Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN HUKUMAN CAMBUK DI ACEH Nurbaiti, Nurbaiti; Wahyuni, Wahyuni; Rizki, Makbull; Nisa, Haiyun
Indigenous Vol. 4 No. 2, 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v4i2.6482

Abstract

Hukuman cambuk sebagai salah satu bentuk hukuman yang ditetapkan dalam Qanunjinayah mendapatkan pandangan yang beragam dari seluruh masyarakat yang dapat dianalisis dalam kajian psikologi. Pandangan yang beragam ini sangat dipengaruhi oleh informasi yang diterima, pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki, serta pengalaman terhadap hukuman cambuk yang akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara dan diskusi kelompok terarah. Responden penelitian ini adalah masyarakat yang berasal dari 3 (tiga) wilayah di Kota Banda Aceh sejumlah 31 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan hukuman cambuk merupakan sesuatu hal yang dapat memberikan rangsangan dan dampak pembelajaran untuk mencegah terjadinya pelanggaran syariat Islam walaupun diperlukan beberapa tinjauan dan praktik di lapangan sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan di dalam Qanun Jinayat No. 6 Tahun 2014. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi terhadap pemerintah dan pihak-pihak terkait pelaksana hukuman cambuk.
Menilik Bentuk Perilaku Kekerasan dalam Rumah Tangga Nisa, Haiyun; Rahmita, Nanda Rizki
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 17 No. 2 (2018)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2018.172.107-122

Abstract

Kekerasan dalam rumah tangga merupakan sebuah perlakuan tidak menyenangkan yang kerap terjadi diranah domestik atau di dalam rumah tangga terutama pada perempuan. Kekerasan dalam rumah tangga dapat diidentifikasi dalam berbagai bentuk perilaku, dapat terlihat secara langsung maupun tidak terlihat secara langsung. Adapun bentuk kekerasan dalam rumah tangga berupa kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan penelantaran ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai bentuk perilaku kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 74 orang perempuan yang diperoleh dengan teknik incidental sampling. Adapun kriteria responden adalah perempuan dengan status menikah, berusia di atas 20 tahun, dapat membaca dan menulis, dan bersedia menjadi responden. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Domestic Violence Questionnaire yang dikembangkan oleh Abolmaali, dkk. (2014). Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perilaku kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan meliputi aspek psycho-physical violence dan control violence.[Domestic violence is an unpleasant behavior which occurs in the domestic sphere or in the household, especially on women. Domestic violence can be identified in various forms of behavior, both directly and indirectly. The practices of domestic violence are physical violence, psychological violence, sexual violence, and economic neglect. Therefore, this study aims to identify the various practices of domestic violence behavior experienced by women. There are 74 women involves as respondents through incidental sampling technique. The criteria for being a respondent are married status, aged over 20 years, literate and would like to become a respondent. The process of collecting data was using the Domestic Violence Questionnaire scale developed by Abolmaali, et al. (2014). The data were analyzed by using descriptive techniques. The result shows that the practice of domestic violence experienced by women included aspects of psycho-violence and control violence.]
Nomophobia pada Generasi X, Y, Dan Z Khairani, Maya Khairani; Irmayana, Irmayana; Mawarpury, Marty; Nisa, Haiyun
Psychopolytan : Jurnal Psikologi Vol 6 No 1 (2022): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/psi.v6i1.2565

Abstract

Telepon seluler atau ponsel merupakan hasil perkembangan teknologi yang dianggap lumrah penggunaannya saat ini. Tanpa disadari penggunaan telepon seluler secara berlebihan menyebabkan berbagai dampak buruk bagi penggunanya. Nomophobia muncul sebagai salah satu masalah perilaku kecanduan terhadap telepon seluler. Beberapa faktor yang memengaruhi nomophobia yaitu jenis kelamin, harga diri, kepribadian, dan usia. Berbagai lapisan usia atau generasi menggunakan telepon seluler dan mengalami nomophobia yang berbeda-beda baik anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nomophobia antara generasi X, Y dan Z di Aceh. Penelitian ini melibatkan 360 individu yang lahir antara tahun 1960-2007 yang menggunakan telepon seluler cerdas (smartphone) yang dipilih melalui teknik quota sampling. Data dikumpulkan melalui No Mobile Phone Phobia Questionnaire (NMP-Q) dengan koefisien reliabilitas 0,972. Hasil analisis data menggunakan teknik analisis One Way ANOVA diperoleh nilai p=0,000(p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nomophobia antara generasi X, Y dan Z di Aceh. Perbedaan ini berimplikasi pada kemampuan manajemen diri, dan kecenderungan menjadi candu gawai jika tidak dikelola.
Some issues about women who file for divorce in Aceh Nisa, Haiyun; Koentjoro, Koentjoro
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v8i1.12237

Abstract

Studies on women who file for divorce in Aceh still need to be carried out to get an overview of the current problems and issues related to women who are filing for divorce. The problems experienced by women include conflicts in the household that encourage them to file a lawsuit to the Syar'iyah Court/Mahkamah until they get a permanent decision and have legal force from the judiciary. Even after divorce, women still face various obstacles to achieve happiness. This study aims to provide an overview of the current issues of women seeking divorce in Aceh. The research data are from observations and practical experience of researchers as professionals in women's and child protection service institutions and psychological service institutions. This study focuses on the psychological aspects experienced by women in stressful situations due to the end of the marital relationship. The results of the thematic data analysis show that the important issues related to women who file for divorce are; an increase in the divorce rate which requires the attention of the parties in an effort to reduce the divorce rate; the legal process in the Religious Courts/Syar'iyah Courts with therapeutic nuances; psychological dynamics of women who are suing for divorce which have an impact on the order of their lives so that they require intervention efforts, including empowerment in economic, psychological, and social aspects. The results of this study are expected to provide recommendations for all parties, including the government, village officials, private institutions, the general public and philanthropy, to seriously pay attention to women who file for divorce so as to minimize the negative impact of divorce on women and children.
Promosi Kesehatan Mental Remaja Melalui Virtual Boothcamp Untuk Meningkatkan Peer-Support Nisa, Haiyun; Aidina, Wenny; Rahmita, Nanda Rizki; Manita, Erlis; Auliani, Fitri
Transformatif : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/tranformatif.v4i2.7361

Abstract

Mental health is an important issue in adolescent development because during adolescence there is a more complex and dynamic transition. Conflict with peers and family is a source of interpersonal stress for adolescents. However, at the same time, family and peers can also be the main source of support as an effort to prevent stress, especially during the COVID-19 pandemic. To create mentally healthy teenagers, it is necessary to identify potential strategies, one of which is a virtual bootcamp program involving peers. The aim of this program is to promote mental health and improve peer-support capabilities for teenagers so that it is hoped that it can help create mentally healthy teenagers. The material provided is related to general issues regarding mental health; responses and actions related to adolescent mental health; self-healing; peer-support; and self-care. Participants consisted of 50 people with an age range of 15-27 years old, male and female. The effectiveness of implementing activities is known from the results of evaluating reactions and knowledge through pretests and posttests of training participants. The results of data analysis show that there is an increase in knowledge regarding peer-support and the skills possessed by adolescents to maximize their role as friends and promote mental health among their peers. It is hoped that this service article can provide information regarding the importance of adolescent mental health promotion programs, especially in overcoming the various pressures faced by adolescents.
Urban children at risk of violence: A qualitative study of experiences of parents, teachers, and service providers of collaborative support Nurjannah, Nurjannah; Oktari, Rina S.; Nisa, Haiyun; Viridanda, Wida Y.; Aidina, Wenny; Wang, Shr-Jie
Narra J Vol. 4 No. 2 (2024): August 2024
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v4i2.793

Abstract

Children who are at risk of involvement in violence need assistance from multisector agencies such as social services, law enforcement, health, and education. The aim of this study was to understand the perceptions and experiences of parents, teachers, and service providers (i.e., counselors, psychologists, paralegals, and social workers) on collaborative support for children at risk of violence in Banda Aceh, Indonesia. Twenty-four structured interviews were conducted with ten parents whose children were victims of sexual or physical abuse or were involved in substance abuse and theft and have received support from the Integrated Service Center for the Empowerment of Women and Children in Banda Aceh, Indonesia; ten service providers; and four teachers who either worked with the concerned children or knew them. Using a thematic analysis approach, the data was systematically coded and analyzed to identify important themes. Most parents who sought help or support from governmental agencies were referred by other service providers or recommended by relatives or friends. Parents hesitated to discuss their children’s problems with the teachers, worrying about stigma, particularly for sexual abuse victims. The school’s lack of collaboration with external agencies was consistent with the teacher’s claim that they seldom work with other agencies outside of school, resulting in a siloed system of care. It can be concluded that the biggest barrier to communication and coordination among parents, teachers, and service providers is the parents’ and service providers’ lack of willingness and confidence to work with teachers. Clear policies are needed to establish a cross-institutional linkage structure that promotes shared responsibilities.
Pandangan Masyarakat terhadap Pelaksanaan Hukuman Cambuk di Aceh Nurbaiti, Nurbaiti; Wahyuni, Wahyuni; Rizki, Makbull; Nisa, Haiyun
Indigenous Vol 4, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v4i2.6482

Abstract

Hukuman cambuk sebagai salah satu bentuk hukuman yang ditetapkan dalam Qanunjinayah mendapatkan pandangan yang beragam dari seluruh masyarakat yang dapat dianalisis dalam kajian psikologi. Pandangan yang beragam ini sangat dipengaruhi oleh informasi yang diterima, pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki, serta pengalaman terhadap hukuman cambuk yang akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara dan diskusi kelompok terarah. Responden penelitian ini adalah masyarakat yang berasal dari 3 (tiga) wilayah di Kota Banda Aceh sejumlah 31 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan hukuman cambuk merupakan sesuatu hal yang dapat memberikan rangsangan dan dampak pembelajaran untuk mencegah terjadinya pelanggaran syariat Islam walaupun diperlukan beberapa tinjauan dan praktik di lapangan sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan di dalam Qanun Jinayat No. 6 Tahun 2014. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi terhadap pemerintah dan pihak-pihak terkait pelaksana hukuman cambuk.
GAMBARAN BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DIALAMI PEREMPUAN PENYINTAS Nisa, Haiyun
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v4i2.4536

Abstract

Permasalahan kekerasan dalam rumah tangga merupakan hal yang masih kerap dialami oleh khususnya perempuan. Beberapa penyintas mencoba menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam rumah tangganya dengan melaporkan tindak kekerasan yang dialami pada pusat layanan maupun pihak yang berwajib. Penyintas menyampaikan perlakuan kekerasan yang diterimanya dengan tujuan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Terdapat beberapa bentuk kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga, antara lain fisik, psikologis, seksual dan penelantaran ekonomi. Perempuan penyintas mengalami berbagai bentuk kekerasan, baik yang disadari maupun tidak disadari. Perempuan penyintas belum mengenali dengan cukup baik bentuk kekerasan yang dialaminya, penyintas menganggap bahwa kekerasan dalam rumah tangga hanyalah kekerasan fisik, sehingga kerap mengabaikan bentuk kekerasan lainnya.
Keinginan Pulang Ke Rumah Pada Warga Binaan Pemasyarakatan: Telaah Psikologis Prayudha, M.Nanda Bima; Khairani, Maya; Faradina, Syarifah; Nisa, Haiyun
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 1: Januari 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37597

Abstract

Warga binaan pemasyarakatan menghadapi masalah penyesuaian dengan lingkungan baru ketika pertama kali berada di lapas. Salah satu reaksi psikologis yang muncul akibat berpisah dari lingkungan lama dan proses penyesuaian adalah keinginan pulang ke rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika keinginan pulang ke rumah yang dialami warga binaan pemasyarakatan di lapas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang melibatkan empat orang responden dengan kriteria usia antara 20-30 tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan hasil yang diperoleh dilakukan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima kategori keinginan pulang ke rumah yaitu ingatan tentang rumah dan keluarga, keinginan kumpul dengan keluarga, perasaan tentang lapas, emosi yang dialami, dan tindakan mengurangi rasa rindu rumah.Prisoners face problems adjusting to a new environment when they enter prison. One of the psychological reactions that arises as a result of separating from the old environment and the adjustment process is homesickness. This research aims to determine the dynamics of homesickness experienced by prisoners in prison. This research used a descriptive qualitative approach involving four respondents with age criteria between 20-30 years. The results showed that there are five categories of homesickness, namely memories of home and family, desire to be with family, feelings about prison, emotions experienced, and actions to reduce homesickness.
Perbedaan Hardiness Mahasiswa Perantau Ditinjau Dari Jenis Kelamin Arisandi, Evi; Nisa, Haiyun
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i1.29993

Abstract

Menempuh pendidikan tinggi merupakan impian dan keinginan setiap individu, sehingga individu akan berjuang untuk melanjutkan studi pada bidang yang diinginkan walaupun harus merantau ke daerah lain. Mahasiswa yang merantau ke daerah lain akan mengalami banyak tantangan dan hambatan dalam proses studinya, sehingga diperlukan ketangguhan atau hardiness. Hardiness merupakan salah satu faktor kepribadian yang turut berperan terhadap respon individu dalam menghadapi peristiwa yang berpotensi menimbulkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hardiness pada mahasiswa perantau ditinjau dari jenis kelamin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling dengan jumlah 160 mahasiswa perantau yang terdiri dari 80 laki- laki dan 80 perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah adaptasi Hardiness Scale yang disusun oleh Bartone (1991). Uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan hasil (p = 0,46, p 0.05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hardiness antara mahasiswa perantau laki-laki dan perempuan.Higher education is the dreams and desires of each individual, so that individuals will strive for further study on the desired field though should be migrated to other areas. Students who wander into other areas will experience many challenges and obstacles in the process of their studies, so that the necessary toughness or hardiness. Hardiness is one of the factors contributing towards the personality of the individual response in the face of a potentially stressful event. This research aimed to know the difference in hardiness on student nomads in terms of gender. Sampling technique used was quota sampling with a total of 160 students of the nomads that consists of 80 men and 80 women. Research instrument used is the adaptation of the Hardiness Scale compiled by Bartone (1991). Test the hypothesis has been done show results (p = 0.46, p 0.05). Based on these results it can be concluded that there is a difference in hardiness among nomads of both men and women.men and women.