Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI POSITIF (SELF CONCEPT) PADA PESERTA DIDIK SUSILAWATI, BETI; RAHMATIKA, ZAHRA; SUSANTI, AGUS; IRAWAN, RUDY; AMELIA, HANI
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v4i3.3164

Abstract

This research is a qualitative research conducted in the form of a case study. The research location is at SMA Gajah Mada Bandar Lampung. The data sources are homeroom teachers, parents of students, and Islamic religious education (PAI) subject teachers. Data collection techniques are observation and interviews. Data were obtained from various sources using different data collection techniques (triangulation). The results of this study indicate that: (1) The self-concept of students at SMA Gajah Mada Bandar Lampung is divided into two, namely students who have negative self-concepts and students who have positive self-concepts. (2) Factors that shape the self-concept of students at SMA Gajah Mada Bandar Lampung, namely parental education, social environment, entertainment, and electronic sophistication. (3) The role of Islamic Religious Education teachers in forming students' self-concept in SMA Gajah Mada Bandar Lampung students is through Islamic Religious Education learning in class, namely by reading the Quran before learning begins, memorizing short surahs, creating a fun class, increasing motivation, creating a humorous atmosphere, calling students who are embarrassed to appear, reflecting on the lessons that have been taught. As for outside the classroom, namely by carrying out religious activities, digging up information about students, observing students, providing exclusive guidance, implementing congregational prayers, and utilizing time to read the Quran. ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian dalam bentuk studi kasus. Lokasi penelitian terletak pada SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Sumber datanya adalah guru wali kelas, orang tua peserta didik, dan guru mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI). Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda (triangulasi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Self concept peserta didik pada SMA Gajah Mada Bandar Lampung, terbagi dua yaitu peserta didik yang memiliki konsep diri negatif dan peserta didik yang memiliki konsep diri positif. (2) Faktor yang membentuk self concept peserta didik pada SMA Gajah Mada Bandar Lampung, yaitu pendidikan orang tua, lingkungan sosial, tontonan, serta kecanggigihan elektronik. (3) Peran yang dilakukan oleh guru PAI dalam membentuk self concept peserta didik pada peseta didik SMA Gajah Mada Bandar Lampung adalah melalui pembelajaran PAI dikelas yaitu dengan melakukan kegiatan membaca Al Quran sebelum pembelajaran dimulai, menghafal surah pendek, menciptakan kelas yang menyenangkan, meningkatkan motivasi, menciptakan suasana humor, memanggil peseta didik yang malu untuk tampil, merefleksi kembali pelajaran yang telah diajarkan. Adapun di luar kelas yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, menggali informasi mengenai peserta didik, melakukan pengamatan terhadap peserta didik, melakukan bimbingan secara eksklusif, pelaksanaan shalat berjamaah, serta pemanfaatan waktu untuk membaca Al Quran.
METODE PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN HASAN LANGGULUNG IRAWAN, RUDY; RUSWANTO, RUSWANTO
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v4i3.3166

Abstract

Hasan Langgulung as one of the leading Islamic education figures. Hasan Langulung's concept of thought, emphasizes that education is a process to transfer the cultural values ??of society inherited from the older generation to the younger generation so that its cultural identity is maintained as a continuation of the life of society and education as well as education as a process of developing the potential of each individual. This research is a library research. The primary data source here is data or information obtained from the written works of Islamic education figures, namely Hasan Langgalung which are discussed in writing this thesis, namely the Islamic education method according to Hasan Langgalung and Islamic Education according to Hasan Langgalung. The data collection techniques used in this study are literature and documentation. The results of the study concluded that the Islamic education method proposed by Hassan Langgulung is a more practical method, namely the method used must be related to the objectives of Islamic Education, the education method does not force something that is contrary to human nature, the method should talk about motivation and discipline or in terms of the Qur'an, rewards and punishments. The advantages of Hasan Langgulung's Islamic education method are an increase in spiritual, moral, intellectual, and social processes. Hasan Langgulung's Islamic education methods guide humans and give them ideal values, principles, and role models in life aimed at preparing for worldly and afterlife life. ABSTRAKHasan Langgulung sebagai salah satu tokoh pendidikan Islam yang terkemuka. Konsep pemikiran Hasan Langulung, menegaskan bahwa pendidikan adalah proses untuk memindahkan nilai-nilai budaya masyarakat yang diwariskan dari generasi tua ke generasi muda agar identitas budayanya tetap terjaga sebagi kelanjutan hidup masyarkat dan pendidikan juga pendidikan sebgai proses pengembangan potensi-potensi setiap individu. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primer disini adalah data atau informasi yang diperoleh dari karya tulis dari tokoh pendidikan islam yaitu Hasan Langgalung yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, adalah sebagai Metode pendidikan Islam menurut Hasan Langgalung dan Pendidikan Islam menurut Hasan Langgalung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Metode pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Hassan Langgulung yaitu metode lebih bersifat praktikal yaitu metode yang dilakukan harus berkaitan dengan tujuan Pendidikan Islam, metode pendidikan tidak memaksakan sesuatu hal yang bertentangan dengan fitrah manusianya, metode hendaknya membicarakan tentang pengerakan (motivtion) dan disiplin atau dalam istilah Al-Qur’an ganajaran dan hukuman. Keunggulan metode pendidikan Islam Hasan Langgulung ialah suatu meningkatkan proses spritual, akhlak, intelektual, dan sosial. Metode metode pendidikan Islam Hasan Langgulung membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip, dan keteladanan yang ideal dalam kehidupan bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat.
IMPLEMENTASI METODE BAHTSUL MASAIL DALAM MEMOTIVASI BELAJAR FIQIH DI MADRASAH ALIYAH AHSANUL IBAD PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR RUSWANTO, RUSWANTO; IRAWAN, RUDY
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v4i3.3170

Abstract

In this study, the researcher used a type of field research or also called Qualitative with Descriptive research nature, with data collection tools used, namely observation, interviews and documentation. The researcher used primary data sources and secondary data sources, the data collection method used was non-participant observation and unstructured interviews, while the data analysis technique used was inductive and holistic, with several stages, namely Data reduction (Data Reduction), Data display (data presentation), Conclusion Drawing/ verification, Based on the results of this study, it shows that the implementation of the bahtsul masa'il method in motivating learning fiqh at the Ahsanul Ibad Purbolinggo East Lampung Islamic High School includes three stages, namely with teachers making a learning implementation plan using the bahtsul masa'il method, then after planning, namely by implementing the fiqh learning process in accordance with the learning implementation plan using the bahtsul masa'il method, the last stage is evaluating the fiqh learning process using the bahtsul masa'il method. ABSTRAKPada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) atau disebut juga Kualitatif dengan sifat penelitian Deskriptif, dengan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder, Metode pengumpulan data yang digunakan aalah observasi  non-Partisipan dan Wawancara tidak terstruktur, sedangkan teknik analisis data yang digunakan bersifat induktif dan holistic, dengan beberapa tahapan yaitu Data reduction (Reduksi Data), Data display (penyajian data), Conclusion Drawing/ verification, Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi metode bahtsul masa’il dalam memotivasi belajar fiqih di madrasah aliyah ahsanul ibad purbolinggo lampung timur mencakup tiga tahapan yaitu dengan guru membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bahtsul masa’il, kemudian setelah merencanakan yaitu dengan melaksanaan proses pembelajaran fiqih sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bahtsul masa’il, tahap yang terakhir adalah mengevaluasi proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode bahtsul masa’il.
ISLAM INKLUSIF DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BERAGAMA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PERSPEKTIF ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) Irawan, Rudy
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah Vol. 9 No. 02 (2024): JURNAL PGMI 2024
Publisher : STIT PRINGSEWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54892/jmpialidarah.v9i02.450

Abstract

Abstract Abdurrahman Wahid, or who is familiarly called Gus Dur, is known as a progressive Islamic thinker who upholds inclusivity and tolerance in religious practices. This article will discuss Gus Dur's views on how Islam can be a source of inspiration for unity in social and religious diversity. By considering the values ​​of pluralism and interreligious dialogue, Gus Dur offers a new understanding of how Islamic religious education can play a key role in increasing tolerance and social harmony in a multicultural society. This research uses a qualitative approach by collecting data from Gus Dur's written works and related literature to describe contributions and opinions towards the concept of inclusive Islam and its relevance to Islamic religious education. Through this analysis, it is hoped that it can provide new insights for readers about the importance of integrating the values ​​of inclusiveness in the Islamic religious education curriculum, to achieve a society that is more open, civilized and respectful of differences. Keywords: Inclusive Islam, Religious Social Life, Islamic Religious Education
Nyongkolan dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Adat: Integrasi Tradisi dan Syariat dalam Pernikahan Masyarakat Sasak Yudha, Gesit; Santoso, Rudi; Hadaiyatullah, syeh Sarip; Fikri, Arif; Irawan, Rudy
Tasyri' : Journal of Islamic Law Vol. 4 No. 1 (2025): Tasyri'
Publisher : STAINI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53038/tsyr.v4i1.182

Abstract

The Nyongkolan tradition is a distinctive marriage procession within the Sasak community in Lombok, West Nusa Tenggara, which combines elements of customary law with Islamic law. This study aims to examine how the integration of Islamic law and Sasak customary law occurs in the implementation of Nyongkolan, as well as the challenges faced in harmonizing the two. Using a descriptive qualitative approach, data was obtained through in-depth interviews, participatory observation, and documentation involving religious leaders, customary figures, and members of the Sasak community involved in the marriage procession. The findings of the study show that although there is potential conflict between the principle of simplicity in Islam and some customary elements considered excessive, both Islamic law and customary law play important roles in strengthening the relationship between the two families of the bride and groom, as well as preserving local cultural values. Dialogue and mutual understanding between religious leaders and customary figures are necessary to achieve harmonious integration between the two. This study reveals the importance of maintaining a balance between tradition and religious teachings to preserve the essence of a marriage that is legitimate both in terms of religion and culture, as well as enriching the identity of the Sasak community.
Metode Kontekstual Penafsiran Al-Qur’an Perspektif Fazlur Rahman Irawan, Rudy
AL-DZIKRA: JURNAL STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN AL-HADITS Vol 13 No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Study, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/al-dzikra.v13i2.4164

Abstract

AbstractRahman is a contemporary Islamic thinker who intensely studies the Qur’an. According to him, the Qur'an appears in the historical horizon and is faced with a socio-historical background, the most appropriate question to get the Qur'an is historical approach. Rahman uses Double Movements’s method in his interpretation, which is a historical investigation that encompasses the text in the past to get its moral ideal which will be contextualized in contemporary society. This method or strategy is its protector and sword. On one hand this method proves how revelation has launched history. On the other hand, he will use the Qur'an as a normative standard to negate local traditions as well as religious practice values that involve norms derived from the Qur'an and sunnah. This study uses descriptive-analytical methods to discuss and further analyze the contextual methods offered by Rahman. The conclusion that can be drawn from this approach is an approach to the Koran by undertsanding its historical situation, both before and during the revelation, then draw the moral-ideal from that revelation, and project it in the present context. In projecting the ideal morals into the present context, the Mufassir must direct his attention to the goal of the Qur'an (moral ideal) as a unified whole, so that it will bring up for a concrete world view (weltanschaung). In essence, the contextualization of the ideal morals will result in the formulation of the ethics of the Qur'an that is able to support and develop the integrity of individuals and collectives in contemporary society.AbstrakRahman merupakan pemikir Islam kontemporer yang intens mengkaji al-Qur’an. Menurutnya, al-Qur’an muncul dalam horizon sejarah dan berhadapan dengan latar belakang sosio-historis, maka pendekatan yang paling tepat untuk memahami al-Qur’an adalah kesejarahan (historical approach). Metode yang digunakan dalam penafsirannya adalah Double Movement, yaitu investigasi sejarah yang melingkupi teks pada lampau untuk mengambil ideal moralnya yang akan dikontekstualisasikan dalam masyarakat kontemporer. Metode ataupun strategi ini merupakan pelindung dan pedangnya. Di satu sisi metode tersebut menunjukkan bagaimana wahyu telah membuka sejarah. Di sisi lain, ia akan menggunakan al-Qur’an sebagai standar normatif untuk meniadakan tradisi-tradisi lokal juga nilai-nilai praktik agama yang mengganggu norma-norma yang diperoleh dari al-Qur’an dan sunnah. Kajian ini menggunakan metode deskriptif-analitis untuk mengeksplorasi dan menganalisa lebih lanjut metode kontekstual yang ditawarkan Rahman. Kesimpulan yang bisa diambil dari pendekatan yang dimaksud adalah suatu pendekatan terhadap al-Qur’an dengan memahami situasi kesejarahan, baik sebelum maupun dimasa pewahyuan, untuk kemudian menarik ideal-moral dari wahyu tersebut, dan memproyeksikannya dalam konteks kekinian. Dalam memproyeksikan ideal moral terhadap konteks kekinian, mufassir harus mengarahkan perhatianya pada tujuan al-Qur’an (ideal-moral) sebagai suatu keseluruhan yang utuh, sehingga akan memunculkan suatu pandangan dunia (weltanschaung) yang konkret. Secara garis besar, kontekstualisasi atas ideal moral tersebut akan menghasilkan suatu rumusan etika al-Qur’an yang mampu melindungi dan mengembangkan integritas para individu dan kolektif dalam masyarakat kontemporer.Kata Kunci: Fazlur Rahman, Kontemporer, Kontekstual, Metode Penafsiran 
Implementasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik Taufiqqurrohman, Mohammad Adek; Baharudin, Baharudin; Makbuloh, Deden; Romlah, Listiyani Siti; Irawan, Rudy
Action Research Literate Vol. 8 No. 12 (2024): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v8i12.2545

Abstract

Multikulturalisme Indonesia ialah anugerah yang cuma sedikit bangsa lain yang bisa menyamainya. Bila dilestarikan dengan baik, keragaman bangsa Indonesia mempunyai kemampuan yang sangat besar. Tetapi, keragaman tersebut kerap kali bisa jadi bumerang, yang berujung pada konflik ataupun perpecahan. Tujuan riset ini merupakan buat menyelidiki gimana ajaran pembelajaran Islam bisa mencakup prinsip-prinsip moderasi beragama. Sejalan dengan teori Robert K. Yin, riset ini memakai metode kualitatif dengan metodologi riset permasalahan. Dengan 35 mahasiswa selaku partisipan riset, tata cara pengumpulan informasi meliputi perekaman, wawancara, serta observasi. Penemuan riset ini menyoroti nilai-nilai moderasi, tercantum rasa hormat terhadap satu sama lain, toleransi, serta kohesi nasional. Tujuan serta sasaran pembelajaran kepribadian Islam sejalan dengan pengajaran moderasi beragama di sekolah. Tidak hanya diajarkan secara formal lewat mata kuliah PAI, nilai-nilai semacam kerukunan, toleransi, serta rasa hormat terhadap sesama pula diajarkan secara informal lewat budaya sekolah serta aktivitas ekstrakurikuler. Dianjurkan buat melaksanakan riset lebih lanjut tentang pembuatan kurikulum, evaluasi akibat, riset permasalahan di sekolah lain, pemakaian teknologi, serta keterlibatan warga.