cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
ZOO INDONESIA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 438 Documents
TURTLES: THE THREATS, THE CONSERVATION PRACTICES AND THE COMMUNITY EXPECTATIONS IN MUBRANI DISTRICT TAMBRAUW REGENCY Taran, Denisa Melanesia Kreglika; Sawaki, Saremay Max Romario
ZOO INDONESIA Vol 32, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v32i2.4573

Abstract

Along the coastal area of Mubrani District is turtle spawning ground. The spawning season is once a year, which is in April. This study aims to identify threats to turtles, conservation efforts applied by the community and the community expectations in improving conservation programs that have been carried out. This research was conducted in Mubrani District by interviewing 45 people in five villages, which are directly adjacent to the coastal area, namely Wasnembri, Atori, Bonpaya, Bawei and Beriambeker. Determination of respondents used random sampling technique. Based on the interview, it is known that there are three species of turtles who own the spawning ground in the five villages, which are Chelonia mydas, Dermochelys coriacea and Eretmochelys imbricata. The threats to turtles in these areas are poaching, the utilization of turtles mainly as a source of protein and a source of income by the local communities and predatory animal of turtle eggs. There are three conservation efforts formulated by the communities, namely prohibition of people from outside the villages to access the beach at the time of spawning to hatching, communities who hunt turtles and their eggs must share their catches with neighbours and or relatives and camouflage of turtle nests. Furthermore, the community expects to improve the current conservation actions by the establishment of monitoring post and daily patrols by field officers from the Natural Resources Conservation Division of West Papua Province at the time of spawning to hatching, clarity of regulations and sanctions for poachers and the reciprocity of the prohibition on the utilization of turtles imposed by the government, which are the community involvement as turtle monitoring officers employed directly by the Natural Resources Conservation Division of West Papua Province and turtle tourism development by the government of Tambrauw Regency.
KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR Frayoga, Yunus Arif; Kurniawan, Muhamad; Kusrini, Mirza Dikari; Kartono, Agus Priyono
ZOO INDONESIA Vol 32, No 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v32i1.4552

Abstract

Taman Nasional Kutai, Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu kawasan konservasi dengan habitat yang beragam serta potensi keanekaragaman jenis herpetofauna yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan komposisi jenis herpetofauna, membandingkan keanekaragaman herpetofauna, serta menduga faktor-faktor lingkungan yang menentukan kehadiran herpetofauna pada pada berbagai tipe habitat di Taman Nasional Kutai. Pengamatan dilakukan menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES) berdasarkan waktu yang dikombinasikan dengan jalur transek di mangrove, hutan dataran rendah, hutan kerangas, dan hutan rawa. Hasil penelitian mendapatkan 28 jenis reptil dari 9 famili serta 22 jenis amfibi yang berasal dari 6 famili. Hutan dataran rendah memiliki keanekaragaman serta kekayaan tertinggi (H’reptil =2,43; H’amfibi = 2,63). Kesamaan jenis antara empat tipe habitat sangat rendah yang menunjukkan bahwa setiap tipe habitat hanya mendukung jenis tertentu. Faktor lingkungan yang dominan memengaruhi kehadiran jenis-jenis reptil di jalur akuatik adalah kecepatan arus air, pH air, dan intensitas cahaya, sedangkan faktor lingkungan yang memengaruhi di jalur terestrial adalah ketebalan serasah, tutupan tajuk pohon, dan jarak jalur ke sumber air. Untuk amfibi, faktor dominan yang paling berperan dalam kehadiran jenis, yaitu kelembaban relatif (jalur terestrial) dan keberadaan substrat batu (jalur akuatik).
Zoo Indonesia Volume 32, Nomor 01, Juli 2023 INDONESIA, ZOO
ZOO INDONESIA Vol 32, No 1 (2023): Juli 2023
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v32i1.4735

Abstract

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA AIR PADA PERAIRAN KANAL TAMALATE KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Halimu, Nining; Lamangantjo, Chairunnisah J.; Katili, Abubakar Sidik; Zakaria, Zuliyanto
ZOO INDONESIA Vol 33, No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v33i1.4614

Abstract

Serangga air merupakan salah satu organisme akuatik yang peka terhadap keadaan lingkungannya. Serangga air merupakan salah satu organisme indikator yang sangat bergantung terhadap kondisi lingkungannya dengan cara mendeteksi suatu perairan yang sudah tercemar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi serangga air pada kanal Tamalate dan untuk mengetahui keanekaragaman dan kekayaan spesies serangga air pada kanal Tamalate. Penelitian ini dilakukan pada tiga stasiun dan masing-masing stasiun ditentukan tiga titik pengambilan sampel. Sampel yang diperoleh diawetkan dengan alkohol 70%, kemudian diidentifikasi. Dari tiga stasiun, serangga air yang ditemukan di kanal Tamalate meliputi enam spesies dari dua ordo, yaitu Ordo Hemiptera terdiri dari spesies Gerridae sp.1 (49 individu) dan Gerridae sp.2 (47 individu) serta Ordo Odonata yang terdiri dari Pseudagrion sp.1 (23 individu), Pseudagrion pilidorsum (11 individu), Pseudagrion sp. 2 (24 individu) dan Ischnura senegalensis (39 individu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragaman serangga air di kanal Tamalate sebesar 1,684 dan termasuk dalam kategori keanekaragaman sedang. Indeks kekayaan jenis serangga air di kanal Tamalate tertinggi, yaitu pada spesies Pseudagrion sp.1 (2,00) dan terendah pada spesies Gerridae sp. 1 (1,28).
DIVERSITY AND DISTRIBUTION OF FROGS IN LAKE IPB DRAMAGA CAMPUS Ribut, Amat; Auliaputri, Tazkiah; Pratiwi, Intan Ratu; Sese, Moh. Reza; Perwitasari-Farajallah, Dyah
ZOO INDONESIA Vol 33, No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v33i1.4802

Abstract

Indonesia has two of the three amphibian orders, Gymnophiona and Anura. Frogs in Indonesia have ten families. In West Java, there are 28 Anura species from six families. In general, frog habitats are very diverse and can be found in urban areas. However, the distribution in the IPB Dramaga campus, especially in the lake ecosystem is still unknown. Therefore, this research aims to determine the diversity and distribution of the Anura order in the Lake Ecosystem of IPB Dramaga. The method used is the Visual Encounter Survey (VES). The research locations are the three lakes ecosystem at IPB Dramaga (SDGs, Inspirasi Lake, LSI). This research recorded eight species, including Duttaphrynus melanostictus, Ingerophrynus biporcatus, Fejervarya cancrivora, Limnonectes macrodon, Hylarana erythraea, Amnirana nicobariensis, Microhyla achatina, and Polypedates leucomystax. Species D. melanostictus and F. cancrivora are distributed throughout the lake. This study recorded that the Shannon-Wiener diversity in the IPB Dramaga Lake ecosystem (SDGs, Telaga Inspirasi, LSI) was in the medium category (1.28–1.71). Brillouin Diversity Index is in the high category (1.18– 1.50). The evenness index (0.82–0.92) was close to even. Simpson's Dominance Index (0.21–0.30) and Margalef's Species Richness (1.17–1.91) were low.
ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN GABUS (Channa striata, Bloch 1793) DI BEBERAPA HABITAT PERAIRAN: STUDI LITERATUR Putriani, Rizha Bery; Kartini, Nidya; Jati, Ciptaning Weargo; Noor, Huriyatul Fitriyah
ZOO INDONESIA Vol 33, No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v33i1.4605

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai aspek biologi ikan gabus, termasuk tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad, fekunditas, dan pola pemijahan, serta faktor-faktor yang memengaruhi kematangan gonad dan pemijahan di berbagai daerah melalui studi literatur. Penelitian ini mencakup 16 jurnal yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad ikan gabus (Channa striata) dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dan biologis. Terdapat variasi signifikan dalam kematangan gonad ikan gabus yang berkaitan erat dengan habitat dan kualitas perairan. Indeks kematangan gonad dipengaruhi oleh musim pemijahan dan ketersediaan makanan, menunjukkan bahwa pola pemijahan ikan gabus bisa bersifat parsial atau total spawner. Sebagian besar daerah penelitian menunjukkan pola pemijahan partial spawner, yang ditandai dengan distribusi diameter telur yang memiliki lebih dari satu modus, menandakan pemijahan bertahap. Namun, pola pemijahan total spawner ditemukan di beberapa lokasi, dipengaruhi oleh perbedaan waktu penangkapan dan musim. Variasi ukuran pertama kali matang gonad di berbagai lokasi disebabkan oleh perbedaan dalam habitat, musim pemijahan, jenis kelamin, ketersediaan makanan, dan kualitas perairan. Selain itu, variasi fekunditas ikan gabus dapat dipengaruhi oleh ukuran ikan, kondisi lingkungan, dan faktor genetik.
KEANEKARAGAMAN BURUNG DAN PEMANFAATAN HABITAT DI CIBINONG SCIENCE CENTER-BOTANICAL GARDEN (CSC-BG) Yanti, Dhella Avenna Dhamai; Nugroho, Septian Putra Adi; Fitriana, Narti; Irham, Mohammad; Wikanta, Hadi; Yohanna, Yohanna
ZOO INDONESIA Vol 33, No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v33i1.4707

Abstract

ABSTRAKKawasan Cibinong Science Center-Botanical Garden (CSC-BG) sebagai habitat burung di wilayah perkotaan telah mengalami perubahan fungsi lahan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis burung, menganalisis penggunaan vegetasi sebagai habitat burung, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman jenis burung di CSC-BG. Penelitian ini menggunakan metode point count dan survei dengan jumlah titik pengamatan sebanyak 31 titik. Pengolahan data dilakukan dengan software PAST dan EstimateS. Total jenis burung yang dijumpai selama pengamatan sebanyak 733 individu dari 33 jenis dari 22 famili. Burung yang paling banyak dijumpai adalah Cucak kutilang sebanyak 281 individu, Burunggereja erasia 154 individu, dan Bondol peking 148 individu. Nilai indeks Shannon-Wiener di Kawasan CSC-BG berkisar 1,03-1,98. Nilai indeks Shannon-Wiener tertinggi terdapat pada area bangunan (H’ = 1,98) dan terendah pada area kebun (H’ = 1,03). Material yang paling banyak dimanfaatkan burung di CSC-BG adalah pohon dan ilalang, sedangkan aktivitas yang paling banyak dilakukan burung adalah bertengger. Hasil analisis regresi menunjukkan tidak ada korelasi antara variabel dependen (keanekaragaman jenis dan kelimpahan burung) dan variabel independen (jarak jalan setapak, jarak jalan aspal, jarak jalan tanah, jarak ke sumber air, diameter pohon dan diameter tiang, jumlah pohon dan jumlah tiang, dan proporsi luas pohon dan proporsi luas tiang). ABSTRACTCibinong Science Center-Botanical Garden (CSC-BG) area as a bird habitat in urban areas has undergone significant land use change. This study aimed to identify bird species, analyze the use of vegetation as bird habitat, and analyze factors affecting bird species diversity in CSC-BG. This study used point count and survey methods with 31 observation points. Data processing was performed using PAST and EstimateS software. The total number of bird species encountered during the observation was 733 individuals of 33 species from 22 families. The most common bird species were sootyheaded bulbul 281 individuals, eurasian tree sparrow 154 individuals, and scaly-breasted munia 148 individuals. Shannon -Wiener index values in the CSC-BG area ranged from 1.03-1.98. The highest Shannon-Wiener index value was found in the building area (H' = 1.98) and the lowest in the garden area (H' = 1.03). The most utilized material by birds in CSC-BG was trees and grasses, while the most active activity performed by birds was perching. The results of regression analysis showed no correlation between the dependent variables (species diversity and bird abundance) and the independent variables (distance to pathway, asphalt road, dirt road, and water source, diameter of tree and pole, number of tree and pole, and proportion of tree and pole area).
KARAKTERISASI GENETIK SIPUT CINCIN (Monetaria annulus Linnaeus, 1758) DARI PANTAI NUNUHU, PROVINSI MALUKU UTARA BERDASARKAN SEKUENS GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT I Khoiriza, Indana Nurul; Rahayu, Dwi Anggorowati; Nurinsiyah, Ayu Savitri
ZOO INDONESIA Vol 33, No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v33i1.4771

Abstract

Monetaria annulus (Gastropoda: Cypraeidae) atau dikenal juga dengan siput cincin memiliki penyebaran di perairan Indo -Pasifik dan kerap dimanfaatkan oleh masyarakat dari masa sebelum Masehi sebagai alat pembayaran, perhiasan, dan bahan konsumsi. Penelitian Monetaria annulus ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik genetik spesies tersebut, yaitu dari nilai similaritas data BOLDsystems, komposisi basa nukleotida, jarak genetik, dan analisis filogenetik yang didasarkan pada sekuens gen COI. Sampel Monetaria annulus dari Pantai Nunuhu dilakukan tahapan ekstraksi, amplifikasi, elektroforesis, hingga sekuensing. Analisis genetik dilakukan dengan software bioinformatika, yaitu MEGA 7.0, BOLDsystems, Jupyter Notebook, Microsoft Excel, dan digunakan data pembanding dari Genbank. Hasil karakterisasi genetik dari tiga sampel segar, lima ingroup dan dua outgroup diperoleh sekuens dengan panjang 606 bp dan nilai similaritas 99,5-99,83%. Komposisi basa nukleotida menunjukkan kombinasi GC lebih rendah daripada AT dengan persentase berurutan 42,02% dan 57,98%. Rata-rata jarak genetik Monetaria annulus dari Pantai Nunuhu dengan ingroup adalah 2,69%. Hal ini menunjukkan bahwa sampel dari Pantai Nunuhu teridentifikasi satu spesies dengan Monetaria annulus ingroup. Dari pohon filogenetik dihasilkan satu kluster besar yang membagi Monetaria annulus Pantai Nunuhu dengan ingroupnya yang berasal dari China dan Papua. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian mengenai biogeografi Monetaria annulus terutama di kawasan Wallacea.

Filter by Year

1983 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 1 (2024): Juli 2024 Vol 32, No 2 (2023): Desember 2023 Vol 32, No 1 (2023): Juli 2023 Vol 31, No 2 (2022): Desember 2022 Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022 Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021 Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021 Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020 Vol 29, No 1 (2020): Juli 2020 Vol 28, No 2 (2019): Desember 2019 Vol 28, No 1 (2019): Juli 2019 Vol 27, No 2 (2018): Desember 2018 Vol 27, No 1 (2018): Juli 2018 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 More Issue