Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT JAJANAN SEKOLAH DENGAN EDUKASI KESEHATAN DAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Naully, Patricia Gita; Mathilda, Fiorida
GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2018): NOPEMBER
Publisher : P3M STIKES Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.229 KB) | DOI: 10.30787/gemassika.v2i2.277

Abstract

Foodborne disease is an illness caused by food or drink which had been contaminated with pathogenic microbes. This case occurs oftentimes in schools and can affect health, learning outcomes, achievements, and children?s development. Therefore, the disease which caused by food sold in school should be prevented by health and Consumer Protection Act (UUPK) education activities. Community service activities in the form of counseling about the hazards of microbial contaminated food and UUPK in SD Negeri Sariwangi aims to improve the knowledge of students related to it. This activity was conducted six times in July-September 2017. Participants of this activity are every students of SD Negeri Sariwangi, 360 in total. Extension was done by lecturing and ?question and answer? method. Evaluation results showed an increase in the average score of students on the given test, from 42 to 75. A total of 75.83% claimed to have a high level of understanding of health materials and 61.1% of UUPK material. This extension can increase students' knowledge of foodborne diseases, the characteristics of microbial contaminated foods, the prevention of disease transmission through snack, and their rights and obligations as consumers are written in the Law of Republic Indonesia Number 8 Year 1999 on Consumer Protection.
Prevalensi Hepatitis B pada Komunitas Pria Homoseksual di Kota Bandung: Hepatitis B Prevalence in Homosexual Male Community in Bandung City Naully, Patricia Gita
Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology) Vol. 2 No. 1 (2019): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/medicra.v2i1.2230

Abstract

Bandung is a city with the highest homosexual number in West Java. Homosexual is a term for someone having a sexual attraction to the same gender. The homosexual male community is more open to the public than the homosexual female. One of the health problems that is often suffered by the homosexual male community in various countries is Sexually Transmitted Infections (STIs) such as Hepatitis B. However, until now, the prevalence data of Hepatitis B in the community are very difficult to find in Indonesia. This study aimed to decide the prevalence of Hepatitis B in the homosexual male community in Bandung. The sample used in this study was 40 people. All samples were homosexual males fulfilling the inclusion criteria. The presence of Hepatitis B virus Surface Antigen (HBsAg) was detected by sandwich qualitative Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) method. Laboratory test results showed that 13 homosexual males were infected by the Hepatitis B virus. The majority of the sufferers have had risky sexual relations, such as changing partners, not using a condom, doing anal and oral sex. In addition, based on the interview results, it was known that all infected people have not received the hepatitis B vaccination when they are adult. Moreover, based on this study, it can be concluded that the prevalence of Hepatitis B in the homosexual male community in Bandung was 32.5%.
OPTIMASI METODE LOOP MEDIATED ISOTHERMAL AMPLIFICATION UNTUK DETEKSI GEN gyrB Mycobacterium tuberculosis PADA SPESIMEN URIN Naully, Patricia Gita; Hidashanti, Sevyya Risna Putri; Wasdili, Fini Ainun Qolbi
Majalah Kesehatan Vol. 10 No. 3 (2023): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2023.010.03.1

Abstract

Salah satu metode alternatif untuk pemeriksaan tuberkulosis (TB) adalah Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP) dengan gen gyrB sebagai penandanya. Spesimen yang umumnya digunakan untuk pemeriksaan tersebut adalah sputum, namun proses pengambilan dan penanganannya cukup sulit. Maka dari itu, beberapa penelitian menyarankan menggunakan spesimen urin. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum metode LAMP dalam mengamplifikasi gen gyrB dari Mycobacterium tuberculosis (MTB) pada spesimen urin. Spesimen urin yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penderita TB di Puskesmas Cimahi Selatan. Penelitian diawali dengan isolasi deoxyribonucleic acid (DNA) dari urin, lalu gen gyrB diamplifikasi dengan metode LAMP. Amplifikasi dilakukan pada berbagai varian suhu yaitu 59–62 oC dan konsentrasi DNA template sebesar 25 ng/µL, 50 ng/µL, 100 ng/µL serta 200 ng/µL. Amplikon divisualisasi dengan metode elektroforesis agarose. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen gyrB yang berukuran 320 bp hanya berhasil diamplifikasi dari DNA template dengan konsentrasi sebesar 100 ng/µL dan 200 ng/µL. Pita amplikon yang paling jelas dan tebal terlihat pada konsentrasi 200 ng/µL. Berdasarkan optimasi suhu amplifikasi diketahui bahwa gen gyrB berhasil diamplifikasi pada suhu 59–62 oC, namun pita yang paling tebal terbentuk pada suhu 61oC. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gen gyrB dapat diamplifikasi secara optimum menggunakan metode LAMP pada suhu 61 oC dan dengan konsentrasi cetakan DNA sebesar 200 ng/µL.
Skrining Anti-Streptolisin O pada Anak Usia 3-15 Tahun di Wilayah Cimahi Tengah Fauziah, Helmalyda; Mathilda, Fiorida; Naully, Patricia Gita
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 6 (2023): November 2023 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v3i6.493

Abstract

Streptococcus ? hemolyticus Grup A merupakan salah satu patogen yang banyak menginfeksi manusia. Di Indonesia sendiri kasus ini banyak ditemukan pada anak-anak sebesar 18%. Di daerah Cimahi Tengah, terdapat beberapa puskesmas yang memiliki banyak pasien anak dan remaja dengan rentang usia 3-15 tahun, namun belum pernah melakukan pemeriksaan ASO. Maka diadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mendeteksi infeksi Streptococcus ? hemolitik pada anak usia 3-15 tahun. Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang peserta rentang usia 3-15 tahun. Pemeriksaan Anti-Streptolisin O dilakukan menggunakan metode aglutinasi lateks semikuantitatif. Hasil didapatkan sampel reaktif sebanyak 15 orang (37%), dan non reaktif sebanyak 25 orang (62,5%). Kadar titer yang paling banyak ada pada titer 800 IU/mL sebanyak 5 sampel. Selain itu, peserta diedukasi mengenai pencegahan serta tindak lanjut terhadap penyebaran infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus ? hemolyticus Grup A, guna untuk mengurangi angka kejadian, maupun terhindar dari infeksi.
Deteksi Dini Hepatitis C Pada Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Cimahi Selatan Subakti, Sabrin Aurora Zahra Larre; Mathilda, Fiorida; Naully, Patricia Gita
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Januari 2025 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v5i1.653

Abstract

Hepatitis C merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC). Berdasarkan data SIHEPI (Sistem Informasi Hepatitis dan Infeksi Saluran Pencernaan) pada bulan November 2018 - November 2023 didapatkan 2.950 orang positif anti-HCV di RS Jawa Barat. Pasien DM memiliki risiko terkena hepatitis C dikarenakan sistem imun melemah, dan pada pengobatan insulin terpapar jarum terus menerus. Oleh karena itu, penulis mengadakan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mendeteksi dini hepatitis C pada penderita diabetes melitus. Kegiatan ini diikuti oleh 43 orang dengan rentang usia 42-76 tahun. Pemeriksaan hepatitis C menggunakan metode Immunochromatography. Hasil pemeriksaan didapatkan 1 orang positif Anti-HCV (2,33%), dan sisanya negatif Anti-HCV. Faktor Risiko dari penderita DM dengan Positif Anti-HCV diantaranya umur >50 tahun, kadar gula darah tinggi, riwayat mata atau kulit kuning, mual, tidak nafsu makan, serta memiki keluarga yang mengidap hepatitis C. Hepatitis C ataupun diabetes Melitus keduanya perlu dicegah melalui kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Manicare Upaya Pencegahan Cacingan dan Peningkatan Kesadaran Kebersihan Pada Anak Sekolah Dasar di Cimahi Febrianti, Vina; Berutu, Astri Lafenia; Khairunissa, Tasya Salsabilla; Hasna, Natasya Aliatul; Nurkurnia, Isyfi; Naully, Patricia Gita; Nursidika, Perdina
JURNAL KESEHATAN KARTIKA Vol. 20 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan Kartika
Publisher : Faculty of Health Science and Technology, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkkes.v20i1.435

Abstract

Background: Helminth infections are common among elementary school children in areas with poor sanitation, often resulting in anemia, growth disorders, and weakened immunity. A lack of awareness about personal hygiene, particularly nail cleanliness, contributes significantly to this problem. Objective: This study aimed to evaluate the effectiveness of the Manicare program, an educational intervention designed to improve students’ awareness and practices regarding nail hygiene. Methods: . A quantitative experimental design was used, involving 76 students from SD Negeri Linggabudi, Cimahi, selected through purposive sampling based on the presence of long and dirty nails. Nail samples were examined in the laboratory before and after the Manicare intervention, and students’ awareness of nail hygiene was assessed through direct observation. Data were analyzed using the Chi-Square test Results: The results of the study of 309 students showed that before the intervention, 76 students (24.6%) had long and dirty nails, while 233 students (75.4%) had short and clean nails. After the four-week intervention, all students had short and clean nails (100%). Laboratory examinations revealed that 1 student (1.3%) tested positive for helminth eggs before the intervention, whereas post-intervention results showed no helminth eggs in the examined samples. Conclusion: the Manicare program effectively improved students’ nail hygiene and may reduce the risk of helminth infections. Regular implementation of this program could serve as an effective preventive measure among elementary school children.
Edukasi Kesehatan sebagai Upaya Preventif Penyakit Hepatitis B dan C pada Warga Binaan Pemasyarakatan Naully, Patricia Gita; Nursidika, Perdina
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2020): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v4i1.2164

Abstract

ABSTRAK Hepatitis B dan C dianggap paling berbahaya diantara jenis hepatitis yang lain karena keduanya dapat berkembang menjadi penyakit kronik, sering tanpa gejala, dan menyebabkan kematian. Salah satu upaya yang disarankan oleh WHO untuk mencegah peningkatan angka Hepatitis B dan C adalah melakukan kegiatan edukasi kesehatan bagi masyarakat, khususnya kelompok beresiko tinggi seperi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Oleh sebab itu, kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan WBP terkait penyebab, gejala, cara penularan, pencegahan, dan layanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Kegiatan ini dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Bandung dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang WBP. Penyuluhan dilaksanakan dengan metode ceramah. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara menganalisis hasil kuesioner dan nilai tes para peserta. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil evaluasi membuktikan bahwa mayoritas WBP melakukan tindakan beresiko tinggi karena keterbatasan pengetahuan dan informasi, namun setelah mendapatkan materi penyuluhan terlihat adanya peningkatan nilai tes pada seluruh peserta. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan WBP di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung terkait penyebab, gejala klinis, cara penularan, pencegahan, serta beberapa layanan kesehatan pemerintah untuk mencegah, mendiagnosa, serta mengobati penyakit Hepatitis B dan C.Kata Kunci: hepatitis B; hepatitis C; penyuluhan; lembaga pemasyarakatanABSTRACTHepatitis B and C are considered as the most dangerous hepatitis types compared to the other, because both can develop into chronic diseases, asymptomatic, and cause death. One of the methods suggested by WHO to prevent an increase of Hepatitis B and C numbers is to conduct health education activities for the community, especially for the high-risk groups such as prisoners (WBP). Therefore, the aim of this extension activity was to upgrade the WBP's knowledge regarding the disease causes, symptoms, transmission methods, prevention, and health services provided by the government. This activity was conducted in Bandung Narcotics Penitentiary class IIA, with 30 WBP participants. The extention was done by the lecture method. Then, the activity evaluation was done by analyzing of questionnaire results and participants' test-scores. Besides, the analysis technique used was descriptive analysis. The evaluation result proved that the majority of WBP taking the high-risk action due to the limited of knowledge and information, but there was a test-score increase for all participants after obtaining counseling materials. This activity was successful to improve the WBP's knowledge in Bandung Narcotics Penitentiary class IIA related to the causes, clinical symptoms, modes of transmission, prevention, and also some government health services to prevent, diagnose, and treat the Hepatitis B and C.Keywords : extension; hepatitis B; hepatitis C; prison.
Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi dengan Pemeriksaan Antibodi SARS-COV-2 Naully, Patricia Gita; Nursidika, Perdina; Kania, Prina Puspa; Rachmawati, Firdha
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6 No 3 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v6i3.6781

Abstract

Peningkatan angka kejadian Covid-19 terjadi disebabkan akibat beban populasi yang cukup tinggi di wilayah Jawa Barat. Cluster-cluster baru terdiri dari kasus di pemukiman penduduk, di mana rata-rata saat dilakukan penelusuran bisa menginfeksi anggota keluarga lainnya. Peningkatan cluster di pemukiman penduduk cukup dikhawatirkan karena beberapa penduduk sudah kurang menerapkan protokol kesehatan untuk Covid-19. Penduduk di daerah lingkungan Stikes Jenderal Achmad Yani pun termasuk kurang menerapkan protokol kesehatan, seperti sering terlihat kerumuman warga dan lalai menggunakan masker, sehingga dikhawatirkan menjadi pembawa penyakit untuk keluarga dan menimbulkan cluster baru. Lingkungan Stikes Jenderal Achmad Yani dekat dengan Rumah Sakit Pusat Rujukan Covid-19 di Jawa Barat. Program Studi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) D-4 sebagai salah satu program studi yang terlibat dalam diagnosis penyakit, berinisiatif untuk melakukan pemeriksaan skrining Covid-19. Kegiatan ini dilakukan dengan memeriksa antibodi SARS-COV-2 dengan metode imunokromatografi terhadap 50 warga di sekitar kampus. Semua kegiatan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan protokol yang diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan World Health Organization. Hasil pemeriksaan menunjukkan 98% sampel non reaktif dan 2% reaktif. Sampel dengan hasil reaktif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjut menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction. Selain pemeriksaan, sampel diberikan edukasi untuk tetap mengikuti protokol kesehatan dan menjaga lingkungan dari penularan Covid-19.
ANTIFUNGAL ACTIVITY OF N-HEXANE EXTRACT FROM Chaetoceros calcitrans AGAINST Candida sp. Rachmawati, Firdha; Naully, Patricia Gita; Kania, Prina Puspa; Pasha, Delia Ayu
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 11 No. 1 (2024)
Publisher : BRIN - Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jbbi.2024.6202

Abstract

Skin infections caused by Candida albicans and Candida krusei pose a serious health issue. One major concern regarding these infections is the resistance to antifungal drugs, highlighting the need for natural antifungals. Chaetoceros calcitrans, a microalgae, is known to contain natural antimicrobial compounds. This study aims to evaluate the antifungal potential of C. calcitrans n-hexane extract against both pathogens. The antifungal activity was tested using the diffusion method. The results indicated that the extract at a concentration of 100 mg mL⁻¹ inhibited the growth of C. albicans and C. krusei, showing the highest inhibition zones of 10.3 ± 0.9 mm and 9 ± 1.4 mm, respectively. GC-MS analysis revealed that the C. calcitrans extract contains antifungal compounds, including 2-Butyl-1-hexyloctahydro-1H-indene, at a concentration of 30.72%. Therefore, it can be concluded that C. calcitrans extract possesses antifungal activity and has potential as a drug candidate for fungal skin infections.
Pencegahan HIV/AIDS serta Penyakit Degeneratif melalui Edukasi dan Pemeriksaan Laboratorium pada Remaja di MAN 1 Cimahi Kania, Prina Puspa; Furqon, Ayi; Gunawan, Taufik; Khairinisa, Gina; Nursidika, Perdina; Naully, Patricia Gita; Friliansari, Lilis Puspa; Ningrum, Nining Ratna; Rachmawati, Firdha
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 3 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i3.726

Abstract

Remaja merupakan kelompok individu yang sedang mengalami berbagai perubahan penting, baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan psikologis seringkali menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi, termasuk terhadap perilaku seks bebas yang berpotensi meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS. Selain itu, pola makan yang kurang sehat akibat kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji juga berdampak pada meningkatnya risiko penyakit degeneratif di kalangan remaja. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Pencegahan HIV/AIDS serta Penyakit Degeneratif melalui Edukasi dan Pemeriksaan Laboratorium pada Remaja di MAN 1 Cimahi.” Kegiatan ini melibatkan siswa-siswi MAN 1 Cimahi dan dilaksanakan melalui tahapan sosialisasi, pelaksanaan, serta evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan memberikan pretest dan post-test untuk menilai peningkatan pengetahuan peserta terkait materi edukasi, serta pemeriksaan kesehatan melalui uji laboratorium. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada tingkat pengetahuan remaja setelah diberikan edukasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 50 siswa-siswi, seluruh peserta dinyatakan bebas HIV/AIDS dengan rata-rata kadar glukosa darah sewaktu sebesar 110,2 mg/dL. Dengan demikian, hasil skrining menunjukkan bahwa kondisi kesehatan siswa-siswi MAN 1 Cimahi berada dalam kategori normal.