Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH MASSAGE BAYI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI MENYUSUI DAN BERAT BADAN BAYI PADA USIA 1-6 BULAN: Influence Of Infant Massage On Increasing Breastfeeding Frequency And Baby Weight t 1-6 Months Rasdiana; Ramba, Yonathan; Halimah, Andi; Erawan , Tiar; Fajriah, Siti Nurul; Suharto
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 1 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i1.40

Abstract

Latar Belakang: Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan, massage dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Salah satu indikator terpenting dalam menilai pemenuhan nutrisi pada bayi adalah dengan memperhitungkan berat badan. Masa bayi antara usia 0- 12 bulan, merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Metode : Penelitian ini adalah penelitian pre experimental dengan desain The One Group Pretest- Posttest Design, merupakan salah satu bentuk penelitian dimana pemilihan subjek penelitian dilakukan secara non-random, dan tidak memiliki control group atau comparison group bertujuan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh massage bayi terhadap peningkatan frekuensi menyusui dan berat badan bayi pada usia 1 – 6 bulan di Puskesmas Sudiang Raya Makassar, dengan besar sampel sebanyak 10 orang yang memenuhi kriteria sampel Inklusi dan eksklusi pada kelompok perlakuan. Hasil : Hasil berdistribusi normal sehingga dilakukan uji data dengan uji Paired Sample T- test.Berdasarkan uji t pada frekuensi menyusui diperoleh ASI pre test dan post test sebesar p= 0,589> α= 0,05, dan p= 0,709> α= 0,05 berdistribusi normal dan berat badan pre test dan post test sebesar p= 0,886 > α= 0,05, dan p= 0,959> α= 0,05 berarti berdistribusi normal Berdasarkan analisis tabel diatas diperoleh pre test dan post test frekuensi menyusui dan berat badan bayi dengan nilai p(Sig. 2-tailed) adalah p= 0,000 < α= 0,05 yang berarti bahwa H_1 diterima dan H_0ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test yang artinya terdapat pengaruh massage bayi terhadap frekuensi menyusui dan berat badan bayi pada usia 1-6 bulan di Puskesmas Sudiang Raya. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah Peningkatan frekuensi menyusui dan berat badan bayi usia 1-6 bulan sangat signifikan setelah diberikan massage. Kata Kunci: Massage bayi, Frekuensi Menyusui ASI, Berat Badan Bayi
Pendampingan Gerakan Hidup Sehat Melalui Perilaku Cerdik Pada Warga Binaan Rutan Dan Lapas Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Fajriah, Siti Nurul; Indraswari, Ni Luh Astri; Hakim, Supartina; Jalil, St. Wahida
Media Implementasi Riset Kesehatan Vol 5 No 1 (2024): Media Implementasi Riset Kesehatan (Juni)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mirk.v5i1.572

Abstract

Indonesia tengah menghadapi keadaan dimana penyakit menular (PM) masih menjadi masalah tetapi penyakit tidak menular (PTM) juga menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari PM menjadi PTM semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat PTM dan kecelakaan akan meningkat dan PM akan menurun. Berdasarkan hasil observasi, masalah PTM juga terjadi pada pengelola dan warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa dan Rutan Kelas I Makassar. Hal ini dikarenakan aktivitas mereka yang terbatas didukung dengan gaya hidup yang kurang sehat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi PTM dengan Tindakan CERDIK. Metode yang dilakukan adalah dengan penyuluhan dan skrining PTM pada warga binaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa sebanyak 96 orang dan Rutan Kelas I Makassar sebanyak 194 orang. Hasil skrining ditemukan sebagian besar responden masih memiliki pola makan yang kurang sehat. Kebiasaan merokok, lingkar perut, aktivitas fisik, dan kadar kolesterol responden diperoleh hasil yang cenderung normal namun perlu mendapat perhatian agar tidak melewati batas normal dan menjadi faktor risiko penyakit. Perlu dilakukan monitoring oleh pengelola lapas dan rutan agar kualitas hidup warga binaan dapat ditingkatkan.
Gender-Specific Determinants of High Cholesterol: A Cross-Sectional Study Among Health Institution Employees in Makassar, Indonesia Hartono, Rudy; Rusli, Rusli; Fajriah, Siti Nurul; Andini, Mira; Amir, Aswita; Askar, M
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 20 No 2 (2025): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v20i2.1949

Abstract

High cholesterol or dyslipidemia is one of the main risk factors for cardiovascular disease (CVD), including coronary heart disease, stroke, and peripheral artery disease. The World Health Organization (WHO) estimates that more than 39% of adults worldwide have total cholesterol levels above safe limits, with more than 4.4 million deaths each year directly related to increased LDL cholesterol levels and decreased HDL. Global trends show a significant increase in the prevalence of dyslipidemia in low- and middle-income countries, particularly in Southeast Asia, driven by changes in diet, urbanization, and decreased physical activity. At the national level, Basic Health Research (Riskesdas) and the Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) report show that the prevalence of high cholesterol in Indonesia has continued to increase over the past decade. This study analyzed factors affecting high cholesterol using logistic regression in groups of women and men. The variables tested included blood pressure, body weight, and fasting blood sugar. Using data from 276 employees of a public health polytechnic in Makassar (January–June 2025), separate logistic regression models for women and men revealed that blood pressure was a significant predictor in both groups (ORwomen = 6.48, ORmen = 7.04), while fasting blood sugar was significant only in women (OR = 5.26). The results show that blood pressure is a significant predictor in both groups, while fasting blood sugar is significant only in women. The model explained 50.7% of variance in women versus 39.0% in men. The prediction model shows higher accuracy in women. These findings have important implications for gender-based dyslipidemia prevention efforts.