumamah yang di jual di pasar tradisional Lambaro, Aceh Besar. Isolasi Escherichia coli dan Staphylococcus aureus berdasarkan metode Carter. Data hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif, berdasarkan keberadaan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang terdapat pada Keumamah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu sampel positif tercemar Escherichia coli, sedangkan sembilan sampel negatif  sementara pada Staphylococcus aureus didapat hasil positif untuk semua keumamah yang di jual di pasar tradisional Lambaro, Aceh Besar. Disimpulkan bahwa keumamah yang dijual di pasar tradisional Lambaro, Aceh Besar telah tercemar Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.This study aimed to isolate and identify Escherichia coli and Staphylococcus aureus on keumamah sold at Lambaro traditional market,  Aceh Besar. Ten keumamah were used for sample. Escherichia coli and Staphylococcus aureus isolate based on the Carter methode. The result of this study were analyzed descriptively,  based on the presence of Escherichia coli and Staphylococcus aureus in keumamah.  The result showed that one sample is positive contaminated with Escherichia coli, and nine samples are negative. However for Staphylococcus aureus all those ten samples of keumamah  sold at Lambaro traditional market Aceh Besar are positively contaminated. It can be concluded that keumamah sold at Lambaro traditional market,  Aceh Besar were contaminated by Escherichia coli (10%) and Staphylococcus aureus (100%).
Efek Penyimpanan Pada Suhu Kamar dan Refrigerator Terhadap Kualitas Telur Ayam Setelah Pemberian Sinbiotik Akbisprop Dalam Ransum angga musadiq; Nurliana Nurliana; Sugito Sugito
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.717 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.3333

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas telur berdasarkan indeks kuning telur, indeks putih telur, dan nilai haugh unit, yang disimpan pada suhu kamar dan refrigerator pada ayam yang diberi sinbiotik AKBISprob 4%. Penelitian ini menggunakan 24 butir telur dari 12 ekor ayam petelur strainISA Brown periode layer berumur 16 bulan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial, faktor utama pemberian sinbiotik AKBISprob, faktor kedua penyimpanan pada suhu kamar dan refrigerator. Perlakuan P0 (telur dari ayam yang diberi pakan komensial 324-2R sebagai kontrol), P1(telur dari ayam yang diberi pakan sinbiotik AKBISprob 4% yang diberikan setiap hari), P2 (telur dari ayam yang diberi pakan sinbiotik AKBISprob 4% diberikan tiga hari sekali), P3 (telur dari ayam yang diberi pakan sinbiotik AKBISprob 4% yang diberikan lima hari sekali).Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara pemberian sinbiotik AKBISprob 4% dan penyimpanan pada suhu kamar dan refrigerator tidak berpengaruh nyata (P0,05) terhadap peningkatan indeks kuning telur, indeks putih telur, dan nilai haugh unit,  pemberian sinbiotik AKBISprob 4% berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap peningkatan indeks kuning telur, tidak berpengaruh nyata (P0,05) terhadap peningkatan indeks putih telur, berpengaruh nyata (P0,05) terhadap peningkatan nilaihaugh unit. Penyimpanan pada suhu kamar dan refrigerator berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap kualitas indeks kuning telur, indeks putih telur dan nilai haugh unit. Pemberian sinbiotik AKBISprob 4% dengan interval pemberian tiga hari sekali pada ayam dapat meningkatkan indeks kuning telur, dan nilai haugh unit.Penyimpanan telur pada refrigerator dapat mempertahankan kualitas telur lebih baik dibandingkan suhu kamar.Abstract The aim of this research is to find out the quality of eggs by egg yolk index, eeg white index, andvalue haugh unit, which were stored at room temperature and refrigerator, in chickens fed synbiotic AKBISprob 4%. This research took a sample of 24 eggs from 12 hens laying strain ISA Brown period was 16 months. The design was completely randomized factorial design, main factor was giving symbiotic AKBISprob, second factor was storage at room temperature and refrigerator. P0’s treatment (egg from chicken fed commercial 324-2R as control), P1 (egg from chicken fed synbiotic AKBISprob 4% were given every day), P2 (egg from chicken fed synbiotic AKBISprob 4% were given once three days), P3 (egg from chicken fed synbiotic AKBISprob 4% were given once five days). The results showed the interaction between the giving of symbiotic AKBISprob 4% and storage at room temperature and refrigerator had no significant effect (P0,05) on increased of  egg yolk index, white egg index, and value haugh unit, giving synbiotic AKBISprob 4% had significant effect (P0,01) on increased of index egg yolk, had no significant effect (P0,05) on increased of index white egg, had significant effect (P0,05) on increased value haugh unit. Storage at room temperature had very significant effect (P0,01) on quality of egg yolk index, white egg index, and value haughunit. Giving synbiotic AKBISprob 4% with three-day intervals on the chicken could increase egg yolk index andvalue haugh unit. Egg storage on refrigerator could maintain the egg quality better than room temperature.
JUMLAH TOTAL BAKTERI PADA TELUR AYAM YANG DIJUAL DI WARUNG KOPI KAWASAN DARUSSALAM KECAMATAN SYIAH KUALA BANDA ACEH (Total Plate Count of Bacteria In Chicken Eggs Sold In Coffee Stalls, at Darussalam, Syiah Kuala Sub-District, Banda Aceh) Habibi sahidan poleh; rastina rastina; T Reza Ferasyi; erina erina; ismail ismail; m isa
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 2 (2018): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.332 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i2.7030

Abstract

ABSTRAK                Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah total bakteri pada telur ayam yang dijual diwarung kopi kawasan Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan 12 butir telur ayam yang diperoleh dari enam warung kopi kawasan Darussalam. Jumlah total bakteri dilakukan dengan menggunakan metode Total Plate Count dengan pengenceran berseri 10-1 – 10-4 untuk isi telur. Hasil penelitian menunjukkan jumlah total mikroba tertinggi dari warung kopi B 2,0 x 105 CFU/ml, sedangkan terendah dari warung kopi E 3,0 x 103 CFU/ml. Kesimpulan dari penelitian ini sebanyak 0,16% warung kopi kawasan Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh terdapat telur yang batas maksimum cemaran mikroba melebihi standar SNI 3926:2008 (1 x 105 CFU/ml).    Kata kunci :Jumlah Total Bakteri, Warung Kopi, telur ayam.ABSTRACT This study aimed to detetermined total plate count of bacteria in eggs that were  sold in coffee stalls at Syiah Kuala, Banda Aceh. This study used 12 eggs from each stall. Assessment were done in total plate count method with diluent of 10-1 – 10-4 to each egg content. The result showed highest count was from ‘B’ Coffee stall at 2,0 x 105 CFU/ml, while the lowest was found in ‘E’ 3,0 x 103 CFU/ml. This study concluded that 0,16% coffee stalls in region of Darussalam subdistrict in Banda Aceh exceed national standard of Indonesia which set at SNI  3926:2008 (1 x 105 CFU/ml).Keywords :Bacteria Total Plate Count, Coffee Stall, Chiken Egg.
TOTAL KONTAMINASI Salmonella sp PADA PERALATAN PEMOTONGAN UNGGAS DI PASAR LAMNYONG riza maulita; darniati darniati; mahdi abrar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.159 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.3809

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan jumlah kontaminasi Salmonella sp pada peralatan pemotongan unggas di pasar Lamnyong Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, dengan menggunakan prosedur pengenceran berseri  10⁻¹ - 10⁻⁵. Perhitungan Salmonella sp dilakukan pada media SSA dengan metode TPC pour plate secara  duplo. Sampel penelitian diambil dari 5 peralatan pemotongan unggas yaitu bak perebusan, alat pencabutan bulu, bak pencucian, meja dan talenan pada 2 lokasi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah kontaminasi Salmonella sp pada peralatan pemotongan unggas. Pengamatan pada 10 sampel yang diambil, 8 diantaranya positif terkontaminasi salmonella sp dengan jumlah kontaminasi tertinggi terdapat pada talenan yaitu 4,8×10⁴ sedangkan kontaminasi terendah terdapat pada meja karkas yaitu 0,3×10³ dan negatif terdapat pada bak perebusan karkas. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kontaminasi Salmonella sp yang tertinggi terdapat pada talenan.

Page 2 of 30 | Total Record : 296