Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Gambaran Anti-Plasmodium sp. Pada Anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Di Kota Cimahi Patricia Gita Naully; Gina Khairinisa; Dewi Ratih Saputri
THE JOURNAL OF MUHAMMADIYAH MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGIST Vol 2, No 1 (2019): The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.405 KB) | DOI: 10.30651/jmlt.v2i1.1834

Abstract

Malaria is a disease caused by Plasmodium sp. The presence of such parasites in body can be characterized by the presence of anti-Plasmodium sp. antibodies. Malaria cases are still prevalent in Indonesia and generally occur in people who travel to endemic areas. One of the jobs that obliges its members to serve to various regions, including endemic areas is the Indonesian Army (TNI AD). Many Army personnel residing in Cimahi City. The purpose of this study is to determine the overview of malaria in members of the Army in Cimahi City. This study used a sample of 30 TNI AD who are residing in Cimahi City and have been assigned to various regions in Indonesia. Venipucture is only performed on respondents who have signed informed consent and filled out the interview form. Malaria screening is performed using immunochromatography that can detect anti-P. vivax and anti-P. falciparum antibodies, with a high degree of sensitivity and specificity. Of the 30 people, there were 4 people (13.3%) who had been infected with malaria and 2 (6.7%) of whom had experienced mixed malaria. All respondents who tested positive for malaria claimed to have been assigned to malaria endemic areas such as Papua and Maluku for several years.
Effectivenes of hepatitis B vaccination in STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi students Gina Khairinisa; Fini Ainun Qolbi Wasdili
Medical Laboratory Analysis and Sciences Journal Vol 1 No 2 (2019): November 2019
Publisher : Department of D3 Medical Technology Laboratory STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35584/melysa.v1i2.27

Abstract

Hepatitis B is an inflammatory disease of the liver caused due to an infection from the hepatitis B virus (HBV). This inflammatory liver disease can become chronic, causing liver cirrhosis, and then become cancerous. Hepatitis B vaccination process by injection. Hepatitis B antibodies can appear in response to Hepatitis B vaccination. The purpose of this study as an effort to decide the effectiveness of Hepatitis B vaccination by seeing whether active immunity has formed against infections caused by the Hepatitis B virus to Stikes Student Jenderal Ahmad Yani Cimahi. The research method used in this research is descriptive. Samples used in the study were 30 people who met the inclusion criteria. From the results of studies using the immunochromatographic method, all positive samples were found with hepatitis B antibodies. Based on the research can be concluded that the vaccination conducted on Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi has given effective results and has a protective titer to prevent hepatitis B virus infection that will attack his body.
Gambaran Hematologi Pada Komponen PRC Buffy Coat Removed dan Washed Red Cell Nining Ratna Ningrum; Gina Khairinisa
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 8, No 1 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i1.796

Abstract

Transfusi darah saat ini memegang peran medis yang penting, baik dalam terapi kegawat daruratan (life savings) maupun pada penyakit khusus yang memerlukan terapi transfuse secara terus menerus. Komponen darah yang paling tinggi diminta pada unit pelayanan darah adalah Packed Red Cell (PRC), namun tidak sedikit yang dapat mengelami reaksi transfusi salah satunya adalah febrile non haemolytic transfusion reaction (FNHTR). Penyebab utama dari kejadian ter sebut dikaitkan dengan adanya allogenic leucocytes pada produk darah transfusi. Semakin seringtransfuse diberikan, semakin tinggi pula risiko reaksi yang dapat terjadi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meninimalisir reaksi transfuse melalui modifikasi pembuatan komponen darah dan produk darah, yaitu PRC Buffy Coat Removed dan Washed Red Cell. Tujuan Penelitian ini adalah ingin mengetahui PRC Buffy Coat Removed dan Washed Red Cell untuk pasien multiransfusi. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 12 komponen PRC Buffy Coat Removed dan 12 Washed Red Cell. Pemeriksaan hematologidigunakan hematology analyzer Mindray BC-1800. Hasil penelitian rerata pada pemeriksaan hematologi diantaranya 12 sampel PRC Buffycoat Removed dan Washed Red Cell adalah jumlah leukosit 12.5 x103/µL dan 5.7x103/µL; Hemoglobin 27.2 g/dl dan 20.6 g/dL; jumlah eritrosit 8.81×10⁶/µL dan 7.1×10⁶/µL; Hematokrit 80.0% dan 61.6%. Disarankan pada komponen darah diupayakan dilakukan pengujiankualitas komponen darah agar pemberian komponen tepat guna pada pasien multitransfusi dan dapat meminimalisir terjadinya reaksi transfusi yang merugikan bagi pasien. Kata kunci : PRC Buffy Coat Removed, Washed Red Cell, Pemeriksaan Hematologi 
Hubungan HbA1c dengan C-Reactive Protein Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang Tidak Terkontrol Gina Khairinisa; CNC Alamanda; Iis Herawati; Chaidir Ali
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 8, No 2 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i2.1122

Abstract

Abstrak Diabetes mellitus tipe 2 berkaitan dengan adanya kondisi inflamasi ringan vaskuler. Kadar tumor necrosis factor-α (TNF-α) yang meningkat berhubungan dengan sitokin dan resiko komplikasi dari diabetes melitus tipe 2. Kadar TNF-α, metabolit dari nitric oxide (NO) yang meningkat menandakan adanya disfungsi endotel pada diabetes Melitus tipe 2. Hal ini akan mengakibatkan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 juga meningkat. CRP merupakan indikator adanya inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan jaringan pada tubuh.Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif pada 30 orang pasien dengan kadar hemoglobin A1c (HbA1c) 6,5%. Alat yang digunakan adalah penganalisa Afinion 2 dengan metode imunoturbidimetri untuk melihat kadar CRP. Berdasarkan penelitian dilakukan menggunakan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan untuk nilai p = 0,026 dan r = 0,406. Uji Chi-square digunakan untuk melihat hubungan dari dua variabel, untuk melihat ada hubungan atau tidak dari penelitian yang dilakukan.  Didapatkan hasil p 0,05 (0,026) maka artinya penelitian yang dilakukan terjadi hubungan kolerasi, dengan kekuatan hubungan nilai r =0,406 (moderat). Terdapat hubungan hemoglobin A1c (HbA1c) yang tinggi dengan peningkatan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebagai indikator adanya proses inflamasi yang terjadi akibat komplikasi kronik penyakit diabetes melitus.Disarankan penderita DM tipe 2 melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar CRP kuantitatif sebagai penunjang diagnosis untuk pemeriksaan diabetes melitus tipe 2 bersama dengan pemeriksaan HbA1c. Kata Kunci : Diabetes Melitus  tipe 2, CRP, HbA1c
Cytotoxicity Of Green Tea (Camellia sinensis L.) Extract From Gambung, West Java Towards Raw 264.7 Macrophage Cells Arina Novilla; Gina Khairinisa; Dwi Davidson Rihibiha; Heri Syahrian; Shabri Shabri
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 10 No 1 (2023)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2023.v10.i01.p03

Abstract

Makanan dan minuman fungsional dengan banyak manfaat kesehatan sangatlah penting untuk meningkatkan imun tubuh paska pandemi Covid-19. Salah satu tanaman kesehatan yang sudah terkenal sejak lama adalah teh hijau (Camellia sinensis L.). Sitotoksisitas teh hijau baik pada sel normal maupun sel penyakit, masih terus dipelajari sampai dengan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat viabilitas sel makrofag RAW 264.7 yang diberi perlakuan ekstrak teh hijau yang diperoleh dari Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mencari konsentrasi yang aman digunakan pada sel RAW 264.7 secara in vitro. Sel makrofag RAW 264.7 diberi perlakuan ekstrak teh hijau dengan konsentrasi 12,5, 25, 50, dan 75 µg/ml, dan juga kuersetin 12,5, 25, 50, dan 75 µM sebagai senyawa pembanding. Viabilitas diukur dengan menggunakan analisis 3-(4,5 dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium (MTS). Perlakukan ekstrak teh hijau pada konsentrasi 12,5, 25, and 50 µg/ml menujukkan viabilitas sel makrofag RAW 264.7 di atas 90% yang berarti konsentrasi tersebut tidak bersifat toksik terhadap sel RAW 264.7 sehingga dapat digunakan untuk uji efikasi ekstrak teh hijau.
PELATIHAN PEMBUATAN TEH KOMBUCHA SEBAGAI MINUMAN PROBIOTIK DI DESA MARGAASIH Dwi Davidson Rihibiha; Lilis Puspa Friliansari; Gina Khairinisa; Eki Herawati; Ellsie Viendra Permana; Erick Khristian; Diki Hilmi
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Panrita Abdi - Juli 2023
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v7i3.20361

Abstract

Probiotic drinks have been widely popular during the COVID-19 pandemic. Kombucha is a probiotic drink that has caught attention lately. Kombucha has been reported to have various medicinal properties, including antioxidant activity and digestive support. However, many people must be aware of its existence and benefits. Thus, the Department of Medical Laboratory Technology (D-3), Jenderal Achmad Yani University, conducted training to educate people regarding kombucha tea fermentation as an alternative source of probiotics. The training was held on December 21 in RW 06 RT 01 Margaasih village. Women from PKK from Margaasih village took part; there were 25 participants. The event consisted of two sessions: 1) a presentation of the basics of kombucha fermentation and 2) a demonstration of the making of kombucha. At the end of the session, participants were allowed to test the commercial kombucha provided by the host. Participants were also given a kombucha starter (SCOBY) to be used at home. Evaluation results showed the material and demonstration were very well received by most participants (88%).  ---  Minuman probiotik menjadi salah satu minuman kesehatan yang banyak dikonsumsi selama pandemi COVID-19. Salah satu minuman probiotik yang terkenal saat ini adalah kombucha. Kombucha diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan, antara lain sebagai antioksidan dan juga melancarkan pencernaan. Walaupun kombucha sudah dikonsumsi sejak lama, sebagian masyarakat Indonesia masih belum mengenal produk kombucha dan khasiatnya. Oleh karena itu, Prodi Teknologi Laboratorium Medis (D-3), Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi mengadakan pelatihan pembuatan teh kombucha sebagai minuman probiotik di Desa Margaasih. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2021 di RW 06 RT 01 Desa Margaasih. Peserta kegiatan adalah ibu-ibu PKK di Desa Margaasih sebanyak 25 orang. Acara terdiri dari dua sesi yaitu penyuluhan mengenai materi fermentasi kombucha, dan dilanjutkan demonstrasi pembuatan kombucha. Pada akhir sesi, peserta diberikan kesempatan untuk mencicipi produk kombucha komersial yang disediakan panitia. Peserta juga  diberikan starter kombucha (SCOBY) untuk nantinya dapat dipraktekkan sendiri oleh masing-masing peserta. Hasil evaluasi menunjukkan sebagian besar peserta (88%) memahami materi pelatihan yang diberikan dengan sangat baik.
Gambaran Hematologi Pada Komponen PRC Buffy Coat Removed dan Washed Red Cell Ningrum, Nining Ratna; Khairinisa, Gina
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i1.796

Abstract

Transfusi darah saat ini memegang peran medis yang penting, baik dalam terapi kegawat daruratan (life savings) maupun pada penyakit khusus yang memerlukan terapi transfuse secara terus menerus. Komponen darah yang paling tinggi diminta pada unit pelayanan darah adalah Packed Red Cell (PRC), namun tidak sedikit yang dapat mengelami reaksi transfusi salah satunya adalah febrile non haemolytic transfusion reaction (FNHTR). Penyebab utama dari kejadian ter sebut dikaitkan dengan adanya allogenic leucocytes pada produk darah transfusi. Semakin seringtransfuse diberikan, semakin tinggi pula risiko reaksi yang dapat terjadi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meninimalisir reaksi transfuse melalui modifikasi pembuatan komponen darah dan produk darah, yaitu PRC Buffy Coat Removed dan Washed Red Cell. Tujuan Penelitian ini adalah ingin mengetahui PRC Buffy Coat Removed dan Washed Red Cell untuk pasien multiransfusi. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 12 komponen PRC Buffy Coat Removed dan 12 Washed Red Cell. Pemeriksaan hematologidigunakan hematology analyzer Mindray BC-1800. Hasil penelitian rerata pada pemeriksaan hematologi diantaranya 12 sampel PRC Buffycoat Removed dan Washed Red Cell adalah jumlah leukosit 12.5 x103/µL dan 5.7x103/µL; Hemoglobin 27.2 g/dl dan 20.6 g/dL; jumlah eritrosit 8.81×10⁶/µL dan 7.1×10⁶/µL; Hematokrit 80.0% dan 61.6%. Disarankan pada komponen darah diupayakan dilakukan pengujiankualitas komponen darah agar pemberian komponen tepat guna pada pasien multitransfusi dan dapat meminimalisir terjadinya reaksi transfusi yang merugikan bagi pasien. Kata kunci : PRC Buffy Coat Removed, Washed Red Cell, Pemeriksaan Hematologi 
Hubungan HbA1c dengan C-Reactive Protein Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang Tidak Terkontrol Khairinisa, Gina; Alamanda, CNC; Herawati, Iis; Ali, Chaidir
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i2.1122

Abstract

Abstrak Diabetes mellitus tipe 2 berkaitan dengan adanya kondisi inflamasi ringan vaskuler. Kadar tumor necrosis factor-α (TNF-α) yang meningkat berhubungan dengan sitokin dan resiko komplikasi dari diabetes melitus tipe 2. Kadar TNF-α, metabolit dari nitric oxide (NO) yang meningkat menandakan adanya disfungsi endotel pada diabetes Melitus tipe 2. Hal ini akan mengakibatkan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 juga meningkat. CRP merupakan indikator adanya inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan jaringan pada tubuh.Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif pada 30 orang pasien dengan kadar hemoglobin A1c (HbA1c) >6,5%. Alat yang digunakan adalah penganalisa Afinion 2 dengan metode imunoturbidimetri untuk melihat kadar CRP. Berdasarkan penelitian dilakukan menggunakan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan untuk nilai p = 0,026 dan r = 0,406. Uji Chi-square digunakan untuk melihat hubungan dari dua variabel, untuk melihat ada hubungan atau tidak dari penelitian yang dilakukan.  Didapatkan hasil p < 0,05 (0,026) maka artinya penelitian yang dilakukan terjadi hubungan kolerasi, dengan kekuatan hubungan nilai r =0,406 (moderat). Terdapat hubungan hemoglobin A1c (HbA1c) yang tinggi dengan peningkatan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebagai indikator adanya proses inflamasi yang terjadi akibat komplikasi kronik penyakit diabetes melitus.Disarankan penderita DM tipe 2 melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar CRP kuantitatif sebagai penunjang diagnosis untuk pemeriksaan diabetes melitus tipe 2 bersama dengan pemeriksaan HbA1c. Kata Kunci : Diabetes Melitus  tipe 2, CRP, HbA1c
Gambaran Indeks Masa Tubuh (IMT) pada Aktivitas SGPT Usia Remaja Fini Ainun Qolbi Wasdili; Gina Khairinisa
JURNAL KESEHATAN KARTIKA Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Kesehatan Kartika
Publisher : Faculty of Health Science and Technology, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkkes.v15i1.120

Abstract

Latar belakang: Masalah gizi remaja perlu mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya akan berhubungan dengan tubuh pada saat dewasa. Indikator status gizi berdasarkan berat badan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang merupakan perbandingan antara berat badan dan tinggi badan dengan tinggi badan. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menimbulkan perlemakan pada organ hati. Parameter laboratorium yang digunakan untuk menentukan fungsi hati adalah melalui pemeriksaan aktivitas enzim, yaitu Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada aktivitas SGPT usia remaja. Metode: Desain penelitian ini bersifat observasional dengan sampel terdiri dari 30 orang mahasiswa dengan kategori usia remaja. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk menentukan nilai IMT serta pengukuran aktivitas SGPT, kemudian data yang diperoleh dianalisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan status IMT kurus (10%), normal (40%), kegemukan (27%), obesitas I (13%) dan obesitas II (10%). Hasil penelitian pengukuran aktivitas SGPT adalah 93% adalah normal dan 7% abnormal. Hanya terdapat 2 orang dengan SGPT abnormal pada status IMT kegemukan sedangkan 6 orang lainnya memiliki nilai SGPT normal. Kesimpulan variasi status IMT pada usia remaja masih menunjukkan nilai aktivitas enzim SGPT yang normal.
Skrining Talasemia Minor Pada Pendonor di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Majalengka Winengsih, Wiwin; Novilla, Arina; Ningrum, Nining Ratna; Khairinisa, Gina
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 10 No. 2 (2024): ANAKES: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v10i2.2330

Abstract

Thalassemia is a hereditary hemolytic disease caused by a disorder in the synthesis of hemoglobin within red blood cells. Thalassemia prevention programs are beneficial for reducing or breaking the chain of thalassemia by preventing marriages between thalassemia carriers, which could result in thalassemia sufferers. One preventive measure is thalassemia screening. This study aims to identify the presence of thalassemia minor carriers among donors at the Indonesian Red Cross Blood Donation Unit in Majalengka Regency. The study is a descriptive quantitative research with a sample size of 92 donors who visited the Indonesian Red Cross Blood Donation Unit in Majalengka Regency. The thalassemia screening included hemoglobin tests, osmotic fragility tests, and erythrocyte indices. The results showed that all 92 donors had normal hemoglobin levels with an osmotic fragility test showing negative results using OTOF method. Therefore, further examination of the erythrocyte index was not conducted.. Based on these results, it can be concluded that there were no thalassemia minor carriers among the donors at the Indonesian Red Cross Blood Donation Unit in Majalengka Regency. Keywords  :Thalassemia, Donor,Osmotic Fragility, Hemoglobin