Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

REDUKSI AMONIA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PENGUNAAN FILTER YANG BERBEDA Norjanna, Fitri; Efendi, Eko; Hasani, Qadar
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.121 KB)

Abstract

Amonia merupakan parameter kualitas air yang berperan penting pada budidaya ikan. Ikan mengeluarkan limbah dari sisa pakan dan metabolisme yang banyak mengandung amonia. Permasalahan yang biasa dihadapi adalah cepatnya akumulasi limbah dari residu pakan dan hasil metabolisme ikan. Amonia akan terakumulasi dalam sistem resirkulasi dan dapat mencapai konsentrasi yang merugikan ikan jika terlalu berlebihan. Untuk mengurangi amonia pada sistem resirkulasi dapat di lakukan dengan penambahan filter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pengurangan amonia dan menguji jenis filter yang efektif dalam penurunan amonia pada sistem resirkulasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan (kontrol, zeolit, arang, dan pecahan karang). Penelitian dilakukan menggunakan benih lele (Clarias sp.) 4-5 cm dalam kolam terpal berukuran 1 x 1 x 2 mdengan kepadatan 200 ekor/m2. Parameter utama dalam penelitian ini adalah amonia, dengan parameter pendukung yakni suhu, pH, dan oksigen terlarut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan filter berupa pecahan karang  memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan amonia pada sistem resirkulasi.
Analisis Ekologi Teluk Cikunyinyi Untuk Budidaya Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus) Randy, Dwi Saka; Hasani, Qadar; Yulianto, Herman
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.782 KB)

Abstract

Perkembangan budidaya kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di Pantai Ringgung Kabupaten Pesawaran cukup pesat. Kondisi tersebut mengisyaratkan budidaya kerapu macan di Pantai Ringgung diprediksi akan terus meluas. Salah satu perairan yang terdekat dengan Pantai Ringgung adalah perairan Teluk Cikunyinyi. Pemilihan lokasi yang tepat merupakan indikator keberhasilan suatu usaha budidaya, oleh karena itu perlu dilakukan analisis tentang kesesuaian perairan untuk keberlangsungan suatu usaha budidaya. Tujuan dari penelitian untuk mendeskripsikan kondisi ekologis perairan Teluk Cikunyinyi dan menganalisis tingkat kesesuaian kualitas perairannya untuk budidaya kerapu macan. Penelitian dilaksanakan pada Oktober-November 2013. Analisis kualitas air dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Air, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dengan menggunakan 8 lokasi sebagai lokasi pengambilan sampel air. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Sedangkan metode penentuan lokasi titik pengambilan contoh menggunakan metode purposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode matching dan skoring. Hasil penelitian menunjukkan Teluk Cikunyinyi memiliki tingkat kesesuaian disebut sesuai marginal (marginally suitable). Sesuai marginal menunjukkan Teluk Cikunyinyi  memerlukan penanganan lebih lanjut jika ingin dijadikan lokasi budidaya. Peubah primer berupa  material dasar perairan diperkirakan tidak sesuai untuk perkembangan budidaya kerapu macan. Peubah sekunder berupa kandungan nitrat dan fosfat diperkirakan tidak sesuai untuk pertumbuhan kerapu macan. Rekayasa lingkungan Teluk Cikunyinyi diperlukan untuk mengurangi pengaruh keterbatasan peubah primer dan sekunder misalnya dengan transplantasi terumbu karang.
PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA Savitri, Anggun; Hasani, Qadar; ., Tarsim
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.079 KB)

Abstract

Ikan patin membutuhkan pakan dengan kandungan protein 28-30%, dan Feeding rate berkisar antara 2–5% perhari. Namun keseluhuran pakan yang diberikan hanya 25% dikonversi sebagai biomasa dan sisanya terbuang sebagai limbah (amoniak dan feses). Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas air sehingga pertumbuhan ikan terganggu. Bioflok salah satu alternatif mengatasi masalah kualitas air. Dengan memanfaatkan kemampuan bakteri heterotrof untuk memanfaatkan limbah dalam air budidaya diubah menjadi pakan alami tambahan yang bermanfaat sebagai sumber energi dan meningkatkan pertumbuhan ikan. Perbedaan jumlah pakan yang diberikan diduga mengakibatkan perbedaan jumlah kepadatan bioflok dalam suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Feeding Rate yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan patin siam yang dipelihara dalam sistem bioflok. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan berupa pemberian pakan dengan FR yang berbeda (1%, 3%, 5%, 5% + non bioflok). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian FR yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan ikanpatin siam. Pertumbuhan ikan tertinggi ditunjukkan pada pemeliharaan dengan menggunakan sistem bioflok pada FR 5% dan pertumbuhan ikan terendah diperoleh
Toksisitas Metil Metsulfuron Hubungannya Dengan Maskulinitas Copepoda Daphnia SP. Muarif, Muarif; Hasani, Qadar; Wijayanti, Henni
AQUASAINS Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.496 KB)

Abstract

Metil metsulfuron merupakan senyawa aktif yang umum digunakan oleh para petani untuk membasmi gulma di sawah. Penggunaan yang tidak sesuai pada senyawa aktif tersebut akan menyebabkan resiko pencemaran lingkungan yang berpengaruh terhadap kondisi organisme non target disekitarnya seperti gangguan reproduksi pada Daphnia sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas metil metsulfuron dengan menentukan nilai LC50-48 jam terhadap Daphnia sp. serta mengetahui rasio jenis kelamin jantan anakan Daphnia sp. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian senyawa aktif metil metsulfuron dengan konsentrasi yang berbeda. Pada uji toksisitas akut menggunakan konsentrasi 0 ppm; 20,89 ppm; 43,64 ppm; 91,17 ppm; 190,48 ppm dan 397,96 ppm. Sedangkan pada uji pengaruh metil metsulfuron terhadap rasio anakan jantan Daphnia sp. yaitu 0 ppm; 20 ppm; 40 ppm dan 80 ppm. Hasil penelitian pada uji toksisitas menunjukkan nilai (LC50)-48 jam sebesar 140,2 ppm sedangkan persentase rasio anakan jantan Daphnia sp. tertinggi terdapat pada perlakuan 80 ppm yaitu mencapai 71%. Hubungan antara konsentrasi metil metsulfuron dengan rasio anakan jantan Daphnia sp. menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi metil metsulfuron yang dipaparkan pada Daphnia sp., maka semakin meningkat pula rasio anakan jantan Daphnia sp. yang dihasilkan.
FENOMENA HARMFUL ALGAL BLOOMS (HABS) DI PANTAI RINGGUNG TELUK LAMPUNG, PENGARUHNYA DENGAN TINGKAT KEMATIAN IKAN YANG DIBUDIDAYAKAN PADA KARAMBA JARING APUNG Irawan, Ade; Hasani, Qadar; Yuliyanto, Herman
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v15i1.111

Abstract

Fish mortality in the Bay of Lampung not only wild fish, but also fish farmed in cages, especially Ringgung Beach. One which caused by harmful algal abundance that occur was increased input contaminants by both natural and anthropogenic sources. This study aims to analyze the influence of harmful algal blooms (HABs) the amount and frequency of fish mortality in cage Ringgung Lampung Bay. The study was conducted at three research stations based KJA density. The results of the study found 33 species of phytoplankton, 14 species have potential as HABs can cause the death of fish. The highest abundance was kind Cochlodinium that reach 63.738 cells/liter. Phytoplankton diversity index value with the lowest value occurred at station 3 on June 19, 2013 ie the date of 0705. The highest phytoplankton diversity values occurred at Station 2 on June 12, 2013 is 2,451. Uniformity values of phytoplankton in the waters of Beach Ringgung obtained in the high category with a value above 0.5 or close to 1, which indicates that the spread of the individual any kind of relatively evenly. Except at station 3 which has a relatively low value (0.228 on June 19, 2013, 0291 on June 26, 2013, and 0446 on July 3, 2013). Effect of HABs on the fishing mortality rate is indicated by regression analysis. Correlation coefficient at station 1 shows the value of 0.5208. While on station 2 shows 0.6937. Harmful algal blooms shown to affect mortality rates of fish in floating net Ringgung Beach. They have triggered reduced oxygen levels in the water that could potentially cause the death of wild fish and farmed in floating net Keywords: Dead fish, harmful phytoplankton, floating net
THE EFFECT OF IMMERSION OF MANGROVE Avicennia alba (Tomlinson, 1986) LEAF EXTRACT WITH DIFFERENT CONCENTRATIONS IN PREVENTING BACTERIAL DISEASE Vibrio harveyi (Johnson & Shunk, 1936) IN VANAME SHRIMP (Litopenaeus vannamei) (Boone, 1931) Farida, Eka Nur; Diantari, Rara; Harpeni, Esti; Wardiyanto, Wardiyanto; Hasani, Qadar; Yulianto, Herman; Yusuf, Maulid Wahid; Susanti, Oktora
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.304 KB) | DOI: 10.23960/jrtbp.v8i2.p1001-1008

Abstract

Vibriosis is a disease that often attack shrimp culture, some of the most dangerous types of Vibrio bacteria are V. harveyi. The use of natural materials is an alternative that can be applied to prevent bacterial disease. One of the mangrove species that has an antibacterial compound is A. alba. A. alba has alkaloid, saponins, and flavonoids compounds that can inhibit the function of cytoplasmic membranes and energy metabolism in bacteria. This study was conducted to determine the effectiveness of A. alba leaf extract A. alba in inhibiting V. harveyi disease in vaname shrimp (Litopenaeus vannamei). This research was conducted in several stages, namely extraction of mangrove leaves, both in vivo and in vitro. The highest SR, RPS and MTD values were obtamed at a concentration of 250 mg/l with each value of 80 %, 60 %, 75th respectively hour. Mangrove leaf extract A. alba was able to prevent diseases caused by the bacteria V. harveyi, with the best results at an extract concentration of 250 mg/l where the concentration can significantly higher SR, RPS, and MTD compared to other treatments.
Fenomena Harmful Algal Blooms (HABs) di Pantai Ringgung Teluk Lampung, Pengaruhnya dengan Tingkat Kematian Ikan yang Dibudidayakan pada Karamba Jaring Apung Ade Irawan; Qadar Hasani; Herman Yuliyanto
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 No 1 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.758 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v15i1.111

Abstract

Fish mortality in the Bay of Lampung not only wild fish, but also fish farmed in cages, especially Ringgung Beach. One which caused by harmful algal abundance that occur was increased input contaminants by both natural and anthropogenic sources. This study aims to analyze the influence of harmful algal blooms (HABs) the amount and frequency of fish mortality in cage Ringgung Lampung Bay. The study was conducted at three research stations based KJA density. The results of the study found 33 species of phytoplankton, 14 species have potential as HABs can cause the death of fish. The highest abundance was kind Cochlodinium that reach 63.738 cells/liter. Phytoplankton diversity index value with the lowest value occurred at station 3 on June 19, 2013 ie the date of 0705. The highest phytoplankton diversity values occurred at Station 2 on June 12, 2013 is 2,451. Uniformity values of phytoplankton in the waters of Beach Ringgung obtained in the high category with a value above 0.5 or close to 1, which indicates that the spread of the individual any kind of relatively evenly. Except at station 3 which has a relatively low value (0.228 on June 19, 2013, 0291 on June 26, 2013, and 0446 on July 3, 2013). Effect of HABs on the fishing mortality rate is indicated by regression analysis. Correlation coefficient at station 1 shows the value of 0.5208. While on station 2 shows 0.6937. Harmful algal blooms shown to affect mortality rates of fish in floating net Ringgung Beach. They have triggered reduced oxygen levels in the water that could potentially cause the death of wild fish and farmed in floating net Keywords: Dead fish, harmful phytoplankton, floating net
Kajian Pertumbuhan Ikan Tembakang (Helostoma temminckii) Di Rawa Bawang Latak Kabupaten Tulang Bawang, Lampung Bintang Ubamnata; Rara Diantari; Qadar Hasani
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 No 2 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.787 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v15i2.115

Abstract

Tembakang Fish (Helostoma temminckii) is one of the fish that have high economic value in Rawa Bawang Latak. Overfishing and the introduction of fish resulted tembakang number of fish populations decline, so it takes the efforts of domestication. This study aims to determine the growth pattern that includes tembakang fish length and weight relationships, growth parameters, and factor conditions. Research carried out for four months, ie in October 2013 - January 2014. Tembakang fishing done at two stations in Rawa Bawang Latak. The sampling frequency of fish is done only once a month using Sero. The results showed that the pattern of growth tembakang fish is allometric positive, condition factor values male and female fish were not significantly different, female tembakang fish growth faster than the male fish, fish tembakang males on the size of 180.6 mm was 21 months, while females in size 191.1 mm 8 months old. Keywords: Tembakang, Growth, Sero, Rawa Bawang Latak.
KONSERVASI SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS MASYARAKAT, IMPLEMENTASI NILAI LUHUR BUDAYA INDONESIA DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM Qadar Hasani
AQUASAINS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.835 KB)

Abstract

Laut Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, sementara itu terumbu karang Indonesia merupakan pusat dari segitiga terumbu karang dunia. Namun, meningkatnya jumlah penduduk serta faktor-faktor ekonomi lain, menyebabkan tekanan terhadap sumberdaya alam laut dan ekosistemnya semakin meningkat pula yang berpengaruh pada menurunnya produktivitas dan keanekaragaman sumberdaya hayati tersebut. Sehubungan dengan hal itu, upaya pengelolaan lingkungan dan konservasi sumberdaya pesisir dan laut merupakan langkah yang penting dan strategis. Deparetemen Kelautan dan Perikanan mengklaim bahwa Luas Kawasan Konservasi Laut Indonesia pada awal Tahun 2005 memiliki luas ± 7.227.757,26 Ha atau 7,2 Km2 pada 75 kawasan konservasi. Lalu bagaimana posisi dan peran serta masyarakat di sekitar kawasan tersebut, apakah masyarakat menjadi penghalang bagi keberlanjutan kawasan konservasi? atau apakah mungkin, masyarakat justru dapat diharapkan memiliki peran aktif dalam pelestarian dan pengelolaan kawasan konservasi?. Berbagai contoh pengelolaan sumberdaya laut berbasis masyarakat berdasarkan hukum adat (kearifan lokal) di berbagai daerah di Indonesia yang secara tidak disadari justru menerapkan kaidah-kaidah konservasi mung kin merupakan gambaran bahwa konservasi laut berbasis masyarakat (comunity based management) atau kolaborasi dengan pemerintah (co-management) merupakan sesuatu yang sangat mungkin dikembangkan.
Quantification Methods of Pigments and its Potential As Biomarkers for Estimation of Phytoplankton Biomass Qadar Hasani
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 1 (2023): January - March
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i1.4422

Abstract

Pigments and chlorophyll are essential for the process of photosynthesis and are characteristic of each species of phytoplankton. This study aims to provide an overview of the pigment quantification method and its potential to identify and estimate biomass of phytoplankton. A literature review has been carried out to identify methods for the extraction and quantification of phytoplankton. The results of the study found that there are at least two main methods most commonly used for the extraction and quantification of phytoplankton, namely spectrophotometric analysis and HPLC. Spectrophotometric is considered a good and practical method for estimating chlorophyll. However, the HPLC has also become the main method for investigating the taxonomic composition of phytoplankton populations. The researchers concluded that there was no significant difference in results between two methods. Spectrophotometric analysis is much cheaper and faster than HPLC, make it a good tool for routine evaluation of chlorophyll. However, the use of HPLC has been proven to be the most appropriate for determining concentration of various pigments in the community of phytoplankton. Regardless of the various advantages and disadvantages of both methods, a good understanding of each method should be a concern in terms of selecting the method to be used according to its designation.
Co-Authors Abdullah Aman Damai Abdullah Aman Damai Ade Irawan Ade Irawan Afrianti, Nur Afni Agus Hartoko Agus Setyawan Ahmad Muhtadi Anma Hari Kusuma, Anma Hari Aris Budiarto Arlanda, Revilarita Banowati, Nurmaya Tri Berta Putri Bintang Ubamnata Caesario, Rachmad Caesario, Racmad Choiri, Muhamad Fatin Damayanti, Inggar David Julian Delis, Putu Chintia Delis, Putu Cinthia Dwi Mulyasih Edison eko efendi Elisdiana, Yeni Enan Mulyana Adiwilaga Enan Mulyana Adiwilaga Erdi Suroso Esti Harpeni Farida, Eka Nur Harahap, Cici Maulidiah Hari Priyadi Henni Wijayanti Herman Yulianto Herman Yuliyanto Herman Yuliyanto Indra Gumay Febryano Indra Gumay Yudha Indriasih, Indriasih Irawati, Luluk Irvan Hambali Irwan Irwan Ishak, Mohd Yusoff Jati, Ciptaning Weargo Kesuma, Anma Hari Khairul Amri Kuswanta Futas Hidayat Lahay, Almira Fardani Lahay, Almira Fardhani Lana Izzul Azkia, Lana Izzul Lestari, Sepnina Like Limin Santoso Luluk Irawati Mayagues, Henky Mayaguezz, Henky Ma’mun, Asep Muarif, Muarif Muhamad Gilang Arindra Putra Muhammad Reza Muhammad Reza Muhammad Reza Munti Sarida Niken Tunjung Murti Pratiwi Norjanna, Fitri Novita Tresiana Nurul Khasanah, Nurul Putri, Andri Purnama Putri, Septi Malidda Eka Putriani, Rizha Bery Randy, Dwi Saka Rara Diantari Rizal Mukra Rizha Bery Putriani Rusdi Leidonald Saleh, Yuliana Santosa, Winarto Saputra, Dicky Andre Savitri, Anggun Siregar, Amril Ma'ruf Slamet Budi Yuwono Suparmono Suparmono Supono Supono Susanti, Oktora Susanto, Gregorius Nugroho Sutrisno Anggoro Tarsim . Tri Banowati, Nurmaya Tugiyono Tugiyono Wahyuni, Efri Wardiyanto Wardiyanto, Wardiyanto Widiastuti, Endang Linirin Yuliana, Darma Yusup, Maulid Wahid