cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
mog@journal.unair.ac.id
Editorial Address
Jl. Airlangga No.4 - 6, Airlangga, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60115
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Majalah Obstetri dan Ginekologi
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 08540381     EISSN : 25981013     DOI : 10.20473/mog.V27I32019.90-93
Core Subject : Health,
Majalah Obstetri & Ginekologi (MOG) or the Journal of Obstetrics & Gynecology Science is a scientific journal published by the Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia, in collaboration with the Indonesian Obstetrics and Gynecology Association (POGI) of Surabaya branch.
Arjuna Subject : -
Articles 286 Documents
Kurkumin Menurunkan Ekspresi Tumor Necrosis Factor (TNF)-α Kompleks Oosit-Kumulus Sapi pada Kultur dengan Zalir Peritoneum Penderita Infertil Terkait Endometriosis MY Ardianta W; Hendy Hendarto; Widjiati Widjiati
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 3 (2015): September - Desember 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.39 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I32015.133-139

Abstract

Tujuan: Mempelajari pengaruh pemberian kurkumin terhadap ekspresi tumor necrosis factor (TNF)-α kompleks oosit-kumulus (KOK) sapi pada kultur zalir peritoneum penderita infertil dengan endometriosis ringan dan berat.Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang dilaksanakan di Laboratorium Embrio-logi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga antara April sampai Agustus 2014. Zalir peritoneum diambil dari penderita infertil dengan endometriosis ringan, endometriosis berat, dan non-endometriosis yang menjalani laparoskopi diagnosis di Klinik Fertilitas Graha Amerta RSUD dr. Sutomo Surabaya, RS Bersalin Putri Surabaya, RSIA Kendangsari Surabaya, RS Universitas Airlangga Surabaya. Masing-masing zalir peritoneum endometriosis ringan dan berat dibagi lagi menjadi zalir peritoneum endometriosis dengan kurkumin dan tanpa kurkumin. Zalir peritoneum non endometriosis dikelompok-kan menjadi zalir peritoneum penderita non endometriosis tanpa dan dengan kurkumin. KOK sapi diambil secara consecutive sampling dari aspirasi folikel antral diameter 3–8 mm dari ovarium sapi yang berasal dari Rumah Potong Hewan Surabaya kemudian secara acak dengan randomisasi sederhana dikultur dalam tujuh kelompok. Kelompok 1 ditempatkan dalam tissue culture medium 199 (TCM-199) saja. Kelompok 2, 3 dan 4 TCM-199 ditambah masing-masing 3% zalir peritoneum penderita infertil dengan endometriosis ringan, berat dan non-endometriosis. Kelompok 5, 6, dan 7 media TCM-199 ditambah masing-masing 3% zalir peritoneum penderita infertil dengan endometriosis ringan, berat dan non-endometriosis dan dengan kurkumin 20 µg/ml.Hasil: Uji Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan yang bermakna ekspresi TNF-α pada ketujuh kelompok (p<0,0001). Uji Mann-Whitney juga menunjukkan bahwa ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok endometriosis ringan dengan kurkumin (ER+C) lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok endometriosis ringan tanpa kurkumin (ER). Ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok endometriosis berat dengan kurkumin (EB+C) lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok endometriosis berat tanpa kurkumin (EB). Uji Mann-Whitney menunjukkan ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok ER lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrol ataupun kelompok non endometriosis (NE). Ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok EB lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrol ataupun kelompok NE. Ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok EB tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok ER.Simpulan: Pemberian kurkumin dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai terapi tambahan pada penderita infertil terkait endometriosis. 
Demografi, Respon Terapi dan Survival rate Pasien Kanker Serviks Stadium III-IVA yang Mendapat Kemoterapi Dilanjutkan Radioterapi Yuski Amin; Pungky Mulawardhana; Dyah Erawati
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 3 (2015): September - Desember 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.506 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I32015.97-105

Abstract

 Tujuan: Mengetahui demografi pasien kanker serviks III-IVa, respon terapi dan survival rate pasien kanker serviks stadium III-IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2011-2013.Bahan dan Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif rektrospektif dengan menggunakan rekam medis Poli Onkologi Kandungan dan SMF/Instalasi Radioterapi RSUD Dr.Soetomo. Subyek penelitian adalah pasien kanker serviks III-IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi mulai Januari 2011 sampai Desember 2013. Analisis statistika pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis survival meng-gunakan metode Kaplan Meier.Hasil: Selama tahun 2011-2013 didapatkan kunjungan pasien baru kanker serviks III-IVA sebanyak 648 pasien. Jumlah pasien kanker serviks IIIA sebanyak 48 kasus, stadium IIIB sebanyak 594 kasus dan stadium IVA sebanyak 6 kasus. Jumlah pasien kanker serviks III–IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi selama tahun 2011-2013 sebanyak 77 pasien. Pasien kanker serviks stadium IIIA sebanyak 8 pasien, stadium IIIB sebanyak 69 pasien. Tidak ada pasien kanker serviks stadium IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi. Respon terapi komplet sebesar 88,3% dan respon terapi inkomplet sebesar 11,7%. Analisis survival dengan metode Kaplan-Meier didapatkan 2-YSR dan 3-YSR kanker serviks stadium IIIA sebesar 86% dan 34%. Pada stadium IIIB didapatkan 2-YSR dan 3-YSR sebesar 47% dan 25%.Median survival pada semua kelompok pada penelitian ini adalah 25 bulan.Simpulan: Jumlah pasien kanker serviks III-IVA yang mendapat kemoterapi dilanjutkan radioterapi selama tahun 2011-2013 sebanyak 77 pasien. Respon terapi komplet pasca radioterapi sebesar 88,3% dan respon terapi inkomplet sebesar 11,7%. Hasil analisis survival didapatkan 2-YSR dan 3-YSR kanker serviks stadium IIIA sebesar 86% dan 34%. Pada stadium IIIB didapatkan 2-YSR dan 3-YSR sebesar 47% dan 25%. 
Cleaved caspase-3 sebagai Uji Apoptosis pada Kanker Serviks IIB Tipe Sel Skuamosa yang Mendapat Kemoterapi Neoadjuvan Cisplatin Andra Kusuma Putra; Brahmana Askandar; Sjahjenny Mustokoweni
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 1 (2015): Januari - April 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.878 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I12015.22-27

Abstract

Tujuan: mencari peningkatan ekspresi cleaved caspase-3 pada pasien kanker serviks IIB tipe sel skuamosa sesudah pemberian kemoterapi neoadjuvan cisplatin dan mencari kapan waktu yang tepat untuk mendeteksi apoptosis menggunakan cleaved caspase-3. Bahan dan Metode: Jenis penelitian analitik observasional berpasangan. Dilakukan pada penderita kanker serviks IIB tipe sel skuamosa berdasarkan kriteria FIGO yang berobat di POSA RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014. Sebelum dilakukan terapi semua penderita diambil biopsi serviks. Kemudian penderita diberikan cisplatin 50mg/m2/minggu Diambil biopsi serviks setelah diberikan kemoterapi ke 1 dan ke 4 (maksimal 8 jam setelah kemoterapi, sampel kedua). Sampel diperiksakan imunohistokimia cleaved caspase 3. Dilakukan penghitungan ekspresi cleaved caspase 3 di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x pada 10 lapang pandang. Pengujian statistik dilakukan dengan nilai kemaknaan p<0,05.Hasil: Rata-rata ekspresi cleaved caspase 3 sebelum kemoterapi adalah 1,46± 1,854. Setelah kemoterapi ke 1 didapatkan rata- rata 10,77± 3,655.Setelah kemoterapi ke 4 didapatkan rata- rata 12,77± 5,703. Pada pemeriksaan didapatkan ekspresi cleaved caspase 3 setelah pemberian kemoterapi lebih meningkat dibandingkan sebelum pemberian kemoterapi (p<0,01), sedangkan ekspresi cleaved caspase 3 setelah kemoterapi ke 1 dan ke 4 tidak didapat-kan perbedaan bermakna (p=0,882).Simpulan: Pemberian kemoterapi terbukti memberikan efek peningkatan ekspresi cleaved caspase-3. Sehingga cleaved caaspase-3 dapat dijadikan sebagai salah satu uji apoptosis pada efek kemoterapi terhadap sel kanker.
Infeksi Saluran Kemih Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Ancaman Persalinan Preterm Henky Mohammad Masteryanto; Gatut Hardianto; Hermanto Tri Joewono; Eko Budi Koendhori
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 2 (2015): Mei - Agustus 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.307 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I22015.75-81

Abstract

Tujuan: Mengidentifikasi kuman penyebab infeksi saluran kemih sebagai faktor risiko terjadinya ancaman persalinan preterm.Bahan dan Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional cross sectional, dilakukan di Kamar Bersalin dan Poli Hamil RSUD Dr. Soetomo serta di Bagian Mikrobiologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, pada bulan Januari-April 2015. Penghitungan jumlah koloni dan identifikasi kuman dilakukan melalui pemeriksaan kultur urine porsi tengah dan dilanjutkan dengan tes kepekaan antibiotika. Analisa statistik menggunakan uji Chi square untuk jumlah koloni kuman dan bakteriuria, dan uji Fischer exact untuk jenis kuman, menggunakan perangkat lunak SPSS 20. 0.Hasil: Sampel terdiri dari 20 wanita hamil dengan ancaman persalinan preterm/partus prematurus iminens (PPI) dan 20 wanita hamil normal tunggal dengan usia kehamilan 28-36 minggu. Perbandingan antara jumlah koloni kuman kedua kelompok secara statistik tidak signifikan, dengan nilai p=0,063 (p>0,05), perbedaan jenis kuman yang ditemukan antara kedua kelompok secara statistik tidak signifikan, dengan nilai p=0,058 (p>0,05).Simpulan: Pada kehamilan dengan ancaman persalinan preterm 80% didapatkan pertumbuhan kuman Staphylococcus epidermidis (30%) dan Escherichia coli (15%). Jumlah koloni kuman aerob urine pada kehamilan dengan ancaman persalinan preterm lebih banyak dibandingkan dengan kehamilan tanpa ancaman persalinan preterm, tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna. Risiko terjadinya PPI pada wanita hamil dengan jumlah koloni kuman urine >105 cfu/mL 3 kali lebih besar dibanding wanita hamil dengan jumlah koloni <105 cfu/mL. Jenis kuman aeroburine pada kehamilan dengan dan tanpa ancaman persalinan preterm hampir sama.
25(OH)D Inadequacy Has Different Pathway with VEGF in Increases the Risk of Severe Preeclampsia Hanifa Erlin Damayanti; Aditiawarman Aditiawarman
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 2 (2015): Mei - Agustus 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.973 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I22015.42-48

Abstract

Objectives: To identify in vivo correlation between 25(OH)D and VEGF in severe preeclampsia.Materials and Methods: A case control, cross sectional study of 36 pregnant women which consist of 18 patients with preeclampsia and 18 patients as control with gestational age-matched. We perform 25(OH)D serum examination by chemiluminescent immunoassay (CLIA) and VEGF serum examination by sandwich ELISA to all patients.Results: All patients are in 25(OH)D insufficiency and deficiency state. Both maternal 25(OH)D and VEGF levels were inversely associated with the risk of preeclampsia (both P<0.05). There is no correlation between 25(OH)D serum level and VEGF serum level (P=0,629).Conclusion: Maternal vitamin D deficiency is associated with increased preeclampsia risk. However, our data do not support the hypothesis that the association between vitamin D deficiency and preeclampsia is mediated by impaired level of VEGF.
Perbedaan Kadar IL-10 pada Preeklampsia Tipe Dini dan Lambat Ario Danianto; Ernawati Ernawati
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 3 (2015): September - Desember 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.746 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I32015.106-111

Abstract

 Tujuan: Menganalisis perbedaan kadar IL-10 antara preeklamp-sia tipe dini dan preeklampsia tipe lambat.Bahan dan Metode: Penelitian ini melibatkan 56 wanita hamil yang terbagi menjadi empat kelompok, yaitu wanita hamil normal usia kehamilan 30-34 minggu, wanita hamil normal usia > 34 minggu, preeklampsia berat tipe dini (30-34 minggu), preeklampsia berat tipe lambat (> 34minggu). Pemeriksaan IL-10 dilakukan saat penderita masuk rumah sakit dan didiagnosis sebagai preeklampsia dengan menggunakan metode ELISAHasil: Rerata kadar IL-10 pada kelompok preeklampsia tipe dini (0,37 ± 0,14) lebih rendah dibandingkan kelompok preeklampsia tipe lambat (0,87 ± 0,43) dengan P<0,001. Rerata kadar IL-10 pada kelompok preeklampsia tipe dini (0,37 ± 0,14) lebih rendah dibandingkan kelompok wanita hamil normal usia 30 -34 minggu (0,84 ± 0,42) dengan P<0,001. Tidak didapatkan perbedaan rerata kadar IL-10 pada kelompok preeklampsia tipe lambat (0,87 ± 0,43) dibandingkan kelompok wanita hamil normal usia > 34minggu (0,75 ± 0,68) P=0,22.Simpulan: Keadaan inflamasi berat terjadi pada preeklampsia berat tipe dini.
Deteksi Dini Risiko Ibu Hamil dengan Kartu Skor Poedji Rochjati dan Pencegahan Faktor Empat Terlambat Gede Danu Widarta; Muhammad Ardian Cahya Laksana; Agus Sulistyono; Windhu Purnomo
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 1 (2015): Januari - April 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.606 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I12015.28-32

Abstract

Tujuan: menganalisis kasus kematian maternal di RSUD Dr. Soetomo tahun 2011 – 2013 dengan tiga penyebab terbanyak (perdarahan pasca salin, preeklampsia berat dan penyakit jantung) ditinjau dari skor KSPR dan faktor empat terlambat.Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif observasional dengan desain studi deskriptif. Objek pada penelitian ini merupakan pasien yang meninggal sebagai kasus kematian maternal di RSUD Dr. Soetomo tahun 2011-2013, dengan jumlah 58 orang. Variabel penelitian ini adalah tingkat risiko kehamilan berdasarkan KSPR, faktor empat terlambat dan kematian maternal.Hasil: Pada penelitian ini didapatkan seluruh kasus kematian maternal mengandung unsur faktor risiko dalam KSPR dan faktor empat terlambat. KRST merupakan kelompok faktor risiko terbanyak (55,2%), diikuti oleh KRT 39,7% dan KRR 5,2%. Faktor terlambat mendeteksi tanda bahaya ditemukan sebanyak 82,8%, terlambat mengambil keputusan merujuk 56,9%, dan terlambat sampai di tempat rujukan 15,5%. Faktor terlambat mendapat pertolongan di tempat rujukan terakhir tidak ditemukan pada penelitian ini.Simpulan: KSPR masih relevan digunakan untuk deteksi dini faktor risiko ibu hamil. Pencegahan faktor empat terlambat penting untuk menurunkan angka kematian maternal
Hubungan IL-10 dengan Serum Kreatinin dan Terjadinya Komplikasi pada Preeklampsia Perawatan Konservatif Intan Wahyu Lasiaprillianty; Ernawati Ernawati
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 2 (2015): Mei - Agustus 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.882 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I22015.82-89

Abstract

Tujuan: mengetahui hubungan penurunan IL-10 dengan terjadinya peningkatan serum kreatinin (SK) dan terjadinya komplikasi preeklampsia.Bahan dan Metode: penelitian ini merupakan analitik observasional yang dilakukan pada 30 wanita preeklampsia berat tipe dini yang dilakukan perawatan konservatif. Dilakukan pemeriksaan IL-10 pada serum darah dengan metode ELISA sebelum perawatan konservatif dan kemudian dinilai luaran maternal (SK dan komplikasi preeklampsia)Hasil: didapatkan rerata kadar IL-10 pada preeklampsia tipe dini 0,71 ± 0,66 pg/mL, rerata luaran SK 0,83 ± 0,29, terjadinya komplikasi 9 kasus (edema paru, impending eklampsia, sindroma HELLP). Tidak didapatkan hubungan antara IL-10 dengan peningkatan serum kreatinin (p = 0,483) dan komplikasi preeklampsia (p = 0,828).Simpulan: IL-10 bukan merupakan faktor prediktif untuk luaran maternal pada preeklampsia perawatan konservatif. 
Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Kemampuan Ibu Hamil dalam Melakukan Deteksi Dini Risiko Perdarahan Pasca Persalinan dan Preeklamsia Galuh Ajeng Indu Dewi; Agus Sulistiyono
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 2 (2015): Mei - Agustus 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.927 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I22015.49-53

Abstract

Tujuan: Menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan ibu hamil dalam melakukan deteksi dini risiko perdarahan pasca persalinan dan preeklamsia.Bahan dan Metode: Jenis penelitian observational analitik menggunakan desain cross sectional. Populasi di Puskesmas Sawahan 171 ibu hamil dan di Puskesmas Mulyorejo 164 ibu hamil. Jumlah sampel 62 ibu hamil disetiap puskesmas. Sampling yang dipakai adalah “probability sampling” dengan tehnik “Stratified Random Sampling”. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan instrumen kuesioner secara wawancara. Data diolah dan dihitung dengan tabel frekuensi dan tabulasi silang selanjutnya dianalisa dengan Analisis Regresi Logistik Sederhana dan Analisis Regresi Logistik Ganda dengan tingkat kemaknaan 5% (p = 0,05).Hasil: Hasil analisis regresi logistik ganda Puskesmas Sawahan menunjukkan variabel keterpaparan informasi tanda bahaya nilai sig 0,033 dan nilai Exp (B) 5,657 merupakan variabel yang signifikan. Sedangkan hasil analisis regresi logistik ganda Puskesmas Mulyorejo menunjukkan variabel keteraturan ANC nilai sig 0,029 dan nilai Exp (B) 0,244 merupakan variabel signifikan.Simpulan: Puskesmas Sawahan merupakan puskesmas dengan Angka Kematian Ibu tinggi. Selain itu kondisi ibu hamil kurang aktif untuk tanggap dengan kehamilannya sehingga pengetahuan tentang kehamilan dan resikonya sangat kurang. Di Puskesmas Mulyorejo mayoritas ibu hamil di semua umur rutin melakukan pemeriksaan ANC serta mampu melakukan deteksi dini risiko perdarahan pascapersalinan dan preeklamsia dengan baik karena Puskesmas Mulyorejo memiliki wadah informasi yaitu memiliki poli preeklamsia sehingga ibu hamil maupun pasien lain ataupun keluarga pasien dapat lebih banyak menerima informasi seputar tanda bahaya kehamilan khususnya preeklamsia.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Kehamilan Usia Remaja Pratiwi Hariyani Putri; Agus Sulistiyono; Mahmudah Mahmudah
Majalah Obstetri dan Ginekologi Vol. 23 No. 1 (2015): Januari - April 2015
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.517 KB) | DOI: 10.20473/mog.V23I12015.33-36

Abstract

Tujuan: menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada kehamilan usia remaja di Kecamatan Sawahan Kota Surabaya.Bahan dan Metode: Jenis penelitian ini adalah Observational Analitik. Desain yang digunakan adalah case control karena menggunakan 2 kelompok yaitu kasus (ibu hamil usia remaja dengan anemia) dan kelompok kontrol (ibu hamil usia remaja yang tidak mengalami anemia) yang masing-masing berjumlah 52 ibu hamil.Hasil: Terdapat hubungan antara kepatuhan minum tablet Fe dengan anemia kehamilan usia remaja, namun kepatuhan minum tablet Fe tidak berpengaruh terhadap anemia kehamilan usia remaja; Ibu hamil dengan pola makan kurang dari angka kecukupan gizi (AKG) kemungkinan anemia 6,321 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang pola makannya lebih dari sama dengan angka kecukupan gizi (AKG); Ibu hamil yang tidak teratur melakukan pemeriksaan kehamilan kemungkinan anemia 4,421 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang teratur melakukan pemeriksaan kehamilan.Simpulan: Faktor yang berpengaruh terhadap anemia pada kehamilan usia remaja adalah kepatuhan minum tablet Fe, pola makan, dan keteraturan pemeriksaan kehamilan.

Page 2 of 29 | Total Record : 286