Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang Rani, Sulis Tya; Yudha, Indra Gumay; Caesario, Rachmad; Mahardika, SM. A Hari
AQUACOASTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences Vol. 1 No. 1 (2022): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jafs.v1i1.8612

Abstract

Ekosistem mangrove di Pesisir Kabupaten Tangerang memiliki fungsi secara ekologi, ekonomi, serta sosial yang harus dikelola dengan tepat agar menjamin keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Menganalisis aspek pendukung dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang dan (2) Mendeskripsikan status keberlanjutan dari berbagai aspek dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret 2021 berlokasi di 6 desa (Kronjo, Patra Manggala, Ketapang, Margamulya, Tanjung Burung dan Tanjung Pasir) di Pesisir Kabupaten Tangerang. Responden sebagai sumber informasi berasal dari pemerintah, masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat terkait penelolaan mangrove yang dipilih menggunakan purposive sampling. Analisa data penentuan status keberlanjutan dan atribut pengungkit menggunakan metode Rapfish dengan pendekatan multidimensional scaling (MDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan ekosistem mangrove pada 4 dimensi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan. Atribut penunjang yang digunakan untuk meningkatkan status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove yaitu, rehabilitasi sebagai upaya pemulihan ekosistem mangrove, rerata penghasilan terhadap upah minimum masyarakat, anggaran pemerintah untuk pengelolaan mangrove, konflik sosial, akses masyarakat lokal terhadap ekosistem mangrove, penegakan hukum dan keterlibatan lembaga masyarakat
Status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang Rani, Sulis Tya; Yudha, Indra Gumay; Caesario, Rachmad; Mahardika, SM. A Hari
AQUACOASTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences Vol. 1 No. 1 (2022): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jafs.v1i1.8612

Abstract

Ekosistem mangrove di Pesisir Kabupaten Tangerang memiliki fungsi secara ekologi, ekonomi, serta sosial yang harus dikelola dengan tepat agar menjamin keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Menganalisis aspek pendukung dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang dan (2) Mendeskripsikan status keberlanjutan dari berbagai aspek dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret 2021 berlokasi di 6 desa (Kronjo, Patra Manggala, Ketapang, Margamulya, Tanjung Burung dan Tanjung Pasir) di Pesisir Kabupaten Tangerang. Responden sebagai sumber informasi berasal dari pemerintah, masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat terkait penelolaan mangrove yang dipilih menggunakan purposive sampling. Analisa data penentuan status keberlanjutan dan atribut pengungkit menggunakan metode Rapfish dengan pendekatan multidimensional scaling (MDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan ekosistem mangrove pada 4 dimensi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan. Atribut penunjang yang digunakan untuk meningkatkan status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove yaitu, rehabilitasi sebagai upaya pemulihan ekosistem mangrove, rerata penghasilan terhadap upah minimum masyarakat, anggaran pemerintah untuk pengelolaan mangrove, konflik sosial, akses masyarakat lokal terhadap ekosistem mangrove, penegakan hukum dan keterlibatan lembaga masyarakat
Management of marine tourism park based on Community Based Management (CBM) Putriani, Rizha Bery; Hasani, Qadar; Yudha, Indra Gumay; Diantari, Rara; Yuliana, Darma; Caesario, Rachmad; Reza, Muhammad; Julian, David
JURNAL MINA SAINS Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jmss.v10i1.9986

Abstract

This research was conducted in Kiluan Village, Kelumbayan District, Tanggamus Regency. This study examines the essence of managing marine park tourism by focusing on the surrounding environment (Community-based Management) in Kiluan Negeri, Tanggamus Regency. The research was conducted by descriptive analysis of qualitative approaches through direct studies (primary data) and existing data (secondary data). Kilian Negeri has beautiful and unique marine resources. Problems in Kiluan Bay are related to economic inequality, limited resources, environmental damage due to garbage, and the threat of natural disasters. The general public still needs to learn how involved they are in managing marine park tourism appropriately and sustainably. The active participation of NGOs, namely the NGO Cikal, plays an important role in managing the Kiluan Bay conservation area. Some Community-Based Management (CBM) strategies that can be done are preparing tourism development plans, developing infrastructure, managing tourist destinations, holding promotions and marketing, developing tourism products, conducting HR training, collaborating with the private sector, and developing integrated tourist areas. Community-based management (CBM) of marine park tourism is based on recognizing the importance of local communities in maintaining the sustainability of the marine environment and obtaining economic and social benefits from the tourism sector.
Perikanan Skala Kecil dalam Mendukung Ekowisata di Teluk Kiluan Reza, Muhammad; Hasani, Qadar; Yudha, Indra Gumay; Diantari, Rara; Yuliana, Darma; Julian, David; Putriani, Rizha Bery; Caesario, Rachmad
Akuatiklestari Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v6i2.5530

Abstract

Teluk Kiluan memiliki keindahan alam dan sumberdaya alam yang beragam sehingga kawasan ini menjadi destinasi wisata. Selain terdapat kegiatan wisata di Teluk Kiluan juga terdapat aktivitas perikanan tangkap. Aktivitas wisata dan perikanan ini berada dalam satu zona pemanfaatan yang sama. Peningkatan aktivitas wisata dan perikanan tangkap di Teluk Kiluan akan berakibat terjadi degradasi sumberdaya yang ada di sekitar Teluk Kiluan apabila tidak dikelola dengan baik. Aktivitas perikanan tangkap yang ada di Teluk Kiluan yaitu menggunakan alat tangkap longline. Maka aktivitas penangkapan perlu diatur seperti mengetahui tingkat ramah lingkungan alat tangkap longline. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 di Teluk Kiluan. Metode yang digunkan yaitu dengan snowball sampling dengan analisis data berdasarkan sembilan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang ditetapkan oleh FAO. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu alat tangkap longline tergolong alat tangkap yang sangat ramah lingkungan dengan total skor 30,4 sehingga dalam aktifitas penangkapan ikan menggunakan longline dapat mendukung pengembangan ekowisata di Teluk Kiluan.
Population Dynamics of Yellowstripe Scad (Selaroides leptolepis) in Lampung Bay Waters Kartini, Nidya; Yudha, Indra Gumay; Yulianto, Herman; Caesario, Rachmad; Julian, David
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 4 (2024): Oktober - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i4.7578

Abstract

Yellowstripe scad (Selaroides leptolepis) is a type of pelagic fish that is dominantly caught in the waters of Lampung Bay and is landed at the Lempasing Coastal Fisheries Harbor. The high market demand for yellowstripe scad means fishing for this fish is carried out throughout the year. The aim of this research was to analyze the population dynamics of yellow trevally (Selaroides leptolepis) in the waters of Lampung Bay. The yellow trevally fish collected during the research came from fishermen's catches in the waters around Lampung Bay. The study's findings demonstrated that the yellow trevally's development pattern was negative allometric, and its condition factor value varied between 0.7509 and 1.0842.  the growth parameters of yellowstripe scad obtained an asymptotic length (L∞) value of 152 mm, the growth coefficient (K) of 0.57/year, and theoretical age (t0) of -0.2191 years. Yellow trevally have a natural mortality value (M) of 0.80 per year, a fishing mortality value (F) of 1.12 per year, and a total mortality value (Z) of 1.92/year. Yellowstripe scad recruitment peaked in the Sunda Strait between May and September, at 18.19% and 13.90%, respectively.
Biological Population of Torpedo Scad (Megalaspis cordyla) in The Waters of Lampung Bay Kartini, Nidya; Caesario, Rachmad; Utomo, Deny Sapto Chondro; Delis, Putu Cinthia
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 2 (2025): April-Juni
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i2.8943

Abstract

Megalaspis cordyla, a demersal fish popularly referred to as torpedo scad, is the most commonly caught fish. As market demand and consumption rise, this will have an adverse effect on the sustainability of fish resources if improperly managed. The aim of this research was to analyze the population dynamics of Megalaspis cordyla in the waters of Lampung Bay. The study was carried out between April and September of 2024. Fishermen's catches in the waters surrounding Lampung Bay provided the Bekre fish used in the study. The study's findings demonstrated that bekre fish have a negative allometric growth trend. The value of the condition factor falls between 0.631 and 0.966. Fishing mortality (F) is 3.46 per year, total mortality (Z) is 4.59 per year, and exploitation rate (E) is 0.75 per year. The natural mortality value (M) of bekre fish is 1.13 per year, as are the values of the growth parameters of bekre fish, specifically Linf of 456 mm, growth coefficient (K) of 1.51 per year, and t0 of -0.049. March and October saw the highest bekre fish recruitment rates in Lampung Bay's waters, with 32.55% and 9.04%, respectively.
PENGEMBANGAN PRODUK PUPUK CAIR DARI IKAN NILA PASCA KEMATIAN MASSAL PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN KJA DANAU RANAU Elisdiana, Yeni; Fidyandini, Hilma Putri; Kartini, Nidya; Caesario, Rachmad
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v1i2.6257

Abstract

Sektor budidaya menempati ruang-ruang dengan sumber air yang layak untuk budidaya. Termasuk perairan umum seperti Danau Ranau saat ini berkembang pesat dengan adanya kegiatan budidaya ikan nila menggunakan Karamba Jaring Apung (KJA). Semula tidak banyak masalah saat ikan dibudidayakan dalam KJA, tetapi semakin meningkat jumlah pembudidaya dan tonase ikan yang dibudidayakan, ancaman pun dating. Permasalahan yang rutin terjadi di Danau Ranau adalah upwelling (pengadukan dasar perairan) yang bisa mematikan berton-ton ikan dalam waktu yang cepat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan produk pupuk cair dari limbah ikan nila pasca kematian massal untuk dikemas menjadi produk yang bernilai ekonomis. Adanya aplikasi produk pupuk organik cair pada tanaman sayuran yang menghasilkan tanaman subur dan bebas pestisida. Guna meningkatkan pemanfaatan ikan mati menjadi pupuk cair organik secara maksimal dan berkelanjutan, maka perlu dilakukan pengembangan produk dengan menyediakan alat penggilingan daging dan tulang ikan yang besar, sehinngga terciptanya pengolahan produk yang efektif dan efisien.
Upaya Peningkatan Kualitas Ekosistem Wilayah Pesisir dan Laut Desa Way Lubuk Kecamatan Kalianda Provinsi Lampung Lahay, Almira Fardani; Delis, Putu Cinthia; Caesario, Rachmad
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.7090

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang memiliki hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, sesama makhluk hidup yang berada di wilayah pesisir. 70 % atau 136.000 hutan mangrove di Lampung dikategorikan rusak parah dan hutan mangrove yang tersisa sekitar 1.700 ha pun dalam kondisi kritis. Perlindungan hutan mangrove, pemberdayaan dan pelibatan masyarakat pesisir, rehabilitasi hutan mangrove dapat menjadi strategi dalam upaya penanganan dan pencegahan kerusakan di wilayah ekosistem mangrove. Desa Way Lubuk Selatan memiliki kondisi pesisir yang mirip dengan pesisir Desa Merak Belantung dimana Desa Merak Belantung merupakan desa dengan potensi wisata besar sebagai ekowisata pantai atau ekosistem mangrove (Saputra & Setiawan, 2014), yang dalam pelaksanaannya perlu didukung dengan kelestarian ekosistem mangrove, salah satu upayanya adalah dengan kegiatan penanaman atau rehabilitasi mangrove di pesisir Desa Merak Belantung. Tingkat kesuksesan pertumbuhan rehabilitasi mangrove mencapai 50% dari bibit awal yang ditanam.
Penguatan Ekowisata sebagai Core Economy Masyarakat Pesisir Di Teluk Kiluan, Desa Kiluan Negeri Damai, Abdullah Aman; Yuliana, Darma; Diantari, Rara; Hasani, Qadar; Caesario, Rachmad; Saleh, Yuliana; Damayanti, Inggar; Afrianti, Nur Afni
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7927

Abstract

Kegiatan ekowisata di Pekon Kiluan Negeri telah berkembang sejak tahun 2004 hingga saat ini. Mulai tahun 2004, Teluk Kiluan mulai dikenal, terutama oleh wisatawan di sekitar Provinsi Lampung sebagai salah satu tujuan destinasi wisata. Kegiatan wisata di daerah ini terus berkembang, walaupun mengalami fluktuasi yang cukup besar. Pada tahun 2021, Pekon Kiluan Negeri telah ditetapkan sebagai Desa Wisata berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tanggamus No.B.195/39/08/2021 tentang penetapan desa/pekon wisata Kabupaten Tanggamus. Sejak awal perkembangan, terjadi berbagai masalah dalam kegiatan ekowisata di Teluk Kiluan baik yang bersifat alamiah dan non alamiah. Berbagai permasalahan ini menyebabkan kegiatan wisata di Teluk Kiluan, sejak tahun 2016 mengalami penurunan. Bahkan semenjak terjadinya pandemi Covid pada awal tahun 2020, kegiatan wisata di teluk Kiluan sempat terhenti. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mendukung pulihnya kegiatan ekowisata di Teluk Kiluan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk: 1) melakukan pemetaan zona potensi ekowisata di Teluk Kiluan, Desa Kiluan Negeri, 2) penguatan kelembagaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Teluk Kiluan, tentang pengelolaan ekonomi ekowisata, dan 3) meningkatkan keterampilan pemandu wisata di Teluk Kiluan tentang manajemen keamanan dan keselamatan pada destinasi wisata. Dari hasil pengabdian ini ada peningkatan pemahaman masyarakat mengenai kemampuan keterampilan pemandu wisata dan manfaat yang diperoleh mitra melalui pelatihan Penguatan Ekowisata  Sebagai Core  Economy Masyarakat Pesisir di Teluk Kiluan Desa Kiluan Negeri.
Teknik Evakuasi, Resusitasi Jantung Paru dan Oksigen Administrasi Sebagai Upaya Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Bencana pada Kelompok Pembudidaya Ikan di Pantai Sari Ringgung Caesario, Rachmad; Yuliana, Darma; Delis, Putu Cinthia; Susanti, Okotra
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7977

Abstract

Ketika terjadi suatu kecelakaan, evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam pertolongan pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yang aman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. Kecepatan evakuasi merupakan salah satu tujuan penting dalam pertolongan gawat darurat. Di Pesawaran, Pantai Sari Ringgung menjadi salah satu destinasi wisata dan juga kegiatan budidaya ikan air laut. Aktifitas yang di lakukan di daerah ini tidak luput dari kecelakaan yang dapat memakan korban. tenaga kerja di KJA juga menghadapi bahaya yang sama antara lain ombak, lantai licin, duri ikan, terjepit, bahan bakar mesin kompresor, selang api korosif, tekanan udara pada tabung mesin kompresor, tuas terlepas, karang, gigitan biota laut, selang tertekuk, terputus, atau bocor dan tubuh yang tersangkut baling-baling kapal. Lokasi KJA yang berada di tengah peairan yang dalam terutama yang berada di tengah laut dan sulit terjangkaunya akses fasilitas kesehatan seperti klinik atau rumah sakit perlu menjadi perhatian pembudidaya KJA sehingga tersedianya alat keselamatan/APD (Alat Perlindungan Diri) serta peralatan P3K sangat penting keberadaanya. Selain sarana prasarana yang memadai, tenaga kerja yang terlibat di KJA juga perlu untuk memahami dasar-dasar keselamatan kerja untuk meminimalisir resiko kecelakaan. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan. Pada kegiatan pengabdian ini kelompok pembudidaya ikan akan diberikan pelatihan dalam melakukan evakuasi korban, pernapasan buatan/ resusitasi jantung paru (RJP), serta pengoperasian oksigen darurat. Berdasarkan hasil evaluasi, melalui kegiatan pelatihan maka pemahaman mitra mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan meningkat hingga 100%, serta terdapat 66,7% mitra dapat malaksanakan RJP dengan baik.