Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Coral Reef Fishes Biodiversity In Pahawang Island,Pesawaran District Lampung Yuliana, Darma; Rahmasari, Ayu; Yulianto, Herman; Damai, Abdullah Aman
AQUASAINS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aqs.v9i1.p887-892

Abstract

The components of coral reef ecosystem can be described by the unique regulation in community level. Coral reef fishes use coral reef as their habitat and they highly depend on coral reef health. Otherwise, the condition of coral reef health can be predicted by the biodiversity of coral reef fishes. The research aim was describe communities differences between two explored area in marine tourism spots in Pahawang Island. This research was conducted on November 2019 at two stations on the coral reefs ecosystem of Pahawang Island represented the two quitely different area, the marine tourism and the visitor areas.  The coral reef fishes were observed by using visual census method with a Line Transect length of 30 meters and a visibility of 2.5 meters left and right of the transect.  Coral reef fish community structure was measured by diversity, similarity, and dominancy indexes. A total of 1.940 coral reef fish species from 13 families were recorded. Pomacentridae is the most speciose family (1.091 species), followed by Siganidae (308 species) and Labridae (166 species). Biodiversity of coral reef fishes at Pahawang Island showed results diversity index (H') in both observation stations classified as medium with a low dominance index value (C) and similarity index (E)  at both stations classified as high, presumably as a result of tourism activities. The diversity index at station 2 has a greater value than station 1 as a tourist area with diving and snorkeling tourism activities, at station 2 there are more types or genus of reef fish, compared to station 1.
STUDY OF WATER QUALITY AND POLLUTION LEVEL AT KETAPANG BEACH, PESAWARAN REGENCY, LAMPUNG Delis, Putu Cinthia; Yuliana, Darma; Kartini, Nidya
AQUASAINS Vol 12, No 3 (2024): July 2024
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aqs.v12i3.p1563-1574

Abstract

Ketapang Beach, situated in Pesawaran Regency, Lampung, is a well-known tourist spot frequented by many visitors. The beach features a pier and a boat lane used for transporting tourists to nearby islands. Additionally, the surrounding area is home to residential communities and small-scale fish farming. Despite this activity, a comprehensive analysis of the beach’s water conditions had not been conducted previously, and there is limited information available on its water quality and pollution levels. Given the extensive human activity, it is crucial to monitor the water quality regularly, as these activities can significantly impact the ecosystem. This study collected data on several physical, chemical, and biological water parameters, such as temperature, total suspended solids (TSS), pH, salinity, dissolved oxygen, biochemical oxygen demand (BOD5), ammonia, nitrite, orthophosphate, lead (Pb), and total coliform bacteria. These parameters were measured to evaluate the water quality using the Pollution Index (IP), with reference to the seawater quality standards for marine tourism and aquatic life. The findings revealed that several parameters—such as salinity, dissolved oxygen, BOD5, ammonia, orthophosphate, and lead (Pb)—exceeded the recommended thresholds. Based on the Pollution Index assessment, the waters at Ketapang Beach were classified as moderately polluted.Keywords: Ammonia, pollution index, purposive sampling, water pollution.
Management of marine tourism park based on Community Based Management (CBM) Putriani, Rizha Bery; Hasani, Qadar; Yudha, Indra Gumay; Diantari, Rara; Yuliana, Darma; Caesario, Rachmad; Reza, Muhammad; Julian, David
JURNAL MINA SAINS Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jmss.v10i1.9986

Abstract

This research was conducted in Kiluan Village, Kelumbayan District, Tanggamus Regency. This study examines the essence of managing marine park tourism by focusing on the surrounding environment (Community-based Management) in Kiluan Negeri, Tanggamus Regency. The research was conducted by descriptive analysis of qualitative approaches through direct studies (primary data) and existing data (secondary data). Kilian Negeri has beautiful and unique marine resources. Problems in Kiluan Bay are related to economic inequality, limited resources, environmental damage due to garbage, and the threat of natural disasters. The general public still needs to learn how involved they are in managing marine park tourism appropriately and sustainably. The active participation of NGOs, namely the NGO Cikal, plays an important role in managing the Kiluan Bay conservation area. Some Community-Based Management (CBM) strategies that can be done are preparing tourism development plans, developing infrastructure, managing tourist destinations, holding promotions and marketing, developing tourism products, conducting HR training, collaborating with the private sector, and developing integrated tourist areas. Community-based management (CBM) of marine park tourism is based on recognizing the importance of local communities in maintaining the sustainability of the marine environment and obtaining economic and social benefits from the tourism sector.
Perikanan Skala Kecil dalam Mendukung Ekowisata di Teluk Kiluan Reza, Muhammad; Hasani, Qadar; Yudha, Indra Gumay; Diantari, Rara; Yuliana, Darma; Julian, David; Putriani, Rizha Bery; Caesario, Rachmad
Akuatiklestari Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v6i2.5530

Abstract

Teluk Kiluan memiliki keindahan alam dan sumberdaya alam yang beragam sehingga kawasan ini menjadi destinasi wisata. Selain terdapat kegiatan wisata di Teluk Kiluan juga terdapat aktivitas perikanan tangkap. Aktivitas wisata dan perikanan ini berada dalam satu zona pemanfaatan yang sama. Peningkatan aktivitas wisata dan perikanan tangkap di Teluk Kiluan akan berakibat terjadi degradasi sumberdaya yang ada di sekitar Teluk Kiluan apabila tidak dikelola dengan baik. Aktivitas perikanan tangkap yang ada di Teluk Kiluan yaitu menggunakan alat tangkap longline. Maka aktivitas penangkapan perlu diatur seperti mengetahui tingkat ramah lingkungan alat tangkap longline. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 di Teluk Kiluan. Metode yang digunkan yaitu dengan snowball sampling dengan analisis data berdasarkan sembilan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang ditetapkan oleh FAO. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu alat tangkap longline tergolong alat tangkap yang sangat ramah lingkungan dengan total skor 30,4 sehingga dalam aktifitas penangkapan ikan menggunakan longline dapat mendukung pengembangan ekowisata di Teluk Kiluan.
Perubahan Luas Dan Kerapatan Mangrove Di Kawasan Pesisir Kota Serang, Banten Yudha, Indra Gumay; Rahayu, Risma Warni; Yuliana, Darma; Damai, Abdullah Aman
Journal of Tropical Marine Science Vol 8 No 1 (2025): Journal of Tropical Marine Science (on going)
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v8i1.4058

Abstract

Perubahan luas dan kerapatan mangrove memiliki pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan fungsi ekosistem di wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan luas dan kerapatan mangrove di Kota Serang, Banten. Metode yang digunakan adalah penginderaan jauh melalui interpretasi citra Landsat 5 dan Landsat 8 dengan analisis terhadap perubahan luas dan kerapatan mangrove pada tahun 2011 dan 2021. Prosedur penelitian dilakukan dengan mengelompokkan nilai NDVI ke dalam 3 kelas vegetasi, yaitu jarang, sedang, dan rapat. Selanjutnya dilakukan ground check untuk menguji tingkat akurasi data terhadap tutupan kanopi mangrove dengan metode hemisperichal photography. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat akurasi citra pada tahun 2021 sebesar 90%. Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa telah terjadi penurunan luas dan perubahan kerapatan mangrove di Kelurahan Sawah Luhur, sedangkan di Kelurahan Banten justru mengalami peningkatan. Secara umum, di wilayah pesisir Kota Serang terjadi penurunan luas mangrove antara 2011-2021 yang mencapai 13,95 ha dengan penurunan utama terjadi pada mangrove dengan kelas vegetasi jarang (33,14 ha). Sebaliknya, mangrove dengan kategori kerapatan sedang dan rapat justru meningkat hingga 19,19 ha. Penurunan luas mangrove tersebut akibat abrasi alih fungsi menjadi tambak, serta penebangan illegal. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa korelasi nilai NDVI dengan persentase tutupan kanopi memiliki nilai 0,696 yang masuk dalam kategori kuat.
Optimasi Wisata Bahari dalam Upaya Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Desa Pulau Pahawang Putra, Muhamad Gilang Arindra; Hasani, Qadar; Diantari, Rara; Yuliana, Darma; Damai, Abdullah Aman; Julian, David; Putri, Berta; Reza, Muhammad; Damayanti, Inggar; Saleh, Yuliana; Afrianti, Nur Afni
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 4, No 1 (2025): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 4 No 1, Maret 2025
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v4i1.10636

Abstract

Desa Pulau Pahawang di Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Lampung, merupakan destinasi wisata bahari yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai wisata berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelaku wisata melalui pelatihan dan penyuluhan tentang ekosistem terumbu karang dan wisata ramah lingkungan berbasis Green Fins. Metode kegiatan meliputi pra-kondisi, pelatihan, diskusi, dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pemandu wisata dalam menerapkan prinsip wisata berkelanjutan. Diharapkan, hasil ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal serta menjaga kelestarian ekosistem bahari di Pulau Pahawang.
Penyuluhan Mitigasi Bencana Pesisir: Upaya Peningkatan Kesiapsiagaan dan Kesadaran Masyarakat Desa Pulau Pahawang, Lampung Julian, David; Hasani, Qadar; Reza, Muhammad; Afrianti, Nur Afni; Diantari, Rara; Yuliana, Darma; Damai, Abdullah Aman; Putra, Muhamad Gilang Arindra; Putri, Berta; Damayanti, Inggar; Saleh, Yuliana
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 4, No 1 (2025): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 4 No 1, Maret 2025
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v4i1.10609

Abstract

Program edukasi mitigasi bencana alam wilayah pesisir di Desa Pulau Pahawang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam seperti tsunami dan banjir rob. Hasilnya, 78% peserta menyatakan peningkatan pemahaman dan kesiapan menghadapi bencana setelah mengikuti kegiatan, khususnya dalam hal identifikasi risiko dan langkah mitigasi. Keberhasilan program ini menunjukkan pentingnya pendekatan partisipatif. Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam setiap tahapannya. Dampak positif lain dari program ini adalah meningkatnya solidaritas komunitas dalam menghadapi bencana, serta munculnya peluang ekonomi baru melalui pengembangan ekowisata berbasis konservasi. Pengalaman ini dapat menjadi fondasi bagi pengembangan program mitigasi di masa depan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan di Desa Pulau Pahawang.
STUDY OF WATER QUALITY AND POLLUTION LEVEL AT KETAPANG BEACH, PESAWARAN REGENCY, LAMPUNG Delis, Putu Cinthia; Yuliana, Darma; Kartini, Nidya
AQUASAINS Vol. 12 No. 3 (2024): July 2024
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aqs.v12i3.p1563-1574

Abstract

Ketapang Beach, situated in Pesawaran Regency, Lampung, is a well-known tourist spot frequented by many visitors. The beach features a pier and a boat lane used for transporting tourists to nearby islands. Additionally, the surrounding area is home to residential communities and small-scale fish farming. Despite this activity, a comprehensive analysis of the beach’s water conditions had not been conducted previously, and there is limited information available on its water quality and pollution levels. Given the extensive human activity, it is crucial to monitor the water quality regularly, as these activities can significantly impact the ecosystem. This study collected data on several physical, chemical, and biological water parameters, such as temperature, total suspended solids (TSS), pH, salinity, dissolved oxygen, biochemical oxygen demand (BOD5), ammonia, nitrite, orthophosphate, lead (Pb), and total coliform bacteria. These parameters were measured to evaluate the water quality using the Pollution Index (IP), with reference to the seawater quality standards for marine tourism and aquatic life. The findings revealed that several parameters—such as salinity, dissolved oxygen, BOD5, ammonia, orthophosphate, and lead (Pb)—exceeded the recommended thresholds. Based on the Pollution Index assessment, the waters at Ketapang Beach were classified as moderately polluted.Keywords: Ammonia, pollution index, purposive sampling, water pollution.
Composition and Diversity of Macrozoobenthos in Seagrass Areas in Pulau Pahawang Village Yuliana, Darma; Damai, Abdullah Aman; Arindra Putra, Muhamad Gilang; Diantari, Rara; Afrianti, Nur Afni; Damayanti, Inggar; Saleh, Yuliana; Julian, David; Reza, Muhammad; Putri, Berta
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 14 No. 4 (2025): August 2025
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtepl.v14i4.1140-1147

Abstract

Seagrass beds, particularly those found in Pulau Pahawang Village, serve as vital marine ecosystems that support diverse marine life. This study aims to investigate the composition and diversity of macrozoobenthos within these seagrass ecosystems. Seagrass and macrozoobenthic data were gathered through a 30 m line transect and 1m×1m. The samples were identified to the species or genus level, and the data were analyzed for composition and diversity using the Shannon-Wiener (H’), Dominance (C), and Evenness (E) indices. To assess the relationship between seagrass cover and macrozoobenthic density, a Pearson correlation test was performed. The seagrass species found is Enhalus acoroides. The macrozoobenthic community found in the seagrass ecosystem consists of 2 classes: 22 Gastropoda and 16 Bivalvia. The diversity index of macrozoobenthos (1.47-2.81) show moderate diversity, with high similarity (0.638–0.917), amd low dominance (0.059–0.265) indicates a balance community. The environmental conditions, including water temperature (30.8°C–31.8°C), salinity (30–31), and dissolved oxygen (5.8–6.8 mg/L), strongly support the growth of seagrasses and macrozoobenthos. This study emphasizes the importance of monitoring water quality and species diversity to ensure the sustainability of the seagrass ecosystem and other in Pulau Pahawang Village.   Keywords: Biodiversity, Enhalus acoroides,  Macrozoobenthos, Seagrass beds, Water quality.
PEMAHAMAN MASYARAKAT DESA KETAPANG KABUPATEN PESAWARAN TENTANG SAMPAH LAUT (MARINE DEBRIS) Yuliana, Darma; Damai, Abdullah Aman; Hasani, Qadar; Diantari, Rara
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v1i2.6278

Abstract

Desa Ketapang , Kabupaten Pesawaran  merupakan salah satu  wilayah rekreasi pantai yang terkenal di Provinsi Lampung.  Meningkatnya aktivitas antropogenik di kawasan tersebut menye-babkan besarnya tekanan yang diterima, termasuk pada daerah pantai. Salah satu masalah yang signifikan penyebab degradasi lingkungan adalah sampah, termasuk sampah laut (marine debris). Secara umum sampah laut berdampak sektor eko-nomi dan pariwisata, mengganggu kehidupan biota laut dan ekosistem pesisir dan kesehatan manusia. Banyak biota yang memakan plastik (entangled) dan terjerat plastik (ingestion), meru-juk pada laporan. Jika sampah plastik ini tidak dikendalikan dikelola dengan baik, maka terjadi proses pelapukan menjadi mikro dan nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir dan/atau dimakan oleh plankton atau ikan. Selanjutnya, produktivitas perikanan dapat menurun dan impli-kasi dari mikroplastik bisa masuk ke jejaring makanan (food-chain) yang akhirnya dapat menimbulkan masalah pada kesehatan manu-sia.  Tujuan dari pengabdian ini untuk melihat pemahaman masyarakat terhadap sampah laut, di sekitar kawasan Pantai Ketapang. Kegiatan dilakukan dalam dua tahap untuk mengobservasi sampah laut dan pemahaman masyarakat.  Sampah laut (marine debris) di Pantai Ketapang , Kab. Pesawaran  terdapat 2 jenis sampah yaitu sampah organik dan sampah anorganik. .Jenis sampah laut (marine debris) yang paling banyak adalah sam-pah  organik ditemukan, hal ini diduga karena pantai Ketapang merupakan  daerah yang banyak aktifitas manusia. Penemuan sampah masker pada lokasi pengabdian sehubungan dengan terjadinya wabah pandemi Covid-19. Data menunjukkan pengetahuan maupun untuk sikap masyarakat terhadap sampah laut dan kebersihan lingkungan sangat tinggi. Hal ini dapat dikaitkan dengan ketergantungan masyarakat terhadap lingkungan pantai, karena sebagian besar masyarakat berpenghasilan dari memanfaatkan pantai ketapang