Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Ekstrak Metanol Dari Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) Sebagai Antimikroba Mierza, Vriezka; Razali, Mariany; Hanafi, Muhammad; Pandiangan, Martina
Journal of Pharmaceutical and Health Research Vol 5 No 3 (2024): October 2024
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/jharma.v5i3.6137

Abstract

Microorganisms, which include bacteria, fungi, viruses, and parasites, are a large class of microscopic organisms with one or more cells. Among them are Staphylococcus epidermidis, Bacillus subtilis, Proteus mirabilis, and Streptococcus pyognes. One type of plant that has health benefits is the cocoa plant (Theobroma cacao L.) which belongs to the Malvaceae tribe. In this study, methanol extract of cocoa fruit peel (Theobroma cacao L.) was made as an inhibition test against Streptococcus pyognes, Bacillus subtilis, Proteus mirabilis, and Staphylococcus epidermidis bacteria. Cocoa pod peel (Theobroma cacao L.) was the test material used in the experimental methodology of this study. Simplisia preparation, ethanol solvent maceration extraction, agar diffusion method antibacterial activity testing, and phytochemical screening for chemical compound component analysis are part of the stages of this research. Drying of cocoa fruit peels produced 26.5 kg of simplisia, and maceration with ethanol produced 14.41 g of thick extract. Antibacterial activity of ethanol macerated extract of cocoa fruit peel was shown by inhibition against Streptococcus pyognes bacteria by 21 mm, Bacillus subtilis bacteria by 68 mm, Bacillus subtilis bacteria by 14.06 mm, Proteus mirabilis bacteria by 14.4 mm, and Staphylococcus epidermidis bacteria at a concentration of 100 mg/ml. The results of phytochemical screening of ethanol extract of cocoa pod skin showed the presence of anthraquinone glycosides, flavonoid chemical compounds, triterpenoids, tannins, and saponins.
Efektivitas Senyawa Bioaktif Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Sebagai Antibakteri Sari, Nurmala; Razali, Mariany; Kusuma, Ariyanti; Simanjuntak, Labora; Damanik, Mia; Silvany, Rika
Journal of Pharmaceutical and Health Research Vol 5 No 3 (2024): October 2024
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/jharma.v5i3.6138

Abstract

Arabica coffee has a myriad of benefits for the health of the human body, Arabica coffee contains secondary metabolites including flavonoids, tannins and saponins which have good antibacterial properties in leaves, seeds, and even coffee fruit skin, where Arabica coffee is taken in a mature state to see how much antibacterial is contained in coffee beans. The purpose of this study was to identify the chemical content of secondary metabolites contained in the ethanol extract of Arabica coffee beans and the antibacterial activity of the extract in terms of preventing the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. This research method is experimental, plant material is taken identified then made simplisia, Arabica coffee beans are extracted using ethanol p.a. solvent, phytochemical screening and antibacterial activity tests are carried out using the agar well diffusion method (Agar Well Plate Diffusion Assay Method). The diameter of the growth inhibition of microorganisms is one of the factors observed in the ethanol extract of Arabica coffee beans undergoing phytochemical screening which shows the presence of terpenoids / steroids, alkaloids, flavonoids, tannins and saponins. The concentrations used start from 100 mg / ml, 50 mg / ml, 25 mg / ml, 12.5 mg / ml, 6.25 mg / ml and 3.12 mg / ml in the ethanol extract of Arabica coffee beans (Coffea arabica L.). The ethanol extract of Arabica coffee beans showed antibacterial activity against Escherichia coli bacteria with the largest inhibition zone of 9.5 mm in diameter observed at a concentration of 100 mg/ml, while the smallest inhibition zone of 0.73 mm in diameter was observed at a concentration of 6.25 mg/ml, in contrast to Staphylococcus aureus bacteria which had the smallest inhibition zone at a concentration of 100 mg/ml and the largest inhibition zone at a concentration of 8.48 mm at 12.5 mg/ml with an inhibition zone diameter of 1.73 mm.
EDUKASI TENTANG CARA PENYIMPANAN OBAT YANG BENAR UNTUK MENCEGAH KERUSAKAN DAN EFEK SAMPING Febrika Zebua, Nilsya; Sembiring, Fanny Rizki; Razali, Mariany; Natalia Siahaan, Desy; Dewi Hariman, Annisa; Amalia, Nurul; Ayu Lestari, Eka
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Agustus 2025
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v5i1.252

Abstract

Penyimpanan obat harus disimpan dengan cara yang baik dan benar tidak dapat disimpan sembarangan karena akan menyebabkan kerusakan pada obat dan mengakibatkan efek samping pada obat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan edukasi mengenai penyimpanan obat di desa Pancur Batu. Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Pancur Batu dalam menyimpan obat yang ada dirumah sebagai pertolongan pertama sebelum ke fasilitas kesehatan. Pelaksanaan dalam kegiatan ini melaksanakan penyuluhan, memberikan edukasi, pemutaran vidio dan pendampingan intensif kepada peserta. Evaluasi kegiatan ini menggunakan pretest dan posttest untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Penilaian yang diberikan mengenai pengetahuan obat bebas hasil posttest peserta meningkat sebanyak 40% dari rata-rata nilai pretest 40 posttestnya 80, penilaian menyimpan obat hasil posttest meningkatkan sebanyak 60 % dari rata-rata nilai pretest 30 posttest 60, penilaian manfaat menyimpan obat hasil posttest meningkat sebanyak 58% dari rata-rata nilai pretest 30 nilai posttest 88, dan cara membuang obat tidak terpakai hasil posttest meningkat sebanyak 50% dari nilai rata-rata pretest35 posttestnya 80. Hasil kegiatan pengabdiaan masyrakat kategori manfaat menyimpan obat dengan cara benar memberikan dampak positif yang bermanfaat kedepannya terhadap masyarakat pancur batu karena masyarakat dapat menerapkan penyimpanan obat dirumah dengan cara yang baik. (1) perhatikan petunjuk penyimpanan pada kemasan dimana setiap obat memiliki petunjuk penyimpanan berbeda mengenai suhu penyimpanan, kelembapan dan paparan cahaya; (2) obat disimpat dalam kemasaan asli dan tertutup rapat; (3) jauhkan dari anak-anak; (4) perhatikan suhu dan kelembaban; (5) periksa tanggal kadaluwarsa; (6) hindari menyimpan obat di mobil; (7) dan memperhatikan tanda-tanda kerusakan obat. Cara ini baik digunakan agar mutu obat tetap terjaga dan memastikan ketersediaan obat saat dibutuhkan.
Pembuatan Pelembab Bibir dari Bahan Alam Bagi Masyarakat Kelurahan Pekan Bahorok Zebua, Nilsya Febrika; Nerdy, Nerdy; Razali, Mariany; Ningrum, Siti Rahmi
ABDIMASKU : Jurnal Pengabdian Masyarakat UTND Vol 4 No 1 (2025): Edisi Januari 2025 - Juni 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/jpmtnd.v4i1.1567

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam pembuatan pelembab bibir berbahan alami sebagai alternatif perawatan bibir yang aman. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi, dan praktik langsung pembuatan pelembab bibir. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Pekan Bahorok, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, dengan peserta sebanyak 20 orang yang dibagi dalam dua kelompok. Proses pembuatan pelembab bibir dilakukan menggunakan bahan alami seperti shea butter, beeswax, olive oil, dan cocoa butter. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta, serta kuesioner untuk menilai kepuasan terhadap kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai manfaat pelembab bibir dari 70% menjadi 90%, bahan alami yang dapat digunakan mencapai 100%, dan pemahaman tentang penyebab bibir pecah-pecah meningkat menjadi 80%. Selain itu, 90% peserta memahami bahwa pelembab bibir dapat digunakan pada bagian tubuh lainnya. Hasil kuesioner evaluasi menunjukkan bahwa peserta merasa puas dengan pelatihan, dengan 90% menyatakan bahwa media yang digunakan menarik dan materi mudah dipahami. Kesimpulannya, kegiatan ini berhasil meningkatkan wawasan masyarakat mengenai pembuatan dan manfaat pelembab bibir berbahan alami serta pentingnya menjaga kesehatan bibir.