cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Eduarts: Journal of Arts Education
ISSN : 22526625     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 304 Documents
PERKEMBANGAN, PRODUKSI, DAN ENKULTURASI PERKERAMIKAN DI SANGGAR MUSTIKA KLAMPOK BANJARNEGARA Yatman, Teguh Mulyanto; Triyanto, Triyanto; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 7 No 2 (2018): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v7i2.34984

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji masalah perkembangan, proses produksi, dan proses enkulturasi pada Sanggar Keramik Mustika. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Data yang sudah diperoleh dianalisis melalui tahapan reduksi, penyajian data, dan verivikasi. Hasil penelitian menunjukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, perkeramikan pada Sanggar Mustika Klampok mengalami perkembangan yang signifikan dari jenis hingga motif hiasnya. Kedua, proses produksi keramik pada Sanggar Mustika terdiri dari tujuh tahapanyakni tahapan pencarian bahan baku, tahapan penyaringan tanah, tahapan pembentukan, tahapan penjemuran, tahapan pengamplasan, tahapan pembakaran, dan tahapan pewarnaan. Ketiga, proses enkulturasi pada Sanggar Keramik Mustika berlangsung terhadap generasi kedua keluarga Soeparyo dengan melalui pendidikan informal dalam keluarga menggunakan pelaziman (conditioning), imitasi atau peniruan (modelling), dan internalisai (internalization/learning to cope) yang dimulai sejak mereka kecil hingga dewasa. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran sebagai berikut. Pertama, bagi pemerintah Kabupaten Banjarnegara disarankan untuk menjadikan keramik sebagai materi muatan lokal di sekolah-sekolah formal sehingga para kaum muda memperoleh pengetahuan mengenai dunia perkeramikan. Kedua, untuk Sanggar Keramik Mustika untuk lebih menjaga dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan sejarah sanggar. Ketiga, bagi masyarakat Desa Klampok untuk lebih peduli dengan kelestarian Keramik Klampok dengan membelajarkan kepada generasi muda agar Keramik Klampok tidak punah.
WAYANG SEBAGAI INSPIRASI BERKARYA SENI LUKIS PADA MEDIA KAYU Muklisin, Muhammad; Purwanto, Purwanto; Utomo, Kasmidjo Budi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34985

Abstract

Tujuan proyek studi ini adalah untuk menghasilkan lukisan dengan media kayu yang terinspirasi dari bentuk wayang kulit purwa. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni lukis ini adalah indiirect method yaitu metode pembuatan karya seni lukis yang dikerjakan melalui tahapan-tahapan tertentu. Hasil pembahasan dan penciptaan kreatif karya seni lukis ini dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Proyek studi yang berjudul “Wayang Sebagai Inspirasi Berkarya Seni Lukis Pada Media Kayu” menggunakan inspirasi dari bentuk tokoh pewayangan seperti Pandawa Lima, Dewi Kunti, Raden Karna, Prabu Duryudana, Sengkuni, Wisanggeni, Gatot Kaca Sapulebu, Punokawan, Togok, Dewi Sintha, Anoman, dan Butho, yang diolah dengan imajinasi dan ekspresi penulis sehingga menghasilkan bentuk wayang sesuai versi penulis dan berbeda dari bentuk wayang yang baku. (2) Proses penciptaan karya seni lukis melalui tahapan pemilihan bahan, perapian bahan dasar kayu, pembuatan sket awal, pewarnaan sket pada media kayu, pembuatan latar belakang, dan finishing. (3) Karya seni lukis ini diciptakan dengan bahan limbah kayu dengan teknik plakat. (4) Secara keseluruhan, penulis menghasilkan sepuluh karya seni lukis dengan bermacam warna. Karya dibuat dengan ukuran bervariasi dari ukuran terkecil 100 cm x 260 cm hingga ukuran terbesar 200 cm x 250 cm. Masing-masing karya berbeda cara pengaturan panelnya, tatanan panel vertikal sebanyak delapan buah karya dan panel yang ditata secara horizontal sebanyak dua buah karya. Karya seni lukis ini merupakan hasil imajinasi dan ekspresi penulis dalam menciptakan karakter tokoh pewayangan dengan memanfaatkan limbah kayu sebagai media berkarya.
BATIK WONOGIREN: KAJIAN PROSES PEMBUATAN DAN MOTIF DI SENTRA BATIK TSP WONOGIRI Lestari, Novita Tri; Syafii, Syafii
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34986

Abstract

Seiring dengan arus globalisasi, generasi muda sebaiknya andil dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya yang dimilikiIndonesia salah satunya batik.Wonogiri merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang memiliki beberapa desa potensi industri batik, yang menjadi daya tarik para turis domestik maupun luar negeri.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan dan motif batik di batik wonogiren. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan lokasi penelitian berada di Desa Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, dan sumber data diambil dari sentra batik Tari Sumarno Putri (TSP) batik Wonogiren. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tahapanreduksi data, penyajian atau pemaparan data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembuatan batik pada dasarnya sama dengan umumnya, hanya saja di TSP Batik Wonogiren tidak melewati tahap pengemplongan atau pencucian kain. Proses pembuatan batik wonogiren tergolong tradisional, namun dalam proses pewarnaan batik ini menggunakan teknik colet yang termasuk dalam proses modern, yakni adanya penggunaan pewarna sintetis dengan alasanmemiliki daya resap yang cukup baik. Motif batik di TSP Batik Wonogiren mengusung potensi daerah setempat yang merupakan hasil eksplorasi dan kreativitas penduduk setempat seperti motif jambu mete, motif jamu gendong, motif kepik, motif burung hantu, dan motif burbo. Saran yang diberikanuntuk dunia pendidikan yakni mampu menambah wawasan materi mengenai batik daerah setempat. Bagi pemerintah desa dan daerah, untuk membuat pengembangan-pengembangan sebagai salah satu media promosi batik wonogiren agar tetap berkembang dan dikenal diseluruh daerah seperti acara tahunan pameran di Kabupaten Wonogiri.
BIOTA LAUT SEBAGAI TEMA DALAM PEMBUATAN KARYA SENI PATUNG KONSTRUKSI Asih, Rika Wahyu Nur; Rondhi, Moh.; Gunadi, Gunadi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34991

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tema, proses, teknik, dan bentuk dari patung dengan pemanfaatan limbah logam/besi yang bertema “Biota Laut sebagai Tema dalam Pembuatan Karya Seni Patung Kostruksi”. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni patung ini adalah, metode meniru objek, mengkomposisi, dan memvisualisasi. Hasil pembahasan dan penciptaan kreatifkarya seni patung ini dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Tema yang dihadirkan dalam karya patung konstruksi ini adalah beberapa bentuk dari biota yang ada di laut seperti, kuda laut, ikan pari, ikan, lumba-lumba, kepiting, udang, gurita dan ubur-ubur. (2) Proses penciptaan karya seni patung melalui tahapan-tahapan sebagai berikut, pengumpulan bahanya itu limbah logam/ besi kemudian dipilih dan digolongkan sesuai jenis, bentuk, dan ukuran. (3) Karya seni patung ini diciptakan dengan bahan limbah logam/ besi dengan teknik konstruksi (menyusun) dan teknik assembling (merangkai). (4) Bentuk karya disajikan sejumlah delapan karya dengan ukuran dan berat yang berbeda-beda, lengkap dengan pedistal. Karyasenipatunginimerupakaneksplorasipenulisdalammenciptakankaryapatung biota laut dengan memanfaatkan limbah besi sebagi media berkarya, dengan tujuan mengasah kemampuan dalam menciptakan karya senitigadimensi dari pemanfaatan limbah sehingga tercipta karya seni patung yang estetik. Selain itu proyek studi ini dapat dijadikan dokumentasi dan untuk kepentingan hiasan yang dapat diposisikan pada tempat-tempat yang strategis seperti taman, tempat pariwisata, tempat bersejarah dan lain-lain, serta sebagai salah satu upaya untuk selalu mengingatkan masyarakat untuk menjaga keindahan biota yang ada di laut.
PAPER QUILLING AS AN ARTWORK MEDIA WITH FLORA DECORATIVE IN ART LEARNING FOR VII GRADE STUDENT OF JUNIOR HIGH SCHOOL 1 BAE KUDUS Pawekas, Restu Angening; Syafii, Syafii; Murtiyoso, Onang
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34992

Abstract

The purpose of this study is (1) explain the form of learning flora’s decorative using the quilling techniques on students class VII D SMP Negeri 1 Bae Kudus, (2) explain the results of learning work flora’s decorative using the quilling techniques on students class VII D SMP Negeri 1 Bae Kudus. The study uses an quantitative qualitative approach that is explrative. Data collection techniques used used are observation, intervews, documentation, and test. Based on the results of the research, it may be suggested that flora’s decorative production forms use quilling techniques, consisting of, (1) the learning indicator that refers to the aspect of knowledge , and skill written on the RPP; (2) the learning materials that refer to the aspect of knowledge and skill according to the RPP; (3) the learning strategy of inquiry learning, whereas the method of learning is the method of discourse, demonitation, and an assignment, and (4) the evaluation based on three aspects is the idea-the idea, the visual use of visual aesthetics, and the masterpiece of craftsmanship.Secondly, based on the results on the students from the very aspect of the idea on controlled observation 1 and surveillance 2, the drawing of objects varies in shape and doesn’t only make one object bold 2-3 objects in one image area. Based on visual aesthetic aspects in applying elements and principles of art in accordance with the stages of SMP and experience improvement. Based on technical mastery aspects the average student has experienced improvments in neatness and mastery of basic techniques.
TARI NUSANTARA DALAM GAMBAR ILUSTRASI COVER BUKU TULIS SEBAGAI SALAH SATU MEDIA PENGENALAN WARISAN KEBUDAYAAN TRADISIONAL PADA ANAK - ANAK Andriyanto, Novran; Rondhi, Moh; Mujiyono, Mujiyono
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34993

Abstract

Tari Nusantara merupakan tari – tarian yang berda di Indonesia yang bersifat tradisional. Mulai dari Sabang hingga Merauke, tiap daerah memiliki ciri khas masing – masing pastinya. Seiring berkembangnya zaman, media juga semakin berkembang. Pemanfaatan media tentunya dapat berpengaruh pada perkembangan Tari Nusantara. Melalui media yang tepat dan sasaran yang tepat, tentunya Tari Nusantara akan dapat selalu dilestarikan sesuai dengan perkembangan zaman. Anak –anak merupakan sasaran yang tepat sebagai subjek utama untuk menanamkan rasa cinta terhadap Tari nusantara. Media yang dekat dengan ank adalah buku tulis, karena buku tulis merupakan sarana yang sering digunakan untuk belajar – mengajar anak. Oleh karena itu, pemanfaatan cover buku tulis adalah media yang tepat untuk menempatkan Tari Nusantara dalam Ilustrasi yang menarik untuk anak. Tujuan proyek studi ini adalah menghasilkan karya ilustrasi dalam bentuk cover buku tulis dengan gagasan Tari Nusantara.Metode yang digunakan meliputi pemilihan alat dan bahan, teknik berkarya, dan proses berkarya. Media yang digunakan berupa bahan (kertas dan cat poster), alat (kuas, air dan palet), perlengkapan (pensil, kerta, dan penghapus) dan teknik (teknik langsung dan tidak langsung). Proses berkarya dalam proyek studi ini terbagi menjadi beberapa langkah yaitu tahap konseptualisasi dan visualisasi. Tahap konseptual dilakukan dengan cara mencari sumber informasi dan data tentang Tari Nusantara yang akan divisualisasikan. Setelah data diperoleh, akan divisualisasikan dengan tahap yang terdiri dari mencari sumber foto atau video sebagai acuan, sket, proses pewarnaan menggunakan cat poster, pendetailan, editing olah komputer dan finishing cetak dalam bentuk buku tulis.Karya yang dihasilkan merupakan gagasan penulis tentang pemanfaatan media cover buku tulis dengan visualisasi ilustrasi Tari Nusantara yang berjumlah 12 (duabelas) dengan ukuran A3 (30x40cm) dan cetak buku ukuran B5 (17x25cm). Pemanfaatan media cover buku tulis diharap menjadi minat anak untuk lebih mencintai Tari Nusantara yang merupakan warisan kebudayaan Indonesia. Sehingga, Tari tradisional Nusantara akan terus dapat dikenang dari generasi ke generasi selanjutnya.
KEUNIKAN ESTETIK BENTUK TOKOH WAYANG KLITIK DESA WONOSOCO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS: KAJIAN PADA TOKOH DAMARWULAN, MENAK JINGGA, DAN PUNAKAWAN Zaini, Muhammad; Triyanto, Triyanto; Utomo, Kasmidjo Budi
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34994

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk visual Wayang Klitik Desa Wonosoco dan keunikan estetik Wayang Klitik Desa Wonosoco khususnya pada tokoh Damarwulan, Menak Jingga, dan Punakawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis melalui tahapan reduksi, penyajian, dan verivikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, bentuk Wayang Klitik Desa Wonosoco Tokoh Damarwulan, Menak Jingga, dan Punakawan menyerupai bentuk manusia dengan struktur lengkap yaitu kepala, tangan, badan, dan kaki dengan hiasan berupa atribut dan busana yang berbeda-beda. Kedua, keunikan estetik pada Wayang Klitik Tokoh Damarwulan, Menak Jingga, dan Punakawan berbeda-beda, masing-masing memiliki keunikan yang khas pada struktur bagian bentuk wayang yang meliputi bagian atas wayang seperti kepala, bagian tengah seperti badan, dan bagian bawah seperti pada dodot. Sedangkan dari segi tatahan dan pewarnaan terkesan sederhana, kasar, dan apa adanya, hal tersebut merefleksikan ciri khas masyarakat pesisiran yang cenderung spontan, ekspresif, kasar, dan apa adanya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran sebagai berikut. Pertama, bagi masyarakat dan pemerintah desa setempat supaya mencintai kesenian Wayang Klitik untuk memperkenalkan kemasyarakat luas. Kedua, bagi peneliti lain untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih terkait Wayang Klitik.
HEWAN ENDEMIK JAWA SEBAGAI SUMBER IDE BERKARYA SENI GRAFIS CETAK TINGGI (LINO CUT) DENGAN TEKNIK REDUKSI Ningtias, Dianny Fauziyah; Supatmo, Supatmo
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34995

Abstract

Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan tema, media dan bentuk dari karya seni cetak tinggi yang bertema hewan endemik Jawa. Dalam proyek studi ini, hewan endemik Jawa menjadi tema dan objek utama dalam penciptaan karya seni grafis cetak tinggi. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan karya seni cetak tinggi ini adalah metode meniru objek, mengkomposisi dan memvisualisasi. Media yang digunakan dalam proses berkarya yaitu linoleum, tinta cetak, kertas, pisau cukil dan rol karet dengan teknik cukil dan proses pewarnaan dengan teknik reduksi. Tahapan dalam proses penciptaan karya seni cetak tinggi sebagai berikut, pengumpulan sumber dat dan pengumpulan gambar acuan melalui buku dan internet, menyiapkan media berkarya seni cetak tinggi, berkarya seni cetak tinggi, penyajian. Proyek studi ini menghasilkan dua belas karya dengan ukuran masing-masing 80 cm x 60 cm dilengkapi dengan pigura kayu. Karya seni cetak tinggi yang dihasilkan antara lain yaitu Pemangsa Bertengger di Atas Pohon (Elang Jawa), Hidup di Tajuk Pohon (Owa Jawa), Berambut Tajam (Landak Jawa), Sepasang Katak Darah (Katak Darah), Bersua Di Ladang Bambu (Badak Jawa), Sekawanan (Babi Kutil), Keluarga (Cangak Merah), Berinsting Tajam (Biul Slentek), Pelari Ulung (Rusa Bawean), Tua dan Muda (Lutung Budeng), Si Ekor Panjang (Lutung Surili), Senja di Savana (Macan Tutul). Proyek studi ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang bentuk dan keragaman hewan endemik di pulau Jawa dan memberikan wawasan tentang karya seni grafis khususnya cetak tinggi.
KARYA SAJAK CHAIRIL ANWAR AKU INI BINATANG JALANG BAB 1946 SEBAGAI SUMBER GAGASAN MEMBUAT KARYA ILUSTRASI IMAJINATIF Handary, Zulhilmi; Syakir, Syakir
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 1 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i1.34996

Abstract

Latar belakang pemilihan tema proyek studi ini adalah menciptakan karya seni ilustrasi imajinatif yang terinspirasi oleh ketertarikan pada sajak-sajak Chairil Anwar yang dimana karya sajak tersebut penuh dengan paradoks, metafora, masih hidup dan dibaca sampai saat ini. Tujuan Proyek Studi ini adalah untuk menciptakan karya seni ilustrasi imajinatif yang merupakan bentuk response visual dari sajak Chairil Anwar menggunakan pendekatan surealisme. Metode berkarya meliputi pemilihan bahan, alat, teknik berkarya, dan proses penciptaan karya. Media yang digunakan berupa bahan (kertas canson), alat (pensil, cat air, drawing pen, kuas), dan teknik (aquarel, arsiran drawing pen dan blocking). Proses penciptaan karya meliputi pencarian data, analisis dan kemudian dituangkan dalam bentuk visual melalui analisis sajak tersebut (analisis, sketch kasar pada kertas, memberi warna dengan cat air pada objek gambar, pemberian penegasan pada objek gambar secara detail, sentuhan akhir dan penyajian karya). Proyek studi ini menghasilkan tiga belas karya dengan ukuran karya 42x29,7Cm, yang dibuat pada tahun 2018. Seluruh karya ini menampilkan objek manusia yang dikonstruksi ulang secara imajinatif melalui pendekatan surealisme.
SENI KERAJINAN BAMBU PRODUK BAMBUSA DESA SOMAGEDE KEBUMEN: KAJIAN PROSES DAN NILAI ESTETIS Novia, Novia; Syafi’i, Syafi’i
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni Vol 8 No 2 (2019): Eduarts
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/eduart.v8i2.35122

Abstract

Aspek kreatif membuat perajin terus berusaha menemukan berbagai gagasan baru dalam berkarya. Usaha yang dimaksud dapat berupa eksplorasi visual, fungsi, bahan, alat atau teknik yang digunakan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pembuatan dan nilai estetis seni kerajinan bambu Desa Somagede Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di Desa Somagede, Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik simpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian menujukkan bahwa, proses penciptaan seni kerajinan bambu terdiri dari tiga tahapan, yaitu: Tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penyelesaian. Secara umum nilai estetis dari produk-produk seni kerajinan Bambusa Desa Somagede dapat diamati dari unsur rupa yang tampak seperti garis lengkung, raut geometris, organis, dan raut tak beraturan, warna yellow ochre, dan tekstur semu pada produk kerajinan. Pada produk kerajinan terdapat cekungan dan tonjolan yang menciptakan dimensi ruang dengan volum tertentu dan seolaholah memiliki sisi gelap dan sisi terang. Selain unsur rupa dapat diamati pula prinsip penyusunan dalam produk seni kerajinan seperti irama repetitif dan ber-flowing. Dominasi berupa cekungan atau tonjolan yang dihadirkan dengan keseimbangan memusat yang simetris. Perbandingan ukuran tiap elemen penyusun menciptakan kesebandingan yang proporsional. Ketepatan penyusunan antar unsur rupa dalam produk menciptakan keserasian dan kesatuan yang baik.

Page 6 of 31 | Total Record : 304