cover
Contact Name
Siti Musayaroh
Contact Email
sitimusayaroh17@untirta.ac.id
Phone
+628977491535
Journal Mail Official
plb@untirta.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Kampus 2 Jl. Ciwaru Raya No. 25, Kota Serang, 42117, Indonesia
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Unik: Pendidikan Luar Biasa
ISSN : 24431389     EISSN : 25488031     DOI : http://dx.doi.org/10.30870/unik
Jurnal Unik: Pendidikan Luar Biasa is expected to serve as a publication media for the results of quality scientific research, especially special education. The scope of the Jurnal Unik: Pendidikan Luar Biasa in the field of special education, especially children experiencing barriers to physical, intellectual, and social communication.
Articles 192 Documents
Pembinaan dan Pendampingan bagi Guru dalam Pembelajaran Kesehatan Reproduksi bagi Siswa Tunagrahita Remaja. Tatik Nurul
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.279 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3506

Abstract

AbstrakAnak tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya jelas berada di bawah rata-rata, dan mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri. Permasalahan remaja tunagrahita seperti: suka melakukan masturbasi di depan guru atau teman sekelas, tidak bisa menjaga kebersihan saat menstruasi, mudah tergoda dengan orang asing yang baru dikenal, tidak bisa menjaga kesehatan pribadi, pacaran yang berlebihan (over acting),  hasrat untuk dinikahkan, dan lain sebagainya berkaitan dengan penyesuaian diri personal remaja tunagrahita itu sendiri. Anak tunagrahita yang sudah dewasa membutuhkan informasi tentang pendidikan sek yang tepat. Guru membutuhkan ketrampilan khusus dalam mengajarkannya. Pertanyaan peneliian ini adalah apakah supervisi klinis efektif untuk meningkatkan kemampuan guru Bina diri dalam menyusun RPP tentang kesehatan reproduksi. Supervise klinis difokuskan pada kemampuan menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran dan penguasaan bahan ajar dapat mengatasi kelemahan yang dirasakan guru dalam melaksanakan tugasnya. Penelitian ini menggunakan.Penelitian ini menggunakan straegi penelitian tindakan kelas (PTK) dengan data kuantitatif dan kualitatif untuk di analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi klinis efektif untuk meningkatkan kemampuan guru bina diri dalam menyusun RPP (kenaikan sebesar 19,66 poin atau 36,66%)  dan pelaksanaan proses belajar mengajar/PBM  (kenaikan sebesar 19,59 poin atau 36,46%)  tentang kesehatan reproduksi. 
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF CERDAS BELAJAR BACA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN ( Studi Eksperimen Dengan Desain Single Subject Research Terhadap Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB C Cinta Asih) Pupu Fauziah
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.858 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3501

Abstract

ABSTRAK Anak tunagrahita ringan adalah anak yang mengalami keterlambatan perkembangan kecerdasan, mereka mengalami berbagai macam hambatan. Ketunagrahitaan membawa dampak pada aspek perkembangan. Salah satunya pada aspek perkembangan kognitif. Salah satu aspek kognitif yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak adalah kemampuan membaca, karena membaca merupakan tahap penting dalam proses perkembangan anak. Kegiatan membaca terdiri dari dua tahapan, yaitu tahap membaca permulaan dan tahap membaca lanjut. Subjek penelitian sudah mampu mengenal dan membedakan huruf namun anak mengalami kesulitan dalam menggabungkan huruf tersebut menjadi suku  kata maupun kata. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu anak dalam belajar membaca permulaan yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif cerdas belajar baca. Multimedia interaktif ini merupakan media pembelajaran terbitan Gramedia yang berisi materi-materi membaca permulaan. Melalui multimedia interaktif ini anak dapat belajar membaca permulaan dengan metode kata lambang, dimana anak akan belajar membaca kata disertai gambar dari kata tersebut. Penelitian ini dilakukan di SLBN Cinta Asih Soreang dan subjek penelitiannya adalah seorang anak tunagrahita ringan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: apakah penggunaan multimedia interaktif cerdas belajar baca dapat meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan dalam membaca permulaan ? dan bertujuan untuk memahami bagaimana kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan, memahami bagaimana pengaruh multimedia interaktif cerdas belajar baca dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode  Single Subject Research (SSR) dengan model desain A-B-A dan menggunakan satuan ukur persentase. Hasil penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, subjek mengalami peningkatan dalam kemampuan membaca permulaan setelah diberikan intervensi dengan menggunakan multimedia interaktif cerdas belajar baca. Hal ini dapat ditunjukan dengan meningkatnya mean level  pada setiap fase. Fase baseline (A1) data mean yang diperoleh subjek sebesar 10%. Fase intervensi (B) data yang mean diperoleh subjek adalah 73,75%, hal ini menunjukan adanya peningkatan persentase kemampuan subjek dalam membaca permulaan dibandingkan data mean pada fase baseline (A1).  Sedangkan pada tahap fase baseline 2 (A2) data mean yang diperoleh anak adalah 71,25 %. Jika dilihat dari data mean pada tahap fase basline 2 (A2) anak menunjukan peningkatan dibandingkan data mean pada fase baseline m (A1).
PENGGUNAAN PERMAINAN DENGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS Sistriadini Alamsyah Sidik
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.637 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3496

Abstract

Penggunaan permainan dengan teman sebaya dijadikan sebagai media untuk intervensi karena dapat lebih banyak menstimulasi anak untuk belajar berinteraksi dengan lingkungannya (teman-teman dan guru) dan dapat menstimulus peningkatan kemampuan komunikasi anak Autis. Dalam penelitian ini permainan dengan teman sebaya yang dipilih telah disetting terlebih dahulu sehingga matang dalam pelaksanaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang penggunaan permainan teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak Autis di SMP X di Kota Bandung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan Single Subject Research, sedangkan desain yang digunakan adalah desain A-B-A. Target behavior dalam penelitian ini yaitu 1) menunjukkan objek yang diinginkan, dan 2) mengungkapkan keinginan secara lisan. Data yang diperoleh dianalisis melalui statistik deskriptif, dan ditampilkan melalui grafik. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa permainan dengan teman sebaya dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak Autis baik secara verbal maupun non verbal di SMP X di Kota Bandung. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya mean di kedua target behavior. Hasil yang didapat untuk  mean menunjukkan objek yang diinginkan pada subjek kesatu pada kondisi baseline sebesar 2,75 % setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi 16,12%. Untuk mengungkapkan keinginan secara lisan  mean kondisi awal sebesar 3,5% menjadi 28,37% dan pada subjek ke dua pada kondisi baseline sebesar 7,25 % setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi 29%. Untuk mengungkapkan keinginan secara lisan  mean kondisi awal sebesar 4,75% menjadi 42,37%  Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan dengan teman sebaya dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak Autis di SMP X di Kota Bandung.  Kata Kunci : permainan dengan teman sebaya, anak Autis, kemampuan komunikasi
PEMBELAJARAN MENULIS BRAILLE DENGAN REGLET PADA ANAK TUNANETRA KELAS I SD DI SLBN A BANDUNG Ratih Listyaningtyas
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.459 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3502

Abstract

ABSTRAK Menulis merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan pada anak sedini mungkin. Demikian pula pada anak/siswa tunanetra. Mereka juga perlu mendapatkan pembelajaran menulis sejak dini. Siswa tunanetra adalah bagian dari populasi anak berkebutuhan khusus. Mereka membutuhkan layanan pendidikan yang didesain secara khusus. Salah satu desain pendidikan khusus bagi siswa tunanetra adalah penggunaan huruf braille yang digunakan sebagai media baca tulis. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Pembelajaran Menulis Braille dengan Reglet Pada Anak Tunanetra Kelas I SD Di SLBN A Bandung?” Keterampilan siswa tunanetra dalam menulis huruf Braille akan sangat mendukung terhadap kelancaran proses pembelajaran. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh siswa tunanetra di sekolah luar biasa adalah kesulitan dalam menulis Braille. Dari hasil pengamatan menunjukkan beberapa bentuk kesulitan dalam menulis Braille. Kesulitan yang dihadapi siswa tunanetra dalam mengikuti pembelajaran Braille adalah kesulitan persepsi dalam membedakan huruf-huruf yaitu : pada huruf ”d” dan “f”, “e “dan “I”, “h” dan “j”, serta  “r” dan “w”. Tulisan mereka juga sering menumpuk dan sulit dibaca karena belum bisa menggunakan reglet dengan baik. Oleh karena itu, guru sering membantu dalam kelas.   Penelitian ini dilaksanakan di SLBN A BANDUNG dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.  Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesulitan dalam belajar menulis Braille yang dialami anak dapat diatasi apabila terjalin komunikasi yang baik antara siswa, guru dan orang tua. Tidak hanya anak yang belajar Braille dan menggunakan reglet, tetapi orang tua juga mempelajarinya. Suasana lingkungan belajar dan penyediaan waktu khusus dapat membantu mereka dalam belajar. Komunikasi yang baik diantara ketiganya diharapkan dapat menjadi jembatan mengatasi masalah jika anak mengalami kesulitan belajar.
STUDI DESKRIPTIF PEMBELAJARAN KOMUNIKASI PADA ANAK TUNA NETRA-RUNGU DI SLB RAWINALA JAKARTA Dedi Mulia
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.306 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3497

Abstract

Tidak ada pelajaran khusus untuk mengajarkan komunikasi. Komunikasi digunakan disetiap pelajaran dan disetiap kegiatan anak. Guru menggunakan tiga macam cara berkomunikasi ketika mengajar yaitu bahasa isyarat dalam bentuk isyarat rabaan dan sentuhan, simbol-simbol dan benda-benda konkrit. Cara yang dilakukan guru kelas dalam memelihara kemampuan komunikasi anak agar tidak mengalami kemunduran yaitu mengajak anak untuk selalu aktif berkomunikasi di sekolah dan di rumah.Kata Kunci :  Komunikasi, Bahasa Isyarat.
PENERAPAN PERMAINAN CHEERLEADERS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA UJARAN KATA BENDA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS D3 DI SLB YSDP BAGOR RANCAH, KABUPATEN CIAMIS Miska Supriawan
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.077 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3503

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan permainan cheerleaders dalam meningkatkan kemampuan membaca ujaran kata benda pada anak tunarungu. Permainan cheerleaders merupakan serangkaian kegiatan yang mengintegrasikan berbagai indera sensoris pada saat mengujarkan kata dengan perpindahan gerakan yang bervariatif Berdasarkan judul penelitian ini, yakni “Penerapan Permainan Cheerleaders dapat meningkatkan kemampuan membaca ujaran kata benda (anggota tubuh, buah-buahan, pakaian) pada anak tunarungu kelas D3 di SLB YSDP Bagor Rancah, Kabupaten Ciamis”, maka penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan ini dilakukan untuk menggambarkan dan mengamati proses belajar murid kelas 3 SLB dengan menggunakan permainan Cheerleaders dalam meningkatkan kemampuan membaca ujaran kata benda.  Mekanisme pelaksanaannya dengan dua siklus. Setiap siklus masing-masing    dilaksanakan    dengan    empat   tahap,   yaitu:   (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki praktik pembelajaran agar lebih bermanfaat. Dengan demikian, guru dapat mengetahui secara jelas masalah-masalah yang ada di kelas dan solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Dari peroses penelitian yang telah dilakukan tampak kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugaas dengan melakukam aktivitas dengan permainan Cheerleaders ada peningkatan pada setiap siklusnya yaitu mulai dari siklus kesatu dengan nilai WR 4, AY 5, mereka sebenarnya sudah memahami kegiatan pembelajaran dengan menggunakan permainan cheerleaders, namun masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam peroses pembelajarannnya, untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus ke II sedangkan siklus kedua kedua siswa melakukan peningkatan yang cukup signifikan WR 7, AY 8. Dari hasil tersebut menandakan bahwa kemampuan siswa secara keseluruhan pada pelajaran Olahraga dengan melakukan aktivitas / kegiatan pembelajaran dengan menggunaan permainan Cheerleaders mendapat kategori baik, dan melebihi nilai  Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 60).
STUDI DESKRIPTIF PEMBELAJARAN KOMUNIKASI PADA ANAK TUNA NETRA-RUNGU DI SLB RAWINALA JAKARTA Dedi Mulia
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.235 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3498

Abstract

Tidak ada pelajaran khusus untuk mengajarkan komunikasi. Komunikasi digunakan disetiap pelajaran dan disetiap kegiatan anak. Guru menggunakan tiga macam cara berkomunikasi ketika mengajar yaitu bahasa isyarat dalam bentuk isyarat rabaan dan sentuhan, simbol-simbol dan benda-benda konkrit. Cara yang dilakukan guru kelas dalam memelihara kemampuan komunikasi anak agar tidak mengalami kemunduran yaitu mengajak anak untuk selalu aktif berkomunikasi di sekolah dan di rumah.Kata Kunci :  Komunikasi, Bahasa Isyarat.
PEMBELAJARAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS (Studi Kasus Pembelajaran Komunikasi Anak Autsi dalam Area strategi Pembelajaran Individual pada dua Pusat Terapi EF dan BT di Jakarta) Joko Yuwono
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.715 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3504

Abstract

ABSTRAKPembelajaran Berkomunikasi Anak Autsime (Studi Kasus Pembelajaran Bekomunikasi Anak Autisme dalam Area Strategi Pembelajaran Individual Pada Pusat Terapi EF dan BT Jakarta Barat Tahun 2006). Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya anak autisme yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi. Dampak dari kesulitan berkomunikasi ini, ketika akan menginjak bangku persekolahan, maka anak autism akan mengalamai kesulitan untuk masuk sekolah dasar regular. Orang tua, melalui layanan pendidikan individual di pusat-pusat terapi mencoba menyediakan pembelajaran komunikasi bagi anak autsime. Orang tua berharap kemampuan komunikasi anak autism dapat berkembang sehingga diterima di sekolah dasar regular. Fokus penelitian ini adalah pembelajaran komunikasi anak autism di pusat terapi EF dan BT. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus yaitu dua kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi.  Hasil temuan penelitian  ini adalah (1) Ditemukan bahwa anak autism usia dini (2 tahun) kurang memiliki kemampuan komunikasi baik reseptif maupun ekspresifnya. Kecenderungannya anak autism usia ini tidak dapat berbicara. (2) Pada usia ini, guru memahami pembelajaran komunikasi anak autism sebagai pembelajaran bahasa. Pembelajaran komunikasi ini diawali dengan asesmen dan pembuatan program, persiapan alat peraga dan persiapan ruang khusus. Proses evaluasi dalam pembelajaran komunikasi anak autisme melibatkan orang tua anak.
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES PADA SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH INKLUSI sary safieri Matien
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.1 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3499

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pembelajaran berbasis Multiple Intelligences pada siswa tunarungu di sekolah inklusi dengan fokus pada perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, hambatan, dan upaya mengatasi hambatan dalam pembelajaran berbasis Multiple Intelligences.Penelitian ini dilakukan di SD Inklusi Mutiara Bunda Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa semua responden melaksanakan asesmen dan menyusun lesson plan. Pada pelaksanaan pembelajaran semua responden menggunakan strategi pembelajaran berbasis Multiple Intelligences diantaranya dengan menerapkan pembelajaran berbasis kecerdasan visual- spasial, jasmani- kinestetik, interpersonal dan naturalis. Evaluasi yang dibuat adalah evaluasi proses dan post test. Hambatan yang dialami adalah dalam perumusan asesmen, penyusunan lesson plan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dan upaya yang dilakukan adalah dengan berkonsultasi kepada pihak ahli, mengikuti berbagai pelatihan dan seminar yang diadakan oleh sekolah, penyederhanaan kalimat yang diucapkan, dan menggunakan bahasa isyarat lokal disamping bahasa oral,
SIKAP SISWA TUNARUNGU TERHADAP SIBI (SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA) Yuni Tanjung Utami
UNIK (Jurnal Ilmiah Pendidikan Luar Biasa) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa, FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.889 KB) | DOI: 10.30870/unik.v1i1.3494

Abstract

Judul tersebut diambil dari permasalahan yang ada dilapangan yang berkenaan dengan pro dan kontra terhadap penggunaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) di sekolah-sekolah di Indonesia saat ini. Untuk itu perlu kiranya ada sebuah penelitian mengenai sikap terhadap SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). Peneitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa bagian B (Tunarungu) di Kota Bandung yang terdiri atas 61 0rang siswa, 57 orang tua dan 25 orang guru di Sekolah Luar Biasa bagian B. Tujuan utama penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran mengenai sikap siswa tunarungu terhadap penggunaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dilihat dari komponen kognitif, afektif dan konatif. Adapun tujuan khususnya adalah mendapatkan gambaran tentang dukungan dari orangtua dan pihak sekolah terhadap penggunaan SIBI (Ssitem Isyarat Bahasa Indonesia). Penelitian ini menggunakan pendkatan kuantitatif dengan metode deskriptif yang prngumpulan datanya dilakukan dengan skala sikap model Likert yang diberikan kepada siswa, dan angket pertanyaan kepada orangtua dan guru.  Hasil penelitian menunjukan (1) sikap siswa tunarungu terhadap penggunaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) sudah baik. Orang tua sudah mendukung dan mempunyai sikap yang baik terhadap pengggunaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)  dan pihak sekolah dalam hal ini  guru telah mendukung dan mempunyai sikap yang baik terhadap penggunaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) di sekolah. Hal ini menunjukan bahwa orang tua dan guru telah memberikan kontribusi yang positif terhadap sikap siswa remaja tunarungu dalam penggunaan SIBI. Dengan adanya sikap yang baik yang ditunjukan oleh siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa di Kota Bandung, dan adanya dukungan dari orang tua dan guru, maka siswa tunarungu, orangtua dan guru telah melaksanakan, menerima dan mendukung keberadaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) sebagai bahasa pengantar di Sekolah Luar Biasa di Kota Bandung. 

Page 1 of 20 | Total Record : 192