cover
Contact Name
Muh. Altin Massinai
Contact Email
geocelebes@sci.unhas.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
geocelebes@sci.unhas.ac.id
Editorial Address
Departemen Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Hasanuddin, Gedung MIPA, Kampus Unhas Tamalanrea - Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar - Sulawesi Selatan 90245
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Geocelebes
Published by Universitas Hasanuddin
Core Subject : Science,
Jurnal Geocelebes adalah jurnal peer-review yang dipublikasikan oleh Departemen Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun pada bulan April dan Oktober. Jurnal ini diperuntukkan sebagai sarana publikasi ilmiah di bidang geofisika baik teoritik maupun terapan. Artikel yang dimuat merupakan hasil penelitian yang orisinal, tinjauan (review) tentang kemajuan terkini dari suatu topik tertentu, studi kasus aplikasi geofisika atau pun resensi tentang perangkat lunak yang berkaitan dengan geofisika. Fokus dan cakupan topik yang dimuat dalam Jurnal Geocelebes: Geofisika eksplorasi Seismologi Vulkanologi Geofisika lingkungan Hidrometeorologi Oseanografi Dinamika pantai dan lautan Geoinformatika Mitigasi bencana geologi
Articles 137 Documents
Penentuan Episentrum dan Hiposentrum Gempa Bumi Menggunakan Metode Grid Search di Antelope Valley, California Ambrosius Hernawan Wibisono; Restu Wildanu Ahadi; Sultan Al Ghifari; Ilham Dani; Syamsurijal Rasimeng
JURNAL GEOCELEBES Vol. 5 No. 2: October 2021
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v5i2.14635

Abstract

Penentuan titik episenter (titik gempa terekam di permukaan bumi) dan hiposenter (titik gempa terekam di bawah permukaan bumi) dapat dilakukan dengan perhitungan numerik. Penelitian ini menentukan titik episenter dan titik hiposenter gempa yang terjadi di Antelope Valley, California, Amerika Serikat tahun 2021 dengan kekuatan sebesar magnitudo 6.0 pada geografis lintang 38.507o LU dan bujur 119.499o BB. Gempa terekam di tiga stasiun terdekat, yaitu stasiun NV31, PASC, dan CMB. Perkiraan titik gempa berada di tengah-tengah ketiga stasiun tersebut, sehingga data perekaman gempa pada ketiga stasiun tersebut sangat penting karena dianggap paling akurat. Penelitian ini menggunakan metode Grid Search dengan plotting 2D dan 3D. Pengolahan data menggunakan Google Colaboratory, dan SeisGram2K v7. Data perhitungan merujuk informasi resmi dari situs USGS (United States Geological Survey). Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil plotting 2D bahwa titik episenter pada lintang 39.255⁰ LU dan bujur 119.833⁰ BB. Hasil plotting 3D menunjukkan titik hiposenter pada lintang 38.627⁰ LU, bujur 119.788⁰ BB, dengan kedalaman 18 Km.
Analisis Karakteristik Arus di Perairan Teluk Parepare, Sulawesi Selatan Sri Ningsih; Bergita Gela M Saka
JURNAL GEOCELEBES Vol. 5 No. 2: October 2021
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v5i2.8914

Abstract

Perairan Teluk Parepare merupakan teluk semi-tertutup, beberapa titik tertentu terdapat submarine canyon (kontur yang menjorok ke dalam) yang secara viskositas dinilai dapat mempengaruhi pola sirkulasi arus laut yakni vektor dan magnitude-nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arus dan kecepatan arus pasang surut yang disebabkan oleh karakteristik kedalaman di perairan Parepare. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Sementara analisis hidrodinamika menggunakan software SMS (Surface Water Modelling System) dengan sub-program RMA-2 yang diturunkan dari persamaan beda hingga 2D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan di Teluk Parepare pada waktu-waktu tertentu terjadi rotasi arus dan pertemuan arus yang disebabkan oleh variasi kedalaman dan adanya perubahan kecepatan. Perubahan dari kecepatan yang tinggi 0,068 – 0,21 m/s ke kecepatan yang cukup rendah 0,0029 – 0,0051 m/s. Pada daerah submarine canyon (kontur yang menjorok ke dalam), pola arus membentuk pusaran (turbulensi) dengan kecepatan rata-rata berkisar 0,031 m/s. Sehingga dapat dikatakan bahwa tipe kontur kedalaman dapat mempengaruhi pola arus di perairan Teluk Parepare. Karakteristik kondisi arus pada saat musim barat (hujan) kecepatan arus lebih besar dan lebih fluktuatif (tidak stabil) dibandingkan dengan kecepatan arus rata- rata pada musim timur (kemarau).
Estimasi Cadangan Terukur Endapan Nikel Laterit COG 1,5 Menggunakan Metode Daerah Pengaruh di Kab. Morowali La Ode Muh Yazid Amsah; Andi Ilham Samanlangi; Moh Khaidir Noor
JURNAL GEOCELEBES Vol. 5 No. 2: October 2021
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v5i2.13861

Abstract

Perhitungan cadangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam tahap evaluasi penambangan, karena keputusan teknis yang berhubungan dengan kegiatan penambangan sangat tergantung pada jumlah cadangan dan sebaran bijih. Tujuannya untuk mengetahui jumlah cadangan terukur nikel laterit menggunakan metode daerah pengaruh dengan cut-off grade (COG) 1,5%. Jumlah cadangan terukur nikel laterit dengan metode daerah pengaruh sebesar 9.996,875 ton.
Identifikasi Percepatan Tanah Maksimum dan Intensitas Gempa Bumi di Sumatra Barat Menggunakan Metode Gutenberg-Richter Erna Yustika Hutasoit; Ira Kusuma Dewi; Faizar Farid
JURNAL GEOCELEBES Vol. 5 No. 2: October 2021
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v5i2.14056

Abstract

Sumatra Barat memiliki tingkat kegempaan cukup tinggi karena berada pada zona Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Sumatra. Tingginya tingkat kegempaan ini mempengaruhi nilai percepatan tanah di Sumatra Barat yang merupakan parameter penting dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Metode Gutenberg-Richter merupakan salah satu metode empiris untuk menghitung nilai percepatan tanah maksimum (PGA) dan intensitas gempa bumi berdasarkan magnitudo gempa. Data penelitian ialah data katalog gempa bumi dari BMKG dan USGS dengan periode 01 Januari 2005 hingga 15 September 2020 dengan magnitudo gempa Mb ≥3 dan kedalaman ≤70 km. Berdasarkan data BMKG diperoleh gempa bumi sebanyak 1136 kejadian dan menunjukkan nilai PGA di Sumatra Barat sekitar 0,16 – 1,44 m/s2 dengan intensitas V–VIII MMI serta episenter menyebar di zona akresi, zona Sesar Sumatra dan zona Sesar Mentawai. Sedangkan dari USGS diperoleh gempa bumi sebanyak 1140 kejadian dan menunjukkan nilai 0,28 – 1,35 m/s2 dengan intensitas VI–VIII MMI serta episenter yang menyebar di zona Sesar Mentawai. Berdasarkan analisis data baik dari BMKG maupun USGS diperoleh bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah wilayah yang memiliki tingkat risiko gempa bumi paling tinggi dan berpotensi tsunami dengan nilai percepatan tanah maksimum sekitar 1,29 – 1,44 m/s2 dengan intensitas VIII MMI.
Geologi dan Kestabilan Lereng dalam Pemetaan Zonasi Longsor di Desa Seberang dan Sumur Gedang, Kecamatan Pesisir Bukit, Kota Sungai Penuh, Jambi Fandi Frananda; Itang Ahmad Mahbub; Anggi Deliana Siregar
JURNAL GEOCELEBES Vol. 5 No. 2: October 2021
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v5i2.14427

Abstract

Longsor terjadi diakibatkan kestabilan lereng yang terganggu maka gerakan tanah (longsoran) akan terjadi dan dapat menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat di sekitarnya. Kota Sungai Penuh cecara fisiografis berada di tepi bagian muka Lempeng Benua Asia yang berbenturan dengan Lempeng Samudera Hindia mengakibatkan sering dilanda bencana geologi. Kecamatan Pesisir Bukit merupakan daerah rawan akan potensi gerakan tanah longsor berdasarkan peta perkiraan gerakan tanah longsor untuk periode bulan Januari hingga Februari 2018. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan zonasi longsor daerah penelitian berdasarkan kestabilan lereng dari data lapangan dan laboratorium. Metode penelitian menggunakan metode survei dan observasi lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan daerah penelitian dibagi menjadi zona rendah (stabil), menengah dan tinggi (labil) berdasarkan ketentuan PVMBG. Zona berpotensi rendah dapat ditemukan adanya tanah longsor, namun ditemukannya tanah longsor ini jarang, namun dapat terjadi jika adanya faktor yang memicu longsor. Zona berpotensi menengah menandakan bahwa pada daerah tersebut ditemukannya kejadian longsor cukup banyak, merupakan daerah berbukit, tutupan lahan dengan curah hujan cukup tinggi. Sedangkan zona berpotensi tinggi menandakan daerah sangat berpotensi longsor, umumnya ditemukan pada daerah lereng terjal dengan intensitas curah hujan tinggi dan bencana tanah longsor pada daerah ini akan sering terjadi.
Pemanfaatan Frekuensi Alamiah Tanah Menggunakan Pengukuran Mikrotremor Tiga Komponen dalam Mendeteksi Kedalaman Batuan Dasar Erfan Syamsuddin; Aulia Puji Astuti; Sofian Sofian; Dede Muhaimin Aziz; Muhammad Habibullah; Sindy Yustin Linggi
JURNAL GEOCELEBES Vol. 5 No. 2: October 2021
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v5i2.14996

Abstract

Suatu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang sama dapat memberikan respon yang berbeda terhadap efek getaran tanah, bergantung pada karakteristik batuan penyusun formasi di wilayah itu. Fenomena ini disebut site effect. Spektra ambient noise yang diperoleh dari pengukuran mikrotremor dapat digunakan untuk menentukan respon suatu site khususnya frekuensi dominan lapisan sedimen. Respon frekuensi ini berhubungan dengan ketebalan lapisan sedimen. Berdasarkan formasi geologinya, Kota Palu tersusun atas endapan aluvium berumur holosen yang menjadi sedimen penyusun paling muda di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh estimasi ketebalan lapisan sedimen di tiga titik pengukuran mikrotremor dari nilai spektrum horizontal to vertical () yang merempresentasi frekuensi dominan (f0) serta kecepatan gelombang geser (Vs) lapisan sedimen. Hasil yang diperoleh memperlihatkan nilai frekuensi dominan tanah f0 <2.5 Hz, hasil inversi kurva HVSR memperlihatkan variasi ketebalan sedimen (Vs < 750 m/s) antara 152 – 186 m yang mengindikasikan lapisan sedimen penyusunnya masuk dalam kategori tebal, sedangkan variasi nilai Vs30 berada antara rentang 291 – 381 m/s. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk tujuan geoteknik, seperti desain bangunan tahan gempabumi berdasarkan respon frekuensi dominan tanah serta kecepatan gelombang gesernya.
Fault Interpretation Based on Similarity and Curvature Attributes in F3 Netherlands: Interpretasi Sesar Berdasarkan Atribut Similarity dan Curvature di Lapangan F3 Netherlands Nadea Arie Saragih; Faizar Farid; Juventa Juventa
JURNAL GEOCELEBES Vol. 6 No. 1: April 2022
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v6i1.14080

Abstract

F3 Southern North Sea Netherlands Basin field is an oil and gas field that has a complex fault structure and stratigraphy due to compressional tectonic movements during the Late Cretaceous and Tertiary eras. Information on the presence of faults can act as a trap or migration which then greatly affects oil and gas production and the injection process. A seismic attribute analysis of similarity and curvature was used to interpret the presence of fault structures to obtain information on the presence of subsurface faults in the F3 Netherlands field. The interpretation of the similarity attribute calculation results shows that the faults are marked with a minimum similarity value of 0.77, 0.68, and 0.66 at the time slices Z = 400ms, 1700ms, and 1800ms. The maximum value of most post-positive curvature represents the presence of an ascending fault block and the maximum value of the most negative curvature represents the presence of a descending fault block at the same time incision. Based on the similarity and curvature attribute calculations, it can be interpreted that the major faults in Top Zechstein to Upper Pliocene and the presence of successive faults on Top Zechstein to Base Lower Cretaceous are faults due to the formation of the Zechstein salt dome intrusion
Geology and Potential Flash Flood Vulnerability of Sungai Jernih Village and Surroundings, Pondok Tinggi District, Kerinci Regency, Jambi: Geologi dan Potensi Kerawanan Banjir Bandang Desa Sungai Jernih dan Sekitarnya, Kecamatan Pondok Tinggi, Kabupaten Kerinci, Jambi Viky Parmelian; Anggi Deliana Siregar; Yulia Morsa Said
JURNAL GEOCELEBES Vol. 6 No. 1: April 2022
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v6i1.14824

Abstract

Sungai Jernih Village and its surroundings have relatively steep slopes. Based on rainfall data for the last three years this area has moderate rainfall, with a tropical climate. In general, making the weathering level around it high and causing weathered soil/rock material conditions so that it is not strong retain the volume of water that is absorbed by the surface. The weathering can be carried away by water currents and flash floods. Pondok Tinggi sub-district has experienced flash floods, one of which was on May 13, 2017. The method used in this study is a direct mapping method, namely conducting field observations to map the distribution of lithology. Prior to field observations, analysis of secondary data obtained from literature studies and other sources was carried out to consider the results of field observations as a basic reference for research. Mapping results in the form of maps and parameter analysis using scoring overlaid with ArcGIS software. The low level of vulnerability with an area of ​​51.25% consists of 2 sub-districts, are in Pondok Tinggi District and Kumun District. The level of vulnerability is sufficient with an area of ​​25.39% consisting of 2 sub-districts are Sungai Bungkal District and Pondok Tinggi District. Then the highest vulnerability level with an area of ​​23.36% consists of 4 districts are Pesisir Bukit District, Sungai Bungkal District, Sungai Bungkal District Full and Pondok Tinggi District.
Identification of Alteration-Mineralization in Skarn Deposit System based on Time-Domain Induced Polarization Method Approach in Kasihan Area, Pacitan, East Java: Identifikasi Alterasi-Mineralisasi pada Sistem Endapan Skarn Berbasis Pendekatan Metode Time Domain Induced Polarization di Daerah Kasihan, Pacitan, Jawa Timur Taufik Seizarsyah; Ajimas Pascaning Setiahadiwibowo; Firdaus Maskuri; Sutarto Sutarto
JURNAL GEOCELEBES Vol. 6 No. 1: April 2022
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v6i1.17558

Abstract

This research was conducted in Kasihan, Pacitan, East Java with the aim of knowing the alteration zone and ore mineralization from mineral sediment systems based on the conductivity and resistivity of subsurface rocks in the study area. A geophysical method is needed to map area area area of the prospect of mineral deposits as well as mathematical models in the area research. One of the geophysical methods used in studies of mineral sediment cases is Time Domain Induced Polarization (TDIP). Measurement  of Time Domain Induced Polarization method done with configuration dipole-dipole which is arranged relatively straight northeast-southwest as much 2 tracks, with each track having the length of 260 m with an initial space of 20 m electrodes. Targets of the TDIP Method can describe subsurface conditions as far as 48 m. The position of mineralization in skarn deposits in the Time Domain Induced Polarization method at a depth of 25 m below the surface topography shown by high resistivity values >2000 Ωm and   >500 msec chargeability in dacite and limestone
Mapping of Seismic Vulnerability Potential for Earthquake Disaster Migitation in South Morotai: Pemetaan Potensi Kerentanan Seismik sebagai Mitigasi Bencana Gempa di Morotai Selatan Rohima Wahyu Ningrum; Risky Nuri Amelia; Suryani Taib; Rahim Achmad; Marwis Aswan
JURNAL GEOCELEBES Vol. 6 No. 1: April 2022
Publisher : Departemen Geofisika, FMIPA - Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/geocelebes.v6i1.19150

Abstract

The geological condition of Morotai Island is influenced by small faults and tectonic activity from several major and minor plates that form the subduction zone, are the Pacific plate, the Philippine plate, the Sangihe plate, and the Moluccas Sea plate. This causes Morotai Island to have a high potential for earthquake hazards. South Morotai is the center of government, services, trade and economy on Morotai Island, and has a high potential for earthquakes. Therefore, an analysis of the distribution of seismic vulnerability values ​​in South Morotai was carried out based on mapping as a disaster mitigation effort in South Morotai. The microtremor method uses the H/V spectral ratio analysis technique to analyze the level of earthquake hazard based on the value of the seismic vulnerability index by considering local soil conditions. The ground frequency value (f0) obtained when measuring microtremor is between 0.6 Hz to 0.7 Hz. The amplitude value (A0) in the South Morotai area is around 1.9 – 5.2 times strengthening. The value of the seismic susceptibility index (Kg) in the study area is calculated based on the value of the basic frequency and amplitude with between 5.9 to 44.8. It was concluded that the distribution of a high Kg index and an earthquake prone area was in Darame Village, Muhajirin Village, and Wawama Village with a Kg value > 20. This area is composed of alluvium consisting of gravel, potential mud, and boulders, so it is classified into soft soil type. Less vulnerable areas are in Gotalamo Village, Daruba Pantai Village, and Darame Village

Page 8 of 14 | Total Record : 137