Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Hubungan Obesitas Terhadap Kualitas Hidup Remaja Di SMA Santo Paulus Pontianak Ramadhaniyati, Ramadhaniyati; Kawuryan, Uji; Sundaria, Bonifasia Ermiyati
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2015): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesity is a condition that occurs as a result of food consumption that far exceeds demand. Obesity in  Indonesia  continues  to  increase both  in  urban  and  rural  areas  .  Obesity can increase the risk of morbidity and mortality and causes of delay in physical function and psychological  impact  on  the  quality  hidup.Tujuan  study  is  to  examine the relationship between obesity and quality of life of adolescents . This study used a cross sectional design. The sample was all over St. Paul high school students who meet the criteria Pontianak, to get the data obesity anthropometric measurements of height and weight . Quality of life data were collected through questionnaires . Univarian data analysis using frequency distribution, bivarian using independent t test . Then from the results of the data processing can determine the  relationship  between  adolescent  obesity  on  quality  of  life  in  St.  Paul  high  school Pontianak.
KARAKTERISTIK SOSIAL PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN LUKA KAKI DIABETIK Kawuryan, Uji
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 9 No 2 (2018): JK2
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Background: There are two regions with the highest prevalence of diabetes in Indonesia; first, Ternate, a remote island in eastern Indonesia where 19.6% of suburban population suffer the diabetes, and second, there 11.1% suffer the prevalence of diabetes in West Kalimantan province. As it is known, DM has several complications and one of the most worrying is Diabetic Foot Ulcer (DFU), it affects to 15% of people who have DM disease. It is estimated that approximately 14.6 million people are currently diagnosed with DFU. Incidence and prevalence of type 2 diabetes may also occur due to the differences in social status. Objective: to describe social characteristics on patients type 2 diabetes mellitus with DFU. Method: Quantitative descriptive research with consecutive sampling, total sample in this study were 103 patients with type 2 diabetes who receive wound care in Clinic Kitamura Pontianak. Results: Social characteristics patients type 2 diabetes with DFU were 75,7% good social interaction, 72,8% low education, 57,3% moderate income, 84,5% no smoking, 63,1% not working and 96,1% do not consume alcohol. Conclusions: Most of patients type 2 diabetes with DFU have good social characteristics in social interaction, smoking habit and alcohol consumption but not for level of education, income and employment. Keyword: social characteristics, diabetes mellitus, diabetic foot ulcer     Abstrak Latar belakang: Terdapat dua daerah dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia, pertama adalah ternate, sebuah pulau terpencil di Indonesia bagian timur dimana 19,6% populasi masyarakat pinggiran kota menderita diabetes dan kedua sebesar 11,1% di provinsi Kalimantan Barat. Seperti diketahui bahwa DM memiliki beberapa komplikasi dan salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah Diabetic Foot Ulcer (DFU) yang mana berdampak pada 15% orangorang yang memiliki penyakit DM. Diperkirakan sekitar 14.6 juta orang saat ini didiagnosa dengan DFU. Insiden dan prevalensi diabetes tipe 2 juga dapat terjadi karena perbedaan status sosial. Tujuan: untuk menggambarkan karakteristik sosial pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan DFU. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan consecutive sampling, total sampel dalam penelitian adalah 103 pasien diabetes tipe 2 yang menjalani perawatan luka di klinik Kitamura Pontianak. Hasil: Karakteristik sosial pasien diabetes tipe 2 dengan DFU adalah 75,7% interaksi sosial baik, 72,8% pendidikan rendah, 57,3% pendapatan sedang, 84,5% tidak merokok, 63,1% tidak bekerja dan 96,1% tidak konsumsi alkohol. Kesimpulan: sebagian besar pasien diabetes tipe 2 dengan DFU memiliki karakteristik sosial yang baik dalam interaksi sosial, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol akan tetapi tidak untuk tingkat pendidikan, pendapatan dan pekerjaan. Kata kunci: karakteristik sosial, diabetes mellitus, luka kaki diabetik
KEJADIAN CEDERA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR: STUDI DESKRIPTIF Usman, Usman; Almumtahanah, Almumtahanah; Kawuryan, Uji; wuriani, wuriani
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 1 (2021): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v12i1.831

Abstract

AbstrakSetiap tahunnya angka kejadian cedera pada anak usia Sekolah Dasar selalu mengalami peningkatan secara dramatis. Kejadian cedera tersebut disebabkan oleh factor internal maupun factor eksternal salah satunya adalah di lingkungan Sekolah. Lingkungan Sekolah yang kurang baik, maka Anak akan mengalami resiko tinggi cedera. Dampak cedera yang paling parah yang akan ditimbulkan adalah kecacatan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resiko kejadian cedera pada Anak usia Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan kuota sampling yang dilakukan pada bulan Januari 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 250 siswa yang terbagi atas 125 siswa di SDN 11 Terentang Kubu Raya dan 125 siswa di SDIT Almumtas Pontianak. instrument penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan deskriptif frekuensi dengan SPSS versi 15. Hasil penelitian pada tingkatan cedera, siswa laki-laki mengalami cedera berat sebanyak 16.8% dan anak perempuan sebanyak 4.4%. Jenis cedera yang paling banyak dialami adalah luka gores sebanyak 26.7% pada siswa laki-laki dan 42.3% pada siswa perempuan. Simpulan penelitian ini adalah masih ada siswa Sekolah Dasar yang mengalami cedera berat, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan.Kata Kunci: Cedera Fisik, Anak Usia Sekolah, Sekolah Dasar AbstractEvery year the incidence of injuries in elementary school, children has always increased dramatically. The injury caused by internal and external factors, one of which is in the School environment. The school is bad  environment, then the child will experience a high risk of injury. The most severe impact of injury that will be caused is a disability in children. This study aims to determine the picture of the risk of injury in elementary school to children. The research method used is descriptive cross sectional approach. Sampling Technique  used a quota sampling conducted in January 2020 with a total sample of 250 students divided into 125 students at SDN Terentang Kubu Raya and 125 students at SDIT Almumtas Pontianak. This research instrument used a questionnaire. Analysis used descriptive frequency with SPSS version 15. The results of the study at the level of injury, male students suffered severe injuries as much as 16.8% and girls as much as 4.4%. The most common type of injury was scratches as much as 26.7% in male students and 42.3% in female students. The conclusion of this study is there are still elementary school students who have suffered serious injuries, both male and female students. Keywords: Physical Injury, Child School, Elementary School
KEJADIAN CEDERA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR: STUDI DESKRIPTIF Usman Usman; Almumtahanah Almumtahanah; Uji Kawuryan; wuriani wuriani
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 1 (2021): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v12i1.831

Abstract

AbstrakSetiap tahunnya angka kejadian cedera pada anak usia Sekolah Dasar selalu mengalami peningkatan secara dramatis. Kejadian cedera tersebut disebabkan oleh factor internal maupun factor eksternal salah satunya adalah di lingkungan Sekolah. Lingkungan Sekolah yang kurang baik, maka Anak akan mengalami resiko tinggi cedera. Dampak cedera yang paling parah yang akan ditimbulkan adalah kecacatan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resiko kejadian cedera pada Anak usia Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan kuota sampling yang dilakukan pada bulan Januari 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 250 siswa yang terbagi atas 125 siswa di SDN 11 Terentang Kubu Raya dan 125 siswa di SDIT Almumtas Pontianak. instrument penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan deskriptif frekuensi dengan SPSS versi 15. Hasil penelitian pada tingkatan cedera, siswa laki-laki mengalami cedera berat sebanyak 16.8% dan anak perempuan sebanyak 4.4%. Jenis cedera yang paling banyak dialami adalah luka gores sebanyak 26.7% pada siswa laki-laki dan 42.3% pada siswa perempuan. Simpulan penelitian ini adalah masih ada siswa Sekolah Dasar yang mengalami cedera berat, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan.Kata Kunci: Cedera Fisik, Anak Usia Sekolah, Sekolah Dasar AbstractEvery year the incidence of injuries in elementary school, children has always increased dramatically. The injury caused by internal and external factors, one of which is in the School environment. The school is bad  environment, then the child will experience a high risk of injury. The most severe impact of injury that will be caused is a disability in children. This study aims to determine the picture of the risk of injury in elementary school to children. The research method used is descriptive cross sectional approach. Sampling Technique  used a quota sampling conducted in January 2020 with a total sample of 250 students divided into 125 students at SDN Terentang Kubu Raya and 125 students at SDIT Almumtas Pontianak. This research instrument used a questionnaire. Analysis used descriptive frequency with SPSS version 15. The results of the study at the level of injury, male students suffered severe injuries as much as 16.8% and girls as much as 4.4%. The most common type of injury was scratches as much as 26.7% in male students and 42.3% in female students. The conclusion of this study is there are still elementary school students who have suffered serious injuries, both male and female students. Keywords: Physical Injury, Child School, Elementary School
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PENGENDARA OJEK ONLINE TENTANG LOW BACK PAIN (LBP) DI KOTA PONTIANAK 2018 Hidayah hidayah; Uji Kawuryan
JURNAL KEPERAWATAN CIKINI Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Keperawatan Cikini
Publisher : JURNAL KEPERAWATAN CIKINI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.726 KB) | DOI: 10.55644/jkc.v3i1.68

Abstract

Latar Belakang:LBP merupakan penyebab kedua kehilangan waktu kerja, penyebab kelima untuk hospitalisasi, dan alasan ketiga prosedur bedah. Hasil Riset Kesehatan Dasar (2018), prevalensi penyakit muskuloskeletal di Indonesia yang pernah di diagnosis oleh tenaga kesehatan tercatat sebesar 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7%. Jumlah penderita nyeri punggung bawah di Indonesia tidak diketahui pasti, namun diperkirakan antara 7,6% sampai 37% Posisi duduk yang salah telah menyebabkan terjadinya sekitar 80% keluhan nyeri punggung bawah pada manusia. Apabila terjadi nyeri punggung bawah pada para pengendara jasa layanan ojek tersebut, secara tidak langsung akan menurunkan produktivitas.Tujuan: Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pengendara ojek online tentang Low Back Pain (LBP) di Kota Pontianak. Metode Penelitian: Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan metode survey. Sampel penelitian ini adalah pengendara ojek online yaitu Go-Jek sebanyak 151 responden, yang diambil dengan teknik accidental sampling. Analisis data dilakukan dengan uji statistika deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil Penelitian: Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa dari 151 responden, mayoritas usia responden sebagian besar adalah 17 – 25 tahun (remaja akhir) sebanyak 48 responden (31,8%). Mayoritas jenis kelamin para pengendara ojek online adalah laki-laki sebanyak 138 orang (91,4%). Pendidikan responden adalah SMA/SMK sederajat sebanyak 65 responden (43%). Tingkat pengetahuan responden tentang Low Back Pain yang terbanyak adalah rendah yaitu sebanyak 151 responden (100%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan responden tentang Low Back Pain, secara keseluruhan menunjukkan pengetahuan rendah.. Pengetahuan rendah responden pada penelitian ini disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah serta sebagian besar belum mengetahui informasi tentang Low Back Pain baik dari tenaga kesehatan maupun media informasi.
Hubungan Obesitas Terhadap Kualitas Hidup Remaja Di SMA Santo Paulus Pontianak Ramadhaniyati Ramadhaniyati; Uji Kawuryan; Bonifasia Ermiyati Sundaria
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2015): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54630/jk2.v6i2.40

Abstract

Obesity is a condition that occurs as a result of food consumption that far exceeds demand. Obesity in Indonesia continues to increase both in urban and rural areas . Obesity can increase the risk of morbidity and mortality and causes of delay in physical function and psychological impact on the quality hidup.Tujuan study is to examine the relationship between obesity and quality of life of adolescents . This study used a cross sectional design. The sample was all over St. Paul high school students who meet the criteria Pontianak, to get the data obesity anthropometric measurements of height and weight . Quality of life data were collected through questionnaires . Univarian data analysis using frequency distribution, bivarian using independent t test . Then from the results of the data processing can determine the relationship between adolescent obesity on quality of life in St. Paul high school Pontianak.
KARAKTERISTIK SOSIAL PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN LUKA KAKI DIABETIK Uji Kawuryan
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.935 KB) | DOI: 10.54630/jk2.v9i2.90

Abstract

Abstract Background: There are two regions with the highest prevalence of diabetes in Indonesia; first, Ternate, a remote island in eastern Indonesia where 19.6% of suburban population suffer the diabetes, and second, there 11.1% suffer the prevalence of diabetes in West Kalimantan province. As it is known, DM has several complications and one of the most worrying is Diabetic Foot Ulcer (DFU), it affects to 15% of people who have DM disease. It is estimated that approximately 14.6 million people are currently diagnosed with DFU. Incidence and prevalence of type 2 diabetes may also occur due to the differences in social status. Objective: to describe social characteristics on patients type 2 diabetes mellitus with DFU. Method: Quantitative descriptive research with consecutive sampling, total sample in this study were 103 patients with type 2 diabetes who receive wound care in Clinic Kitamura Pontianak. Results: Social characteristics patients type 2 diabetes with DFU were 75,7% good social interaction, 72,8% low education, 57,3% moderate income, 84,5% no smoking, 63,1% not working and 96,1% do not consume alcohol. Conclusions: Most of patients type 2 diabetes with DFU have good social characteristics in social interaction, smoking habit and alcohol consumption but not for level of education, income and employment. Keyword: social characteristics, diabetes mellitus, diabetic foot ulcer Abstrak Latar belakang: Terdapat dua daerah dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia, pertama adalah ternate, sebuah pulau terpencil di Indonesia bagian timur dimana 19,6% populasi masyarakat pinggiran kota menderita diabetes dan kedua sebesar 11,1% di provinsi Kalimantan Barat. Seperti diketahui bahwa DM memiliki beberapa komplikasi dan salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah Diabetic Foot Ulcer (DFU) yang mana berdampak pada 15% orangorang yang memiliki penyakit DM. Diperkirakan sekitar 14.6 juta orang saat ini didiagnosa dengan DFU. Insiden dan prevalensi diabetes tipe 2 juga dapat terjadi karena perbedaan status sosial. Tujuan: untuk menggambarkan karakteristik sosial pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan DFU. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan consecutive sampling, total sampel dalam penelitian adalah 103 pasien diabetes tipe 2 yang menjalani perawatan luka di klinik Kitamura Pontianak. Hasil: Karakteristik sosial pasien diabetes tipe 2 dengan DFU adalah 75,7% interaksi sosial baik, 72,8% pendidikan rendah, 57,3% pendapatan sedang, 84,5% tidak merokok, 63,1% tidak bekerja dan 96,1% tidak konsumsi alkohol. Kesimpulan: sebagian besar pasien diabetes tipe 2 dengan DFU memiliki karakteristik sosial yang baik dalam interaksi sosial, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol akan tetapi tidak untuk tingkat pendidikan, pendapatan dan pekerjaan. Kata kunci: karakteristik sosial, diabetes mellitus, luka kaki diabetik
Edukasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko Penyakit ‎Tidak Menular Di Wilayah Sungai Raya Dalam Kabupaten Kubu ‎Raya Ariyanti, Sri; Surtikanti; Wahyuni, Tri; Kawuryan, Uji
TRIMAS: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Trimas: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.801 KB) | DOI: 10.58707/trimas.v3i1.266

Abstract

Non-communicable diseases are the leading causes of death in the world. The World Health Organization reports that 40 million people in the world suffer from non-communicable diseases in 2016. Non-communicable diseases have contributed to 73% of deaths in Indonesia where 26% occurred in adulthood. The purpose of this service is to increase public knowledge about the prevention control of risk factor non-communicable diseases. The method used  interactive lecture. The number of participants in this activity was 30 people who were vulnerable to non-communicable diseases. The results showed that there was an increase in knowledge about the prevention control of risk factor non-communicable diseases with the average difference in the pre-test 60 and post-test knowledge 75. Increasing public knowledge about efforts to prevent and control  non-communicable diseases risk factors can be realized by using appropriate education and creative methods so that people will more easily understand the material provided.
Pemberdayaan Keluarga Ibu Postpartum Melalui Edukasi ‎Pengenalan Metode SPEOS Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai ‎Rengas ‎ hidayah, Hidayah; Kawuryan, Uji; Surtikanti; Rikayati; Nuratika; Fatureisha, Nadila; Winarni, Tri; Kamisa, Yola
TRIMAS: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Trimas: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.487 KB) | DOI: 10.58707/trimas.v3i1.269

Abstract

Early breastfeeding minimizes the risk of infant mortality by 45%. As many as 65% of newborns receive food other than breast milk in the first three days.. The results of a preliminary study conducted in the Sungai Rengas Health Center Work area, obtained data in May 2022, there were 605 postpartum mothers and the coverage of exclusive breastfeeding (0-6 months) was still low, namely 278 babies (36.9%) in 2021. This community service activity aims to increase the knowledge and skills of mothers about the SPEOS method as a non-pharmacological alternative in increasing breast milk production of postpartum mothers in the Sungai Rengas Health Center Working Area. The method used was health education with lecture and demonstration methods on the steps of the SPEOS method involving 5 postpartum mothers, 10 family members and 4 accompanying posyandu cadres. After health education activities and demonstrations of the SPEOS method, there was an increase in knowledge about the SPEOS method both from the cognitive and psychomotor aspects..
KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI Mimiyati; Kawuryan, Uji; Pratama, Kharisma
Jurnal Riset Keperawatan dan Kesehatan Vol. 1 No. 6 (2024): Jurnal Riset Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : Literasi Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71203/jrkk.v1i2.16

Abstract

Latar Belakang: Infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan masalah global, termasuk di Indonesia. HAIs adalah penyebab signifikan penyakit dan kematian yang memiliki konsekuensi emosional, finansial, dan medis. Sekitar satu dari 25 pasien rawat inap per tahun mengalami infeksi yang terkait dengan perawatan di rumah sakit, yang mengarah pada kematian dan peningkatan biaya perawatan kesehatan. Salah satu upaya rumah sakit untuk mencegah dan menurunkan kejadian infeksi adalah dengan meningkatkan kepatuhan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan APD antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, masa kerja, sikap, pengawasan, dan ketersediaan APD yang lengkap. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan APD di RSUD Agoesdjam Ketapang. Metode: Desain penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, dengan jumlah sampel 63 perawat. Hasil: Penelitian menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang usia 26-35 tahun ( 54,0%) dan jenis kelamin perempuan (66,7%). Hasil uji statistik chi-square (p < α = 0,05) menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan (p = 0,000), tingkat pendidikan (p = 0,000), dan masa kerja (p = 0,000) dengan kepatuhan penggunaan APD. Sementara itu, variabel pengawasan dan ketersediaan APD tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan, tingkat pendidikan, dan masa kerja perawat tidak berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan APD. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait ketersediaan APD dan pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan APD. Kata Kunci: Alat Pelindung Diri; Kepatuhan; Kepatuhan Penggunaan Pelindung Diri.