Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGGUNAAN METODE AKSELERASI PADA PENENTUAN UMUR SIMPAN PISANG SALE DENGAN PENGEMAS YANG BERBEDA-BEDA Habibah, Ummi; Fachraniah, Fachraniah; Fona, Zahra; Elwina, Elwina
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v4i1.192

Abstract

Pisang sale merupakan suatu produk makanan setengah basah (Intermediaete Moisture Foods) yang dibuat dari buah pisang matang dan banyak diproduksi oleh industri kecil di Nanggroe Aceh Darussalam. Suatu produk pangan selalu mengalami reaksi deteriorasi yang terjadi akibat faktor instrinsik atau faktor ekstrinsik tertentu. Reaksi deteriorasi atau penurunan mutu pisang sale terjadi akibat faktor fisik yaitu peningkatan kadar air dari lingkungan ke dalam bahan dan hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan pengemas yang sesuai. Umur simpan pisang sale dapat ditentukan dengan suatu penelitian di laboratorium dengan memperhatikan perbedaan sifat-sifat produk dari awalnya dengan cara menentukan kriteria penurunan mutu kerusakan, menggunakan metode studi yang sesuai, mengukur peningkatan kadar air, dan pengujian organoleptik pada jangka waktu tertentu hingga diperoleh umur simpannya sebagai waktu kadaluarsa. Penentuan umur simpan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode mempercepat reaksi deteriorasi atau metode konvensional. Terdapat beberapa model persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan umur simpan produk pangan akibat peningkatan kadar air yaitu persamaan Heiss-Eichener, Rudolph, Labuza, dan Syarief.Kata Kunci : Pisang sale, umur simpan, reaksi deteriorasi, permeabilitas uap air, pengujian organoleptik
PEMBUATAN PEPTON DARI KHAMIR DENGAN ENZIM PAPAIN UNTUK MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI Fachraniah, Fachraniah; Fardiaz, Dedi; Idiyanti, Tami
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v1i1.18

Abstract

Peptone can be produced from yeast by enzymatic hydrolysis with papain. The activity of papain used in this experiment against casein is indicated by Vm (2000 unit) and Km (0.8%). The process condition for yeast was [S] = 4.76%, [E] =0.2%, 60 0C, pH 5.8-5.9, 5 hours. The yield of the hydrolysis process of yeast was 18.9%. The peptone obtained was brownish yellow in color with moisture contentof 5%, ash content 7 %, total protein 11%, solubility 98%, amino nitrogen 2.82, and AN/TN ratio = 27.62%. The chromatographic pattern of the peptone using gelfiltration column of Superdex-75 appeared to be the same as that of the commercial pepton. Growth test with E. coli, S. aureus, and B. subtilis showed that yeast peptone could be used as component in media for microbial growth.
EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN DARI DAUN KARI Fachraniah, Fachraniah; Kurniasih, Eka; Novilasi, Dwi Trikiskis
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v10i1.183

Abstract

Daun Kari (Murayya koeginii) mengandung banyak komponen yang bermanfaat untuk kesehatan. Salah satu komponennya adalah antioksidan yang termasuk dalam golongan senyawa protein polifenol. Antioksidan bermanfaat untuk menghambat aktifitas radikal bebas dan membantu proses pertumbuhan dalam tubuh, serta mengganti sel-sel yang rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak antioksidan dari daun kari menggunakan pelarut H2O. Penelitian dilakukan dengan metode pengeringan bahan baku daun kari, yaitu kering angin (layu), kering oven (50oC) dan temperatur pada 30oC,40oC, 50oC, 60oC dan 70oC. Ekstraksi dilakukan selama 30 menit dengan perbandingan jumlah bahan baku : pelarut adalah 1:50 (b/v). Ekstrak antioksidan daun kari dianalisa menggunakan spektrofotometer Uv-Vis 1800 menggunakan standar albumin, pada panjang gelombang 768,60 nm. Dari hasil penelitian diperoleh konsentrasi antioksidan tertinggi sebesar 322,51 ppm dengan temperatur ekstraksi 70oC pada daun kari kering oven.Kata kunci : Antioksidan, Daun kari, Ekstraksi, Isolasi, Polifenol
APLIKASI ENZIM LIPASE DALAM SINTESA FATTY MONOETANOLAMIDA BERBASIS ASAM LEMAK SAWIT DISTILAT Fachraniah, Fachraniah
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v15i1.521

Abstract

Monoetanolamida merupakan salah satu jenis senyawa surfkatan yang dapatdiperoleh melalui reaksi antara asam lemak sawit distilat (ALSD) dengan senyawaalkanolamina. Monoetanolamida adalah golongan surfaktan non ionik yangmemiliki gugus OH-, sehingga mudah larut dalam air dan banyak digunakandalam industri kosmetik. Penelitian ini dibagi atas dua tahap, yaitu screeningenzim dan sintesa fatty monoetanolamida. Dari hasil screening enzim diketahuibahwa Rhizomucor meihei adalah jenis enzim yang mampu menahan reaksiamidasi dengan memberikan konversi produk tertinggi sebesar 29,59%dibandingkan jenis enzim lainnya. Sedangkan peningkatan rasio molALSD/Monoetanolamina memberikan hasil terbaik pada 1:4, dan peningkatanrasio mol selanjutnya menyebabkan terjadinya hambatan substrat pada sistemreaksi amidasi. Pada rasio mol ALSD/Monoetanolamina (1:4) diperoleh konversisebesar 86,25%
STERILISASI COCKTAIL NENAS DALAM CUP PLASTIK Fachraniah, Fachraniah; Elfiana, Elfiana; Elwina, Elwina
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v3i1.24

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan pengemasan buah nenas olahan dalam wadah plastik yang tahan panas. Pengemasan seperti ini sangat sederhana dan dapat dilakukan dalam industri kecil atau rumah tangga. Untuk memperpanjang masa simpan buah nenas olahan tersebut, umumnya dilakukan dengan proses pemanasan/sterilisasi, namun proses tersebut dapat mengakibatkan terjadinya susut zat gizi, khususnya vitamin C yang terdapat dalam daging buah nenas. Daya tahan simpan dapat ditentukan dengan salah satu cara, yaitu dengan perhitungan jumlah koloni mikroba/ml yang dapat tumbuh selama penyimpanan. Untuk mengetahui suhu pemanasan/sterilisasi yang sesuai sudah dilakukan suatu penelitian dan hasilnya dapat diterapkan di industri kecil atau rumah tangga. Kadar vitamin C ditentukan secara volumetrik, yaitu titrasi dengan larutan iodium. Jumlah koloni mikroba ditentukan secara total plate count. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanasan/sterilisasi pada suhu 800C selama 15 menit dapat menekan penurunan kadar vitamin C dalam buah nenas olahan dan dapat disimpan selama 1 bulan pada suhu kamar.Kata kunci : Buah nenas, cocktail, sterilisasi, vitamin C, daya tahan simpan
PEMBUATAN NATA SARI LIDAH BUAYA Fona, Zahra; Fachraniah, Fachraniah; Habibah, Ummi
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v4i1.184

Abstract

Nata dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti dari air kelapa, dari kedelai, dari nenas, dari tomat, dari kulit semangka, dan lain-lain. Dalam penelitian ini akan dicoba membuat nata dengan sari lidah buaya karena kandungan nutrisi dalam daun lidah buaya dianggap dapat sesuai untuk media pertumbuhan bakteri Acetobakter cylinum, bakteri pembentuk nata. Daun lidah buaya dikupas dan dihaluskan, kemudian ditambahkan air dengan perbandingan 1:0, 1:1, 1:2, dan 1:3, ditambahkan gula 7,5%, pH 4, urea 0,3%, starter 10% Dari hasil penelitian pendahuluan didapat bahwa perbandingan sari daun lidah buaya dengan air 1:2 adalah yang terbaik menghasilkan nata. Konsentrasi ini digunakan pada penelitian lanjutan dengan memvariasikan gula (5; 7,5; dan 10%), pH (3,5; 4; dan 4,5), starter (7,5; 10; dan 15%), serta ragi roti (0,1; 0,2; dan 0,3%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang terbaik menghasilkan nata adalah konsentrasi gula 7,5%, pH 4, starter 15%, dan ragi roti 0,2% dengan berat nata yang dihasilkan 54,10 g, tebal 2,04 cm, volum 75,42, kadar air 97,80%, dan kadar serat kasar 0,90%. Panelis menyukai nata yang medianya ditambahkan ragi roti 0,1% karena teksturnya tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak. Daun lidah buaya dapat menjadi media alternatif pembuatan nata dengan tekstur dan rasa yang lebih baik serta tanpa rasa getir.Kata Kunci : Nata, Daun lidah buaya, bakteri Acetobakter cylinum, makanan serat, makanan diet rendah kalori.
UJI BANDING EFEKTIVITAS H2O2 3%, DAN LARUTAN CAMPURAN H2O2 3% DAN MADU 1:1 SEBAGAI SERUMINOLITIK SECARA DILATOMETRI Zachreini, Indra; Rahayu, Mulyati Sri; Sawitri, Harvina; Fachraniah, Fachraniah
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 2: No. 2 (November, 2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.097 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v2i2.427

Abstract

Serumen adalah campuran material sebasea dan sekresi apokrin dari kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan rambut.Menurut data World Health Organizationtahun 2007, insidensi serumen obsturan di Indonesia sebesar 13% dan menempati urutan kedua terbanyak di Asia Tenggara.Serumen obsturan tipe kering dan keras, memerlukan  seruminolitik sebelum dilakukan tindakan ekstraksi.Terdapat 2 jenis serumenolitik yaitu solutio aqueos dan solutio organic. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan mengukur kerapatan massaserumen menggunakan metode dilatometri pada serumen yang dilarutkan dengan H2O2 3%, dan larutan campuran H2O2 3% dan madu perbandingan 1:1. Dilakukan analisa kerapatan massa serumen berdasarkan perbandingan massa serumen per volume serumen dalam masing-masing larutan. Hasil penelitian diperoleh, larutan campuran H2O2 3% dan madu dengan perbandingan 1:1mempunyai kerapatan massa serumen lebih rendah dibanding larutan H2O2 3% sebagai serumenolitik , namun secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna kerapatan massa serumen antara larutan H2O2 3% dengan larutan campuran H2O2 3% dan madu perbandingan 1:1.
STUDI KINETIKA ADSORPSI ION Cu2+ BERDASARKAN PSEUDO ORDE 1 DAN ORDE 2 PADA BIOADORBEN TANPA DAN TERAKTIVASI SECARA FISIKA DARI KULIT KACANG TANAH DENGAN METODE FIXED BED COLUMN Halim Zaini; Muhammad Sami; Fachraniah Fachraniah
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 19, No 02 (2021): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v19i02.2649

Abstract

Penyisihann logam berat dalam air dapat  dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan metode penukar ion, membran, koagulasi, elektrolisa, adsorpsi. Salah satu metode yang relatif efektif dan efisien adalah metode adsorpsi.Penelitian dilaksanakan dengan metode adsorpsi  sistem kolom tunggal  sebagai bahan penjerap  kulit kacang tanah seberat 50 g, ukuran partikel 35 mesh dan  yang  diserap adalah air limbah artifisial  konsentrasi awal 50 ppm Cu2+sebanyak 10 liter, laju alir 4 liter/menit. Variabel bebas terdiri dari jenis penjerap yaitu tanpa aktivasi, aktivasi secara fisika serta waktu kontak 0;30;60;90;;120;150 menit.Adsorpsi logam Cu2+ dipengaruhi oleh waktu kontak dan kondisi bioadsorben, dengan kapasitas adsorpsi ektrapolasi tertinggi terjadi pada waktu 150 menit untuk tanpa diaktivasi sebesar 5,6 mg/g dan yang diaktivasi sebesar 7,4 mg/g. Studi kinetika adsorpsi  berlangsung mengikuti orde satu dengan kapsitas adsorpsi terkalibrasi secara berurut 5,507 mg/g ;9,526 mg/g dan tetapan k1 (men-1) 0,0038 ; 0,0181 serta  nilai linieritas (R2) masing-masingnya 0,6667 dan 0,9450 Keywords:  logam berat, adsorpsi, kapasitas adsorpsi, kinetika adsorpsi
Pelatihan Pembuatan Pupuk Kalium Cair Dari Sabut Kelapa Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Hortikultura di Desa Mesjid Punteut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe Halim Zaini; Fachraniah Fachraniah; Zaimahwati Zaimahwati; M. Yunus
Jurnal Vokasi Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.358 KB) | DOI: 10.30811/vokasi.v2i1.672

Abstract

Penggunaan pupuk kimia dalam bidang pertanian dan perkebunan untuk peningkatan kesuburan tanah, kesuburan tanaman, dan pendapatan petani perlu pengkajian ulang. Pupuk kimia selain bermanfaat juga berdampak negatif dalam jangka lama, dimana pupuk kimia dapat merusak tekstur dan struktur tanah. Oleh karena itu, pemikiran kembali ke pertanian secara alamiah dengan memanfaatkan unsur hara yang tersedia dialam guna menjaga kesuburan tanah, menekan atau menghemat biaya produksi, menjadi suatu langkah yang peting. Tujuan dari kegiatan penerapan ipteks ini adalah; 1). Memberikan pelatihan dan keterampilan kepada para petani untuk membuat pupuk kalium cair dan 2). Penggunaan pupuk kalium cair untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman hortikultura seperti kelapa sawit, pinang, kelapa dan coklat. Metode kegiatan melalui pendekatan teoritis, diskusi,demontrasi dan aplikatif. Pada pelaksanaannya, karena keterbatasan dana, maka peserta dibagi dalam 2 kelompok kerja. Masing kelompok terdiri dari 3 orang dimana pembuatan pupuk kalium cair berbahan baku sabut cacah dan berbahan baku tanpa cacah. Kesimpulan kegiatan:1).Kegiatan penerapan ipteks berlangsung terarah, terukur dan sesuai dengan target. Setelah mengikuti kegiatan pembuatan pupuk kalium cair terjadi peningkatan kemampuan peserta rata-rata diatas 83% dan 2). Setelah mengikuti kegiatan ini peserta berkampuan membuat pupuk kalium cair secara mandiri dan dapat menggunakannya untuk bagi usaha pertanian dan perkebunan yang mereka usahakan. Dengan tersedianya pupuk kalium cair dapat memberikan peningkatan produksi pertanian serta berdampak positip bagi pendapatan mereka.Kata Kunci: pupuk kimia, pupuk kalium cair, pertanian, pendapatan
UJI BANDING EFEKTIVITAS H2O2 3%, DAN LARUTAN CAMPURAN H2O2 3% DAN MADU 1:1 SEBAGAI SERUMINOLITIK SECARA DILATOMETRI Indra Zachreini; Mulyati Sri Rahayu; Harvina Sawitri; Fachraniah Fachraniah
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 2: No. 2 (November, 2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v2i2.427

Abstract

Serumen adalah campuran material sebasea dan sekresi apokrin dari kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan rambut.Menurut data World Health Organizationtahun 2007, insidensi serumen obsturan di Indonesia sebesar 13% dan menempati urutan kedua terbanyak di Asia Tenggara.Serumen obsturan tipe kering dan keras, memerlukan  seruminolitik sebelum dilakukan tindakan ekstraksi.Terdapat 2 jenis serumenolitik yaitu solutio aqueos dan solutio organic. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan mengukur kerapatan massaserumen menggunakan metode dilatometri pada serumen yang dilarutkan dengan H2O2 3%, dan larutan campuran H2O2 3% dan madu perbandingan 1:1. Dilakukan analisa kerapatan massa serumen berdasarkan perbandingan massa serumen per volume serumen dalam masing-masing larutan. Hasil penelitian diperoleh, larutan campuran H2O2 3% dan madu dengan perbandingan 1:1mempunyai kerapatan massa serumen lebih rendah dibanding larutan H2O2 3% sebagai serumenolitik , namun secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna kerapatan massa serumen antara larutan H2O2 3% dengan larutan campuran H2O2 3% dan madu perbandingan 1:1.