Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Development of 21st Century Cultural Intelligence through Discovery Learning and First-Person Historical Presentation Vinco, Michael Silvester Mitchel; Supriatna, Nana; Mulyana, Agus
Paramita: Historical Studies Journal Vol 29, No 2 (2019): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v29i2.16216

Abstract

The research was conducted during history learning activity in Year 11 Social 3 (Ilmu Pengetahuan Sosial 3) Santo Fransiskus Asisi Senior High School (a school with Catholic characteristic) on April-June 2018. In some opportunities, this research also included Mujahidin Senior High School (a school with Islamic characteristic). This research used action research methodology with Kemmis & Taggart model. The analysis of data used constructivism learning theories and symbolic interaction theories. This research discusses about various cultural stereotypes which are thriving in West Kalimantan, especially Pontianak. Obstacles in social interaction because of stereotypes among various cultural groups are one of challenges in 21st century that is related to cultural intelligence. First-person historical presentation as one of history education methods is developed in this research. Students involved in this research would be enriched in not only their knowledge, but also their empathy toward various cultural groups. So, this learning is successful in growing students’ cultural intelligence, as can be seen their empathic attitudes and accepting the difference among those various groups. Penelitian ini dilakukan pada pembelajaran sejarah di kelas 11 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 3 SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak (sekolah berciri khas Katolik), pada bulan April-Juni 2018. Pada beberapa kesempatan penelitian ini juga melibatkan SMA Mujahidin Pontianak (sekolah berciri khas Islam). Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan dengan model Kemmis & Taggart. Analisis data menggunakan teori-teori pembelajaran konstruktivis dan teori interaksi simbolis. Penelitian ini membahas berbagai stereotipe kebudayaan yang berkembang di Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak. Hambatan-hambatan di dalam pergaulan sosial karena stereotipe antara berbagai kelompok kebudayaan merupakan salah satu tantangan di abad ke-21 yaitu berkaitan dengan kecerdasan budaya. First-person historical presentation sebagai salah satu metode pendidikan sejarah dikembangkan di dalam penelitian ini. Peserta didik yang terlibat di dalam pendekatan ini akan diperkaya tidak hanya pengetahuan mereka, tetapi juga empati mereka terhadap berbagai kelompok kebudayaan. Dengan demikian pembelajaran ini berhasil menumbuhkan kecerdasan budaya peserta didik. Seperti tampak pada sikap-sikap berempati dan menerima perbedaan di antara beragam kelompok tersebut. 
Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua Makassang Kecamatan Gunung Tabur Tahun 2006 - 2022 Saranga, Fidelia Febiola; Norhidayat, Norhidayat; Vinco, Michael Silvester Mitchel
Amarthapura: Historical Studies Journal Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : History Education Department, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/amt.v3i1.3348

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) sejarah berdirinya Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua MakassangKecamatanGunungTabur tahun 2006-2022; 2) manfaat berdirinya Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua MakassangKecamatanGunungTabur Tahun 2006-2022. Metode yang digunakan pada penelitian iniyaitumetodesejarah dan teknikpengumpulan data yang digunakanadalahHeuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi.Hasil penelitian ini adalah: 1) Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua MakassangKecamatanGunungTabur Tahun 2006-2022 didirikan pada tahun 2006 oleh tujuhkepalakeluarga yang disahkan oleh Pastor Anselmu Hans Dahua, darikongregasiMisionaris Hati Kudus (MSC). ; 2) manfaat berdirinya Gereja Katolik Stasi St. Antonius Padua MakassangKecamatanGunungTabur Tahun 2006-2022 ialah umat mengalami perubahan kebiasaan yang awalnya beribadah di Gereja Kristen Protestan karena tidak ada Gereja Katolik, sudah bisa beribadah langsung di Gereja Katolik.
PERJALANAN STASI SANTA MARIA DARI FATIMA DI PENAJAM PASER UTARA MENJADI PAROKI (1980-2000) Nanayu, Kinanthi; Vinco, Michael Silvester Mitchel; Sopyan, Muhamad
SWADESI: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah Vol 3, No 2 (2024): SWADESI: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/swadesi.v3i2.87880

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan perjalanan Stasi Santa Maria dari Fatima di Penajam Paser Utara (PPU) menjadi paroki (1980-2000). Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Penelitian ini membahas tentang perkembangan Agama Katolik di PPU, perjalanan Stasi Santa Maria dari Fatima di PPU menjadi paroki (1980-2000), dan pengaruh pembentukan paroki terhadap masyarakat sekitar. Hasil penelitian menemukan sejak tahun 1907 penyebaran Agama Katolik di Kalimantan Timur dihadapkan dengan wilayah yang sangat luas, maka pada 1976 Kongregasi MSF meminta bantuan pada Kongregasi OMI untuk melayani di Kota Balikpapan dan Kecamatan Balikpapan Seberang (saat ini PPU). Perjalanan Stasi Santa Maria dari Fatima menjadi paroki dihadapkan pada tantangan geografis dengan medan sulit, administrasi tidak efektif, dan masyarakat yang homogen. Kehadiran paroki mendorong pembangunan infrastruktur, sehingga memicu pertumbuhan permukiman baru di Kelurahan Gunung Seteleng, PPU. Dengan penelitian ini diharapkan kisah-kisah perjuangan masyarakat pedalaman untuk memperoleh hak-haknya dapat diperhatikan dan didukung.
Application of Digital Comic ‘History of Bestie and Bosque’ Prehistoric Period in Class X Students of SMA Negeri 10 Samarinda Kusumawijaya, Rizal Izmi; Vinco, Michael Silvester Mitchel; Pertiwi, Fathimah Dayaning; Aurora, Syafa; Syafaat, Muhtada Billah Doa
Yupa: Historical Studies Journal Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/yupa.v9i2.4392

Abstract

This study aims to understand the application of digital comic media ‘Sejarah Bestie dan Bosque’ in learning prehistoric history in class X students of SMA Negeri 10 Samarinda. This research uses qualitative methodology with a case study approach. Data were obtained through interviews with both teachers and students, classroom observation and documentation. Data validity was carried out by means of data reduction, data presentation and conclusion drawing or verification. The results revealed that the use of digital comics ‘Sejarah Bestie dan Bosque’ strengthened students understanding of prehistoric material through interactive and fun visualisation. Students welcomed this digital comic as an innovative media. The results of this study are expected to provide practical insights for the development of history learning media that are more effective and relevant to technological developments, as well as input for schools to consider the integration of digital media in learning.
History Of Everyday: Mendengar Narasi Kecil Sejarah Banggeris Kota Samarinda 1980-1990 Vinco, Michael Silvester Mitchel; Pertiwi, Fathimah Dayaning; Kusumawijaya, Rizal Izmi; Rangga, Muhammad; Rahmadi, Akhmad
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 9, No 1 (2025): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v9i1.5459

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk merekam narasi kecil masyarakat yang tinggal di Jalan Banggeris Kota Samarinda 1980-1990. Permasalahan pengabdian ini adalah visi Indonesia Emas 2045 dilandasi kisah sejarah bangsa yang penuh makna. Namun, sejarah selama ini menjadi milik “orang-orang besar” dari peristiwa yang dianggap penting. Kisah-kisah kehidupan sehari-hari belum banyak diperhatikan. Kisah-kisah yang seharusnya menjadi bagian masyarakat semakin dilupakan. Masyarakat terancam hidup dalam kondisi amnesia sejarah atau lupa dengan sejarahnya. Pengabdian ini menggunakan metode aksi dari teori kritis atau pedagogi kritis. Subyek pengabdian adalah penduduk di sekitar Jalan Banggeris Kota Samarinda yang mengalami masa 1980-1990. Hasil pengabdian adalah rekaman kisah sehari-hari para penduduk, benda-benda masa lalu, dan pameran sejarah di sekitar lokasi pengabdian. Pengabdian ini penting dilakukan karena dapat meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap sejarah di tengah zaman yang penuh ketidakpastian. Hal itu juga berarti mengatasi hambatan-hambatan mentalitas dari masyarakat di Kalimantan Timur. Kata Kunci: Narasi Kecil, Kisah Kecil, Sejarah Mikro, Samarinda 1980-1990.
Looking-Glass Self: The Construction of Dayak Identity among Dayak Student Artists at Santo Paulus Pontianak High School Vinco, Michael Silvester Mitchel; Romualdi, Kristoforus Bagas; Leo Hendra
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 27 No 1 (2025): June
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v27.n1.p88-100.2025

Abstract

This research aims to explain the construction of Dayak identity in students of Santo Paulus Pontianak Senior High School (SMA), who are active as ethnic Dayak artists. The research problem is that there is a lot of identity politicisation that hinders the process of equality and justice in society. Identity politicisation can be seen in general elections, regional head elections, and many mass organisations affiliated with ethnic identity. This research is a qualitative research with a looking-glass self approach from symbolic interactionism theory. The research subjects were 10 students who were active as ethnic Dayak artists. Data collection was conducted from January to March 2024. The result of the research is that the construction of Dayak identity is influenced by several things, namely (1) the influence of practical politics; (2) mystical stories; (3) the history of ethnic conflict; (4) life that depends on nature; and (5) customary law or customs. These constructions of identity contain problems, such as underutilising cultural perspectives, lacking historical breadth, and concealing the many riches of Dayak identity. This research is important to do because the politicisation of identity still occurs frequently. There needs to be an effort to understand these various identities so that identity construction is not easily trapped in pragmatic and opportunistic interests.