Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Biological Population of Torpedo Scad (Megalaspis cordyla) in The Waters of Lampung Bay Kartini, Nidya; Caesario, Rachmad; Utomo, Deny Sapto Chondro; Delis, Putu Cinthia
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 2 (2025): April-Juni
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i2.8943

Abstract

Megalaspis cordyla, a demersal fish popularly referred to as torpedo scad, is the most commonly caught fish. As market demand and consumption rise, this will have an adverse effect on the sustainability of fish resources if improperly managed. The aim of this research was to analyze the population dynamics of Megalaspis cordyla in the waters of Lampung Bay. The study was carried out between April and September of 2024. Fishermen's catches in the waters surrounding Lampung Bay provided the Bekre fish used in the study. The study's findings demonstrated that bekre fish have a negative allometric growth trend. The value of the condition factor falls between 0.631 and 0.966. Fishing mortality (F) is 3.46 per year, total mortality (Z) is 4.59 per year, and exploitation rate (E) is 0.75 per year. The natural mortality value (M) of bekre fish is 1.13 per year, as are the values of the growth parameters of bekre fish, specifically Linf of 456 mm, growth coefficient (K) of 1.51 per year, and t0 of -0.049. March and October saw the highest bekre fish recruitment rates in Lampung Bay's waters, with 32.55% and 9.04%, respectively.
STUDY OF WATER QUALITY AND POLLUTION LEVEL AT KETAPANG BEACH, PESAWARAN REGENCY, LAMPUNG Delis, Putu Cinthia; Yuliana, Darma; Kartini, Nidya
AQUASAINS Vol. 12 No. 3 (2024): July 2024
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aqs.v12i3.p1563-1574

Abstract

Ketapang Beach, situated in Pesawaran Regency, Lampung, is a well-known tourist spot frequented by many visitors. The beach features a pier and a boat lane used for transporting tourists to nearby islands. Additionally, the surrounding area is home to residential communities and small-scale fish farming. Despite this activity, a comprehensive analysis of the beach’s water conditions had not been conducted previously, and there is limited information available on its water quality and pollution levels. Given the extensive human activity, it is crucial to monitor the water quality regularly, as these activities can significantly impact the ecosystem. This study collected data on several physical, chemical, and biological water parameters, such as temperature, total suspended solids (TSS), pH, salinity, dissolved oxygen, biochemical oxygen demand (BOD5), ammonia, nitrite, orthophosphate, lead (Pb), and total coliform bacteria. These parameters were measured to evaluate the water quality using the Pollution Index (IP), with reference to the seawater quality standards for marine tourism and aquatic life. The findings revealed that several parameters—such as salinity, dissolved oxygen, BOD5, ammonia, orthophosphate, and lead (Pb)—exceeded the recommended thresholds. Based on the Pollution Index assessment, the waters at Ketapang Beach were classified as moderately polluted.Keywords: Ammonia, pollution index, purposive sampling, water pollution.
STRUCTURE OF THE MOLLUSK COMMUNITY IN THE INTERTIDAL ZONE OF TIRTAYASA BEACH, WAY TATAAN VILLAGE, TELUK BETUNG TIMUR DISTRICT, BANDAR LAMPUNG Trias, Silke; Yulianto, Herman; Kartini, Nidya
AQUASAINS Vol. 13 No. 2 (2025): March 2025
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aqs.v13i2.p1632-1642

Abstract

Tirtayasa Beach is a coastal tourism attraction in Bandar Lampung City, located in Way Tataan Village, East Teluk Betung District. The waters of Tirtayasa Beach have significant tourism potential due to their natural beauty. However, a decline in water quality, caused by increased human activities and domestic waste input around the beach, has affected the physical, chemical, and biological conditions of the waters. Mollusks can serve as indicators of water quality. Therefore, the structure of the mollusk community can be used to assess the condition of these waters. This study aimed to evaluate the structure of mollusk populations and analyze the influence of water quality on mollusk communities in the intertidal zone of Tirtayasa Beach, East Teluk Betung District, Lampung. The selection of study locations/stations and observation points was carried out using the purposive sampling method. The mollusks identified in the waters of Tirtayasa Beach belong to two classes: Gastropoda and Bivalvia. The Gastropoda class, with eight species, dominated across the three stations, with Cerithium kobelti being the most prevalent species. The parameter that significantly affected mollusk abundance at Station 1 was pH. At Station 2, depth, brightness, dissolved oxygen (DO), and salinity were influential. At Station 3, total suspended solids (TSS) and temperature were the key influencing factors.  Keywords: Abundance, biodiversity, evenness index, principal component analysis.
APLIKASI PEMANFAATAN LIMBAH TULANG IKAN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PERMBUATAN KERUPUK DI DESA MARGASARI, KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG Kusuma, Anma Hari; Kartini, Nidya; Delis, Putu Cinthia
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v1i2.6245

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sumber daya ikan yang berlimpah sehingga membuat industri pengolahan ikan semakin berkembang pesat sehingga memungkinan menhasilkan. limbah perikanan yang cukup besar. Tulang ikan merupakan salah satu limbah hasil pengolahan perikanan. Tulang ikan dapat dijadikan sumber kalsium sebagai salah satu upaya fortifikasi zat gizi dalam makanan. Kalsium merupakan mineral dalam tubuh yang memegang peranan penting dalam tubuh yang berperan dalam proses pembekuan darah, proses kontraksi otot dan penghantar impuls syaraf serta menjaga keseimbangan hormon. Tubuh manusia tidak dapat memproduksi kalsium sehingga harus dipenuhi melalui asupan makanan bergizi. Salah satu dampak defesiensi kalsium adalah osteporosis. Osteoporosis merupakan kondisi tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah disaat usia sudah tua. Diversifikasi pangan dapat dilakukan dengan membuat jenis makanan yang mengandung kalsium tinggi dari pemanfaatan tulang ikan. Salah satu produk olahan pangan tersebut adalah kerupuk. Kerupuk merupakan makanan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat pada semua usia. Desa Margasari merupakan salah satu desa di Kabupaten Lampung Timur yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Desa ini juga merupakan desa binaan Universitas Lampung. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan bertujuan meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengatasi limbah perikanan sekaligus meningkatkan nilai tambah limbah perikanan melalui diversifikasi produk olahan makana yang memiliki nilai gizi. Manfaat kegiatan ini dapat menjadi sumber mata pencaharian alternatif dan meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Margasari
PENGEMBANGAN PRODUK PUPUK CAIR DARI IKAN NILA PASCA KEMATIAN MASSAL PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN KJA DANAU RANAU Elisdiana, Yeni; Fidyandini, Hilma Putri; Kartini, Nidya; Caesario, Rachmad
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v1i2.6257

Abstract

Sektor budidaya menempati ruang-ruang dengan sumber air yang layak untuk budidaya. Termasuk perairan umum seperti Danau Ranau saat ini berkembang pesat dengan adanya kegiatan budidaya ikan nila menggunakan Karamba Jaring Apung (KJA). Semula tidak banyak masalah saat ikan dibudidayakan dalam KJA, tetapi semakin meningkat jumlah pembudidaya dan tonase ikan yang dibudidayakan, ancaman pun dating. Permasalahan yang rutin terjadi di Danau Ranau adalah upwelling (pengadukan dasar perairan) yang bisa mematikan berton-ton ikan dalam waktu yang cepat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan produk pupuk cair dari limbah ikan nila pasca kematian massal untuk dikemas menjadi produk yang bernilai ekonomis. Adanya aplikasi produk pupuk organik cair pada tanaman sayuran yang menghasilkan tanaman subur dan bebas pestisida. Guna meningkatkan pemanfaatan ikan mati menjadi pupuk cair organik secara maksimal dan berkelanjutan, maka perlu dilakukan pengembangan produk dengan menyediakan alat penggilingan daging dan tulang ikan yang besar, sehinngga terciptanya pengolahan produk yang efektif dan efisien.
PENGUATAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN BUMI WARAS KOTA BANDARLAMPUNG Kartini, Nidya; Putri, Rizha Bery
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7867

Abstract

Permasalahan yang ditimbulkan dari pembuangan sampah sembarangan dan tidak terurus dengan baik dapat mengakibatkan masalah besar bagi lingkungan dan masyarakat. Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik akan mengakibatkan masalah besar karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Kelurahan Bumi Waras termasuk daerah yang langsung berbatasan dengan laut. Daerah ini sangat kumuh karena begitu banyak tumpukan sampah di pinggir laut yang beraneka jenis yang mengakibatkan perairan menjadi kotor berwarna kehitaman serta berbau tidak sedap. Hal ini dikarenakan limbah rumah tangga langsung mengalir ke perairan, terutama limbah minyak jelantah dari sisa penggorengan. Keberadaan sampah rumah tangga ini sudah bertahun-tahun terjadi, namun penanganan dari pemerintah belum efektif. Beradaptasi dari konsep Zero waste, sampah selayaknya dapat ditangani secara berkelanjutan, tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab terhadap sampah namun ada pelibatan masyarakat untuk berkomitmen ikut serta menangani masalah sampah. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan daur ulang sampah, salah satunya dengan memanfaatkan limbah rumah tangga berupa limbah minyak jelantah diolah menjadi produk non-pangan yang memiliki nilai ekonomis berupa lilin aromaterapi. Dengan dilakukannya kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar bisa meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan serta untuk mengelola dan memanfaatkan sampah rumah tangga dengan baik
EDUKASI MEMILIH BENIH IKAN LELE YANG BAIK DAN TEKNIK AKLIMATISASI YANG TEPAT DALAM KEGIATAN BUDIDAYA IKAN Bery Putriani, Rizha; Malidda Eka Putri, Septi; Kartini, Nidya; Cinthia Delis, Putu
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 12 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i12.4978-4985

Abstract

Keberhasilan dalam budidaya ikan lele sangat bergantung pada pemilihan bibit yang berkualitas serta proses aklimatisasi yang tepat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pembudidaya ikan mengenai cara memilih bibit lele yang baik dan teknik aklimatisasi yang tepat. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan pelatihan langsung, penyuluhan, dan demonstrasi di lapangan. Metode yang digunakan meliputi pembelajaran teori, praktik lapangan, dan diskusi interaktif. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan peserta dimana peserta memahami tentang karakteristik bibit lele yang berkualitas sebesar 87,5% dan teknik aklimatisasi yang benar 81,25%. Kelompok pembudidaya dapat membedakan benih ikan lele yang baik dan sehat serta dapat melakukan proses aklimatisasi ikan yang tepat sehingga nantinya akan dijadikan referensi pengetahuan untuk kegiatan budidaya ikan. Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan budidaya ikan yang lebih berkelanjutan dan produktif.
The Growth Pattern and Condition Factors of Swanggi (Pracanthus tayenus Richardson, 1846) Landed at Coastal Fishing Port of Lempasing Putri, Septi Malidda Eka; Putriani, Rizha Bery; Delis, Putu Cinthia; Kartini, Nidya
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 2 (2024): April - Juni
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i2.6316

Abstract

Lempasing Coastal Fishery Port is one of the fishing ports in Lampung Province with one of the catches is Swanggi (Priacanthus tayenus) or local people call it king fish gantang. The purpose of this study was to determine the growth pattern and condition factors of Swanggi (Priacanthus tayenus) landed at the Lempasing Coastal Fishery Port as an effort to manage sustainable fishery resources. This research was conducted in May-August 2023. The method used in this research is the survey method. Sampling was done 8 times with an intensity of 2 weeks. Swanggi samples used are the result of fishermen's catch at PPP Lempasing. The results showed that male and female Swanggi had a negative allometric growth pattern. The condition factor value of male Swanggi in May-August 2023 is 1.0437; 0.9414; 1.01; 1.0057, respectively, while the female Swanggi obtained the average condition factor value is 1.4502; 0.9937; 0.9937; 1.0057.