Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS KEAKTIFAN PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI AREAL HKM BANGKENG BUKIT DI DESA BONTONYELENG, KECAMATAN GANTARANG, KABUPATEN BULUKUMBA Yusran, Yusran; Sahide, Muhammad Alif K; Sabar, Adrayanti; Mirna, Asfar
Journal of Forest Science Avicennia Vol 2, No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v2i1.7809

Abstract

Community forest is a forest management concept that is for poor citizens who live in and around a forest area and rely their lives on the use of forest resources, IUPHKm which is forest farmer groups of Bukit Indah in Bontonyeleng village, Gantarang district, Bulukumba regency. After running five years, the monitoring of the implementation of the Community forest General Plan document is necessary in terms of institutional and business management aspects. To assess whether community forest management is truly active management or hollow management, it is analyzed by comparing management planning and its implementation on production component, distribution, and institution aspects with obeservation method, interview and document analysis so that the management of HKm Bukit Bangkeng is categorized as active forest management due to the implementation of activity the dominant field that has been done. 
Analisis Finansial Ekowisata Mangrove Lantebung: Financial Analysis of Lantebung Mangrove Ecotourism Community Sabar, Adrayanti; Kasri, Kasri
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 8 No. 1 (2024): JFMR on March
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2024.008.01.5

Abstract

Permasalahan Ekonomi khususnya masyarakat pesisir Indonesia saat ini sudah menjadi hal yang yang alamiah kita temukan. Terutama masyarakat pesisir yang terletak di wilayah terpencil atau termarginalkan. Dampak dari permasalahan tersebut adalah terjadinya perubahan atau penurunan kualitas lingkungan pesisir. Permasalahan ekonomi yang dialami masyarakat disebabkan karena rendahnya pendapatan masyarakat pesisir, juga disebabkan karena naik dan turunnya produksi, pengeluaran dan pendapatan masyarakat yang dipengaruhi oleh berbagai hal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis besaran biaya, penerimaan dan pendapatan masyarakat.Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif dari hasil pengamatan dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rata-rata total pengeluaran masyarakat ekowisata mangrove Lantebung sebesar Rp. 1.365.733, rata-rata penerimaan sebesar Rp. 2.731.133 dan rata-rata pendapatan masyarakat sebesar Rp. 1.365.400. Dari hasil analisis, besar atau kecilnya pendapatan yang diperoleh oleh suatu rumah tangga dipengaruhi oleh penerimaan dan biaya yang dibutuhkan. Rumah tangga yang memiliki penerimaan yang tinggi cenderung memiliki pendapatan yang tinggi pula, namun tidak terlepas pula dari bagaimana rumah tangga itu mengelolah pengeluarannya.Economic problems, especially for coastal communities in Indonesia, have become a natural thing for us to find. Especially coastal communities located in remote or marginalized areas. The impact of these problems is a change or decrease in the quality of the coastal environment. The economic problems experienced by the community are caused by the low income of coastal communities, also caused by the rise and fall in production, expenditure and income of the community which are influenced by various things. The purpose of this study is to analyze the amount of costs, acceptance and income of the community. The method used is descriptive analysis of the results of field observations. The results showed that the average total expenditure of the Lantebung mangrove ecotourism community was Rp. 1,365,733, the average revenue is Rp. 2,731,133 and the average income of the community is Rp. 1,365,400. From the results of the analysis, the size of the income earned by a household is influenced by the income and expenses required. Households that have high income tend to have high income too, but this cannot be separated from how the household manages its expenses.
Study of Palm Sugar Farming Business in Bontomanai Village Bungaya District Gowa Regency Firdayanti, Firdayanti; Ridwan, Ridwan; Sabar, Adrayanti
JURNAL ILMU-ILMU KEHUTANAN Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jiik.7.2.58-67

Abstract

Palm sugar is one of the products from aren (Arenga pinnata) which is classified as Non-Timber Forest Products (NTFPs) which has the potential to empower the community's economy. This research was conducted in Bontomanai Village, Bungaya District, Gowa Regency. The purpose of this study is to describe the management of palm sugar and calculate the income of palm sugar farmers. Descriptive analysis approach and income analysis are used as methods in analyzing the data obtained. The results showed that the process of managing palm sap into palm sugar was still managed in a simple and traditional way. The stages of managing palm sugar production which include tapping, cooking, printing, to packaging. Meanwhile, the total income of palm sugar is Rp. 361,081,967 per year with an average of Rp 9,758,967/household/year. The level of education of aren farmers, the productive age group, and the percentage of family dependents are an integral part of the results of this study. Key words:Palm Sugar, HHBK, Income, Management, Farmer
STRATEGI PENGHIDUPAN PETANI PENYADAP AREN GABUNGAN KELOMPOK TANI HUTAN RIMBA HIJAU PADA AREAL HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA SALUBALO KECAMATAN SUMARORONG KABUPATEN MAMASA Sabar, Adrayanti; Ridwan, Ridwan; Puaptipnna, Connyetta Valentina
Jurnal Hutan Tropis Vol 12, No 2 (2024): Jurnal Hutan Tropis Volume 12 Nomer 2 Edisi Juni 2024
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v12i2.19774

Abstract

Masyarakat yang tinggal sekitar hutan pada umumnya miskin dan berpendidikan rendah, oleh karena itu petani harus menerapkan strategi penghidupan untuk meningkatkan kesejahteraan. Strategi penghidupan adalah upaya yang dilakukan untuk memenuhi kehidupan dan keluar dari masalah kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi lima modal penghidupan petani penyadap aren yang terdiri dari modal manusia, modal alam, modal sosial, modal fisik dan modal finansial petani penyadap aren gabungan kelompok tani hutan rimba hijau dan menganalisis strategi penghidupan petani penyadap aren Gabungan Kelompok Tani Hutan Rimba Hijau Desa Salubalo Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif-kualitatif dan analisis SWOT. Populasi dalam penelitian ini dilakukan secara sensus sebanyak 14 orang petani penyadap aren yang termasuk dalam Gabungan Kelompok Tani Hutan Rimba Hijau, data dikumpul melalui observasi serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan identifikasi lima modal petani penyadap aren diperoleh berupa modal tertinggi yaitu modal fisik dengan nilai 42,9 dan modal terendah berupa modal finansial dengan nilai 30 dan rekomendasi strategi penghidupan petani penyadap aren yaitu mengikuti pelatihan untuk dapat meningkatkan keterampilan  pengelolaan tanaman aren, meningkatkan pengembangan usaha aren, kemudian mengaplikasikan keterampilan tersebut untuk meningkatkan penghasilan dengan menjangkau pasar yang lebih luas dan meminimalisir pengeluaran.
Livelihood Assets of Lantebung Mangrove Ecotourism Community Sabar, Adrayanti; Rusyid, Emban Ibnu; Diana, Fitrah; Ansar, Ansar; Annisa, Nur; Idzatilangi, Wening Ila; Agustiningrum, Chinty
Jurnal Wasian Vol. 10 No. 02 (2023): December
Publisher : Forestry Department, University of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62142/3w65rp54

Abstract

Encountering economic challenges, particularly in Indonesian coastal areas, has been a common occurrence for us. Particularly, the settlements situated along the seaside in isolated or disadvantaged regions. The repercussions of these issues manifest as a modification or reduction in the calibre of the coastal ecosystem. To address these issues, one possible approach is to carry out a Livelihood analysis. This strategy employs and consolidates the capital or assets possessed by the community, as delineated in the pentagonal assets model. The resulting pentagon diagram will illustrate the assets that can be enhanced or optimised to provide a balanced life for individuals. The research methodology employed is a descriptive analysis of the data collected through field observations, interviews, focus group discussions (FGDs), and documentation studies. The assessment of livelihood assets involves the evaluation of five types of capitals: human capital, natural capital, physical capital, social capital, and financial capital. These capitals are then analysed using the pentagonal assets model. The variables possessed by the five assets were quantified and subsequently categorised into high, medium, and low classifications. The findings indicated that the Lantebung mangrove ecotourism community had a satisfactory level of availability of livelihood assets. The asymmetrical shape of the resulting Pentagonal Assets is due to the unequal and imbalanced access that farmers have to the five assets. Additionally, this is due to the community's significant ownership of assets. The minimum score is 1.00, while the maximum score is 3.00. The community's social capital and physical capital have a score of 2.44 and are considered to have a high asset status. The status of human capital is moderate, with a score of 1.89, while the situation of financial capital is also moderate, with a score of 1.86. The lowest position is in natural capital, scoring 1.64.
Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Desa Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Nuraeni, Sitti; Alam, Syamsu; Mujetahid, A.; Millang, Syamsuddin; Sadapotto, Andi; Budiaman; Rijal, Syamsu; Ridwan, M.; Wahyuni; Sabar, Adrayanti; Makkasau, Ahmad Rifqi; Arty, Budi; Muin, Andi Vika Varadiba; A, Chairil; Amalia, Rizki; Harlina
ABDI UNISAP: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): ABDI UNISAP: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : UPT Publikasi dan Penerbitan Universitas San Pedro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59632/abdiunisap.v1i2.196

Abstract

Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) merupakan bencana alam yang sangat merusak ekosistem, gas-gas hasil pembakaran yang diemisikan ke atmosfer, seperti CO2 dapat menimbulkan pemanasan global serta menimbulkan berbagai penyakit. Jika hal tersebut tidak ditangani dengan baik, lambat laun akan berdampak pada berbagai sektor, baik lingkungan, sosial dan ekonomi. Karhutla yang terjadi di kawasan wisata hutan pinus Malino, Kecamatan Tinggimoncong September 2023 telah menghanguskan 8 hektar lahan, dikarenakan faktor manusia serta didukung oleh kemarau panjang. Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin melaksanakan salah satu program kerja yaitu Kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Karhutla di Desa Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Pengabdian ini memfokuskan pada upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya pencegahan dan pengendalian Karhutla, baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Metode yang digunakan adalah metode persuasif. Pada kegiatan sosialisasi ini terdapat 4 orang perempuan dan 15 orang laki-laki, namun yang tergabung dalam organisasi Masyarakat Peduli Api (MPA) hanya satu orang saja dan belum pernah ada kegiatan pelatihan pengendalian karhutla di Desa Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa serta adanya kegiatan konversi tutupan lahan dari hutan menjadi lahan hortikultura. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini diperoleh peningkatan pemahaman peserta mengenai pencegahan dan pengendalian karhutla sebesar 84%. Selain itu, respon positif dan antusias dari masyarakat dalam mengikuti kegiatan sosialisasi hingga selesai merupakan tolak ukur keberhasilan dari kegiatan ini. Diharapkan kegiatan sosialisasi pencegahan dan pengendalian karhutla dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk membangun kesadaran dan edukasi kepada masyarakat agar kelestarian kawasan hutan tetap terjaga.
Rantai nilai (Value Chain) Usaha Gula Aren di Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros Makkarennu, Makkarennu; Sabar, Adrayanti; Nipi, Greys Enafil; Magfira, Wulan; Nurhidayah, Rizki; Vioni Pasau, Teresia; Hasannudin, Dian Ayu Lestari; Pratiwi, Rini
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 15 NO 2, DESEMBER 2023
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/jhm.v12i2.32048

Abstract

Gula aren yang berasal dari nira aren merupakan salah satu primadona hasil hutan bukan kayu khusunya bagi masyarakat yang berada di sekitar hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rantai nilai usaha gula aren khususnya pelaku pelaku yang terlibat dalam pengelolaan usaha gula aren. Studi ini dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap petani yang melakukan usaha gula aren yang berlokasi berada di Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Rantai nilai yang diidentifikasi adalah mapping actor dan mapping volume. Melalui identifikasi ini akan melihat pengelolaan usaha gula aren dan keterlibatan pelaku usaha.
ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DAN FAKTOR PENDORONG PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN HUTAN DESA LAIYA, MAROS Sabar, Adrayanti; Ansar; Alam, Syamsu; Halis, Ardian; Afdal, Muhammad
Jurnal Belantara Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbl.v7i2.988

Abstract

Land cover change is strongly influenced by land use. Increasing population growth results in the need for food and other needs. The causes of land use change are influenced by human activities or activities that directly affect land use. Physical, social and economic factors are factors that trigger land use change in Laiya Village, Cenrana District. The purpose of this study was to describe land cover change in Laiya Village, Cenrana Subdistrict for the period 2011, 2015 and 2019 and to determine the driving factors that influence land use change around the forest area of Laiya Village. This research uses GIS analysis to analyze and see land cover changes that occur and qualitative descriptive methods to determine land use changes. The period 2011-2015 mixed dryland agriculture decreased in area by 2,893.19 ha while shrubs increased in area by 2,744.51 ha. The period 2015-2019 mixed dryland agriculture experienced an increase in land area of 3,030.64 ha and shrubs experienced a decrease in land area of 2,744.51 ha. Factors that influence land use change are physical, social and economic factors. Socio-economic factors are the main driving factor of land use change, the need for land for settlements is increasing due to the high population density that occurs around the forest area of Laiya Village, Cenrana District, Maros Regency which causes people to utilize land as an economic source.
Pengenalan Potensi Tanaman Murbei Sebagai Pakan Ternak di Desa Timpuseng Kabupaten Maros Sulawesi Selatan Sadapotto, Andi; Prastiyo, Andi; Mas’ud, Emban Ibnurusyid; Sahide, Muhammad Alif K; Soma, Andang Suryana; Makkarennu, Makkarennu; Yusuf, Yusran; Millang, Syamsuddin; Sabar, Adrayanti; Alam, Syamsul; Latif, Nurfadilah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat SAPANGAMBEI MANOKTOK HITEI
Publisher : Universitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/q4pgrv61

Abstract

Desa Timpuseng, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, memiliki potensi besar dalam pengembangan murbei (Morus sp.) sebagai pakan ternak. Pemanfaatan murbei dianggap sebagai solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak berkualitas, khususnya di daerah dengan musim kemarau yang panjang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi tersebut melalui pendekatan holistik, yaitu pemberian materi, penyebaran kuesioner untuk menggali pengetahuan petani tentang budidaya murbei, serta pembagian bibit murbei kepada kelompok tani hutan (KTH) Mekar, Desa Timpuseng. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar petani (70%) menggunakan metode pribadi dalam menanam murbei, yang menunjukkan inisiatif lokal yang kuat meski belum mengacu pada teknik budidaya yang modern. Sebanyak 90% petani memperoleh bibit murbei melalui stek, metode yang murah dan mudah dilakukan, sementara 60% petani menanam murbei di lokasi strategis dekat area pemberian pakan ternak. Data ini mencerminkan kesadaran petani akan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan lahan. Keberhasilan program ini juga terlihat dari prediksi tingkat keberhasilan penanaman, di mana 80% bibit murbei yang diberikan diharapkan tumbuh dengan baik. Murbei terbukti menjadi alternatif pakan yang ekonomis, kaya nutrisi, dan berkelanjutan. Selain itu, program ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ternak secara signifikan, mendukung kesejahteraan petani, dan menjadi model pengelolaan pakan berbasis lokal yang dapat direplikasi di daerah lain. 
Pendampingan Pembuatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Edukasi Pengolahan Tanaman Obat yang Telah Ditanam pada Areal Hutan Kemasyarakatan (HKm) KTH Buntu Lumu Lestari Sabar, Adrayanti; Ardayanti, Kadek
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol. 4 No. 3 (2022): Vol. 4 No. 3 Desember 2022
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v4i3.878

Abstract

Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah hutan kemasyarakatan (HKm) KTH Buntu Lumu Lestari belum memiliki tanaman obat keluarga (TOGA), padahal keberadaan TOGA sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya pembuatan tanaman obat keluarga (TOGA), dan tanaman berkhasiat obat yang dapat ditanam di halaman rumah, serta dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan keluarga. Bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah tanaman obat seperti jahe, kunyit, kencur, lidah buaya, dan sosor bebek. Pembuatan tanaman obat keluarga (TOGA) dilakukan di halaman sekretariat kelompok tani hutan (KTH) Buntu Lumu Lestari di Dusun Mess, Desa Lauwo, Kecamatan Burau bersama masyarakat, dan memberikan edukasi cara pengolahan tanaman obat seperti jahe, kunyit, kencur, lidah buaya, dan sosor bebek kepada masyarakat, serta mempraktekkan contoh cara pengolahan jahe sebagai obat batuk kepada masyarakat. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah adanya TOGA yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, dan masyarakat menjadi tahu pentingnya membuat tanaman obat keluarga (TOGA), serta masyarakat menjadi tahu tanaman obat yang dapat ditanam di halaman rumah yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk menjaga kesehatan keluarga.