p-Index From 2020 - 2025
2.319
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL HUTAN LESTARI
Anwari, M Sofwan
Unknown Affiliation

Published : 38 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

ETNOZOOLOGI SUKU DAYAK KANTUK UNTUK PENGOBATAN DI DESA PALAPULAU KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA KABUPATEN KAPUAS HULU Dina, Kresmonika Pina; Anwari, M Sofwan; Riyono, Joko Nugroho
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 4 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v8i4.44399

Abstract

The utilization of biological resour is done by humans to meet their daily needs, including as medicines, traditional ceremonies, mystical, regional arts, and hunting. Dayak Kantuk that located in Palapulau Village, Putussibau utara District, Kapuas Hulu Regency is a Dayak tribe that still runs the cultural values inherited from their ancestors by generation. One of the cultures that still run until now is the use of animals as medicine. The purpose of this research is to get data of animals species that used as medicine, body parts used, how to process and how to use them. The method used the survey method. The selection of respondents conducted by snowball sampling techniques and data collection used the questionnaire. This research was obtained by 13 respondents and acquired 20  animals species from 18 families used as a medicine by  Dayak Kantuk community. The body parts used for medecine are the whole body, flesh, bile, fats, blood, scales, and Geliga. The Processed there animal varies, which are dried, boiled, burned, and fried. Used the animal’s body parts which are drinkable, applied, eaten, and used as a dish.Keywords: Dayak Kantuk, Ethnozoology, Medicine, Local Wisdom
ETNOZOOLOGI MASYARAKAT MELAYU DESA KUMPANG TENGAH KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK sari, ratna; Anwari, M Sofwan; Dirhamsyah, M
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 2 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i2.45754

Abstract

The Malay tribe in Kumpang Tengah Village is one of the indigenous tribes of West Kalimantan which has biodiversity in the use of fauna since ancient times to meet the needs of life, one of which is as food, medicine, ritual, mystical and art. The purpose of this study was to record the types of animals used for consumption, traditional rituals, arts, medicines. The data collection technique was carried out by in-depth interviews with respondents who were selected using a survey method and the selection of respondents was carried out using a snowball sampling technique. Respondents amounted to 20 people, data collection using a questionnaire. The results showed that the use of animals as many as 27 types of animals ranging from mammals, aves, reptiles, insects, annelids, pisces, crustaceans in the village. Utilization for consumption of 15 animals, arts 3 animals, treatment of 4 animals, rituals and mystical as many as 6 animal species. Its main parts are flesh, gall, horns, whole body. Based on the high percentage of animal species used by the Malay community of Kumpang Tengah Village, the consumption is 65%. Utilization of animals for treatment by drinking and eating. How to manage, dried and cooked. Utilization of animals for art by drying animal skins and animal horns on display.Keywords: Ethnozoology, Kumpang Tengah, Utilization. AbstrakSuku Melayu di Desa Kumpang Tengah merupakan salah satu etnis asli Kalimantan Barat yang memiliki keanekaragaman dalam pemanfaatan fauna sejak dulu untuk memenuhi kebutuhan hidup, salah satunya sebagai bahan pangan, obat-obatan, ritual, mistis dan seni. Tujuan penelitian ini untuk mendata jenis-jenis hewan yang dimanfaatkan untuk konsumsi, ritual adat, kesenian, obat-obatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap responden yang terpilih dengan menggunakan metode survey dan pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Responden berjumlah 20 orang, penggumpulan data menggunakan bantuan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan pemanfaatan satwa sebanyak 27 jenis satwa dari mamalia, aves, reptile, insecta, annelida, pisces, crustacese di desa tersebut. Pemanfaatan untuk konsumsi sebanyak 15 satwa, kesenian sebanyak 3 satwa, penggobatan sebanyak 4 satwa, ritual dan mistis sebanyak 6 jenis satwa. Bagian utamanya adalah daging, empedu, tanduk, seluruh badan. Berdasarkan tinggi presentase jenis satwa yang dimanfaatkan oleh masyarakat Melayu Desa Kumpang Tengah yaitu konsumsi sebesar 65%. Pemanfaatan satwa untuk pengobatan dengan cara, diminum dan dimakan. Cara pengelolahannya, dikeringkan dan dimasak. Pemanfaatan satwa untuk kesenian dengan cara, kulit satwa dikeringkan dan tanduk satwa dijadikan pajangan.Kata Kunci : Etnozoologi, Kumpang Tengah, Pemanfaatan.
KEANEKARAGAMAN JENIS KEPITING BIOLA DI KAWASAN HUTAN MANGROVE TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU DESA NIBUNG KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS Saputra, Lucky; Burhanuddin, Burhanuddin; Anwari, M Sofwan
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.45599

Abstract

Sungai Liku Natural Tourism Park is a mangrove area located in Nibung Village Paloh District Sambas regency with a coastal area that has several fauna in it, one of which is a fiddler crab. Fiddler crab, also known as the kepiting biola is an animal with broad legs that belongs to the class of Crustaceans, the Decapoda order and is still in the Ocypodidae family. This study aims to examine the diversity of fiddler crab species found in the area of Mangrove Forest, Sungai Liku Nature Tourism Park, Nibung Village. by using a survey method. The research was divided into three lines with a length of 100 meters on each path and the research plot was placed by purposive sampling with a plot size of 1x1 meters totaling 30 plots in all research lines. Research on plot one is placed on the seashore, plot two is placed ashore with a distance of 250 m from line one and plot three is placed ashore with a distance of 250 m from line two. The results found as many as 6 species of fiddler crabs, namely Uca annulipes, Uca acuta, Uca triangular, Uca forcipata, Uca tetragonon and Uca coarctata with a total of 116 individual fiddler crabs found in the field.Keywords: Diversity, Fiddler Crab, Nature Tourism Park, Nibung VillageAbstrakTaman Wisata Alam Sungai Liku merupakan kawasan mangrove yang terletak di Desa Nibung Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas dengan daerah pantai yang memiliki beberapa fauna di dalamnya salah satunya adalah kepiting biola. Kepiting biola atau yang juga dikenal sebagai fiddler crab merupakan hewan yang memiliki kaki beruas yang termasuk ke dalam kelas Crustasea, ordo Decapoda dan masih dalam keluarga Ocypodidae. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi jenis kepiting biola yang ditemukan di kawasan Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Sungai Liku Desa Nibung. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dibagi menjadi tiga jalur dengan panjang 100 meter setiap jalur dan plot penelitian diletakan secara purposive sampling dengan ukuran plot 1x1 meter sebanyak 30 plot disemua jalur penelitian. Penelitian pada plot satu diletakan di daerah tepi pantai, plot dua diletakan ke arah darat dengan jarak 250 m dari jalur satu dan plot tiga diletakan ke arah darat dengan jarak 250 m dari jalur dua.  Hasil penelitian ditemukan sebanyak 6 jenis kepiting biola yaitu Uca annulipes, Uca acuta, Uca triangular, Uca forcipata, Uca tetragonon dan Uca coarctata dengan total 116 individu kepiting biola yang ditemukan dilapangan.Kata kunci: Keanekaragaman, Kepiting Biola, Taman Wisata Alam, Desa Nibung
ETNOZOOLOGI MASYARAKAT DAYAK KANCINGK UNTUK RITUAL ADAT DAN MISTIS DI KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU Yanto, Lusin; Anwari, M Sofwan; Yani, Ahmad
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 3 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i3.46360

Abstract

The existence of flora and fauna cannot be separated from human life. Humans in their lives use various resources around them to meet their daily needs. The Dayak Kancingk community is one of the Dayak sub-tribes located in the Nanga Taman District, Sekadau Regency. The Dayak Kancingk community is very closely related to nature, one of the natural products that they use is the animals they use for the benefit of traditional and mystical rituals. The purpose of this study was to obtain data on the types of animals used as traditional and mystical rituals, the parts used, and the meaning of their use. The method used in this research is a survey method, the selection of respondents is determined by snowball sampling technique and data collection using a questionnaire. This study obtained 12 selected respondents and obtained 39 spescies from 36 families that were used for traditional and mystical rituals by Dayak Kancingk community. The parts used are the whole body, head, fur, voice, and tail fin.Keywords : Dayak Kancingk, Ethnozoology, Mystical, Traditional rituals. AbstrakKeberadaan flora dan fauna tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Manusia dalam kehidupannya memanfaatkan berbagai sumberdaya disekitar mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat Dayak Kancingk merupakan salah satu sub suku Dayak yang terletak di Kecamatan Nanga Taman Kabupaten sekadau. Masyarakat Dayak Kancingk sangat erat hubunagannya dengan alam, salah satu hasil alam yang dimanfaatkannya adalah satwa yang mereka manfaatkan untuk kepentingan ritual adat dan mistis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data jenis satwa yang dimanfaatkan sebagai ritual adat dan mistis, bagian yang digunakan, dan makna dari pemanfaatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, pemilihan responden ditentukan dengan teknik snowball sampling dan pengumpulan data menggunakan kuisioner. Penelitian ini memperoleh 12 responden terpilih dan didapatkan 39 spesies dari 36 famili yang dimanfaatkan untuk ritual adat dan mistis oleh masyarakat Dayak Kancingk. Bagian yang dimanfaatkan adalah seluruh tubuh, kepala, bulu, suara, dan sirip ekor. Kata kunci: Dayak Kancingk, Etnozoologi, Mistis, Ritual adat.
KEANEKARAGAMAN JENIS SEMUT TERESTRIAL BERDASARKAN TIPE HABITAT DI HUTAN SEKUNDER DESA JELIMPO KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK Putro, Heru Sapto; Kartikawati, Siti Masitoh; Anwari, M Sofwan
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.46248

Abstract

Ants are social or eusocial insects that belong to the group of insects with the order Hymenoptera and the family Formicidae. Terrestrial ants are a type of insects that live on the surface of the soil and play a role in overhauling soil materials. The secondary forest area in Jelimpo village has various types of habitats including tengkawang habitat, mixed habitat and field habitat which is the location for ant research because each habitat has different environmental conditions so it is very interesting to examine the diversity of ant species in the area. The purpose of this study is to obtain data on the diversity of ant species and their benefits can provide information about the  ants species. The method used is purposive sampling by installing a pitfall trap contained in the observation plot measuring 20m × 20m and sub plot 2m × 2m. The results of this study is 3.704 individual ants with 4 sub famili namely Ponerinae, Myrmicinae, Formicinae and Dolichoderinae and 19 species of ants found in three types of habitat.  Keywords: Diversity, Habitat, Secondary Forest, Terestrial Ants,  AbstrakSemut adalah serangga sosial atau eusosial yang termasuk dalam kelompok serangga dengan ordo Hymenoptera dan famili Formicidae. Semut terestrial merupakan jenis serangga yang hidup dibagian permukaan tanah dan ikut berperan dalam merombak material tanah. Kawasan hutan sekunder di desa Jelimpo memiliki berbagai tipe habitat diantaranya habitat tengkawang, habitat campuran dan habitat ladang yang menjadi lokasi untuk penelitian semut karena setiap habitat memiliki kondisi lingkungan yang berbeda sehingga sangat menarik untuk meneliti keanekaragaman jenis semut dikawasan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data keanekaragaman jenis semut dan manfaatnya dapat memberi informasi mengenai jenis semut. Metode yang digunakan yaitu purposive sampling dengan memasang jebakan jatuh berumpan atau pitfall trap yang terdapat pada plot pengamatan berukuran 20m × 20m dan sub plot 2m × 2m. Hasil penelitian ini.terdapat 3.704 individu semut dengan 4 sub famili yaitu Ponerinae, Myrmicinae, Formicinae dan Dolichoderinae  dan 19 jenis semut yang ditemukan di tiga tipe habitat.Kata kunci: Keanekaragaman, Habitat, Hutan Sekunder, Semut Terstrial
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEPADATAN BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN WISATA ALAM RESORT BELABAN SPTN WILAYAH I NANGA PINOH TNBBBR Anwari, M Sofwan; Riko, Eryesiswanto; Nurhaida, Nurhaida; Purwano, Sigit
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 3 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i3.59532

Abstract

Birds are wild animals that have an important role in human life both in terms of economics, tourism, education, and science. Belaban Resort is a conservation area designated as a tourist attraction and research location. This research aims to examine the diversity of species and diurnal density of birds in the Belaban SPTN Resort natural tourism area, region I Nanga Pinoh, Bukit Baka Bukit Raya National Park. The method used is the IPA (Indices Ponctuels d'Abondance) method, where the data collection technique uses a combination of paths with point counting. The number of diurnal bird species in the natural tourist area of Belaban SPTN Resort Region I Nanga Pinoh, Bukit Baka Bukit Raya National Park was found of the 41 types of diurnal birds from 28 tribes (families) spread across km 37, 28 species were found with a total of 167 individuals, while at km 39 there were 17 species found with a total of 96 individual birds. The results of the diversity index calculation show a moderate level of species diversity with diversity index values of 1.41 (Km 37) and 1.20 (Km 39), while individual density falls into medium density with density values of 33.3 (Km 37) and 19.2 (Km 39).Keywords: Birds, Resort Belaban, Species Diversity and Density.AbstrakBurung merupakan satwa liar yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia baik ditinjau dari segi ekonomi, pariwisata, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Resort Belaban merupakan sebuah kawasan konservasi yang diperuntukan sebagai tempat wisata dan lokasi penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji keanekaragaman jenis dan kepadatan burung diurnal pada  kawasan wisata alam Resort Belaban SPTN wilayah I Nanga Pinoh Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Metode yang digunakan adalah metode IPA (Indices Ponctuels d'Abondance), dimana Teknik pengambilan data menggunakan kombinasi jalur dengan point count, Jumlah jenis burung diurnal yang ada pada kawasan wisata alam Resort Belaban SPTN Wilayah I Nanga Pinoh, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya ditemukan 41 jenis burung diurnal dari 28 suku (famili) yang tersebar di km 37 ditemui 28 jenis dengan jumlah individu sebanyak 167 individu, sedangkan pada km 39 ditemui sebanyak 17 jenis dengan jumlah individu sebanyak 96 individu burung. Hasil perhitungan indeks keanekaragaman menunjukan tingkat keanekaragaman jenis yang sedang dengan nilai indeks keanekaragaman 1,41 (Km 37) dan 1,20 (Km 39), sedangkan untuk kepadatan individu masuk kedalam kepadatan sedang dengan nilai kepadatan 33,3 (Km 37) dan 19,2 (Km 39).Kata Kunci : Burung, Resort Belaban, Keanekaragaman Jenis Dan Kepadatan
ETNOZOOLOGI RITUAL ADAT DAN MISTIS MASYARAKAT MELAYU KETAPANG DI DUSUN BINA USAHA DESA PESAGUAN KANAN KECAMATAN MATAN HILIR SELATAN KABUPATEN KETAPANG Sahal, Abdullah; Anwari, M Sofwan; M, Iskandar A
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 1 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i1.63691

Abstract

Kalimantan Island has a very high level of biodiversity, flora, and fauna that can still be found in the forests of Borneo. The Ketapang Malays in the Bina Usaha Village of Pesaguan Kanan is one of the original ethnic groups of West Kalimantan who currently still utilize biological resources to fulfill their needs, one of which is the use of animals for traditional and mystical rituals. The purpose of this research is to record what animals are used for traditional and mystical rituals by the Ketapang Malay community. The data collection technique was carried out by in-depth interviews with respondents who were selected using the survey method and the selection of respondents was carried out using the snowball sampling technique. Respondents amounted to 9 people and data collection using a questionnaire. The results showed that there were 16 species of animals used for Traditional and Mystical Rituals, consisting of 2 animals for Traditional Rituals and 14 animals for Mystics. The part that is used is the whole body and voice.Keywords: Ethnozoology, Ketapang Malay, Traditional and Mystical RitualsAbstrakPulau Kalimantan memiliki tingkat keanekaragaman hayati sangat tinggi, flora dan faunanya yang masih dapat di temui di dalam hutan Kalimantan. Suku Melayu Ketapang di Dusun Bina Usaha Desa Pesaguan Kanan merupakan salah satu etnis asli Kalimantan Barat yang saat ini masih memanfaatkan sumber daya hayati untuk memenuhi kebutuhan hidup, salah satunya pemanfaatan satwa untuk Ritual Adat dan Mistis. Tujuan penelitian ini untuk mendata jenis satwa yang dimanfaatkan untuk Ritual Adat dan Mistis oleh masyarakat Melayu Ketapang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap responden yang terpilih dengan menggunakan metode survey dan pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Responden berjumlah 9 orang dan pengumpulan data menggunakan bantuan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa satwa yang dimanfaatkan untuk Ritual Adat dan Mistis sebanyak 16 jenis satwa, yang terdiri dari 2 satwa untuk Ritual Adat dan 14 satwa untuk mistis. Bagian yang dimanfaatkan adalah seluruh badan dan suaranya. Kata kunci: Etnozoologi, Melayu Ketapang, Ritual Adat dan Mistis
ETNOZOOLOGI PEMANFAATAN SATWA OLEH MASYARAKAT MELAYU DI DESA GALING KECAMATAN GALING KABUPATEN SAMBAS Huda, Nurul; Anwari, M Sofwan; Dirhamsyah, M
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 2 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v12i2.49448

Abstract

Malay people who live in groups have been known to utilize various types of biodiversity for their daily needs. Along with the development of the era accompanied by the entry of technology and also the entry of foreign cultures that make changes in people's lifestyles and mindsets, resulting in the waning of the original culture of the Galing Village Community. This study aims to obtain data on animal species and examine the use of animals used by the Malay Community in Galing Village, Sambas Regency. The method in this study is a survey method with interviews. The technique of determining respondents is done by using snowball sampling, namely by determining key respondents and then determining other respondents based on information from previous respondents, and so on. The number of respondents in this study were 10 people. The data generated is in the form of data on animal species, methods of obtaining animals, processing methods, parts used, and methods for using animals and then analyzed descriptively. Based on interviews, 49 species of animals from 41 families were used by the Malay community of Galing Village. Based on the class level, 9 classes of animals were used, namely Mammals, Aves, Reptiles, Pisces, Crustaceans, Insecta and Annelida.Keywords: Animal Utilization, Etnozoology, Malay Tribe.AbstrakMasyarakat Melayu yang hidup berkelompok selama ini dikenal memanfaatkan berbagai jenis keanekaragaman hayati untuk kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan zaman yang disertai dengan masuknya teknologi dan juga masuknya budaya asing yang membuat perubahan pola hidup dan pola pikir masyarakat, sehingga mengakibatkan memudarnya budaya asli masyarakat Desa Galing. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang jenis hewan dan mengkaji pemanfaatan hewan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Melayu di Desa Galing Kabupaten Sambas. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei dengan wawancara. Teknik penentuan responden dilakukan dengan menggunakan snowball sampling yaitu dengan menentukan responden kunci kemudian menentukan responden lainnya berdasarkan informasi dari responden sebelumnya, begitu seterusnya. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 10 orang. Data yang dihasilkan berupa data tentang jenis hewan, cara perolehan hewan, cara pengolahan, bagian yang digunakan, dan cara pemanfaatan hewan kemudian dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan wawancara diperoleh 49 jenis hewan dari 41 famili yang dimanfaatkan oleh masyarakat Melayu Desa Galing. Berdasarkan tingkat kelasnya digunakan 9 kelas hewan yaitu Mamalia, Aves, Reptilia, Pisces, Crustacea, Insecta dan Annelida.Kata kunci: Pemanfaatan satwa, Etnozoologi, Suku Melayu