Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Evaluasi Waktu Pekerjaan Bored Pile dengan Lean Construction Metode Last Planner System pada Proyek RSWS Makassar Sekarningtyas, Nazifa; Priastiwi, Yulita Arni; Widayat, Widayat
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 2, No 3 (2024): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2024.22768

Abstract

Permasalahan yang umum pada pelaksanaan proyek konstruksi di antaranya keterlambatan waktu, peningkatan biaya, dan adanya penyimpangan pekerjaan. Keterlambatan waktu menyebabkan efek domino terhadap pelaksanaan pekerjaan lain dan biaya yang membengkak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan lean construction dan mengevaluasi waktu pelaksanaan pekerjaan pada saat pelaksanaan pekerjaan bored pile. Penelitian ini dilakukan pada Proyek RSWS yang berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan. Aktivitas awal yang dilakukan adalah pekerjaan pondasi bored pile. Pelaksanaan pekerjaan bored pile khususnya pada tahap pengeboran tanah dan pengecoran bored pile sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Apabila pekerjaan pondasi bored pile mengalami keterlambatan, hal ini akan berpengaruh terhadap pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Evaluasi dan pengendalian terhadap waktu pelaksanaan proyek dievaluasi dengan penerapan lean construction atau konstruksi ramping menggunakan metode last planner system. Hasil penelitian didapatkan hasil Percent Plan Complete (PPC) rata-rata sebesar 66,48%. Penyebab keterlambatan waktu yang perlu dijadikan perhatian pada pekerjaan bored pile yang dilaksanakan pada musim hujan adalah cuaca dan alat. Kata kunci: bored pile, lean construction, last planner system, percent plan complete, proyek rumah sakit
Kumkang, Sistem Konstruksi Bekisting Alumunium Formwork dengan Konsep Green Construction Priastiwi, Yulita Arni; Silviana, Silviana; Purwaningsih, Ratna
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 1, No 6 (2023): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2023.18429

Abstract

Hal penting dalam proyek bangunan bertingkat yang harus diperhatikan diantaranya adalah penentuan sistem bekisting dan perancah, Pemilihan yang tepat akan berpengaruh pada keselamatan , waktu ,dan hasil konstruksi. Adanya konsep green construction yang mendorong cara membangun dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup mendorong adanya inovasi baru pada sistem bekisting. Kumkang alumunium formwork yang merupakan bagian dari bekisting sistem menggunakan  material alumunium untuk sistem bekisting dengan bentuk panel-panel standar yang dirangkai, dianggap memenuhi persyaratan untuk green construction dengan meninggalkan metode konvensional yang menggunakan kayu. Langkah dari sistem bekisting Kumkang dimulai dengan adanya perencanaan hingga Shell Drawing yang merupakan gambar shop drawing bekisting menjadi hal yang harus diperhatikan. Shell Drawing menunjukkan letak-letak panel bekisting , jumlah tiang penyangga , sistem perkuatan, konektor, dan lain-lain. Shell drawing umumnya dibuat oleh Kumkang dengan dasar gambar yang dikirimkan oleh customer, yang sudah disetujui oleh manajemen konstruksi dan owner. Langkah berikutnya berupa penggabungan gambar struktur, arsitektur, dan mechanical-,electrical- plumbing (superimposed ) dan dilakukan pengecekan ulang sebelum panel standar mulai diproduksi secara parsial. Hasil penerapan sistem bekisting Kumkang pada proyek Rusun Pulo Jahe II Jakarta Timur mampu mempercepat pekerjaan floor to floor, memangkas waktu pengerjaan proyek, lebih aman dengan adanya fix shoring, dan lebih ramah lingkungan dibandigkan dengan metode konvensional.
Analisis Keterlambatan Proyek pada Pembangunan Pondasi Reduction Kiln Line 3 Sebuku Kalimantan Selatan Setiadi, Muhammad Irfan; Widayat, Widayat; Priastiwi, Yulita Arni
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 2, No 2 (2024): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2024.24265

Abstract

Pada perencanaan sebuah proyek, perlu adanya penjadwalan kegiatan yang dapat menjadi pedoman bagi pelaksana dalam melaksanakan kegiatannya di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa penjadwalan sangat berpengaruh pada pelaksanaan sebuah proyek. Penjadwalan proyek yang baik dapat membuat sebuah proyek berjalan secara efektif dan efisien, namun kondisi di lapangan seringkali tidak selalu sama dengan kondisi rencana seperti yang terjadi pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Pondasi Reduction Kiln Line 3. Karya ilmiah ini bertujuan menganalisis terjadinya keterlambatan Pembangunan Pondasi Reduction Kiln Line 3 dengan menggunakan metode analisis Fault Tree Analysis (FTA). Analisis menunjukkan probabilitas keterlambatan yang didapat dengan metode FTA sebesar 0,878. Terjadinya keterlambatan disebabkan beberapa faktor di lapangan, sehingga terjadinya keterlambatan rencana selama 32 hari dari rencana pelaksanaannya. Terjadinya keterlambatan menyebabkan durasi penyelesaian dari rencana 180 hari menjadi 212 hari. Karena hal ini terjadi maka dilakukan analisis pada penjadwalan proyek agar dapat mengetahui apa penyebab terjadinya keterlambatan pada proyek. Dari hasil analisis yang didapatkan, penyebab terjadinya keterlambatan disebabkan oleh adanya perubahan desain, pengadaan material dan juga metode kerja. Kata kunci: keterlambatan proyek, fault tree analysis, pondasi reduction kiln line 3
Studi Perbandingan Sifat Mekanik Mortar PPC dan Mortar Geopolimer dengan Aktivator NaOH pada Rendaman Air Laut Priastiwi, Yulita Arni; Hidayat, Arif; Husna, Khotimatul; Putriagsari, Farah Naurah
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 29, Nomor 1, JULI 2023
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkts.v29i1.54344

Abstract

Using Portland pozzolan cement (PPC) is considered suitable for infrastructure in the sea area because it has a high resistance to salt and sulfate but still produces carbon dioxide gas emissions that can damage the environment. Environmentally friendly materials that can completely replace cement are geopolymer materials. This study compared the mechanical properties of PPC mortar and geopolymer mortar with and without white soil under seawater bath conditions. The test object is a 5x5x5 cm mortar cube with fly ash, white soil, sand, water, alkaline activator NaOH 8M, and PPC cement. Mortar variations include PPC mortar, geopolymer mortar without white soil substitution (TTP), and 15% white soil substitution mortar (TP15%). Tests include compressive strength, tensile strength, porosity, density, and absorption for all three variations. Microstructure testing of the influence of the bath is carried out on the TP15% mortar. The test results showed that PPC mortar has better resistance compared to both variations of geopolymer mortar in terms of its compressive and tensile strength at a bath life of 28 days, namely 32,427 MPa and 2,318 MPa, while the geopolymer mortar produced maximum compressive and tensile strength values of 14,373 MPa and 0.993 MPa. TTP mortar has better resistance than TP15% mortar. Microstructure testing showed mortar with baths had a denser matrix.
Finite Element Analysis of The Effect of Fiber Content on The Flexural Strength of SFRC Beams with Steel Rebars Ilham Nurhuda; Blinka Hernawan Prasetya; Nuroji Nuroji; Yulita Arni Priastiwi
Civil Engineering Dimension Vol. 26 No. 2 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/ced.26.2.101-110

Abstract

This research aimed at studying the effect of fiber content on the flexural strength and behavior of steel fiber reinforced concrete (SFRC) beams with steel rebars. The study employed finite element (FE) analysis to simulate the behavior of SFRC beams. The simulation results of the FE model were validated against experimental data. Subsequently, the validated model was utilized to analyze the strength and crack patterns of SFRC beams with steel rebars in comparison to conventional RC concrete beams without fibers. The parametric study indicates an average 9% increase in RC beam capacity for every 1% increment in fiber volume fraction. Moreover, this study reveals more substantial effects of steel fibers on beams with low reinforcement ratios. Crack analysis shows that cracks in the SFRC beams are distributed more evenly compared to plain RC beams at regions with the same bending moment, indicating enhanced strength to sustain loads, reduced deflection, and improved beam ductility.
Analisis Penggunaan Switch Layer 3 Untuk Keandalan Perangkat Telekomunikasi Gardu Induk Andreanto, Stefanus Kristian; Priastiwi, Yulita Arni; Sarminingsih, Anik
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 3, No 2 (2025): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2025.26840

Abstract

Keandalan perangkat telekomunikasi pada gardu induk merupakan faktor krusial dalam menjaga kontinuitas operasi sistem kelistrikan. Dalam konteks ini, penggunaan switch layer 3 menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan kualitas jaringan dan mengoptimalkan performa sistem telekomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan switch layer 3 dalam meningkatkan keandalan perangkat telekomunikasi di gardu induk, yang meliputi aspek pemilihan perangkat, konfigurasi jaringan, serta kemampuan routing dan manajemen trafik data. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada beberapa gardu induk dengan implementasi switch layer 3, di mana dilakukan evaluasi terhadap kinerja, kestabilan jaringan, serta deteksi dan pemulihan dari gangguan. Hasil analisis menunjukkan bahwa switch layer 3 dapat meningkatkan efisiensi komunikasi antar perangkat, mengurangi downtime dan meningkatkan toleransi terhadap kesalahan pada jaringan telekomunikasi gardu induk. Dengan demikian, penerapan teknologi ini terbukti efektif dalam mendukung keandalan dan kinerja perangkat telekomunikasi di lingkungan industri kelistrikan. Kata kunci: switch layer 3, keandalan, perangkat telekomunikasi, gardu induk, jaringan, routing
Evaluasi Penggunaan Neutral Grounding Reactor (NGR) Pada Shunt Reactor GITET Indramayu Pratomo, Shendy Eko; Priastiwi, Yulita Arni; Widayat, Widayat
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 3, No 1 (2025): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.%v.%i.%Y.%p

Abstract

Dengan adanya kebutuhan untuk menghubungkan jalur transmisi PT PLN (Persero) PLTU Indramayu dengan PLTU Tanjung Jati Jawa Tengah, maka PLN (Persero) membangun Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV. Untuk menyalurkan dan memperkuat pendistribusian daya listrik dari generator pembangkit kepada pelanggan, PT PLN (Persero) PUSLITBANG telah melakukan kajian penggunaan shunt reactor pada GITET 500 kV PLTU Indramayu. Dikarenakan lokasi GITET 500 kV PLTU Indramayu yang berdekatan dengan PLTU Indramayu, maka dibutuhkan evaluasi penggunaan sistem pentanahan yang baik untuk mengakomodir dan mengantisipasi arus hubung singkat pada sistem gardu induk, terutama pada shunt reactor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan Neutral Grounding Reactor (NGR) dengan metode pengumpulan data penunjang, orientasi lapangan ke beberapa unit GITET 500kV yang menggunakan NGR dan melakukan design review sesuai dengan adanya surat PT PLN (Persero) UIP JBT I kepada PT PLN Enjiniring No. 1763/KON.02.03/480000/2019 tanggal 2 Desember 2019 tentang permintaan Evaluasi dan Rekomendasi Penyesuaian Lingkup GITET 500 kV PLTU Indramayu pada pekerjaan Design Review, QA/QC GITET 500/150kV PLTU Indramayu pada Perjanjian No. 0145.PJ/DAN.02.02/UIP JBT II/2018 tanggal 13 Desember 2018 antara PT PLN (Persero) UIP Jawa Bagian Tengah II dan PT CG Power System Indonesia. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penggunaan sistem grounding pada sistem shunt reactor dan juga sistem yang terhubung langsung dengan pembangkit sangat penting menggunakan Neutral Grounding Reactor (NGR) untuk menanggulangi arus hubung singkat dan gangguan overvoltage. Kata kunci: shunt reactor, neutral grounding reactor (NGR)
RESISTANCE OF MORTAR WITH PPC CEMENT AND GEOPOLYMER MORTAR WITH WHITE SOIL SUBSTITUTION IN H2SO4 IMMERSION Priastiwi, Yulita Arni; Hidayat, Arif; Tamrin, Rinaldo; Sendrika, Difa Bagus
ASTONJADRO Vol. 10 No. 2 (2021): ASTONJADRO
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/astonjadro.v10i2.4579

Abstract

This study analyzes the effect of immersion of H2SO4 (sulfuric acid) solution with a concentration of 10% on porosity, density and compressive strength of mortar with PPC cement and geopolymer with white soil substitution mortar. The purpose of this study was to determine the resistance of mortar with PPC cement and geopolymer with white soil substitution mortar when immersed in 10% H2SO4 solution. The test object was 5x5x5 cm mortar with materials used including fly ash from PLTU Tanjung Jati B Jepara, white soil from Kupang, fine aggregate, water and alkaline activator in the form of a mixture of 8M NaOH and Na2SiO3 and also PPC cement. The composition of the geopolymer mortar mixture is 1binder: 3Fine Aggregate: 0,5Water-Binder Ratio, while the mortar with PPC cement is made with a composition of 1PPC: 3Fine Aggregate: 0,5Water-Cement Ratio. The geopolymer mortar was made in 6 variations with a white soil substitution percentage of 0-25% with an increase of 5% for each variation. Compressive strength testing using a compression test apparatus. The test results show that the variation in the percentage of white soil substitution has less effect on the size of the porosity value. As for the value of compressive strength and density, white soil substitution has an effect, the higher the white soil substitution, the higher the compressive strength and mortar density values. Geopolymer mortar was better to withstand 10% sulfuric acid solution, while mortar with PPC cement had no resistance to 10% sulfuric acid solution because it continued to deteriorate over the course of the day. The greatest compressive strength is in variation IV (15% white soil substitution) of 15,31 MPa at 28 days of age, while the smallest porosity and greatest density are in variation VI (25% white soil substitution) of 0,17% and 2,205 grams/cm3.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN DINDING PENAHAN TANAH DAN GAPURA AKSES MASUK PEMAKAMAN UMUM DUSUN SETRO, JEMBRAK, PABELAN KABUPATEN SEMARANG Cita Sari, Undayani; Priastiwi, Yulita Arni; Wardani, Sri Prabandiyani Retno; Partono, Windu; Pardoyo, Bambang; Carita, Nensi; Ulayya, Inandhiya Ayu; Saputra, Nugraha Eka; Zainuddin, Zainuddin
Jurnal Pasopati Vol 6, No 2 (2024): Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pasopati.2024.23804

Abstract

Kondisi akses masuk pemakaman umum Dusun Setro, Jembrak, Pabelan selama ini hanya berupa jalan tanah dengan tanaman rindang di kanan kiri jalan. Seiring dengan banyaknya warga perantau yang ziarah ke makam tersebut, warga sekitar mulai berupaya menggalang dana dan bergotong royong untuk membuat akses masuk ke pemakaman menjadi lebih baik dengan membuat jalan, saluran air, dinding penahan tanah, serta gapura. Tim Pengabdian kepada Masyarakat Departemen Teknik Sipil membantu memberikan pendampingan pembuatan dinding penahan tanah serta gapura pada daerah akses masuk ke pemakaman Dusun Setro, Jembrak tersebut. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara Tim Pengabdian kepada Masyarakat Departemen Teknik Sipil bersama-sama dengan warga Dusun Setro, Desa Jembrak diwujudkan sehingga permasalahan yang ada di dalam masyarakat dapat tertangani dengan baik. Struktur dinding penahan tanah yang dibuat berupa dinding pasangan batu kali di sebelah kanan dan kiri jalan yang akan dibuat. Ketinggian dinding disesuaikan dengan kontur tanah untuk dapat menahan longsoran tanah ke badan jalan, sedangkan gapura dibuat dari material beton bertulang. Dengan selesainya program Pengabdian kepada Masyarakat Batch 2 ini bersamaan dengan selesainya pekerjaan pembuatan akses jalan masuk pemakaman umum Dusun Setro sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi Masyarakat Dusun Setro maupun warga sekitar desa
STRUT AND TIE MODEL STRUKTUR BALOK TINGGI BERLUBANG Nazila, Kamila Shaomi; Priastiwi, Yulita Arni; Sukamta, Sukamta
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 11 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v11i1.362

Abstract

Abstrak Mendesain suatu bangunan tingkat tinggi dengan tidak menggunakan plafon dibutuhkan perencanaan yang ekonomis tanpa mengurangi kekuatan dan keindahan dari bangunan tersebut. Balok tinggi berlubang dengan material struktur beton digunakan untuk menghindari terjadinya sistem utilitas pada suatu bangunan tingkat tinggi dengan tidak menggunakan plafon. Balok tinggi berlubang ini ditinjau menggunakan metode Strut and Tie Model (STM). Untuk mengatasi permasalahan yang ada biasanya para perencana merancang daerah D (Disturbed Region) dengan menggunakan konsep pendetailan berdasarkan aliran gaya, sehingga metode strut and tie merupakan pendekatan yang sesuai untuk menganalisis struktur beton di daerah D. Program analisa struktur digunakan untuk melakukan analisis gaya dalam berupa momen dan geser pada struktur beton balok tinggi berlubang. Hasil analisis yang diperoleh pada struktur beton balok tinggi berlubang yaitu bahwa semakin dekat lubang balok dengan tumpuan maka nilai tulangan lentur akan lebih tinggi dan semakin bertambah pula tulangan gesernya. Kata kunci: Balok Tinggi Berlubang, Daerah D, Metode Strut and Tie  Abstract Designing a high rise building without using a ceilings requires an economical plan without reducing the strength and the art of the building. The deep beam with holes, which have the structure of concrete materials is need to be used to avoid the utility system in a high rise building without ceilings. This deep beam with holes is reviewed by the Strut and Tie Model (STM) method. To solve the existing problems, planners usually design the D region (Disturbed Region) use the concept of detail based on the flow of force. So the strut and tie method is an appropriate method to analyze the structure of concrete at D region (Disturbed Region). The program of analysis structure is used to analyze the internal forces, which are Moment and Shear, in the deep beams with holes' structure. The result of the analysis in the  deep beam concrete with holes is the more position of the hole is close to its pedestal, the value of the Flexural reinforcement will be more increase, and teh Shear reinforcement will be higher too. Keywords: Deep Beam Hollow, D Region, Strut and Tie Model