Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Orientasi Ruangan Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Yang Dirawat Di Ruang Interna RSU Dr. Wahidin Sudirohushodo Makassar: Penelitian Pra Eksperimen (One Group Pra-test Post-test) Saranani, Muhaimin
Health Information : Jurnal Penelitian Digitalisasi Versi Cetak
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v1i2.515

Abstract

Pengaruh Orientasi Ruangan Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Yang Dirawat Di Ruang Interna RSU Dr. Wahidin Sudirohushodo Makassar.
Efektivitas Pemberian Ekstrak Tanaman Komba-Komba (Lantana camara) terhadap Proses Penyembuhan Luka pada Mencit yang diberi Luka Insisi: Penelitian dengan Hewan Coba: Penyembuhan Luka Insisi Saranani, Muhaimin; Nurfantri, Nurfantri; Akhmad, Akhmad; Budiono, Budiono
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 15 No 3 (2023): September-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v15i3.1113

Abstract

Perawatan luka yang tepat memberikan dampak proses penyembuhan yang cepat, dan mencegah kejadian infeksi. Proses penyembuhan luka dapat mengalami reaksi oksidatif. Pemanfaatan tanaman sebagai obat luka digunakan secara empiris pada tanaman komba-komba (Lantana camara) oleh masyarakat di Sulawesi Tenggara, Indonesia. Berdasarkan uji fitokimia menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun L. camara melalui penangkapan radikal bebas DPPH dengan nilai IC50. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas ekstrak tumbuhan komba-komba (L. camara) terhadap proses penyembuhan luka pada hewan coba mencit yang diberi luka insisi. Desain penelitian adalah eksperimen randomisasi satu grup pra-pascates, dan subjek 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 2 kelompok kontrol negatif dan positif, dan 3 kelompok perlakuan. Ekstrak L. camara dibagi atas dosis konsentrasi 10%, 15%, dan 30% untuk kelompok perlakuan, dan sebagai kontrol diberikan salep oxytetracycline (positif), dan vaseline (negatif). Penelitian dilakukan di Laboratorium Biomedik Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara, Indonesia, pada bulan Juni-Agustus 2023. Perlukaan seluar 3 x 3 cm pada hewan coba mencit di daerah punggung dengan ke dalaman insisi mencapai subkutis (luka derajat 2). Pengukuran proses penyembuhan luka dilakukan pada hari ke 3, 7, dan 14. Hasil penelitian adalah rerata Standar error of Mean (SEM) pada setiap pengukuran, perbedaan luas luka antara kelompok kontrol pada semua seri pengukuran, terdapat empat besar waktu pengukuran yang menunjukkan rerata di atas 5 cm, yaitu kontrol negatif dan perlakuan dosis 15% pada pengukuran ketiga (hari ke 15)/p=0,008, kelompok kontrol negatif dan perlakuan dosis 30% pada pengukuran kedua dengan p=0,001 dan ketiga p=0,006. Peningkatan penyembuhan luka, ukuran luka berkurang menjadi 7,5 cm pada ekstrak dosis 15%, dan ukuran luka 6,7 cm pada ekstrak dosis 30%. Ekstrak tanaman komba-komba (Lantana camara) efektif membantu proses penyembuhan luka pada konsentrasi dosis 15% dan 30%. selama 14 hari perawatan.
The Effectiveness of Tawandakulo (Kleinhovia Hospita L.) On SGOT, SGPT Enzyme Levels, and Hepatocyte Regeneration in Paracetamol-Induced Rats Saranani, Muhaimin; Nurfantri, Nurfantri
Public Health of Indonesia Vol. 10 No. 3 (2024): July - September
Publisher : YCAB Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v10i3.828

Abstract

Background:Paracetamol is metabolized by cytochrome P450 enzymes into a highly toxic reactive metabolite, N-acetyl-p-benzoquinonimine (NAPQI), which can cause liver damage. Antioxidants play a crucial role in mitigating liver toxicity. Kleinhovia hospitaL. (also known as Tawandakulo) is a potent plant antioxidant due to its content of secondary metabolites, such as phenolics, flavonoids, saponins, and terpenoids. Objective:This study aimed to investigate the levels of SGOT and SGPT enzymes, as well as liver histopathology, as indicators of liver health. Methods:An experimental research design with a randomized post-test control group was used. The study involved 25 rats, randomly divided into five groups. Paracetamol was administered at a toxic dose of 2.5 g/kg body weight, dissolved in distilled water, and given orally through NGT no. 5. Results:The study found a decrease in SGOT levels in the treatment group and a significant reduction in SGPT enzyme levels between pre-intervention (P2) and post-intervention (P3). There was a significant change in enzyme levels in treatment group 2 (p = 0.00) and treatment group 3 (p = 0.03). However, no significant difference was observed in treatment group 4 (p = 0.09). Liver cells in treatment groups P1, P2, and P3 showed signs of regeneration, whereas cells in the control group did not regenerate. Group P4 exhibited slower liver cell regeneration than the other treatment groups. Conclusion:This study concludes that a decoction of Kleinhovia hospitaL. can stimulate liver cell growth and reduce SGOT and SGPT enzyme levels. Keywords: Kleinhovia hospitaL; SGOT; SGPT; Liver cell regeneration; Indonesia.
IDENTIFIKASI PERAN MASYARAKAT DAN TENAGA KESEHATAN DALAM PEMBERANTASAN TB PARU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SOROPIA Nurfantri, Nurfantri; Saranani, Muhaimin; Akhmad, Akhmad
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 17 No 1 (2025): Januari-April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v17i1.1682

Abstract

Ringkasan: Latar belakang: Keberhasilan pengobatan TB nasional (85%) masih di bawah target global (90%), sementara wilayah kerja Puskesmas Soropia mengalami kenaikan temuan kasus tiga tahun terakhir. Tujuan: Menganalisis faktor rendahnya partisipasi masyarakat, mengevaluasi peran kader dan tokoh masyarakat, serta menilai peran tenaga kesehatan dalam pengendalian TB. Metode: Desain mixed-method; survei pada 350 KK, wawancara mendalam 31 partisipan (pasien TB, tenaga kesehatan, kader, tokoh masyarakat), FGD, dan observasi partisipatif; analisis tematik-triangulasi (Colaizzi). Hasil: Pengetahuan masyarakat didominasi kategori kurang (56%); tiga tema kunci: stigma TB sebagai aib, peran kader dan pemerintah desa dalam diseminasi informasi yang belum optimal, serta upaya nakes mendorong kepatuhan dan pelacakan kontak. Simpulan: Partisipasi komunitas terhambat stigma dan rendahnya literasi TB; fungsi kader dan dukungan kebijakan desa belum maksimal; kinerja nakes baik namun membutuhkan penguatan berbasis komunitas. Saran: Kampanye berbasis budaya lokal, pelatihan kader TB, advokasi alokasi dana desa, dan intervensi partisipatif untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat.
SCREENING AND HEALTH EDUCATION ON HEALTH ISSUES RELATED TO DIVING AMONG TRADITIONAL FISHERMEN IN LEPPE VILLAGE, SOROPIA DISTRICT, KONAWE REGENCY Nurfantri, Nurfantri; Dali; Saranani, Muhaimin; Risfandi
Jurnal Inovasi, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2025): Juli-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/jippm.v5i2.1706

Abstract

Nelayan penyelam tradisional dapat mengalami barotrauma dan Dekompresi yang menunujukkan kondisi kegawatdaruratan penyelaman. Mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang penyakit dekompresi cara pencegahan dan mengidentifikasi keluhan Dekompresi dan Barotrauma melalui skrining kesehatan di Desa Leppe Kec. Soropia Kabupaten Konawe. Metode : Pemberian edukasi dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan skrining kesehatan, Sasaran kegiatan ini adalah penyelam tradisional di desa Leppe Kec.Soropia Kab. Konawe, berjumlah 30 orang. Hasil. Tingkat pengetahuan responden sebelum pemberian edukasi, nampak persentase responden berpengetahuan kurang 15 responden atau 50%) dan cukup sebanyak 7 responden atau 23,3 % mengalami penurunan dengan jumlah responden berpengetahuan rendah menjadi 5 responden (16%) dan berpengetahuan cukup meningkat menjadi 12 responden (40%), sehingga persentase responden berpengetahuan baik yang sebelumnya sebesar 8 responden ( 26,6%) mengalami peningkatan menjadi 13 responden (43%). Beberapa gejala dirasakan oleh > 50 % nelayan, diantaranya gangguan kulit berupa rasa gatal dan Nampak rash ( kebiruan ) pada kulit, masalah musculoskeletal seperti nyeri sendi dan otot), Ditemukan nelayan yang pernah mengalami kelumpuhan hingga kesulitan mengeluarkan urine Perlunya dilakukan edukasi terkait penyalaman yang sehat (sesuai standar). Bekerjasama dengan instansi lintas sector terkait pelatihan metode penangkapan selain metode penyelaman. Kata Kunci : Nelayan, Dekompresi, Penyuluhan, skrining
Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Website untuk Memudahkan Praktik Laboratorium bagi Mahasiswa Ilmu Keperawatan Nurfantri, Nurfantri; Saranani, Muhaimin; Wijayati, Fitri
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 14 No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v14i2.482

Abstract

Penggunaan modul dalam praktik laboratorium bagi mahasiswa Ilmu Keperawatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan tinggi, karena menitik berartkan pada kemampuan yang berorientasi pada tindakan prosedural, keterampilan teknis tersebut 60% nya diperoleh melalui pembelajaran praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mengembangkan modul pembelajaran praktik laboratorium berbasis website dengan metode Research and Development (R&D) melalui 3 tahap utama, analisis, desain dan pengembangan. Modul yang dikembangkan diujicobakan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari. Sejumlah 40 responden yang mengikuti uji coba modul berbasis website. Hasil analisis fungsional menunjukkan adanya kebutuhan pengembangan modul praktikum berbasis website dengan pengguna aplikasi Laboran, Dosen, dan Mahasiswa. Berdasarkan uji kelayakan, modul berbasis website memenuhi aspek fungsional ISO/IEC 9126 dan persentase pengujian usability sebesar 81,65 %.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Pada Kelompok Nelayan melalui Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader PTM Usman, Reni Devianti; Syanti Rahayu, Dian Yuniar; Saranani, Muhaimin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.14090

Abstract

ABSTRAK Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan dari seorang ke orang lain, dan terjadi dalam rentang waktu yang lama (kronis). Beberapa penyakit yang tergolong PTM diantaranya adalah hipertensi, diabetes melitus (DM), stroke, penyakit jantung, asma, kanker dan penyakit gagal ginjal. Data kejadian PTM menunjukkan jumlah yang meningkat tiap tahunnya. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan masyarakat penting untuk dilakukan dalam mendukung upaya pencegahan dan pengendalian PTM. Desa Ulu Sawa merupakan salah satu desa yang yang terletak dikawasan pesisir serta merupakan salah satu desa binaan Poltekkes Kemenkes Kendari. Salah satu mata pencaharian penduduk desa ini adalah sebagai nelayan. Pola konsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi natrium pada nelayan dan keluarganya merupakan faktor risiko terjadinya PTM. Keterlibatan kader dalam mendukung pencegahan dan pengendalian PTM merupakan aspek yang penting sehingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader perlu ditingkatkan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pencegahan dan pengendalian PTM pada nelayan. Sasaran kegiatan ini adalah kader PTM sebanyak 20 orang. Hasil kegiatan ini  menunjukkan peningkatan pengetahuan kader dengan kategori baik yaitu dari 45% menjadi 95%. Keterampilan kader juga meningkat pada ketergori baik dari 35% menjadi 90%. Kesimpulan kegiatan penyuluhan dan demonstrasi ini berperan dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pencegahan dan pengendalian PTM. Kata Kunci: Pengetahuan, Keterampilan, Kader, Penyakit Tidak Menular  ABSTRACT Non-communicable diseases (NCDs) are diseases that cannot be transmitted from one person to another, and occur over a long period of time (chronic). Some diseases that are classified as NCDs include hypertension, diabetes mellitus (DM), stroke, heart disease, asthma, cancer and kidney failure. Data on the incidence of PTM shows that the number is increasing every year. Increasing community knowledge and skills is important to support efforts to prevent and control NCDs. Ulu Sawa Village is one of the villages located in the coastal area and is one of the villages assisted by the Kendari Ministry of Health's Health Polytechnic. One of the livelihoods of the residents of this village is as fishermen. The consumption pattern of food that is low in fiber and high in sodium among fishermen and their families is a risk factor for NCDs. The involvement of cadres in supporting the prevention and control of NCDs is an important aspect so that cadres' knowledge and skills need to be increased. The aim of this activity is to increase the knowledge and skills of cadres in preventing and controlling NCDs in fishermen. The target of this activity is 20 PTM cadres. The results of this activity show an increase in cadre knowledge in the good category, namely from 45% to 95%. Cadre skills also increased in the good category from 35% to 90%. In conclusion, this outreach and improvement activity plays a role in increasing cadres' knowledge and skills in preventing and controlling NCDs. Keywords :Knowledge, Skills, Cadres, Non-Communicable Disease
Application of Mirror Therapy to Muscle Strength in Non-Hemorrhagic Stroke Patients: A Case Study Sartiya Rini, Dewi; Sulupadang, Prishilla; Saranani, Muhaimin; Mudin, Abu Iqra
Madago Nursing Journal Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/mnj.v6i2.4258

Abstract

Background: One of the therapies that can be used in non-hemorrhagic stroke patients to increase muscle strength is mirror therapy. Mirror therapy is a form of rehabilitation or distance exercise that relies on the patient's motor imagination and imagination using a mirror as a visual stimulation that can be imitated by the part of the body that is disturbed. The mirror stimulates cortical and spinal motors. The parts of the body that are affected tend to mimic mirror reflections, which aids in the recovery process of the extremities.  This study aims to apply mirror therapy to physical mobility in non-hemorrhagic stroke patients. Methods: A descriptive case study on one subject, namely Mrs. S who was diagnosed with a non-hemorrhagic stroke with major nursing problems of physical mobility disorders and was given mirror therapy. The mirror used is 35x30x20 cm for the upper extremities and 30x55x30 cm for the lower extremities. This therapy is carried out for 8 days with a frequency of 1x a day which is done in the afternoon for 30 minutes every day. The ethical approval was issued by the Ethics Commission of the Kendari Ministry of Health's Polytechnics. Results: After being given mirror therapy to Mrs. S for 8 days, physical mobility increased with the value of the muscle strength of the lower left extremity from 2 to 4 while the upper left extremity did not experience an increase due to more severe nerve damage in the upper left extremity Conclusion: Physical mobility improved in Mrs. S with the administration of mirror therapy for 8 days. This therapy can be applied in health services, especially in stroke patients with limb weakness.
Moist Wound Healing Using Virgin Coconut Oil (VCO) Ointment to Improve Skin and Tissue Integrity in Type 2 Diabetes Mellitus Patients Fantri, Nurfantri; Muna, Nasir; Nurlinda, Nurlinda; Saranani, Muhaimin; Akhmad, Akhmad
Madago Nursing Journal Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/mnj.v6i2.4275

Abstract

Introduction: Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) is a major global health concern frequently complicated by diabetic foot ulcers, which require effective wound care to prevent infection and accelerate healing. Moist Wound Healing (MWH) and Virgin Coconut Oil (VCO) have been recognized as complementary therapies that may enhance skin and tissue integrity. This study aimed to assess the effectiveness of combining MWH and VCO ointment on wound healing and pain reduction in a patient with a diabetic ulcer. Methods: This case study involved a T2DM patient presenting with a grade IV diabetic ulcer on the right foot. The intervention consisted of MWH combined with VCO ointment, administered three times at three-day intervals. Wound healing was evaluated using the Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) to measure skin and tissue integrity, while pain intensity was assessed using the Numerical Rating Scale (NRS). Results: After three intervention sessions, notable improvements were observed. The BWAT total score decreased from 60 to 29, reflecting substantial tissue regeneration. The presence of healthy granulation tissue increased from 90% to 96%, indicating enhanced wound bed recovery. Additionally, the patient’s pain score decreased from 5 (moderate) to 2 (mild) on the NRS scale. Conclusion: The application of Moist Wound Healing combined with VCO ointment demonstrated effectiveness in improving skin and tissue integrity, enhancing granulation tissue formation, and reducing pain in a T2DM patient with a diabetic ulcer. This intervention shows potential as part of comprehensive wound care management; however, further studies with larger samples and extended observation periods are needed to strengthen these findings.