Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Problematika Sosial Di Balik Citra Drama Korea; Sebuah Tinjauan Budaya Visual Nurhablisyah Nurhablisyah; Duane Masaji Raharja
GANDIWA Jurnal Komunikasi Vol 2, No 1 (2022): Gandiwa Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.789 KB) | DOI: 10.30998/g.v2i1.1177

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan problematika sosial di balik citra drama Korea Selatan dengan menggunakan  pendekatan tinjauan budaya visual. Citra diartikan sebagai kesan yang ditangkap oleh orang lain setelah mengalami proses penerimaan pesan dan persepsi. Budaya visual timbul disebabkan oleh interaksi, persepsi, proses pemikiran terhadap suatu karya maupun buah pikir yang kemudian dituangkan dalam karya visual, seperti busana, artefak, poster, buku dan media lain. Indonesia menjadi negara ke-2 setelah Korea Selatan yang banyak menyaksikan drama  Korea. Sejak tahun 90an Hallyu Wave menjadi strategi kebijakan politik Korea Selatan dan berhasil membuat citra positifi negara ini serta meningkatkan perekonomian dari sektor wisata dan industri kreatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Teori Citra Budaya serta Budaya Visual. Keberhasilan Korea Selatan, membawa kebiasaan baru terhadap masyarakat Indonesia, seperti makanan, gaya busana, konsumsi dan lain sebagainya. Seperti negara lainnya, Korea juga memiliki problematika sosial beberapa di antaranya; tingginya angka bunuh diri, rendahnya fertilitas, tingginya angka lansia dan kebiasaan minum alkohol yang menyebabkan tindakan kriminal. Dalam pandangan Teori Kultivasi, media memiliki kekuatan untuk memengaruhi khalayak. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengikuti kesuksesan Korea Selatan daripada sekedar menjadi target pasar.  Jika, budaya visual Indonesia dapat ditampilkan dengan berkualitas maka citra positif akan terbentuk, dan membantu meningkatkan kerjasama dengan negara lain, pariwisata semakin tumbuh serta mengembangkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Social Media and Mother’s Behavior in Early Childhood Education N Nurhablisyah
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2015: Proceeding ISETH (International Conference on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In modern civilization, technology is improved so that human will be able to solve their problem easier, faster and efficient. In fact, there are several cases of amiss and defective application of technology. The widespread social media as the result of technology distribution is one among the consequences. Women and mothers become vulnerable to this phenomenon, they actively use diverse social media such as facebook and Path to monitor their children as well as to connect with friends. Nevertheless, the use of social media is unanticipated. It brings out the new problem in the relationship quality between parents particularly mother and children, meanwhile parents have a huge influence for preparing the future generation. This research used qualitative methodology by using in depth interview to seven mothers whose children study in Salman Al Farisi kindergarten in Cileungsi West Java.Salman Al Farisi kindergarten applied “Metode Sentra” in the process of learning. It has an awareness to actively participate in nurturing the students and conducts parenting forum regularly. The results showed 71.4% mothers had account in social media (facebook) while the other actively connected via Whatsapp or Blackberry application. The main purpose of their involvement in social media was to get connected to their community, share pictures or videos, and obtain useful information. 24% of the respondents realized that social media was powerfully distraction regarding with their quality time with family especially children.
Analisis Naratif Buku Cerita Bergambar, Apakah Hewan Bisa Berjalan Di Atas Air Nurhablisyah Nurhablisyah; Rina Wahyu Winarni; Renanda Adhi Nugraha
GANDIWA Jurnal Komunikasi Vol 2, No 2 (2022): Gandiwa Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/g.v2i2.1572

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis naratif buku cerita bergambar berjudul Para Detektif Mungil, Apakah Hewan Bisa Berjalan di Atas Air? Buku ini merupakan buku yang ditulis oleh Cressida Cowell, seorang penulis terkenal asal Inggris. Buku ini merupakan hadiah bagi konsumen yang membeli paket Happy Meal McDonald di tahun 2019 sampai dengan 2021. Metode penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan Teori Naratif dalam buku cerita yang dikemukakan oleh Bateman, di mana di dalamnya terdapat teks dan gambar. Dalam merancang buku cerita bergambar ada dua hal penting yang harus diperhatikan, pertama teks dan gambar serta unsur instrinsik. Unsur intrinsik cerita terdiri dari; penokohan, alur, seting tempat dan waktu, serta amanat. Dalam buku cerita ini, mengisahkan keluarga yang terdiri dari lima orang; yaitu ayah, ibu, Olly, Tyga dan Bo serta kumbang ungu. Mereka tinggal di rak buku raksasa. Jika ada hal yang ingin mereka cari, mereka mencarinya ke dalam buku dan membawa benang merah agar bisa kembai ke rumah mereka. Ide pembuatan buku ini bertujuan agar menumbuhkan minat baca pada anak dan keluarga. Elemen visual dalam buku ini adalah garis, bentuk tekstur, warna dan komposisi. Warna didominasi oleh warna hijau dan tekstur air. Hal ini disebabkan karena setting tempat umumnya terjadi di sungai. Cressida merupakan penulis yang telah menelurkan beberapa karya, melalui buku cerita setebal 26 halaman ini, ide cerita yang sederhana bisa dikemas dengan menarik melalui paparan konflik serta ilustrasi yang sesuai serta pemainan bagi pembaca di akhir halaman.
Perancangan Buku Ilustrasi Kekerasan Seksual Domestik pada Anak Mulyawati Nur Alifia; Nurhablisyah Nurhablisyah; Ndaru Ranuhandoko
Cipta Vol 1, No 2 (2022): Cipta
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.888 KB) | DOI: 10.30998/cipta.v1i2.1661

Abstract

Tujuan penelitian untuk merancang buku ilustrasi yang membahas tentang bahaya Inses Domestik dan dampak pada anak yang dapat dijadikan informasi penting oleh para masyarakat dan anak muda yang membutuhkan pengetahuan lebih mengenai bahaya dan dampak yang dihasilkan dari kekerasan seksual. Hal tersebut perlu diperhatikan dalam menjalani kehidupan terlebih menjaga lingkungan sekitar. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis pengumpulan data yang dilakukan selama penyusunan penelitian ini adalah dengan studi pustaka, observasi dan wawancara. Selain data-data literatur mengenai objek penelitian, data lain diperoleh melalui wawancara. Observasi dalam penelitian dilakukan dengan mengamati berita-berita di televisi dan artikel di internet mengenai kasus Inses Domestik. Target khalayak dari perancangan dari buku ini adalah laki-laki dan perempuan usia 4 -23 tahun, baik dari  kalangan kelas menengah maupun atas. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah dibuatnya buku ilustrasi berjudul Waspada Kekerasan Seksual Pada Anak dengan menggabungkan visual ilustrasi sederhana dengan memadukan warna dan jenis pilihan font hingga menghasilkan keharmonisan pada visual buku berukuran 18 cm x 23 cm. Dari hasil perancangan buku ilustrasi ini diharapkan dapat memberi edukasi untuk masyarakat agar bisa mengetahui tentang bahaya kekerasan seksual dan meningkatkan kepedulian serta hak pada setiap anak
Perilaku Konsumen di Era Digital Tinjauan terhadap Pembaca HAI Online Nurhablisyah Nurhablisyah
Magenta | Official Journal STMK Trisakti Vol. 1 No. 02 (2017): Magenta : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Media
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61344/magenta.v1i02.17

Abstract

Hai magazine announced that Hai Juli 2017 edition is the last printed magazine being published. This meant, Hai as one of the oldest teenage magazine in Indonesia has to follow the other printed media, which being vanished. This magazine has gained 35 years published but have to gave up and choose online publishing. Before Hai magazine, onather printed media such as Sinar Harapan, Tempo, Femina, etc has to stop printing. In order to survice in mass media field, Hai must understand marketing strategy in digital era by understanding consumer behavior in digital era. This research is using qualitative methods and collecting data by literature and observation technique to www.hai.grid.id. The research was done in Jakarta in June to Juli 2017. The result showed, hai online readers are teenage boy, has an online acitivity in dayli life, having smartphone or other device connected to internet, have special budget to stay connected online, love to hang out with friends and community or peer group. This youngsters are also concern about their looks and having interest on music, sports, movie, art or aoutomotive. Life style is basic principle of the magazine. By using simple visual style on their sites, Hai online, more focus on information content. On the online site, Hai provide comments column and invites the readers to send their creation such as videos, photos, graphics, etc. This effort is to stay connect with readers and gained more readers around Indonesia.
Video Mpo Alpa dan Fenomena Selebritis Online Indonesia Nurhablisyah Nurhablisyah
Magenta | Official Journal STMK Trisakti Vol. 2 No. 02 (2018): Magenta : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Media
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61344/magenta.v2i02.35

Abstract

In the beginning of year 2018, Indonesia’s netizen was mesmerized by viral viedo which captured a woman with thick make up talking by herself about her feeling toward her husband. That woman eagered to go to the mall depite of her busyness doing a house chore and economical pressure, insist her husband to company her. Netizen was amazed by the Betawi dialect she was spoken and the funny content she told. In a short periode, the video became massive viral, and turn another nertizens made the same video. The video is mostly about sharing your personal experience with your wife or husband. The lady in the Video known as “Mpok Alpa” then got public and media intention. She was invited to several media as a guest in television programme, launch a single called “Ke Emol” and even hored to have role in tv series. Mpok Alpa is not the only one, who started her career as celebrity from social media. Mpok Alpa Shortly become celebrity know as “Selebgram” or online celebrity. They use their popularity in online media to influence and selling to netizen. By having a huge fan base in their social media accounts, these celebrity also targeted by company to became their brand ambassador and star.
Analisis Pesan Visual pada Media Kampanye Luar Ruang Caleg 2019 Nurhablisyah Nurhablisyah; Khikmah Susanti
Magenta | Official Journal STMK Trisakti Vol. 3 No. 02 (2019): Magenta : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Media
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61344/magenta.v3i02.49

Abstract

Campaign moment in Indonesia means every place near the road or meeting point was covered by legislative campaign’s banner (out of home media). In 2019, this campaign media was overloaded which could covered others belonging from different party. Not only roads, trees, home’s gate and wall was becoming a random target for placing the media. Another phenomenon that was caught by eyes was too many message attributes which applied into the media by using AIDA Model (attention, interest, desire, action), therefore riders and pedestrian could not see the meaning clearly. Those visual message consists of texts, illustration (photos), color, layout etc. This descriptive research is trying to analyze visual message in legislative out of home media campaign 2019 in East Jakarta and Depok. Analysis method is using out of home principals messages. The result of this research showed, mostly legislative candidates didn’t’ applied the ideals principals about out of home media characters. Designing message for out of home media should base on this principals; (1) out of home provide a very limited information space, therefor choose the most important message and conduct mission and vision,(2) pedestrian and riders don’t have enough time to read all the information, choose the readable and clear text, illustration and color, (3) the frequency and size of the media is also influence the attention, (4) media was not only to attract people but also to influence to people around it.
Fenomena BTS dalam Iklan "Tokopedia", Sebuah Tinjauan Citra Budaya Visual Nurhablisyah Nurhablisyah; Khikmah Susanti
Magenta | Official Journal STMK Trisakti Vol. 4 No. 01 (2020): Magenta : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Media
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61344/magenta.v4i01.52

Abstract

BTS (Bangtan Boys) was chosen as the brand ambassador for Tokopedia because it had delivered many achievements, one of which reached the top of the Billboard charts in 2018, becoming the only South Korean group to surpass the Beatles record, occupying the Top 200 Bilboard charts for 3 songs less than 1 year. The phenomenon of Korean artists who were asked to become ambassasor brands in the advertising industry in Indonesia in this study will be discussed from the perspective of visual cultural imagery. This research method is a qualitative descriptive analysis through the Image and Visual Culture approach using Image Theory, which explains the image has several parts: (1) Graphics, (2) Optics, (3) Perception, (4) Mental, (5) Verbal. The results of this study indicate that the positive image of BTS, which represents South Korean young people, who work hard, are successful and relatively far from scandalous. The use of graphics that are not too much, pastel colors, animated hearts, fountains, wings, fireworks, and so forth. This graphic gives the impression of cheerful, energetic, but still looks controlled. Optics, in this advertisement, young people are targets that have similarities with the character of BTS personnel. The perception to be raised is the big name of BTS, which has many fans and influences on product consumerism, and increasing transactions through the Tokopedia application on mobile. Mental decision-making in the audience is the working class, students from middle economic groups. Whereas at the verbal point, not too many verbal messages are spoken and written, but always mentioned the word "Tokopedia." For written verbal messages, the word "Tokopedia" always appears on the screen. Verbal is to emphasize that BTS fully recommends Tokopedia to be a place for online shopping. Abstrak BTS (Bangtan Boys) terpilih menjadi brand ambassador untuk Tokopedia karena sudah melahirkan banyak prestasi salah satunya berhasil mencapai puncak pada tangga lagu Billboard pada tahun 2018, menjadi satu-satunya grup asal Korea Selatan yang melampaui rekor The Beatles, dengan menduduki Top 200 tangga lagu Bilboard untuk 3 lagu kurang dari 1 tahun. Fenomena artis Korea yang didaulat menjadi brand ambassasor dalam industri iklan di Indonesia pada penelitian ini akan dibahas dari perspektif citra budaya visual. Metode penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif melalui pendekatan Citra dan Budaya Visual dengan menggunakan Teori Citra, yang menjelaskan citra memiliki beberapa bagian;(1) Grafis, (2) Optik, (3) Persepsi, (4) Mental, (5) Verbal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa citra positif yang dimiliki BTS yang menjadi representasi anak muda Korea Selatan, yang bekerja keras, sukses dan relatif jauh dari skandal. Penggunaan grafis yang tidak terlalu banyak, warna-warna pastel, animasi hati, air mancur, sayap, kembang api, dan lain sebagainya. Grafis ini memberikan kesan ceria, energik, namun tetap terlihat terkendali. Optik, dalam iklan ini, kaum muda merupakan target yang memiliki kemiripan dengan karakter personel BTS. Persepsi yang ingin diangkat adalah nama besar BTS, yang memiliki banyak fans dan pengaruh terhadap konsumerisme produk, dan meningkatkan transaksi melalui aplikasi Tokopedia di ponsel. Mental dalam pengambilan keputusan dari khalayak merupakan kelas pekerja, mahasiswa/pelajar dari kelompok ekonomi menengah. Sedangkan pada poin verbal, tidak terlalu banyak pesan verbal yang diucapkan dan tertulis, namun selalu ada kata “Tokopedia.” Untuk pesan verbal tertulis, kata “Tokopedia” selalu nampak pada layar. Verbal tersebut untuk menegaskan bahwa BTS menganjurkan sepenuhnya Tokopedia menjadi tempat untuk belanja online.
Poster "Modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak" bagi Anggota PKH Kecamatan Cipayung Nurhablisyah Nurhablisyah; Dian Handayani
Magenta | Official Journal STMK Trisakti Vol. 4 No. 01 (2020): Magenta : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Media
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61344/magenta.v4i01.55

Abstract

Poverty in Depok especially in Kecamatan Cipayung, leads into a broken home family and economic pressure. Mostly the children become the main victim. In contrary, children is the main actor of the generation. To prevent generation lost, Social Ministry have launched “PKH” program. PKH Stand out as “Program Keluarga Harapan” help citizen in the area, not just economic access but also education to parenting. There are several modul conduct in the program. The citizen which selected and register as the member of the program, should attend the meeting regularly and report the progress of the aid. The problem occur, when the whole family could not adjust the program instantly. Therefor, the member needs media to transfer their knowledge beside verbal communication in their home. This article is using qualitative descriptive methods. The data was taken by observation, interview and literatures. Through this, Poster “Modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak” was designed to help the PKHS’s member to share parenting awareness in the family. The poster’s size is in A5 poster, with 6 different themes. There are three main’s visual elements in the poster; (1) Typography, (2) Illustration and (3) Symbolism. The purposes of the poster are, family may learn together and built as a solid team in the future. Abstrak Kemiskinan di wilayah Depok, terutama Kecamatan Cipayung, telah membawa keluarga hidup dalam perpecahan karena tekanan ekonomi. Anak-anak umumnya yang menjadi korban utama padahal anak adalah generasi penerus yang diandalkan. Untuk mencegah kehilangan generasi yang lebih besar, maka Kementerian Sosial mengeluarkan kebijakan yang dikenal dengan nama “PKH” (Program Keluarga Harapan). Tujuan program ini adalah untuk membantu masyarakat mendapatkan akses ekonomi sekaligus pendidikan dalam hal pola asuh keluarga. Untuk bisa mendapatkan bantuan, masyarakat yang terdaftar sebagai anggota harus mengikuti kegiatan rutin dan memberikan laporan bulanan. Setelah beberapa lama ikut dalam program ini, masalah yang muncul di tengah peserta adalah, bahwa mereka mengalami kesulitan untuk berbagi pengetahuan kepada keluarga inti.Sebab itulah diperlukan media yang dapat membantu penyampaian materi ke tengah keluarga selain kata-kata yang diucapkan. Artikel ini merupakan hasil dari penelitian qualitative deksriptif. Data-data diperoleh melalui observasi, wawancara dan penelusuran literatur. Poster “Modul Pengasuhan dan Pendidikan Anak” dibuat dalam kertas ukuran A5 dimana di dalamnya berisi 6 tema yang berbeda sesuai modul yang pernah disampaikan kepada peserta. Dalam merancang poster ini, ada 3 elemen visual utama, yaitu: Tipografi, (2) Ilustrasi dan (3) Simbolisme. Harapannya melalui poster ini, kelurag peserta PKH ikut belajar dan menjadi keluarga yang lebih baik.
Infografis Bijak Menggunakan Gawai Dalam Keluarga di Posyandu Cendrawasih Sukmajaya Depok Nurhablisyah; Dian Handayani
SENADA : Semangat Nasional Dalam Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2020): SENADA : Semangat Nasional Dalam Mengabdi
Publisher : Politeknik Bina Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56881/senada.v1i1.18

Abstract

Tujuan dari kegiatan abdimas ini adalah untuk merancang infografis “Bijak Menggunakan Gawai Dalam Keluarga.” Infografis ini diperuntukkan bagi masyarakat di sekitar Posyandu Cendrawasih RW 01 Kecamatan Sukamaju Depok-Jawa Barat. Posyandu Cendrawasih merupakan posyandu terbaik di wilayah itu, salah satu indikatornya adalah warga yang aktif dalam berbagai kegiatan posyandu. Metode pelaksanaan abdimas ini awalnya adalah sosialisasi secara langsung mengenai penggunaan gawai dalam keluarga, namun karena wabah Covid-19, kegiatan ini urung diadakan dan dirubah dengan perancangan infografis. Salah satu alasan mengapa kegiatan ini dilakukan adalah karena kebutuhan dari masyarakat mengenai penggunaan gawai dalam keluarga. Umumnya warga yang merupakan anggota posyandu adalah ibu-ibu usia 20-45 tahun dengan anak balita atau anak usia 7-12 tahun, beragama Islam, pendidikan umumnya adalah lulusan SMU dan sederajat dengan kelas sosial menengah sampai menengah bawah. Ada elemen yang melekat pada infografis ini, pertama adalah tema “Bijak Menggunakan Gawai Dalam Keluarga,” kedua adalah kreator atau perangkat lunak yang digunakan yaitu Adobe Ilustrator dengan lama pengerjaan yaitu dua hari, ketiga adalah elemen visual yang mencakup warna, teks, ikon dan sebagainya. Dari ketiga elemen tersebut, terbangunlah infografis yang memiliki dua informasi utama yaitu bijak menggunakan gawai yang harus dipahami oleh orangtua dan aturan menggunakan gawai bagi orangtua dan anak. Jika perancangan infografis telah memenuhi elemen tersebut maka seharusnya pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak.