Articles
MIRROR THERAPY CAN IMPROVE MUSCLE STRENGTH IN NON-HEMORRHAGIC STROKE PATIENTS
widiyono, widiyono;
Herawati, Vitri Dyah;
Nurani, Wiwik
Jurnal Keperawatan Malang Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan Malang (JKM)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STIKes Panti Waluya Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36916/jkm.v8i1.204
Background: Stroke patients experience hemiparesis. Stroke management is done by pharmacological and non-pharmacological means.Pharmacologically, stroke management can be given fibrinolytic, while non-pharmacologically, exercises such as mirror therapy can be done,which is a therapeutic intervention that focuses on the movement of non-problematic limbs using mirrors in the hope of reducing nerve damage, reducing and preventing recurrent strokes. Objective: to determine the effect of mirror therapy can increase muscle strength in patients with non-hemorrhagic stroke. Methods: The type of research used is pre-experiment design without control group. The intervention given is the provision of mirror therapy for a duration of 15 minutes 6 times a week. The research was conducted in all internal medicine inpatient rooms at Kustati Islamic General Hospital Surakarta. The population of this study were all non-hemorrhagic stroke patients. This study used purposive sampling technique obtained as many as 35 patients. The instruments used to measure muscle strength are MMT (Manual Muscle Testing) observation sheets and mirror therapy SOPs. The data analysis used was the Wilcoxon Signed Rank Test analysis test. Results:The mean value of respondents' muscle strength before being given mirror therapy was 0.90 and after being given mirror therapy was 2.57. There is a difference in the mean value of muscle strength before and after by 1.67. Conclusion: Mirror Therapy can be used as one of the interventions that can be used by nurses in carrying out nursing care actions for stroke patients in increasing muscle strength. Keywords:Muscle strength; Mirror therapy; Non-haemorrhagic stroke patients.
HUBUNGAN DURASI DAN FREKUENSI BERMAIN GAME ONLINE DENGAN MASALAH MENTAL EMOSIONAL REMAJA DI SMP NEGERI 1 JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR
Lisdiarta, Agustinus Lisdiarta;
Suwarni, Anik;
Herawati, Vitri Dyah
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol. 16 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 16 No 2 Oktober 2023
Publisher : Universitas Sahid Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.47942/jiki.v16i2.1288
Game online menjadi permainan yang sangat marak dan sangat digemari. Game online memungkinkan pemain untuk bertemu dengan berbagi orang dari berbagai wilayah dan dari berbagai kategori usia. Bermain game online yang dilakukan dengan durasi dan frekuensi tinggi dapat mempengaruhi mental emosional pada penggunanya. Tujuan: Mengetahui hubungan durasi dan frekuensi bermain game online dengan masalah mental emosional remaja di SMP Negeri 1 Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik korelasi dengan rancangan Cross Sectional. Sampel penelitian adalah 66 siswa/siswi kelas VII SMP Negeri 1 Jatipuro Kabupaten Karanganyar dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner durasi, frekuensi bermain game online, serta penilaian masalah mental emosional mengunakan kuisioner SDQ (Strength Difficulties Questionnaire). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Kendall tau dan regresi linier berganda. Hasil: Sebanyak 27 orang (40,9%) bermain permainan game online dengan durasi sedang. sebanyak 27 orang (40,9%) bermain permainan game online dengan frekuensi sedang. 30 orang (45,5%) mempunyai masalah mental emosional kategori borderline. Hasil uji Kendall tau durasi dan frekuensi bermain game online dengan masalah mental emosional masing-masing diperoleh nilai p = 0,001. Hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai p = 0,001. Kesimpulan: Ada hubungan durasi dan frekuensi bermain game online dengan masalah mental emosional remaja di SMP Negeri 1 Jatipuro Kabupaten Karanganyar
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI HERNIA DI RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
Rudhy Pramono;
Herawati, Vitri Dyah;
Indriyati, Indriyati
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol. 16 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 16 No 2 Oktober 2023
Publisher : Universitas Sahid Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.47942/jiki.v16i2.1308
Pasien post operasi hernia yang mengalami nyeri yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Salah satu upaya untuk membantu menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi hernia adalah dengan latihan mobilisasi dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi hernia di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso. Jenis penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan rancangan one grup pre test and post test. Sampel penelitian adalah 16 pasien post operasi Hernia di ranap RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan SPO mobilisasi dini dilakukan setelah 8 jam post operasi. Latihan mobilisasi dini dilakukan dengan frekuensi 3 kali sehari selama 3 hari. Alat ukur tingkat nyeri menggunakan Numerical Rating Scale. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Seluruh responden post operasi hernia mengalami nyeri sedang (100%) sebelum melakukan mobilisasi dini dan setelah melakukan mobilisasi dini diketahui 5 responden dengan nyeri ringan (31,3%) dan 11 responden dengan nyeri sedang (68,8%). Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai signifikansi p = 0,001. Kesimpulan: Ada pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi hernia di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
Silfanus Eda;
Suwarni, Anik;
Herawati, Vitri Dyah
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol. 17 No. 1 (2024): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 17 No 1 April 2024
Publisher : Universitas Sahid Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi fungsi kognitif yang akan berpengaruh terhadap proses belajar mahasiswa. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kulaitas tidur dengan fungsi kognitif pada Mahasiswa Universitas Sahid Surakarta. Jenis penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Instrumen yang digunakan Kuesioner PSQI dan MMSE. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel. Sampel berjumlah 52 responden. Uji Korelasi Kendall Tau digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif mahasiswa Universitas Sahid Surakarta
PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN KANJI (KADER KESEHATAN JIWA) UNTUK MEWUJUDKAN DESA SIAGA SEHAT JIWA BERBASIS KOMUNITAS
Indri Yati;
Herawati, Vitri Dyah;
Putri, Dhian Riskiana
GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2024): MEI
Publisher : P3M Universitas Aisyiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30787/gemassika.v8i1.1201
Handling people with mental disorders (ODGJ) is a problem that spreads in all regions because 1 in 10 people with ODGJ live around us. Based on the Law of the Republic of Indonesia No. 18 of 2014 concerning Mental Health in which every activity realizes optimal mental health degrees for individuals, families, and communities with promotive, preventive, curative, and rehabilitative approaches which are carried out comprehensively and sustainably by the Government, Regional Governments and the community. This activity aims to improve the health status of ODGJ and provide health services for ODGJ. Referring to the achievement targets above, the approach method used in this PKMS activity is to hold the selection of mental health cadres (KANJI) and conduct trainings for mental health cadres such as how to detect family mental health status, mental health programs, determine mental health interventions in the community. community, how to handle violent behavior in the community, mobilizing cadres to make home visits as well as recording and reporting the results of detection of mental health status in the community. This activity was then continued by providing assistance to the participants so that this activity could continue and form a mental health studio as a forum for ODGJ to carry out activities to provide non-pharmacological therapy or without drugs and establish collaboration with the puskesmas and local village stakeholders.
Residence location, medication adherence and family knowledge in patients with schizophrenia
Herawati, Vitri Dyah;
Indriyati, Indriyati;
Sutrisno, Sutrisno
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 7 No. 5 (2024): Volume 7 Number 5
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/minh.v7i5.315
Background: Schizophrenia is a neurological disorder impacting perception, thinking, language, emotions, and social behavior. Continuous treatment and care are essential to prevent relapses, allowing patients to lead productive lives. Purpose: To know the relationship between residence location, medication adherence, and family knowledge in patients with schizophrenia Method: This quantitative study employed a correlation analytical research design and a cross-sectional approach. Independent variables (family knowledge and residence location) and the dependent variable (compliance) were measured simultaneously at one point in time. The research took place at the Surakarta Mental Hospital on May 15, 2022, with a sample of 93 respondents selected through purposive sampling. Results: The residence location does not significantly impact medication compliance. This is attributed to transportation factors among respondents, as evidenced by the chi-square test results (ρ = 0.013; OR = 3.108). Conclusion: There is a significant relationship between family knowledge and compliance with medication control. And there is no significant relationship between residence location and compliance with control. Suggestion: For mental health services, it is recommended to increase and disseminate information to patients' families about the importance of follow-up visits for schizophrenia patients. Future researchers should explore additional factors influencing patient compliance with medication control that were not addressed in this study.
Deteksi Pertumbuhan: Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan Dan Indeks Massa Tubuh Pada Anak Prasekolah
Aryani, Atik;
Azmi, Lut Dika Daru;
Widiyono, Widiyono;
Herawati, Vitri Dyah;
Indriyati, Indriyati;
Nurhayadi, Nurhayadi;
Wardaningtyas, Aprilia Fifi;
Pratama, Louris Sam
Bhakti Sabha Nusantara Vol. 2 No. 2 (2023): Bhakti Sabha Nusantara
Publisher : Sahabat Publikasi Kuu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58439/bsn.v2i2.148
Pemantauan tumbuh kembang anak usia prasekolah menjadi fase yang penting karena menentukan kualitas kesehatan, kesejahteraan, pembelajaran dan perilaku di masa mendatang. Pertumbuhan merupakan salah satu indikator kesehatan yang dapat ditemukan pada anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini mengalami perubahan seiring dengan asupan gizi dan simulasi perkembangan yang diberikan. Oleh karena itu, pengukuran pertumbuhan dan deteksi perkembangan pada anak usia dini perlu dilakukan. Pengukuran berat badan dan tinggi badan akan memberikan penilaian atau gambaran masalah status gizi pada anak. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan diperoleh hasil penilaian status gizi menurut IMT/U. Hasil penilaian menunjukkan sebanyak 24 anak (63,16%) memiliki status gizi baik, namun terdapat 11 anak (28,95%) memiliki gizi kurang dan 3 anak (7,89%) memiliki gizi lebih. Pengukuran tinggi badan dan berat badan berjalan lancar dan semua peserta kooperatif dalam mengikuti kegiatan
PENGARUH TELENURSING TERHADAP KEMAMPUAN PASIEN COVID - 19 DALAM MERAWAT DIRI SAAT MENJALANI ISOLASI MANDIRI DIRUMAH.
Herawati, Vitri Dyah;
Indriyati, Indriyati;
Sutra, Fajar Alam
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 8, No 1: Februari 2023 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36729/jam.v8i1.1006
Latar Belakang: Praktik telenursing memungkinkan perawat memberikan asuhan keperawatan dan juga pendidikan kesehatan kepada pasien tanpa mengharuskan perawat bertemu langsung dengan pasien sehingga dapat mengurangi penyebaran Covid-19 dari perawat ke pasien, ataupun sebaliknya. Diharapkan dengan metode ini dapat memberikan pelayanan keperawatan untuk pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri dirumah. Tujuan : Mengetahui pengaruh telenursing terhadap perawatan diri pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri dirumah. Metode: Desain penelitian menggunakan one-group pre-post test design without control, dengan sampel berjumlah 30 ,tempat di area kecamatan kartasura. Alat pengumpul yang digunakan adalah kuesioner . Data dianalisis menggunakan uji Paired t-test. Hasil: Ada pengaruh telenursing terhadap perawatan diri pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri dirumah dengan hasil sebelum dilakukan tindakan nilai mean 31,07 dan setelah tindakan nilai mean adalah 31,73 Saran: Penelitian ini dapat dikembangkan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat melalui telenurshing seperti whatsapp, zoom, google meet dan media on line yang lainnya. Kata Kunci : Telenursing, Tindakan Keperawatan Mandiri, Pasien Covid-19
Pemeriksaan tekanan darah, timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan pada anak di rumah yatim 'Aisyiyah Pedan, Klaten
Aryani, Atik;
Widiyono;
Herawati, Vitri Dyah
Bhakti Sabha Nusantara Vol. 1 No. 1 (2022): Bhakti Sabha Nusantara
Publisher : Sahabat Publikasi Kuu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58439/bsn.v1i1.10
Masa anak-anak dan remaja mengalami perubahan cepat. Demi memastikan mereka tumbuh sehat, maka dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Selain untuk memeriksa kondisi dan mendeteksi jika ada gangguan kesehatan pada tubuh anak, pemeriksaan dini juga berfungsi sebagai langkah preventif dalam menangani penyakit dengan segera. Kecukupan gizi pada anak manifestasinya dapat dilihat dari pertumbuhan anak. Penilaian terhadap pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah pengukuran antropometrik. Berat badan dan tinggi badan merupakan parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan pemeriksaan kesehatan meliputi penimbangan berat badan, tinggi badan pada anak menunjukkan tidak ada yang mengalami masalah pertumbuhan, sedangkan hasil pengukuran tekanan darah dalam batas normal. Kegiatan pemeriksaan berlangsung dengan baik dan lancar dan semua anak kooperatif dalam mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan
Pelatihan perawatan luka pasca khitan metode super ring
Herawati, Vitri Dyah;
Indriyati;
Sutrisno;
Widiyono
Bhakti Sabha Nusantara Vol. 1 No. 1 (2022): Bhakti Sabha Nusantara
Publisher : Sahabat Publikasi Kuu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58439/bsn.v1i1.12
Kerutan-kerutan pada kulup bisa menjadi tempat berkumpulnya kotoran yang mengendap. Bila tidak dibuang kotoran tersebut menyebabkan bau yang tidak sedap bahkan infeksi. Prinsip utama sunat adalah asepsis, sayatan yang adekuat pada lapisan luar dan dalam prepusium, hemostasis, perlindungan terhadap batang penis dan urethra, serta hasil yang enak dilihat secara kosmetik. Ada beberapa teknik sunat yang dikenal saat ini, diantaranya sunat tradisional, konvensional (sayatan), dan modern seperti cauter atau klamp dan super ring. Perawatanpasca khitan merupakan tahapan yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka pasca khitan, serta perlunya meningkatkan pemahaman keluarga dalam merawat luka pasca khitan sehingga membantu meningkatkan percepatan luka pasca khitan. Peranan dan pengetahuan orangtua dalam tahap perawatan ini diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan karena setelah dikhitan biasanya akan membutuhkan waktu 5-10 hari proses penyembuhan luka pasca khitan.