Sunscreen digunakan untuk melindungi kulit dari radiasi sinar UV. Salah satu bahan alami yang berpotensi sebagai sunscreen adalah ekstrak belimbing depok(Averrhoa carambola L.) yang mengandung senyawa flavonoid. Belimbing depok yang berasal dari Depok, Indonesia, diekstraksi dengan larutan air dan diuapkan menggunakan rotary evaporator untuk memperoleh hasil yang kental. Telah dilakukan skrining fitokimia ekstrak bersamaan dengan kromatografi lapis tipis. Formulasi sunscreen dibuat terlebih dahulu dengan melarutkan bahan ke dalam masing-masing fase air dan minyak, dilanjutkan dengan mencampurkan kedua fase tersebut dengan ekstrak. Tiga formulasi dibuat dengan konsentrasi ekstrak berbeda yaitu 2, 4, 6% b/v. Seluruh formulasi diamati secara fisik melalui penilaian organoleptik, homogenitas, pH, pola penyemprotan, daya sebar lekat dan dilanjutkan dengan penilaian stabilitas pada suhu penyimpanan 4o & 40oC selama 24 jam. Ekstrak dan seluruh formulasi dievaluasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dalam rentang panjang gelombang 290-320 nm pada interval 5 nm untuk penentuan nilai SPF. Semua pengukuran diulang tiga kali. Hasil ekstrak menunjukkan kandungan flavonoidnya. Ketiga formulasi menunjukkan karakteristik fisik dan stabilitas penyimpanan yang baik. Formulasi semprot yang mengandung ekstrak belimbing wuluh konsentrasi 2% memberikan perlindungan maksimal (SPF 14.09). Formulasi dengan ekstrak 4% menawarkan perlindungan ultra (SPF 16.66), sedangkan formulasi dengan ekstrak 6% memberikan perlindungan ultraviolet yang lebih tinggi (SPF 18.33). Di antara seluruh konsentrasi yang diuji, formulasi dengan konsentrasi ekstrak 6% menunjukkan nilai SPF tertinggi, yaitu 18,33, menawarkan perlindungan ultra terhadap sinar matahari. Penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi semprotan dengan ekstrak belimbing wuluh sebagai bahan sunscreen alami mempunyai kemampuan dalam menyerap sinar ultraviolet tingkat tinggi.